Beranda blog

Berkaca Pengalaman Tsunami 2004, Pemerintah Aceh Ajak UNDP dan UNICEF Bantu Korban Banjir

0

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Pemerintah Aceh mengajak lembaga internasional untuk turut membantu penanganan korban banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dalam dua pekan terakhir. Ajakan tersebut disampaikan dengan berkaca pada pengalaman penanganan bencana besar tsunami Aceh 2004.

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyampaikan hingga saat ini sebanyak 1.960 relawan dari 77 lembaga telah terlibat dalam proses pemulihan. Seluruh relawan tersebut tercatat dalam Desk Relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Posko Aceh.

“Mereka merupakan lembaga atau NGO lokal, nasional, dan internasional. Besar kemungkinan keterlibatan lembaga dan relawan akan terus bertambah dalam respons kebencanaan ini,” ujar MTA dalam keterangan tertulis, Minggu (14/12/2025).

Atas nama masyarakat Aceh dan para korban terdampak, MTA menyampaikan apresiasi dan terima kasih dari Gubernur Aceh kepada seluruh relawan yang telah berkontribusi dalam penanganan dan pemulihan pascabencana.

“Kehadiran lembaga dan relawan ini kita harapkan dapat terus memperkuat kerja-kerja kedaruratan dan pemulihan bencana yang sedang berlangsung oleh institusi pemerintahan seperti TNI, Polri, BNPB, BPBA Aceh, Basarnas, Pemda Kabupaten/Kota, ormas/OKP secara mandiri, serta segenap masyarakat Aceh,” ujarnya.

MTA juga memaparkan sejumlah lembaga yang telah terdaftar dalam Desk Relawan BNPB untuk Aceh, di antaranya Save The Children, Islamic Relief, ABF, DH Charity, FKKMK UGM, dan Mahtan Makassar. Selain itu, terdapat pula Relawan Nusantara, Baznas, EMT AHS UGM, Koalisi NGO HAM, Katahati Institute, Orari, Yayasan Geutanyoe, serta sejumlah lembaga lainnya.

“Secara khusus, Pemerintah Aceh secara resmi juga telah menyampaikan permintaan keterlibatan beberapa lembaga internasional, mengingat pengalaman bencana tsunami 2004, seperti UNDP dan UNICEF,” tambah MTA.

Ia menegaskan, berbagai kebijakan strategis dalam upaya pemulihan Aceh akan terus dilakukan di bawah supervisi Pemerintah Pusat. “Mari kita terus bersatu dalam upaya mewujudkan Aceh yang lebih baik, bangkit dari bencana ini,” pungkasnya.

Sementara itu, BNPB melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan, telah melampaui 1.000 jiwa. Berdasarkan Data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 di laman Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB), tercatat sebanyak 1.003 orang meninggal dunia.

“Rekapitulasi terdampak bencana, meninggal dunia 1.003 jiwa, terakhir diperbarui pada 14 Desember 2025,” tulis data Pusdatin BNPB, yang dilihat Kompas.com pada Sabtu (13/12/2025) pukul 15.00 WIB.

Pertamina Peduli Salurkan 800 Liter Biosolar untuk Operasional RSUD Aceh Tamiang

0
Armada bahan bakar minyak (BBM) Pertamina melintasi jalur terendam banjir dalam perjalanan dari Medan menuju Aceh Tamiang, Selasa (2/12/2025), untuk mendistribusikan bantuan kepada korban terdampak banjir. (Foto: Tim Media Presiden Prabowo)

NUKILAN.ID | KUALA SIMPANG – PT Pertamina (Persero) melalui Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menyalurkan bantuan bahan bakar minyak (BBM) guna mendukung operasional RSUD Aceh Tamiang. Bantuan tersebut diberikan melalui program Pertamina Peduli sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

Sejak rumah sakit mulai beroperasi beberapa waktu lalu, Pertamina Peduli secara rutin memasok 200 liter Biosolar per hari. BBM tersebut digunakan untuk menghidupkan genset PLN berkapasitas 100 kVA dan 66 kVA agar layanan kesehatan tetap berjalan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Muhammad Baron mengatakan, hingga Sabtu (13/12), Pertamina Peduli telah menyalurkan bantuan Biosolar sebanyak empat kali ke RSUD Aceh Tamiang.

“Total sudah kami salurkan 800 liter, dimana bantuan Pertamina Peduli dalam bentuk BBM ini sebagai bagian dari aksi kemanusiaan dalam mendukung opersional rumah sakit yang merupakan fasilitas umum vital dalam memberikan pelayanan kesehatan,” jelas Baron, Minggu (14/12/2025).

Baron menambahkan, upaya pemulihan distribusi energi terus dilakukan secara bertahap dengan melibatkan berbagai pihak. Ia memastikan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan BBM.

“Masyarakat tidak perlu panik, karena stok BBM aman, namun pendistribusian perlu waktu karena dilakukan melalui jalur alternatif dan emergency,” ujarnya.

Lebih lanjut, Baron menjelaskan bahwa Pertamina terus berupaya memulihkan distribusi energi di wilayah terdampak pascabencana dengan mengoptimalkan jalur alternatif dan berbagai moda transportasi, serta menerapkan skala prioritas.

“Pemulihan distribusi energi di wilayah terdampak pascabencana terus diupayakan Pertamina bekerja sama dengan berbagai pihak melalui jalur-jalur alternatif dan menggunakan berbagai moda transportasi. Terdapat skala prioritas untuk operasional alat berat, operasional fasilitas layanan publik, rumah sakit, serta mendukung transportasi penyaluran bantuan kemanusiaan bagi masyarakat,” pungkas Baron.

Sebagai perusahaan yang berperan dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dan mendorong program yang berkontribusi langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Komitmen tersebut dijalankan seiring transformasi Pertamina yang berorientasi pada tata kelola, pelayanan publik, keberlanjutan usaha, dan lingkungan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional perusahaan.

Pertamina Terapkan Skema Alternatif Jaga Pasokan BBM dan LPG di Aceh Pascabencana

0
Pertamina menyalurkan LPG dengan skid tank atau mobil tangki pengangkut LPG melalui jalur laut menggunakan kapal Ro-Ro dari Lhokseumawe ke Banda Aceh. (FOTO: ANTARA)

NUKILAN.ID | MEDAN — PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) mengoptimalkan berbagai skema alternatif untuk memastikan distribusi energi tetap berjalan di sejumlah wilayah Aceh pascabencana. Upaya ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan BBM dan LPG di tengah keterbatasan akses logistik.

Untuk komoditas LPG, gangguan distribusi terjadi di beberapa wilayah akibat akses darat yang terbatas. Sebagai langkah mitigasi, Pertamina menyalurkan LPG melalui jalur laut menggunakan kapal Ro-Ro dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh.

Total pengiriman melalui skema ini mencapai 990 metrik ton LPG guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan mempercepat pemulihan distribusi di wilayah terdampak.

Sementara itu, kendala distribusi BBM dilaporkan terjadi di wilayah Aceh Tamiang. Pertamina melakukan penguatan pasokan dengan mengoptimalkan jalur distribusi yang masih memungkinkan agar layanan kepada masyarakat tetap berjalan. Saat ini, dua SPBU di Aceh Tamiang tetap beroperasi dengan dukungan genset karena kondisi kelistrikan yang belum sepenuhnya pulih.

Selain itu, penyaluran BBM juga dilakukan melalui skema canting, yakni distribusi BBM dari drum menggunakan metode sedot manual. Skema ini diterapkan sebagai solusi sementara agar masyarakat tetap dapat memperoleh BBM di tengah keterbatasan sarana operasional.

Pertamina turut mengimbau masyarakat untuk melakukan pembelian BBM secara bijak dan sesuai kebutuhan, serta mengatur waktu pembelian agar tidak dilakukan secara bersamaan.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengatakan seluruh langkah pemulihan dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai pihak.

“Pemulihan distribusi energi di wilayah terdampak bencana terus dilakukan bersama berbagai pihak dan difokuskan pada skala prioritas, seperti operasional fasilitas layanan publik, rumah sakit, serta kelancaran penyaluran bantuan kemanusiaan bagi masyarakat,” pungkas Fahrougi.

77 Lembaga Kemanusiaan dan Hampir 2.000 Relawan Terlibat dalam Pemulihan Aceh

0
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA. Foto: (Humas Aceh).

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Pemerintah Aceh mencatat keterlibatan 77 lembaga kemanusiaan dengan total 1.960 relawan yang aktif membantu penanganan darurat hingga pemulihan pascabencana di sejumlah wilayah di Aceh.

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyampaikan bahwa seluruh keterlibatan tersebut telah tercatat secara resmi melalui Desk Relawan yang dikoordinasikan BNPB bersama Posko Aceh. Lembaga-lembaga yang terlibat berasal dari tingkat lokal, nasional, hingga internasional, dan jumlahnya diperkirakan masih akan bertambah seiring berjalannya masa tanggap darurat dan pemulihan.

“Atas nama masyarakat Aceh dan para korban terdampak, Gubernur Aceh menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas niat baik dan kontribusi seluruh lembaga serta relawan yang telah turun langsung membantu pemulihan Aceh,” ujar Muhammad MTA dalam keterangan tertulis, Minggu (14/12/2025).

Ia menjelaskan, kehadiran relawan dan lembaga kemanusiaan diharapkan dapat memperkuat upaya penanganan darurat dan pemulihan yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah dan unsur terkait. Unsur tersebut meliputi TNI, Polri, BPBA Aceh, Basarnas, pemerintah kabupaten/kota, organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, serta masyarakat Aceh yang bergerak secara mandiri.

Sejumlah lembaga yang telah terdaftar di Desk Relawan BNPB untuk Aceh di antaranya Save the Children, Islamic Relief, ABF, DH Charity, FKKMK UGM, Mahtan Makassar, Relawan Nusantara, Baznas, EMT AHS UGM, Koalisi NGO HAM, Katahati Institute, Orari, Yayasan Geutanyoe, serta berbagai lembaga lainnya.

Selain dukungan dari dalam negeri, Pemerintah Aceh juga telah secara resmi menyampaikan permintaan keterlibatan lembaga internasional yang memiliki pengalaman panjang dalam penanganan bencana berskala besar, dengan merujuk pada pengalaman tragedi tsunami 2004. Beberapa lembaga internasional yang diminta untuk turut berperan antara lain UNDP dan UNICEF.

Muhammad MTA menegaskan, Pemerintah Aceh akan terus mengambil langkah-langkah kebijakan strategis dalam rangka pemulihan pascabencana dengan supervisi langsung dari Pemerintah Pusat.

“Kami mengajak seluruh elemen untuk terus bersatu dan saling menguatkan agar Aceh dapat bangkit dan pulih lebih baik dari bencana ini,” tutupnya.

Ceulangiek Minta Presiden Prabowo Izinkan Bantuan Dunia untuk Aceh di Tengah Bencana Besar

0

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Anggota DPR Aceh sekaligus Wakil Ketua Komisi I, Rusyidi Muktar atau yang akrab disapa Ceulangiek, melontarkan pernyataan keras terkait penanganan bencana banjir bandang dan longsor yang melanda hampir seluruh wilayah Aceh.

Ia mendesak Presiden Prabowo Subianto agar turun langsung menangani krisis kemanusiaan tersebut serta membuka akses bantuan internasional bagi Aceh. Menurut Ceulangiek, skala bencana yang terjadi saat ini tidak bisa dipandang sebagai kejadian biasa.

“Sebanyak 23 kabupaten/kota di Aceh terdampak. Ini bukan bencana biasa, ini bencana dahsyat. Rakyat kehilangan rumah, akses jalan terputus, ekonomi lumpuh total. Pemerintah pusat tidak boleh tinggal diam. Kami minta Presiden segera bertindak dan memberi izin bagi negara sahabat yang ingin membantu Aceh,” tegasnya, Rabu (10/12/2025).

Ceulangiek menilai respons pemerintah pusat sejauh ini belum sebanding dengan besarnya kerusakan dan penderitaan yang dialami masyarakat. Ia menekankan bahwa kondisi di lapangan membutuhkan langkah konkret, bukan sekadar koordinasi administratif.

“Aceh sedang menjerit. Ini bukan waktunya untuk rapat tanpa aksi. Jika pemerintah pusat tidak peduli, maka rakyat Aceh berhak mempertanyakan kembali komitmen kebangsaan yang selama ini kami junjung,” ujarnya dengan nada keras.

Dalam penutup pernyataannya, Ceulangiek kembali menegaskan bahwa tuntutan tersebut lahir dari kondisi darurat kemanusiaan yang tengah dihadapi rakyat Aceh. Ia menekankan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah kepedulian dan tindakan nyata.

“Kami tidak ingin konflik, tapi jika dibiarkan terus, kami siap berdiri sendiri. Kami ingin Aceh ditangani dengan serius, dengan hati dan kepedulian. Izinkan dunia membantu Aceh, karena ini bukan sekadar bencana alam ini ujian kemanusiaan,” pungkasnya.

Listrik Padam Berhari-hari, Ketua IKA IP USK Kritik Sikap Diam Gekrafs Aceh

0
T Auliya Rahman
Ketua Ikatan Alumni Ilmu Pemerintahan USK, T. Auliya Rahman. (Foto: Dok. Pribadi)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Gangguan listrik yang terjadi di Aceh kembali menuai sorotan. Pemadaman listrik berhari-hari disebut bukan lagi peristiwa baru, melainkan kejadian yang berulang dalam beberapa waktu terakhir, dengan alasan yang beragam, mulai dari pemeliharaan jaringan, kerusakan komponen, hingga keterbatasan alat akibat banjir yang melanda Aceh dan Sumatra.

Kondisi tersebut mendapat kritik dari Ketua Ikatan Alumni Ilmu Pemerintahan Universitas Syiah Kuala (USK), T. Auliya Rahman. Ia menilai, persoalan listrik yang tak kunjung tuntas telah memberi dampak serius terhadap perekonomian Aceh, sementara sejumlah organisasi yang berkaitan langsung dengan sektor ekonomi justru terkesan tidak bersuara.

Auliya, yang saat ini menempuh studi Magister Islam Pembangunan dan Kebijakan Publik di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, secara khusus mengkritik Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Aceh.

Menurutnya, sebagai organisasi komunitas yang menjadi wadah pelaku ekonomi kreatif di Aceh dan memiliki relasi dengan pemangku kebijakan di tingkat pusat, Gekrafs Aceh seharusnya mampu mengambil peran lebih aktif.

“Gekrafs Aceh perlu memposisikan diri untuk mendorong adanya intervensi kebijakan terhadap persoalan pengelolaan listrik oleh PLN di Aceh, yang selama ini dinilai tidak optimal. Ketika pemadaman listrik terus berulang tanpa kepastian, pelaku ekonomi kreatif dan usaha kecil justru menjadi kelompok yang paling terdampak,” ungkap Auliya kepada Nukilan.id, pada Sabtu (13/12/2025).

Pemadaman listrik, kata Auliya, memiliki rantai dampak yang panjang. Dalam skala besar, kondisi ini menyebabkan terhentinya aktivitas sektor industri, mulai dari usaha peternakan seperti ayam petelur, tambak udang dan ikan, hingga industri makanan dan pakaian, seperti roti, penjahit, dan konveksi.

“Sementara itu, pada skala UMKM, pemadaman listrik menyebabkan kelumpuhan usaha. Biaya operasional meningkat karena pelaku usaha terpaksa menghidupkan genset, terutama bagi pemilik warung kopi, rumah makan, tukang pangkas, bengkel, serta usaha lain yang membutuhkan pasokan listrik besar. Dampak serupa juga dirasakan sektor usaha mikro, seperti penjual minuman, ayam potong, es krim, dan usaha kecil lainnya,” katanya.

Ia juga menyoroti kondisi ekonomi Aceh yang belum pulih pasca banjir. Menurutnya, sebelum bencana pun pertumbuhan ekonomi Aceh sudah terhambat akibat layanan listrik yang tidak stabil.

“Jika tidak ada dorongan serius agar PLN bergerak cepat memperbaiki kelumpuhan listrik, maka tekanan terhadap perekonomian Aceh akan semakin berat,” pungkasnya.

Persoalan listrik ini, lanjut Auliya, tidak hanya menyangkut layanan dasar, tetapi juga berkaitan langsung dengan keberlangsungan ekonomi masyarakat. Karena itu, ia berharap pihak-pihak yang memiliki akses dan pengaruh kebijakan, termasuk organisasi ekonomi kreatif, tidak memilih diam di tengah krisis yang terus berulang. (XRQ)

Dirut Bank Aceh Salurkan Bantuan Sembako bagi Korban Banjir Pidie Jaya

0
Dirut Bank Aceh Salurkan Bantuan Sembako bagi Korban Banjir Pidie Jaya. (Foto: FOr Nukilan)

NUKILAN.IDMeureudu — PT Bank Aceh Syariah melalui Program Bank Aceh Peduli kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada korban banjir di Kabupaten Pidie Jaya. Bencana hidrometeorologi yang terjadi beberapa pekan lalu diketahui melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh, termasuk Pidie Jaya.

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Utama Bank Aceh Syariah, Fadhil Ilyas, bersama sejumlah Kepala Divisi serta Kepala Cabang Bank Aceh Meureudu, Muhammad Reza Syahrizal. Penyerahan bantuan berlangsung pada Sabtu, 13 Desember 2025, di Posko Utama Penanganan Bencana Banjir Pidie Jaya.

Kehadiran jajaran Bank Aceh Syariah disambut oleh Bupati Pidie Jaya, Tgk. H. Syibral Malasyi, MA, S.Sos, yang didampingi Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, ST, M.T. Dalam kesempatan tersebut, Bank Aceh menyerahkan bantuan tanggap darurat berupa paket sembako untuk masyarakat terdampak banjir.

Direktur Utama Bank Aceh Syariah, Fadhil Ilyas, menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Bank Aceh terhadap masyarakat yang sedang mengalami musibah.

“Bantuan ini adalah wujud nyata dari tanggung jawab sosial Bank Aceh kepada masyarakat, sejalan dengan prinsip kita sebagai bank yang melayani dan peduli terhadap kesejahteraan rakyat Aceh,” ujar Fadhil Ilyas.

Sementara itu, Bupati Pidie Jaya, Tgk. H. Syibral Malasyi, MA, S.Sos, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas perhatian serta bantuan yang diberikan Bank Aceh kepada korban banjir di daerahnya.

“Terima kasih kepada Bank Aceh yang telah peduli dan memberikan bantuan kepada korban banjir sehingga ikut meringankan beban yang dihadapi.”

Ia juga mendoakan agar Bank Aceh senantiasa diberkahi dan terus berjaya dalam menjalankan aktivitas serta usahanya.

Bantuan paket sembako yang disalurkan tersebut diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar para korban banjir di Kabupaten Pidie Jaya selama masa tanggap darurat.

Muslim Ayub Desak Kapolri Bertindak Tegas Usut Pengeroyokan Warga Aceh Singkil

0
Muslim Ayub Desak Kapolri Bertindak Tegas Usut Pengeroyokan Warga Aceh Singkil. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | JAKARTA — Publik kembali dikejutkan oleh kasus kekerasan terhadap warga Aceh. Belum genap sebulan sejak insiden pemukulan di Sibolga, peristiwa serupa kembali terjadi. Kali ini, dua warga Aceh Singkil menjadi korban pengeroyokan di Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, wilayah yang berbatasan langsung dengan Aceh Singkil.

Dua korban tersebut adalah Sufriadi, seorang tokoh pemuda, dan Munawir, Kepala Kampung Lae Balno, Kecamatan Danau Paris, Aceh Singkil. Keduanya diduga diserang oleh sekelompok warga Desa Saragih pada Senin (8/12/2025) sekitar pukul 18.15 WIB.

Akibat kejadian itu, kedua korban mengalami luka berat. Sufriadi bahkan dilaporkan masih dalam kondisi kritis dan belum sadarkan diri saat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Medan.

Peristiwa pengeroyokan tersebut telah dilaporkan secara resmi oleh Ponisan Barasa, salah seorang keluarga korban, ke Polsek Manduamas pada Selasa (9/12/2025). Dalam laporan itu, Ponisan melaporkan dugaan tindak pidana pengeroyokan sebagaimana diatur dalam Pasal 170 KUHP.

Laporan tersebut tercatat dalam Surat Tanda Terima Laporan (STTPL) Nomor: STTPL/B/99/XII/2025/SPKT/POLSEK MANDUAMAS/POLRES TAPANULI TENGAH/POLDA SUMUT, yang diterima pada Selasa, 9 Desember 2025, pukul 14.34 WIB.

Namun hingga Jumat (12/12/2025), atau empat hari setelah laporan diterima, belum ada satu pun terduga pelaku yang diamankan. Kondisi ini memicu kekecewaan keluarga korban dan warga, yang menilai proses penegakan hukum berjalan lamban dan mendesak aparat kepolisian agar segera bertindak.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI asal Aceh, Muslim Ayub, melontarkan kritik keras terhadap aparat penegak hukum. Politisi Partai NasDem itu menilai belum terlihat langkah signifikan dari Polsek Manduamas maupun Polres Tapanuli Tengah dalam menangani kasus tersebut.

“Ini laporan resmi, bukan delik aduan. Mengapa prosesnya begitu lambat?. Dari puluhan terduga pelaku, tidak satu pun yang diamankan. Ada apa dengan Polsek Manduamas dan Polres Tapteng? Evaluasi harus segera dilakukan, dan saya meminta Kapolri turun tangan,” kata Muslim Ayub.

Ia juga mengingatkan bahwa lambannya penegakan hukum berpotensi memicu ketegangan sosial dan memperbesar isu-isu sensitif di tengah masyarakat.

“Jangan sampai kejadian Sibolga terulang. Ini berpotensi menjadi bom waktu,” ujarnya.

Muslim Ayub menambahkan, dirinya telah berkomunikasi dengan Bupati Aceh Singkil yang turut mendesak Kapolres Tapanuli Tengah agar segera menangkap para pelaku. Di tengah situasi tersebut, suasana di kalangan warga Aceh Singkil dilaporkan semakin memanas.

Masyarakat Kampung Lae Balno kini menuntut keadilan ditegakkan secepat mungkin agar situasi tetap kondusif dan tidak berkembang menjadi ketegangan lintas wilayah.

Prabowo Ingatkan Paspampres di Aceh Tamiang agar Tak Mendorong Warga yang Ingin Berfoto

0
Prabowo Subianto meninjau lokasi banjir di Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Bener Meriah, Jumat (13/12/2025). (FOTO: Dok. Tim Media Presiden)

NUKILAN.ID | JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menegur anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat meninjau posko pengungsian banjir di Aceh Tamiang, Aceh. Teguran itu disampaikan ketika warga tampak antusias mendekat dan ingin berfoto bersama Presiden.

Peristiwa tersebut terjadi saat Prabowo mendatangi salah satu posko pengungsian dan menyempatkan diri menjenguk seorang pria yang terbaring di tempat tidur posko kesehatan, Jumat (12/12/2025). Dalam kesempatan itu, Prabowo menyapa dan berinteraksi langsung dengan warga.

Ketika berada di lokasi, Prabowo menoleh ke arah kiri dari tempat ia berdiri. Ia melihat sejumlah warga saling berdesakan karena ingin mengabadikan momen dan mendekat untuk berfoto bersama. Melihat kondisi tersebut, Prabowo kemudian menegur Paspampres yang berada di sekitarnya.

“Jangan didorong, dia mau foto lho,” ujar Prabowo kepada Paspampres.

Ucapan Presiden itu membuat suasana di posko menjadi lebih cair. Warga kemudian perlahan menata kembali barisan sehingga sesi foto dapat berlangsung dengan lebih nyaman dan tertib.

Usai meninjau posko kesehatan, Prabowo melanjutkan kunjungan ke posko pengungsian untuk melihat secara langsung kondisi warga terdampak bencana serta memastikan penyaluran bantuan berjalan dengan baik. Ia juga menyempatkan diri menyapa dan berbincang dengan warga, sekaligus memberikan semangat di tengah proses pemulihan pascabencana.

Setelah dari Aceh Tamiang, Prabowo melanjutkan agenda peninjauan ke posko pengungsian Masjid Besar Al Abrar, Takengon, serta posko pengungsian SMP 2 Wih Pesam, Bener Meriah.

Bencana Aceh Tamiang, AHY Turunkan Alat Berat untuk Buka Kembali Akses Terputus

0
AHY kerahkan alat berat untuk memulihkan akses di Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. (FOTO: Beritasatu.com/Aep Sopandi)

NUKILAN.ID | BANDUNG – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengerahkan alat berat dalam jumlah besar untuk memperbaiki jalan rusak dan jembatan yang putus akibat bencana di Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, serta dua provinsi lain di Sumatera.

“Aceh Tamiang salah satu yang paling terdampak. Bisa dilihat masih banyak keterbatasan akses, dan ini berlaku di tiga provinsi,” ujar AHY di Kota Bandung, Jumat (12/12/2025).

Menurut AHY, banyaknya jalan terputus dan jembatan hancur membuat fokus utama tim di lapangan saat ini adalah membuka kembali akses, meski bersifat sementara.

“Kalau bisa segera disambung kembali walaupun secara temporer. Pembangunan permanen membutuhkan waktu berbulan-bulan, tapi kita tidak bisa menunggu itu,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, langkah cepat dilakukan dengan mengerahkan alat berat secepat mungkin untuk membersihkan material longsor sekaligus memulihkan jalur transportasi yang terputus. Upaya ini dinilai penting agar distribusi logistik dapat segera berjalan.

AHY menekankan kebutuhan mendesak pembangunan jembatan perintis guna memperlancar penyaluran bantuan kemanusiaan, mulai dari sembako, obat-obatan, hingga peralatan medis ke wilayah terdampak.

“Kalau ruas jalannya masih terputus, bantuan kemanusiaan sulit dikirim,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, AHY juga menyampaikan estimasi awal biaya perbaikan infrastruktur pascabencana di Sumatera. “Saya menyampaikan ini kepada pak menteri kemarin dari Kementerian PU, penghitungan awal sekitar Rp 51 triliun, khusus pekerjaan umum, belum termasuk perumahan,” tutupnya.