Beranda blog Halaman 83

Pertamina Tambah Pasokan Elpiji 3 Kg untuk Aceh Jelang Maulid Nabi

0
engisian LPG 3 Kg: Pekerja melakukan pengisian tabung Elpiji 3 Kg di SPBE Batavia Jaya Energi, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (29/5). (Republika/ Yasin Habibi)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menambah pasokan elpiji 3 kilogram di Aceh untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan masyarakat selama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tambahan suplai mencapai 105 persen dari alokasi harian normal, atau setara dengan 147.280 tabung yang disalurkan ke seluruh kabupaten/kota di Aceh.

Tradisi perayaan Maulid di Aceh berlangsung meriah dan lazim digelar hingga tiga bulan. Kondisi ini diperkirakan meningkatkan konsumsi elpiji, terutama untuk kebutuhan kenduri dan aktivitas rumah tangga.

SAM Retail Aceh Pertamina Patra Niaga, Misbah Bukhori, mengatakan pihaknya ingin memastikan distribusi elpiji berjalan lancar.

“Kami menambah suplai elpiji 3 kg sebesar 105 persen dari alokasi harian normal, sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dengan baik,” ujarnya, Sabtu (6/9/2025).

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, menambahkan kehadiran Pertamina bertujuan menjaga ketersediaan energi, termasuk pada momen keagamaan dan budaya masyarakat.

“Dengan tambahan pasokan fakultatif ini, kami pastikan distribusi elpiji berjalan lancar melalui jalur resmi Pertamina, sehingga masyarakat dapat merayakan Maulid Nabi dengan tenang,” katanya.

Selain elpiji subsidi 3 kg, Pertamina juga menyediakan produk non-subsidi Bright Gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg sebagai pilihan alternatif bagi rumah tangga menengah ke atas.

Pertamina mengimbau masyarakat membeli elpiji di pangkalan resmi sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah daerah.

Disdik Banda Aceh Perketat Pengawasan Kualitas Program MBG

0
Ilustrasi makan bergizi gratis. (Foto: iStockphoto)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banda Aceh memperketat pengawasan terhadap kualitas makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala Disdik Banda Aceh, Sulaiman Bakri, menyebut pihaknya menerapkan dua metode untuk memastikan makanan yang disajikan layak dan bermanfaat bagi siswa.

“Begitu ada laporan terkait makanan, tim segera diterjunkan untuk memeriksa ke lapangan. Kami berkoordinasi dengan pengawas dan penanggung jawab dapur agar persoalan yang muncul bisa segera diselesaikan. Prinsipnya, MBG ini harus betul-betul bermanfaat bagi anak-anak kita,” ujar Sulaiman, dikutip dari RRI, Kamis (4/9/2025).

Selain pengawasan langsung ke sekolah, Sulaiman menjelaskan pihaknya juga memanfaatkan aplikasi internal untuk menampung laporan dari sekolah. Setiap kendala yang disampaikan, kata dia, akan segera ditindaklanjuti oleh tim pengawas di lapangan.

Penetapan sekolah penerima MBG dilakukan berdasarkan survei lapangan oleh pihak penyedia. Untuk saat ini, prioritas diberikan kepada sekolah-sekolah di pinggiran kota agar distribusi lebih merata dan tepat sasaran.

Meski sempat ada catatan terkait porsi dan variasi menu, Sulaiman menilai pelaksanaan MBG di Banda Aceh sejauh ini berjalan baik.

“Secara umum tidak menimbulkan masalah serius,” ungkapnya.

Ia menambahkan, edukasi kepada siswa dan perbaikan berdasarkan masukan masyarakat akan terus dilakukan agar kualitas program MBG tetap terjaga.

Editor: Akil

Disdik Aceh dan SCP Gelar Pelatihan TOT Perencanaan Kurikulum dan Pedagogi Bahasa Inggris

0
Disdik Aceh dan SCP Gelar Pelatihan TOT Perencanaan Kurikulum dan Pedagogi Bahasa Inggris. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A, secara resmi membuka kegiatan Training of Trainers (TOT) bertema Curriculum Planning and Pedagogy di aula Dinas Pendidikan Aceh, Senin (8/9/2025). Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua bagi guru-guru di Aceh.

Sebanyak 30 guru Bahasa Inggris dari jenjang SMA, SMK, dan SLB se-Aceh mengikuti pelatihan yang berlangsung selama beberapa hari. Program ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam sekaligus meningkatkan kemampuan guru dalam merancang kurikulum dan metode pengajaran yang efektif.

Para peserta yang dinominasikan mengikuti pelatihan Teaching English as a Second Language – Curriculum Planning and Pedagogy, yang digelar oleh Dinas Pendidikan Aceh bekerja sama dengan Singapore Cooperation Program (SCP) Kementerian Luar Negeri Singapura dan SEAMEO Regional Language Centre (RELC) di SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh.

Dalam sambutannya, Marthunis menyoroti potensi besar guru-guru Aceh dalam penguasaan Bahasa Inggris, yang diyakini akan memberi dampak positif signifikan terhadap kualitas pendidikan di daerah. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan Singapura sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, yang dapat dijadikan contoh strategis dalam memperbaiki literasi dan mutu pendidikan di Aceh.

“Kita masih berada di bawah rata-rata nasional dalam hal literasi, namun dengan visi yang kuat dan pembelajaran dari Singapura sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik, kita berharap mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh,” ujar Marthunis.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pendidikan sekaligus investasi masa depan. Ia mencontohkan keberhasilan Singapura yang menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama di berbagai sektor, termasuk pendidikan.

Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi Aceh dan SCP, yang ditujukan untuk mendukung peningkatan kapasitas guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam bidang Bahasa Inggris dan pedagogi.

“Dengan dibukanya pelatihan ini, kami berharap para guru di Aceh semakin termotivasi untuk mengajar dengan lebih efektif dan berkualitas, sehingga mampu menghasilkan generasi muda yang kompeten dalam Bahasa Inggris dan siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” harap Marthunis.

Sementara itu, Trainer dari SCP sekaligus perwakilan RELC Singapore, Dr. Marie Alina Yeo, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Aceh atas dukungan dan kerja sama dalam pelaksanaan program tersebut.

Pelatihan ini, kata Dr. Marie Alina, bertujuan meningkatkan kapasitas guru dalam pengajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan kurikulum dan pedagogi yang inovatif, guna mendukung pengembangan pendidikan di Aceh.

“Kami menghargai komitmen peserta dalam mematuhi ketentuan pelatihan serta dukungan Pemerintah Aceh yang sangat penting bagi keberhasilan program ini. Kami percaya kerjasama ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi penguatan kualitas pengajaran Bahasa Inggris di wilayah ini,” ujarnya.

Sebagai bagian dari SCP, seluruh ketentuan dan persyaratan pelatihan akan dijalankan sesuai standar yang telah ditetapkan, termasuk kehadiran penuh peserta serta penggunaan dokumentasi pelatihan untuk publikasi.

“Kami menantikan hasil positif dari pelatihan ini dan berharap kerjasama yang baik dengan Pemerintah Aceh dapat terus berlanjut demi peningkatan mutu pendidikan dan kapasitas guru di masa mendatang,” tutup Dr. Marie Alina.

Acara pembukaan turut dihadiri Kepala Bidang Pembinaan SMA/PKLK, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kepala Bidang Pembinaan SMK, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, serta Kepala UPTD PTKK Aceh.

Editor: Akil

Gubernur Aceh Janji Bangun Jembatan di Kuala Baru

0
Gubernur Aceh Muzakir Manaf bersama Ketua TP-PKK Aceh, Marlina Muzakir, didampingi Bupati Aceh Singkil Safriadi Oyon meninjau akses menuju Kecamatan Kuala Baru, Aceh Singkil, Sabtu (6/9/2025). (Foto: Humas Pemerintah Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem meninjau akses menuju Kecamatan Kuala Baru, Aceh Singkil, Sabtu (6/9/2025). Dalam kunjungan tersebut, ia merasakan langsung sulitnya transportasi warga yang setiap hari bergantung pada rakit untuk menyeberangi sungai.

Perjalanan Mualem bersama rombongan awalnya berjalan lancar dari pusat kota Aceh Singkil. Namun, setelah melewati jembatan dekat Kilangan, jalan berubah menjadi berbatu dan berlubang hingga akhirnya terhenti di Gampong Kuala Baru Laut. Di titik itu, tidak ada jembatan penyeberangan, sehingga rombongan harus menggunakan rakit untuk menyeberang, termasuk mobil dinas BL 1 yang ditumpangi Gubernur.

Sesampainya di Gampong Suka Jaya, Mualem berjanji segera membangun jembatan darurat sebelum jembatan permanen terwujud.

“Kita akan segera bangun jembatan sementara dulu. Saya akan minta PUPR Aceh segera mengerjakannya dengan jembatan bailey. Untuk jembatan permanen, dana dari pusat dan provinsi akan kita usahakan secepatnya,” kata Mualem di hadapan masyarakat.

Selain jembatan, kondisi jalan menuju Kuala Baru juga menjadi perhatian. Menurut Gubernur, perbaikan jalan akan diupayakan secepatnya.

“Kalau di anggaran perubahan ini belum tuntas, akan kita lanjutkan tahun depan,” ujarnya.

Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon, menyambut baik komitmen tersebut.

“Alhamdulillah, apa yang disampaikan Pak Gubernur sudah jelas. Saya terkejut karena beliau langsung menyebutkan akan membangun jembatan bailey sementara. Permintaan masyarakat langsung disahuti,” ungkapnya.

Sementara itu, Mukim Kuala Baru, Mahmudin, menyampaikan keluhan warga sekaligus harapan mereka.

“Jalan dari Singkil ke Kuala Baru rusak parah. Jembatan belum ada sehingga kami harus naik rakit menuju pusat kota. Harapan kami, jalan dan jembatan di sini bisa sama seperti daerah lain,” ujarnya.

Editor: Akil

Mawardi Nur Tegaskan Visi Besar PEMA untuk Ekonomi Aceh

0
Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Mawardi Nur, tampil sebagai pemateri dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pasca 20 Tahun Perdamaian: Antara Janji, Fakta, dan Masa Depan Ekonomi Aceh” yang digelar oleh Senat Mahasiswa (SEMA) UIN Ar-Raniry pada Senin (08/09/25) (Foto: Humas PEMA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Mawardi Nur, menegaskan komitmennya dalam memperkuat arah pembangunan ekonomi Aceh melalui pengelolaan sumber daya alam secara maksimal. Hal itu ia sampaikan saat menjadi pemateri dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pasca 20 Tahun Perdamaian: Antara Janji, Fakta, dan Masa Depan Ekonomi Aceh” yang digelar Senat Mahasiswa (SEMA) UIN Ar-Raniry, Senin (8/9/2025).

Amatan Nukilan.id, FGD ini turut menghadirkan sejumlah tokoh penting, seperti Kepala Biro Pembangunan Aceh, T. Robby Irza; Wakil Kepala OJK Aceh, Firman Octo Armando; Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Mujinurrahman; serta Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry, Prof Hafas Furqani.

Dalam pemaparannya, Mawardi menekankan pentingnya tata kelola sumber daya alam agar benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat. Ia juga memaparkan capaian terbaru PEMA, termasuk tujuh proyek unggulan yang segera beroperasi, mulai dari pengelolaan rice milling unit (RMU), integrated cold storage (ICS) Lampulo, hingga rencana ekspor cangkang dan kopi Aceh.

“PEMA sedang mempersiapkan langkah besar, termasuk ekspor cangkang serta pengiriman kopi Aceh ke beberapa negara,” jelas Mawardi.

Ia juga menyambut positif rencana pelayaran langsung Krueng Geukuh–Penang. Menurutnya, jalur ini bukan hanya soal transportasi, melainkan peluang besar untuk memperluas ekspor dan membuka barter dagang.

Di hadapan mahasiswa, Mawardi menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pembangunan daerah.

“Sumber daya alam Aceh melimpah, namun keberhasilan pengelolaannya membutuhkan keterlibatan generasi muda. Kantor PEMA terbuka untuk berdialog dan menampung aspirasi,” ujarnya.

Diskusi kemudian ditutup dengan ajakan Mawardi agar seluruh elemen masyarakat bersinergi mendukung kepemimpinan Gubernur Muzakir Manaf (Mualem) demi mewujudkan Aceh yang sejahtera. (xrq)

Reporter: Akil

SMA Sukma Bangsa Pidie Raih Penghargaan di Aceh Film Festival 2025

0
Tim Dokumenter SMA Sukma Bangsa Pidie meraih penghargaan film terbaik rekomendasi juri kategori khusus pelajar dengan film dokumenter berjudul “Jojo". (Foto: Dok. Sukma Bangsa Pidie)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Aceh. Tim dokumenter SMA Sukma Bangsa Pidie berhasil meraih penghargaan film terbaik rekomendasi juri kategori khusus pelajar dalam ajang Aceh Documentary Competition (ADC) yang menjadi bagian dari Aceh Film Festival (AFF) 2025.

Penghargaan tersebut diraih lewat film dokumenter berjudul “Jojo”, yang disutradarai oleh Rina Magfirah, siswi kelas XII SMA Sukma Bangsa Pidie. Didampingi guru pembimbingnya, Miftahul Jannah, Rina menerima langsung penghargaan itu pada malam penutupan festival, Sabtu, 6 September 2025.

“Perjuangan yang panjang dan melelahkan akhirnya terbayar,” ujar Rina penuh haru, Minggu, 7 September 2025.

Film “Jojo” telah diputar untuk umum di Gedung Teater Lantai 3 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh. Dalam sesi diskusi usai pemutaran, Rina menjelaskan bahwa karyanya dibuat untuk membuka mata masyarakat tentang pentingnya hak pendidikan yang layak bagi anak-anak autis. Ia menekankan bahwa peran keluarga sangat menentukan.

“Keluarga adalah pilar utama dalam mendidik mereka. Perjuangan Mami Jojo patut dijadikan contoh dalam mendidik anak autis atau berkebutuhan khusus untuk tidak pernah menyerah pada keadaan,” jelasnya.

Selain “Jojo”, kompetisi pelajar tahun ini juga menampilkan karya lain, seperti “Tarian Gajah” dari SMA Negeri 8 Takengon dan “Rumbia” dari MAN 4 Aceh Besar. Kehadiran film-film tersebut menjadi bukti semakin berkembangnya minat dan bakat pelajar Aceh dalam dunia perfilman dokumenter.

Aceh Film Festival (AFF) 2025 sendiri resmi ditutup pada Sabtu malam di Aula Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Aceh. Festival yang telah berlangsung sejak 2 September ini mencatat partisipasi luar biasa, dengan 3.025 film dokumenter maupun fiksi dari 120 negara.

Acara penutupan turut dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, serta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Marthunis.

Editor: AKil

Masyarakat Aceh Diimbau Manfaatkan CKG untuk Deteksi Dini Penyakit

0
Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar pemeriksaan kesehatan gratis di Taman Bustanussalatin (Foto: Pemkot Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pemerintah Kota Banda Aceh terus mendorong masyarakat agar memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai upaya deteksi dini berbagai penyakit. Program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan warga.

Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M Nasir, mengatakan pihaknya telah meminta Dinas Kesehatan untuk memperluas edukasi dan sosialisasi terkait pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.

“Kita telah meminta Dinas Kesehatan untuk terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi akan pentingnya cek kesehatan bagi setiap masyarakat,” ujarnya di Banda Aceh, Minggu (7/9/2025).

Ia menekankan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan karena hal itu merupakan bagian dari deteksi dini.

“Artinya, apabila terdeteksi adanya penyakit, maka dapat dilakukan penanganan secara cepat. Sesuai dengan keluhan dan dapat sembuh,” kata Nasir.

Sebaliknya, ia mengingatkan, penyakit yang tidak terdeteksi sejak dini justru berbahaya, terutama bila sudah masuk kategori kronis. Kondisi tersebut akan semakin sulit ditangani jika sudah terlambat.

Karena itu, Nasir mengajak masyarakat untuk rutin memanfaatkan layanan CKG, menjaga pola hidup sehat, serta membiasakan diri berolahraga.

Editor: Akil

Sabang Night Run 2025, Pionir Lari Malam Pertama di Aceh

0
Sabang Night Run 2025. (Foto: Pemko Sabang)

NUKILAN.ID | SABANG – Lampu kota yang berkelip, semangat olahraga, dan antusiasme peserta berpadu meriah dalam ajang Sabang Night Run 2025, Sabtu (6/9/2025) malam. Event perdana yang digagas Wehland Community ini diikuti 350 peserta, baik dari Sabang maupun luar daerah, sekaligus menjadikan Sabang sebagai pionir penyelenggara lari malam pertama di Aceh.

Wali Kota Sabang, Zulkifli H. Adam, secara resmi melepas peserta di garis start Sabang Fair. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dan menilai kegiatan ini memberi warna baru bagi pariwisata Sabang.

“Event seperti ini tentu memberi dampak baik bagi peningkatan kunjungan wisatawan ke Sabang. Apalagi peserta tidak hanya dari masyarakat Sabang, tetapi juga banyak yang datang dari luar daerah,” kata Zulkifli.

Menurutnya, Sabang Night Run bukan hanya ajang olahraga malam, melainkan wadah positif untuk mendorong gaya hidup sehat, mempererat silaturahmi, serta menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan.

“Event-event seperti ini harus lebih sering dilaksanakan agar kunjungan wisatawan terus meningkat. Untuk event lari malam ini, Sabang menjadi pionir, dan Pemko pasti akan mendukungnya menjadi agenda rutin, baik enam bulan atau setahun sekali,” ujarnya.

Lebih jauh, Wali Kota menekankan pentingnya menjaga citra positif Sabang sebagai destinasi wisata yang aman dan nyaman.

“Harapan kami yang utama, Sabang tetap adem, ayem, damai, dan bebas dari kriminalitas. Kami berharap masyarakat dapat menerima wisatawan dengan ramah tamah dan pelayanan yang baik, sehingga Sabang tetap dipercaya sebagai daerah yang aman. Bahkan bila ada pengunjung kehilangan barang berharga, bisa kembali ditemukan. Nilai ini harus terus dipertahankan,” pesannya.

Di sela kegiatan, Wali Kota juga menyempatkan diri meninjau stand UMKM yang meramaikan area Sabang Fair. Ia menilai kehadiran UMKM memberi kontribusi besar bagi perekonomian lokal.

“Stand-stand UMKM ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi. Hal ini harus dijaga dan ditingkatkan, termasuk dengan memberikan dukungan permodalan. Ke depan, setiap event di Sabang akan diupayakan untuk melibatkan UMKM agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat,” tuturnya.

Adapun rute Sabang Night Run 2025 dimulai dan berakhir di Sabang Fair, melintasi sejumlah jalan utama kota, seperti Jalan Malahayati, Jalan Perdagangan, Jalan T. Umar, Jalan Diponegoro (depan Kantor Wali Kota dan Masjid Agung Babussalam), Jalan T. Chik Ditiro, Jalan T. Nyak Arif, Jalan Ahmad Yani, hingga Jalan Sultan Hasanuddin, sebelum kembali ke Sabang Fair sebagai garis finish.

Editor: Akil

Sosiolog Sebut Ruang Demokrasi dan Stabilitas Sosial di Aceh Saling Berkaitan

0
Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh.(Foto: Shutterstock.R.A Karamullah)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Provinsi Aceh kembali menorehkan catatan penting dalam bidang keamanan dan demokrasi. Berdasarkan data Indeks Demokrasi dan Keamanan Sosial (IDSD) 2025 yang dirilis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aceh dinobatkan sebagai provinsi paling aman di Sumatra dengan perolehan skor tertinggi, yakni 4,7.

Dalam keterangannya, BRIN menjelaskan bahwa skor keamanan dalam IDSD tidak hanya mengukur tingkat kriminalitas, melainkan juga mencakup aspek sosial, politik, dan hukum. Sejumlah faktor yang diperhitungkan antara lain penanganan terorisme dan radikalisme di tingkat lokal, kinerja kepolisian dalam menjaga ketertiban masyarakat, hingga jaminan kebebasan pers dan ruang demokrasi di setiap provinsi.

Dengan indikator tersebut, Aceh dinilai mampu menjaga stabilitas sosial-politik di tengah dinamika pembangunan daerah. Prestasi ini sekaligus menjadi sinyal positif bahwa Aceh tidak hanya mampu merawat perdamaian pascakonflik, tetapi juga konsisten memperkuat fondasi demokrasi dan rasa aman warganya.

Menanggapi capaian ini, Nukilan.id menghubungi Sosiolog Aceh, Dr. Masrizal. Ia menegaskan bahwa ruang demokrasi di Aceh menjadi salah satu kunci terciptanya rasa aman di masyarakat.

“Ruang demokrasi di Aceh memiliki hubungan yang sangat erat dengan stabilitas keamanan sosial. Dengan adanya ruang demokrasi yang memungkinkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan,” ungkapnya pada Sabtu (6/9/2025).

Masrizal menambahkan, keterbukaan ruang demokrasi memberikan kesempatan bagi warga untuk merasa didengar dan diikutsertakan dalam pembangunan. Dari sinilah muncul keterikatan sosial yang berkontribusi besar pada keamanan.

“Maka keamanan sosial dapat dipertahankan dan diperkuat, hal ini dapat kita lihat mulai dari level Gampong hingga Kabupaten/Kota di Aceh,” tambahnya.

Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa capaian tersebut tidak boleh membuat Aceh lengah. Masih ada sejumlah persoalan fundamental yang bisa menjadi batu sandungan bagi kelanjutan rasa aman dan demokrasi yang sehat.

“Tantangan sosial terbesar yang masih berpotensi mengganggu rasa aman dan demokrasi di Aceh adalah ketidakadilan ekonomi dan sosial, serta kurangnya representasi politik masyarakat Aceh,” jelasnya.

Menurut  Kabid Agama dan Sosial Budaya FKPT Aceh tersebut, ketimpangan sosial dan ekonomi kerap melahirkan rasa frustrasi yang bisa berkembang menjadi konflik terbuka. Begitu pula minimnya representasi politik, yang berpotensi menimbulkan perasaan terpinggirkan di kalangan masyarakat tertentu.

“Selain itu, masih adanya potensi konflik antar-kelompok sosial dan agama juga dapat mengganggu stabilitas keamanan sosial di Aceh,” tuturnya.

Koordinator Prodi MDRK SPS-USK tersebut mencontohkan, konflik yang berakar pada perbedaan identitas sosial maupun keagamaan masih bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menciptakan ketegangan baru di tengah masyarakat.

“Masih kita temukan adanya penolakan disana sini, termasuk pendirian rumah ibadah sesama Islam,” kata Masrizal. (XRQ)

Reporter: AKil

Poklahsar Camar Laut Dapat Sentuhan Inovasi: Pelatihan Pengemasan dan Labeling Terasi Bersama Dosen UTU

0
Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Camar Laut mendapat pendampingan peningkatan kualitas produk melalui pelatihan pengemasan dan labeling terasi, Sabtu (6/9/2025). (For Nukilan)

NUKILAN.ID | MEULABOH – Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Camar Laut mendapat pendampingan peningkatan kualitas produk melalui pelatihan pengemasan dan labeling terasi, Sabtu (6/9/2025). Kegiatan ini dirancang untuk menambah nilai jual sekaligus memperkuat daya saing produk olahan perikanan lokal di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.

Pelatihan tersebut merupakan bagian dari rangkaian program hilirisasi bycatch dalam pengembangan produk terasi. Program ini dijalankan melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI tahun 2025.

Tim dosen dari Universitas Teuku Umar (UTU) turut hadir langsung mendampingi peserta. Ketua pengabdian, Rahmawati, S.P., M.Si, bersama anggota tim Nabila Ukhty, S.Pi., M.Si, dan Arazy Elba Ridha, S.ST., M.T, memberikan materi seputar standar pengemasan, desain label sesuai regulasi pangan, hingga strategi branding. Peserta juga dilatih secara praktik membuat kemasan modern dengan label informatif, menarik, dan sesuai ketentuan keamanan pangan.

Ketua Poklahsar Camar Laut, Elvo Almira, menyambut baik kegiatan ini. Ia menyebut pelatihan memberi pemahaman baru bagi kelompoknya dalam memperkuat kualitas produk.

“Selama ini kami hanya menggunakan kemasan sederhana. Dengan adanya pelatihan ini, kami semakin paham bagaimana kemasan dan label dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan membuka peluang pasar lebih luas,” ungkapnya.

Sementara itu, Rahmawati menekankan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat pesisir melalui inovasi produk olahan hasil perikanan. Menurutnya, kemasan modern dan label yang sesuai standar akan mendorong produk terasi Camar Laut menembus pasar yang lebih luas.

“Dengan pengemasan modern dan labeling yang sesuai standar, diharapkan produk terasi Camar Laut dapat menembus pasar regional bahkan nasional,” ujarnya.

Kegiatan ini juga mendukung agenda pemerintah dalam mendorong hilirisasi produk perikanan berbasis bycatch dan hasil tangkapan nelayan. Selain mengurangi potensi limbah laut, langkah ini juga mampu memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat pesisir.

Pelatihan ditutup dengan sesi diskusi serta pendampingan penyusunan rencana tindak lanjut. Di antaranya mencakup strategi pemasaran digital hingga upaya sertifikasi produk, sehingga Poklahsar Camar Laut lebih siap menghadapi tantangan pasar di masa mendatang. (XRQ)

Editor: Akil