Beranda blog Halaman 1923

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Aceh

0
Ilustrasi gelombang tinggi (Foto: Dok. Pribadi)

Nukilan.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Provinsi Aceh untuk mewaspadai ketinggian gelombang laut mencapai 4 meter di wilayah ujung barat Indonesia itu dalam beberapa hari ke depan.

Koordinator Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad mengatakan peringatan itu dikeluarkan untuk perkiraan tinggi gelombang laut mulai 4-6 September mendatang.

“Waspada potensi gelombang tinggi di wilayah perairan barat Aceh dan perairan Samudera Hindia Barat Aceh, yang dapat mencapai 4 meter,” kata Zakaria di Banda Aceh, dikutip dari Antara, Minggu (5/9).

Selanjutnya, BMKG juga meminta masyarakat waspada terhadap potensi gelombang laut dengan ketinggian mulai 1,25 hingga 2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan penyeberangan Banda Aceh-Sabang dan perairan Lhokseumawe.

Kemudian perairan penyeberangan kapal menuju Kabupaten Simeulue dari Kabupaten Aceh Barat atau Kepulauan Sinabang-Meulaboh. Sementara perairan barat Aceh dan perairan Samudera Hindia Barat Aceh tinggi gelombang mulai 2,5 hingga 4 meter.

Untuk klasifikasi tinggi gelombang laut 1,25 hingga 2,5 meter masih kategori sedang, sedangkan ketinggian mulai 2,5 hingga 4 meter sudah kategori tinggi.

Sebab itu Zakaria mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan ketika melaut dalam kondisi cuaca tersebut.

“Kita mengimbau nelayan perlu mewaspadai tinggi gelombang saat melaut, lebih berhati-hati. Kemudian juga kita imbau kepada aktivitas penyeberangan Banda aceh – Sabang dan juga Aceh Barat – Simeulue,” kata Zakaria.

Sementara untuk prakiraan cuaca, kata Zakaria, secara umum cuaca di wilayah Serambi Mekkah itu cerah hingga cerah berawan. Namun, kata dia, ada beberapa daerah masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang.

“Seperti Aceh Tenggara, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil, Lhokseumawe, Bireuen, sebagian di pegunungan Pidie, sebagian Aceh Besar seperti Jantho, Lembah Seulawah, Cot Glie,” kata Zakaria. [cnnindonesia.com]

DPRA Minta Pemerintah Aceh Tegur Perusahaan Tidak Peduli Lingkungan di Aceh Barat

0

Nukilan.id – Anggota DPR Aceh Tarmizi,SP meminta pemerintah Aceh mendesak perusahaan PT Mifa di Aceh Barat agar memberikan perhatian pada lingkungan, karena di Aceh Barat terdapat 6 perusahaan yang sudah memperoleh izin exploitasi sejak 2009, namun baru Mifa yang beroperasi.

“Dari 6 perusahaan baru PT Mifa yang sudah operasional di lahan lebih kurang 3000 hektar,” kata Tarmizi, SP kepada Nukilan.id di Gedung DPRA, Banda Aceh, Kamis (2/9/2021).

Dijelaskan Tarmizi, dalam proses awal PT Mifa, pemerintah Aceh melalui kementerian lingkungan hidup (KLH) sudah menegur PT Mifa karena tidak memperdulikan limbahnya. Bahkan kini limbah sudah menyebar ke sungai dan laut.

“Bahkan debunya pun belum selesai padahal ada perawatan kimia (chemical treatment), yaitu teknologi yang menyelesaikan debu dan limbah yang di hasilkan, namun Mifa tidak melakukannya,” kata Tarmizi.

Selain itu, Tarmizi juga mendesak pemerintah untuk menegur PT AJB, salah satu perusahaan yang belum menjalankan exploitasi, memiliki luas lahan 5000 hektar, izin keluar sejak 2009. Kini lahan mereka menjadi sarang hama yaitu gajah dan babi yang menyebabkan selalu gagal panen.

Baca juga: https://nukilan.id/dpmptsp-investasi-aceh-perlu-soliditas-dan-konsistensi-kebijakan/

“Ada 15 kepala desa ring satu mendesak agar Pemerintah Aceh segera mengultimatum perusahaan tersebut agar segera mengexploitasi, jika tidak maka izinnya harus segera dicabut di awal tahun 2022,” ujarnya.[]

Reporter: Hadiansyah

Kemendagri Belum Beri Jawaban Hasil Laporan RPJ Gubernur Aceh

0
Iskandar Usman Al-Farlaky. (Foto: Nukilan.id)

Nukilan.id-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan, sudah menjadi konsekuensi DPR Aceh, apabila Lembaran pertanggung/jawaban Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) tahun 2020 ditolak, maka pemerintah Aceh akan membuat Peraturan Gubernur (Pergub) pertanggungjawabaan laporan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia.

“Karena ada Rancangan Draf Pergub, maka Gubernur akan membahas bersama Kemendagri, sedangkan statetmen Kemendagri mengatakan, sudah menerima draf pergub dan sudah fix,” kata Iskandar Usman Al-Farlaky di usai acara sidang paripurna penutupan masa persidanga II tahun 2021 Banda Aceh, Kamis (02/9/2021).

Namun–katanya–hingga sekarang belum ada jawaban yang konkrit terkait hasilnya, bagaimana pembahasan draf Pergub Rancangan pertanggung/jawaban APBA tahun 2020 antara Gubernur dengan Kemendagri.

Menurut Iskandar Usman Al-Farlaky yakin Kemendagri tidak akan menutup mata, kenapa Fraksi-fraksi di DPR Aceh menolak pertanggung/jawaban Gubernur Aceh tahun anggaran 2020.

“Itu pasti ada komunikasi lajutan antara kemendagri dengan gubernur, dan Kemendagri akan bertanya pada DPRA, kenapa bisa muncul penolakan, dan dari pertanyaan tersebut pasti akan muncul informasi-informasi lain dari Gubernur Aceh kepada Kemendagri, kenapa DPRA menolak,” jelasnya.

Menurut Iskandar, dasar dari penolakan tersebut karena data temuan dilapangan, seperti penggunaan dana Covid 19, adanya laporan-laporan yang tidak singkron dengan peraturan perundang undangan, ada alokasi dana yang seharusnya tidak di perbolehkan untuk membeli mobil, rehap gedung perkantoran.

“Ini contoh sebagian kasus dalam penolakan pertanggung jawaban Gubernur,” ujarnya.

Menurut Iskandar, untuk saat ini kemendagri belum memanggil pihak DPR Aceh untuk dimintai keterangan atas pembahasan laporan pertanggung/jawaban Gubernur Aceh tahun anggaran 2020, dan juga belum mengetahui apa jawaban dari kemendagri terhadap terhadap draf pergub yang dilaporkan oleh pemerintah Aceh.[]

Reporter: Irfan

Pasien Covid Sembuh Bertambah 305 Orang di Aceh

0

Nukilan.id – Pasien penderita Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang dinyatakan sembuh dalam 24 jam terakhir mencapai 305 orang di seluruh Aceh, sehingga total kesembuhan secara akumulatif sudah mencapai 25.840 orang. Sementara itu, kasus konfirmasi harian bertambah 232 orang lagi, dan 14 orang dilaporkan meninggal dunia.

“Alhamdulillah, jumlah pasien yang sembuh jauh lebih banyak hari ini dibandingkan penambahan kasus positif baru,” ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh kepada awak media massa di Banda Aceh, Sabtu (4/9/2021).

Juru Bicara yang akrab disapa SAG itu mengatakan, pasien-pasien terinfeksi virus corona yang dinyatakan sembuh tersebut, meliputi warga Subulussalam mencapai 68 orang, Banda Aceh 47 orang, Aceh Besar 34 orang, Aceh Utara 32 orang, dan warga Bireuen sebanyak 31 orang.

Kemudian warga Simeulue sebanyak 25 orang, Aceh Tamiang 24 orang, Lhokseumawe 14 orang, dan warga Gayo Lues sebanyak 10 orang. Selanjutnya warga Aceh Timur sebanyak enam orang, warga Pidie Jaya dan Aceh Barat Daya sama-sama lima orang, dan empat orang lagi warga Sabang.

Sementara itu, lanjutnya, 232 orang Aceh terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus-kasus baru tersebut meliputi warga Banda Aceh 53 orang, Aceh Besar 46 orang, Aceh Selatan 25 orang, Pidie 23 orang, Lhokseumawe 17 orang, Aceh Utara 13 orang, Aceh Tamiang tujuh orang, warga Aceh Tengah dan Bireuen sama-sama enam orang.

Kemudian warga Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Barat, masing-masing lima orang. Selanjutnya warga Pidie Jaya, Aceh Jaya, dan Simeulue sama-sama tiga orang. Sementara warga Nagan Raya empat orang, Bener meriah dua orang, warga Aceh Tenggara, Gayo Lues, Sabang, Aceh Barat Daya, Subulussalam, dan Aceh Singkil, masing-masing satu orang.

“Semua warga hendaknya mendukung penderita Covid-19 yang sedang isolasi mandiri di gampongnya dan mendoakan mereka segera sembuh kembali,” harap SAG.

Akumulasi Covid-19

Selanjutnya ia melaporkan kasus akumulatif Covid-19 Aceh telah mencapai 34.140 orang, hingga 4 September 2021. Pasien Covid-19 yang sedang dirawat sebanyak 6.760 orang. Para penyintas Covid-19, (yang sudah sembuh) sebanyak 25.840 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 1.540 orang.

Data kasus akumulatif tersebut termasuk kasus positif baru harian yang bertambah hari ini sebanyak 323 orang. Pasien yang sembuh bertambah 305 orang, dan penderita Covid-19 yang meninggal dunia bertambah sebanyak 14 orang, tuturnya.

SAG mengatakan, kasus meninggal dunia sebanyak 14 orang tersebut meliputi warga Aceh Besar sebanyak enam orang, Aceh Utara tiga orang, Bireuen dua orang, dan masing-masing satu orang warga Banda Aceh, Subulussalam, dan warga Simeulue.

Lebih lanjut ia memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 887 orang, meliputi 785 orang selesai isolasi, 25 orang isolasi di rumah sakit, dan 77 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni pasien yang secara klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19 dan dalam proses pemeriksaan swab-nya.

Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.911 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.723 orang, sedang isolasi di rumah 164 orang, dan 24 orang sedang diisolasi di rumah sakit, tutupnya.[]

BMKG: 85,1 Persen Wilayah Indonesia Musim Kemarau

0
Ilustrasi kekeringan. (Foto: MC Abes)

Nukilan.id — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa 85,1 persen wilayah Indonesia sedang mengalami musim kemarau.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko mengungkap dari monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) hingga akhir Agustus 2021, beberapa wilayah di NTB dan NTT mengalami HTH dengan kategori sangat panjang (31-60 hari) dan ekstrem panjang (lebih dari 60 hari).

Daerah yang mengalami HTH sangat panjang berada di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara itu wilayah yang mengalami HTH ekstrem panjang meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT dengan HTH terpanjang selama 149 hari terjadi di Oepoi, NTT.

Ia menyampaikan, mengacu pada monitoring kejadian HTH dan prediksi peluang hujan kategori rendah, terdapat indikasi adanya potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT dengan status Siaga dan Awas.

“Dampak kekeringan meteorologis biasanya diikuti antara lain berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan,” katanya dikutip dari Antara, Minggu (5/9/2021).

Namun, Urip Haryoko juga menyampaikan masih ada hujan dan beberapa wilayah justru sudah mengawali musim hujan, di antaranya sebagian Sumatera bagian tengah, sebagian Jawa Tengah, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara dan Papua bagian timur.

Di bagian barat dan utara Indonesia justru perlu kewaspadaan untuk potensi curah hujan tinggi dan potensi cuaca ekstrem.

“Berdasarkan prakiraan peluang curah hujan dasarian (10 harian), terdapat indikasi potensi curah hujan tinggi hingga dua dasarian ke depan dengan status Waspada, Siaga hingga Awas,” katanya.

Ia menambahkan, memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, masyarakat diimbau lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat dengan periode singkat dan angin puting beliung.

Periode musim hujan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan dan mengisi waduk atau danau yang berguna untuk periode musim kemarau yang akan datang.

Ia mengharapkan, masyarakat terus memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini melalui berbagai kanal informasi resmi dari BMKG. Informasi terkini peringatan dini kekeringan meteorologis dan informasi prediksi potensi banjir dasarian dapat diakses dari https://iklim.bmkg.go.id. [cnnindonesia]

Aceh Catat Kerugian Rp165 Miliar akibat Bencana sejak Januari hingga Agustus

0
Kondisi permukiman dan tebing pascalongsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021). Tanah longsor yang diduga terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi pada Sabtu (9/1) sore tersebut mengakibatkan 12 orang korban meninggal dua dan belasan orang diperkirakan masih tertimbun serta 14 bangunan rusak berat. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.

Nukilan.id – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut 465 bencana terjadi Aceh dalam kurun Januari hingga Agustus 2021. Kerugian yang diakibatkannya mencapai Rp165 miliar.

“Sejumlah bencana itu mengakibatkan 3 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, 5 luka-luka dan 100.868 jiwa ikut terdampak,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas, Sabtu (4/8/2021).

Ilyas menyebut kebakaran permukiman masih mendominasi bencana di Aceh dengan 205 kejadian. Kemudian, kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 86 kali. Angin puting beliung terjadi 64 kali dan merusak 261 rumah warga.

“Disusul banjir yang berdampak pada 2.228 rumah dan 1 tanggul rusak. Lalu, banjir bandang terjadi 4 kali kejadian dan merendam 272 rumah dengan prakiraan kerugian Rp2,6 miliar,” ujarnya.

Selain itu, bencana juga terjadi di lingkungan warga pesisir pantai. Banjir rob yang terjadi 2 kali merusak 29 rumah di Kota Lhokseumawe dan Aceh Timur. Sementara bencana abrasi terjadi 4 kali dalam kurun Januari-Agustus 2021.

BPBA turut mencatat bencana akibat kegagalan teknologi yang terjadi bulan Juli lalu di Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur. Bencana itu adalah dugaan keracunan gas yang berasal dari PT Medco E&P Malaka. Sekitar 531 jiwa terdampak kejadian itu.

“Dari semua bencana yang terjadi Januari sampai Agustus tersebut, ada 15 sarana pendidikan, 1 sarana kesehatan, 9 sarana pemerintahan, 10 sarana ibadah terdampak. Kemudian 133 ruko, 6 jembatan, 6 tanggul dan 209 meter badan jalan rusak akibat banjir dan longsor,” pungkas Ilyas.[merdeka.com]

807 Orang Lulus Seleksi Beasiswa, BPSDM Aceh: Kita Monitoring Setiap Semesternya

0
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh Syaridin, S.Pd, M.Pd. (Foto: Dok. Pribadi)

Nukilan.id – Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh, Syaridin, S.Pd.,M.Pd, menjelaskan terkait pola pengawasan dan pendampingan dari BPSDM terhadap penerima beasiswa pemerintah Aceh, pihaknya akan bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan monitoring terhadap penerima beasiswa tersebut setiap semesternya.

“Kita bekerjasama dengan Perguruan Tinggi tempat para penerima beasiswa itu kuliah dan melakukan Monitoring pada setiap semester,” tegas Syaridin kepada Nukilan.id di ruang kerja Kepala BPSDM Aceh, Banda Aceh, Kamis (2/9/2021).

Daftar jumlah penerima beasiswa pemerintah Aceh 

Syaridin menyebutkan bahwa, ada 807 orang yang lulus seleksi beasiswa pemerintah Aceh tahun 2021 dari total pelamar 9.219 orang.

Berikut daftar jumlah pelamar dan yang lulus penerima beasiswa pemerintah Aceh program diploma, S1, S2 dan S3 dalam dan luar negeri 2021.

Pertama, Program Beasiswa Diploma Aceh Carong bagi Masyarakat Kurang Mampu dan Korban Konflik dan Diploma Agraria, jumlah pelamar 690 orang, sementara yang lulus 370 orang. Kedua, Beasiswa S1 prestasi, jumlah pelamar 1.171 orang, yang lulus 67 orang. Ketiga, Beasiswa S2 Masyarakat Aceh dalam Negeri,  jumlah pelamar 3.963 orang, yang lulus 60 orang. Keempat, Beasiswa S2 Masyarakat Aceh Luar Negeri, jumlah pelamar 312 orang, yang lulus 10 orang. Kelima, Beasiswa S2 Guru Paud Luar Negeri, jumlah pelamar 35 orang, yang lulus 15 orang. Keenam, Beasiswa S2 Kerjasama Pemerintah Aceh Luar Negeri (Rhode Island), jumlah pelamar 59 orang, yang lulus 15 orang.

Ketujuh, Beasiswa S2 Tahfidz Luar Negeri, jumlah pelamar 69 orang, yang lulus 20 orang. Kedelapan, Beasiswa Dokter Spesialis, jumlah pelamar 434 orang, yang lulus 78 orang. Kesembilan, Beasiswa S3 Dosen PTN/PTS Luar Negeri, jumlah pelamar 115 orang, yang lulus 10 orang. Kesepuluh, Beasiswa S3 Dosen PTN/PTS Dalam Negeri, jumlah pelamar 521 orang, yang lulus 20 orang.

Kesebelas, Beasiswa S3 Masyarakat Aceh Dalam Negeri, jumlah pelamar 620 orang, yang lulus 30 orang. Kedua belas, Beasiswa S3 Masyarakat Aceh Luar Negeri, jumlah pelamar 107 orang, yang lulus sebanyak 15 orang. Ketiga belas, Bantuan Biaya Pendidikan S2, jumlah pelamar 857 orang, yang lulus 70 orang. Keempat belas, Bantuan Biaya Pendidikan S3, jumlah pelamar 266 orang, sementara yang lulus sebanyak 30 orang.

Proses Seleksi Beasiswa Pemerintah Aceh Tahun 2021

Syaridin menjelaskan bahwa, dalam tahapan proses penyeleksian beasiswa pemerintah Aceh tahun 2021, BPSDM tidak menentukan nilai ambang batas atau passing grade kelulusan, pihaknya menerapkan sistem perangkingan nilai sesuai dengan jumlah kuota yang tersedia.

“Sejak awal proses penentuan dalam seleksi beasiswa memang tidak diumumkan hasil nilainya, karena kita tidak memakai sistem passing grade, dan dari dulu memang begini sistemnya,” jelas Syaridin.

Ia mengatakan, jika kebanyakan dari masyarakat Aceh meminta untuk hasilnya di publikasi, maka harus direncanakan sejak awal dalam proses seleksi dan pengumumannya.

“Kalau keinginan dari masyarakat Aceh hasilnya harus diumumkan, harus kita rencanakan sejak awal,” ujarnya.

Tahun ini, kata Syaridin, BPSDM Aceh belum memakai sistem Computer Assisted Test (CAT), kita masih menggunakan sistem online.

“Kalau sistem CAT begitu selesai ujian langsung keluar nilai. Jadi dalam proses seleksi beasiswa kita belum memakai proses tersebut,” terangnya.

Lanjutnya, alasan BPSDM Aceh melakukan proses seleksi beasiswa dengan sistem online, supaya calon penerima beasiswa yang berada di seluruh Kabupaten/Kota dapat mengikuti proses seleksi tersebut.

“Jadi tidak harus berangkat ke Banda Aceh dan mendatangi kantor BPSDM. Dengan sistem online tersebut peserta dapat melakukan tes dimana saja,” ungkapnya.

Kemudian, jelas Syaridin, sistem online diterapkan karena kita masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Dan masyarakat Aceh yang berada di luar negeri juga bisa mengikuti seleksi tersebut.

Sementara itu, Syaridin juga menyampaikan bahwa, dalam proses seleksi beasiswa tahun 2021, pihak BPSDM juga mengundang tim ahli untuk melakukan seleksi penerima beasiswa itu, diantaranya, Prof. Dr. Ir. Abdi Abdul Wahab, M.Sc sebagai Ketua, dan anggota tim yaitu, Dr. Abrar dari Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Syamsul Rizal dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, secara keseluruhan ada 13 orang tim ahli dalam proses menyeleksinya.

“Jadi, agar tepat sasaran dalam proses penyeleksian itu, tim ahli turun langsung kelapangan untuk mengetahui siapa saja yang berhak untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah Aceh, supaya yang mendapatkan beasiswa tersebut benar-benar tepat sasaran dan berhak untuk diberikan,” pungkas Syaridin.

Reporter: Irfan

Pemerintah Aceh Dorong KPPI Perkuat Perempuan di Parlemen

0
Kepala Kesbangpol Aceh, Mahdi Efendi. (Foto: Nukilan.id)

Nukilan.id – Secara umum perempuan di Aceh belum memanfaatkan potensi politik dengan maksimal, padahal 52 persen penduduk Aceh adalah perempuan yang membuktikan bahwa peran perempuan di ranah politik sangatlah tinggi.

Hal itu disampaikan Gubernur Aceh Nova Iriansyah melalui Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol Aceh) Drs Mahdi Efendi saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Aceh ke-II di Aula Serba Guna DPR Aceh, Sabtu (4/9/2021).

“Kita berharap KPPI Aceh mampu membuat perempuan Aceh bangkit dan mampu memberi warna politik di daerah Aceh,” kata Mahdi Efendi.

Menurut Mahdi Effendi, KPPI di Aceh penting diperkuat, sebab pada dasarnya banyak perempuan Aceh yang memiliki potensi hebat yang layak tampil sebagai pemimpin di masyarakat.

“Namun memang masih berat tantangannya karena masalah gender masih menjadi persoalan di negeri ini. Itu dapat kita lihat dari keterwakilan perempuan di parlemen, dari total 575 Anggota DPR-RI, hanya 117 keterwakilan perempuan atau setara dengan 21%,” ujar Mahdi.

Namun–kata Mahdi angka 21% naik dibanding tahun 2014 yang hanya 17,32%, masih jauh dari harapan 30%.

“Untuk Aceh dari total 721 kursi legislatif, hasil pemili 2019 untuk DPRK dan DPRA, hanya 83 kursi dimiliki perempuan atau 11,3%,” ujar Mahdi.

Termasuk dalam pemilihan kepala daerah tahun 2017 dan 2018, dari 82 pasangan calon kepala daerah, tanpil sebagai calon, dan hanya 1 yang terpilih yakni wakil Bupati Kabupaten Simeulu.

Untuk itu–Pemerintah Aceh berharap KPPI dapat membangkitkan partisipasi perempuan dalam politik dan mampu mendorong semangat ini, sehingga bisa lebih banyak perempuan Aceh yang bersaing di pentas politik.

“Harapan ini agar kelak bisa lebih banyak perempuan di parlemen, dan pemilu 2024 adalah momen untuk meningkatkan peran itu,” ujarnya.

Musda KPPI Provinsi Aceh ke-2 kembali memilih Hj Ismaniar Mizan, SE sebagai ketua DPD KPPI Aceh.[js]

Forkopimda Aceh Tamiang Tinjau Vaksinasi Massal di SMKN 3 Karang Baru

0
(Foto: Nukilan/Poris)

Nukilan.id – Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Imam Asfali, S.I.K beserta jajaran Forkopimda lainnya melakukan kunjungan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Karang Baru di Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Jum’at (3/9/2021).

Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau langsung kegiatan vaksinasi massal di SMKN 3 Karang baru. Kegiatan vaksinasi massal itu diikuti oleh seluruh perangkat desa, masyarakat dan lansia di Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang.

Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Imam Asfali, S.I.K mengatakan bahwa, kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat langsung situasi dan kondisi pelaksanaan vaksinasi serta mendengarkan keluh kesah dan kendala para vaksinator dalam pelaksanaan tugasnya.

“Kunjungan ini sebagai apresiasi dan dukungan dari Forkopimda terhadap kinerja Tenaga Kesehatan (Nakes),” kata AKBP Imam Asfali.

Selain itu, Kapolres Aceh Tamiang menjelaskan bahwa, vaksinasi tersebut bertujuan meminimalisir dan memutuskan mata rantai Covid -19 dan mempercepat program vaksinasi pemerintah, sehingga tercipta Herd Immunity bagi Masyarakat.

“Ini merupakan salah upaya untuk memutus mata rantai Covid 19 dengan melakukan vaksinasi massal pada tiap-tiap Kecamatan,” terangnya.

Diketahui, sebelum pelaksanaan melakukan vaksin, Masyarakat harus melalui beberapa tahapan vaksinasi Covid-19 diantaranya yaitu: Registrasi/pendaftaran, Screaning, Vaksinasi/penyuntikan, pencatatan dan observasi. Adapun jenis vaksin yang diberikan adalah vaksin Sinovac dan vaksin Moderna.

Dalam kunjungan tersebut terut dihadiri, Dandim 0117 Aceh Tamiang, Letkol Cpn Yusuf Adi Puruhita, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang, Syahri, S.P, jajaran Perwira Kodim 0117/Aceh Tamiang dan jajaran perwira Polres Aceh Tamiang. Selama kegiatan berlangsung situasi dalam keadaan aman dan terkendali.

Reporter: Poris

Ketua PMI Banda Aceh Tiga Periode Bantah Akan Mencalonkan Diri Kembali

0
Ketua PMI Kota Banda Aceh, Qamaruzzaman Haqny, (Foto: Facebook)

Nukilan.id – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh, Qamaruzzaman Haqny menyampaikan apabila dirinya tidak pernah menyampaikan akan kembali mencalonkan diri sebagai Ketua PMI Kota Banda Aceh periode 2021-2026.

Penyataan tersebut ditulisnya Kamis (2/9/2021) dalam sebuah komentar di Grop Facebook Warong Relawan PMI Aceh yang dikutip Nukilan.id, Sabtu (4/9/2021).

Dalam komentarnya itu Qamaruzzaman, Ketua PMI Kota Banda Aceh tiga Periode itu mempertanyakan darimana kutipannya dan pernahkah wartawan mewawancarai saya sehingga berani mengklaim saya kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Periode berikutnya?

“Ingat, saya belum pernah deklarasi diri untuk maju sebagai Calon Ketua berikutnya,” tulis Qamaruzzaman.

Dia juga menegaskan Musyawarah pemilihan koordinator Tenaga Sukarela (TSR) PMI Kota Banda Aceh tidak ada hubungan dengan dirinya.

“Dan tolong masalah pemilihan TSR itu urusan anggota TSR sendiri, jadi jangan kaitkan saya didalamnya,” ujar Qamaruzzaman.[red]