Beranda blog Halaman 133

Penangkapan Dua ASN Terlibat Terorisme Dinilai Ungkap Pola Infiltrasi Jaringan Radikal di Kalangan ASN

0
Ilustrasi terorisme. (Foto: Shutterstock)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Penangkapan dua Aparatur Sipil Negara (ASN) di Banda Aceh oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 mengungkap pola baru penyebaran ideologi radikal di lingkungan birokrasi. Keduanya diduga menjadi bagian dari jaringan Negara Islam Indonesia (NII) faksi Muhammad Yusuf Tohiri (MYT), sebuah kelompok kecil namun terstruktur yang menyasar ASN melalui pendekatan sosial dan spiritual.

Pengamat terorisme dan dosen Antropologi Universitas Malikussaleh (Unimal), Al Chaidar mengatakan, berbeda dari kelompok teror bersenjata yang merekrut anggota dari luar institusi, faksi MYT melakukan pendekatan secara perlahan terhadap individu yang telah berada di dalam sistem pemerintahan. Kedua ASN yang ditangkap, menurut informasi penyidik, bergabung dengan jaringan setelah mereka bekerja sebagai pegawai negeri.

“Yang bersangkutan tidak direkrut sebelum menjadi ASN, tapi setelah mereka berada di dalam sistem. Ini menunjukkan adanya pola infiltrasi terselubung,” ujar Al Chaidar kepada Nukilan, Rabu (6/8/2025).

Dia menambahkan, faksi MYT diketahui menggunakan pengajian tertutup dan bimbingan ideologis berbasis keagamaan sebagai pintu masuk. Pendekatan ini membuat mereka lebih mudah menyasar individu ASN yang aktif dalam kegiatan keagamaan, terutama yang mencari ruang spiritual di luar institusi resmi.

Di Banda Aceh, dua ASN yang ditangkap diketahui mengikuti pengajian eksklusif dan diskusi privat di luar jam kerja. Salah satu dari mereka bahkan disebut sempat terlibat dalam aktivitas penyebaran doktrin tauhid versi kelompok tersebut kepada rekan sejawat.

“Tidak ada pelatihan militer, tidak ada senjata. Tapi mereka menyebarkan paham yang menolak sistem negara dan mendorong pemisahan diri secara ideologis,” ungkapnya.

Meskipun hanya memiliki puluhan anggota di Aceh, faksi MYT disebut memiliki struktur organisasi yang cukup rapi. Mereka menunjuk pemimpin wilayah, bendahara, bahkan imam yang menjadi pusat otoritas ideologis. Faksi ini juga terkoneksi dengan jaringan di wilayah lain seperti Jambi, Palembang, Medan, dan Bandung, tempat sejumlah anggota telah ditangkap lebih dulu oleh Densus 88.

“Beberapa anggota yang tertangkap di luar Aceh diketahui mengemban peran strategis, termasuk dalam pengelolaan dana operasional dan penyebaran ajaran. Di Bandung, Densus 88 bahkan menangkap seorang imam NII faksi MYT yang juga menjabat sebagai Ketua Komando Perang Seluruh Indonesia (KPSI),” tutupnya. []

Reporter: Sammy

Kesbangpol Aceh Gaungkan Ketahanan Budaya Berbasis Kearifan Lokal di Pidie Jaya

0
Kesbangpol Aceh Gaungkan Ketahanan Budaya Berbasis Kearifan Lokal di Pidie Jaya. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | MEUREUDU — Di tengah derasnya arus globalisasi dan gempuran budaya digital, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh menggelar dialog bertema “Ketahanan Sosial Budaya Berbasis Kearifan Lokal” di Aula Kantor Bupati Pidie Jaya, Selasa (6/8/2025).

Kegiatan ini menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan nilai-nilai lokal sebagai benteng pertahanan sosial-budaya masyarakat Aceh. Kepala Kesbangpol Aceh, Dedy Yuswadi, melalui Kepala Bidang Ketahanan Ekososbud dan Ormas, Muksalmina, menegaskan pentingnya menjaga jati diri bangsa melalui pelestarian budaya lokal.

“Kearifan lokal adalah benteng yang mengakar dalam masyarakat. Ia bukan hanya warisan leluhur, tapi juga fondasi ketahanan nasional. Di tengah arus budaya luar, kita tidak boleh kehilangan jati diri,” ujar Muksalmina dalam sambutannya.

Dialog ini menghadirkan dua pemateri, yakni Luthfi Saifullah Sufi yang menyoroti peran keluarga sebagai penjaga nilai budaya, dan Mursyidah yang menggarisbawahi pentingnya edukasi budaya bagi generasi muda agar tetap terhubung dengan akar tradisi.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Kesbangpol Pidie Jaya, Mahmudi, bersama 20 penggiat budaya dari berbagai kecamatan di daerah itu.

Inisiatif ini juga sejalan dengan visi besar pemerintahan Prabowo-Gibran dalam Asta Cita, khususnya cita ke-5 untuk memperkuat ketahanan budaya dan spiritual masyarakat Indonesia, serta cita ke-7 yang menekankan pentingnya budaya sebagai alat pemersatu dalam pelayanan publik.

Lebih jauh, Muksalmina menegaskan bahwa ketahanan budaya merupakan bagian integral dari sistem pertahanan nasional, khususnya di sektor non-militer.

“Ketahanan budaya bukan hanya tanggung jawab pelaku budaya, tetapi juga seluruh elemen pemerintah dan masyarakat. Budaya adalah instrumen pemersatu bangsa,” tegasnya.

Melalui forum ini, Kesbangpol Aceh mendorong tumbuhnya kesadaran kolektif untuk menjadikan kearifan lokal sebagai pijakan dalam membangun kekuatan sosial dari akar rumput. Pemerintah daerah pun didorong untuk terus berinovasi dalam pelestarian budaya di tengah tantangan modernisasi.

Pengamat Terorisme: Dua ASN yang Ditangkap Terlibat dalam Jaringan NII Faksi MYT

0
Ilustrasi terorisme. (Foto: Shutterstock)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pengamat terorisme dan dosen Antropologi Universitas Malikussaleh (Unimal), Al Chaidar mengatakan dua Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 di Banda Aceh pada Selasa (5/8/2025) diduga merupakan oknum yang terlibat dalam jaringan Negara Islam Indonesia (NII) faksi Muhammad Yusuf Tohiri (MYT)—sebuah faksi baru yang masih bertumbuh dan memiliki anggota terbatas di wilayah Aceh.

“Itu jaringan NII faksi MYT. Mereka bukan kelompok radikal dan tidak memiliki niat untuk menyerang negara atau masyarakat,” ujar Al Chaidar kepada Nukilan.id, Rabu (6/8/2025).

Dia menambahkan, kelompok NII faksi MYT ini hanyalah orang-orang yang memiliki kesadaran eskatologis untuk menyelamatkan akidah Islam menurut perspektif mereka. Faksi MYT merupakan salah satu pecahan dari jaringan NII yang muncul setelah perpecahan internal pada era 1970–1980-an.

Berbeda dari faksi-faksi NII lainnya yang cenderung militan, kata Al Chaidar, faksi MYT dikenal sebagai kelompok yang tidak bersenjata dan tidak melakukan pelatihan militer.

“Menurut saya, faksi ini lebih menekankan pada kesadaran eskatologis—yakni keyakinan bahwa seseorang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat jika tidak memperjuangkan syariat Islam secara utuh. Motivasi spiritual ini menjadi landasan utama gerakan mereka, bukan ambisi politik atau militeristik,” kata Al Chaidar.

Namun meski pun tidak berbahaya secara fisik, Al Chaidar mengatakan faksi MYT tetap menjadi perhatian karena menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan. Mereka menggunakan pendekatan personal, seperti pengajian tertutup dan mentoring ideologis, untuk merekrut anggota baru—termasuk ASN yang sudah aktif bekerja di instansi pemerintah.

“Di Aceh, jumlah anggota faksi MYT diperkirakan hanya puluhan orang saja. Namun, struktur organisasi mereka cukup rapi, dengan adanya peran seperti bendahara, komandan wilayah, dan imam,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, dua ASN di Aceh ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada Selasa (5/8/2025) terkait dugaan keterlibatan dalam jaringan terorisme. Penangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda di Banda Aceh.

Kedua ASN yang diamankan masing-masing berinisial MZ alias KS (40) dan ZA alias SA (47). Berdasarkan informasi yang diperoleh, MZ diketahui merupakan ASN di Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh. Ia ditangkap saat berada di sebuah warung kopi di Banda Aceh.

Sementara itu, ZA diketahui bertugas di Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Ia diamankan oleh tim Densus 88 di sebuah showroom mobil di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh. []

Reporter: Sammy

Muzakir Manaf Tunjuk Bang Jack Libya sebagai Juru Bicara KPA Pusat

0
Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, H. Muzakir Manaf, secara resmi menunjuk Tgk. Zakaria M. Yacob atau yang dikenal dengan Bang Jack Libya sebagai Juru Bicara (Jubir) KPA Pusat. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, H. Muzakir Manaf, secara resmi menunjuk Tgk. Zakaria M. Yacob atau yang dikenal dengan Bang Jack Libya sebagai Juru Bicara (Jubir) KPA Pusat.

Penunjukan itu tertuang dalam Surat Angkèë Nomor: 14/KPA/VIII/2025 yang dikeluarkan pada 5 Agustus 2025 di Kuta Raja, dan ditandatangani langsung oleh Muzakir Manaf.

Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa penunjukan Bang Jack Libya sebagai Jubir merupakan bentuk kepercayaan organisasi terhadap sosok yang dinilai mampu menyampaikan sikap, pandangan, dan kebijakan KPA Pusat secara representatif kepada publik.

“Surat angkèë nyoe neupakat buet mulajô surat nyoe meutanda djaroë, dan meunjoë na keturïin akan tapeubeutôh lagee njang patôt,” tertulis dalam surat yang menegaskan bahwa keputusan tersebut telah melalui pertimbangan matang.

Dengan pengangkatan ini, KPA berharap Tgk. Zakaria M. Yacob dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan memperkuat komunikasi publik, terutama dalam menjaga keberlanjutan perdamaian dan cita-cita perjuangan Aceh.

Menanggapi kepercayaan tersebut, Bang Jack Libya menyampaikan komitmennya.

“Insya Allah, saya akan menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Saya berharap rekan-rekan media, masyarakat, serta seluruh pihak dapat berkolaborasi secara konstruktif dengan KPA dalam membangun Aceh yang damai, bermartabat, dan berkeadilan,” ungkapnya.

Dengan kehadiran juru bicara baru ini, peran KPA dalam menjembatani komunikasi dan konsolidasi di tengah masyarakat diharapkan semakin kuat dan solid.

Editor: Akil

Dosen Muda Sosiologi USK Dapat Pembekalan Menulis Buku Ajar

0
Plt Koordinator Prodi Sosiologi, Yuva Ayuning Anjar, menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Prodi untuk mendorong para dosennya aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. (Foto: Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar pelatihan penulisan buku ajar bagi para dosen muda. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (5/8/2025) di lantai 2 kampus FISIP USK, menghadirkan dua narasumber, yakni Prof Dr Adlim dari USK dan Dr Mukhlisuddin Ilyas dari penerbit Bandar Publishing.

Plt Koordinator Prodi Sosiologi, Yuva Ayuning Anjar, menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Prodi untuk mendorong para dosennya aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi.

“Kami berharap kolega kami, sesama pengajar di prodi sosiologi FISIP USK, setiap mata kuliah yang diampu para dosen dapat melahirkan karya tulis buku ajar yang ber-ISBN,” ujar Yuva Ayuning Anjar, yang turut didampingi oleh moderator acara, Firdaus Mirza Nusuary, M.A.

Lebih lanjut, Yuva menyebutkan bahwa kehadiran Prof Adlim dan Dr Mukhlisuddin sangat berarti dalam membangun kolaborasi ke depan, terutama dalam mendukung penerbitan buku ajar dari setiap dosen pengampu mata kuliah.

Pelatihan ini juga menjadi bagian dari strategi Prodi Sosiologi dalam mencatat dan mendokumentasikan setiap aktivitas akademik dosen sebagai luaran pembelajaran. Ini selaras dengan harapan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar yang lebih terstruktur dan berbasis karya nyata.

Selain itu, penerbitan buku ajar juga menjadi aspek penting dalam penilaian akreditasi program studi. Saat ini, Prodi Sosiologi FISIP USK telah mengantongi akreditasi “Baik Sekali” dan menargetkan peningkatan menjadi “Unggul” melalui peningkatan kinerja dosen, salah satunya lewat penerbitan buku ajar.

Acara pelatihan ditutup dengan doa bersama dan sesi foto bersama seluruh peserta dan narasumber.

Editor: Akil

Gubernur Aceh Tutup Program KKN UGM di Pulau Nasi

0
Gubernur Aceh Tutup Program KKN UGM di Pulau Nasi. (Foto: RRI)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, secara resmi menutup program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Gampong Alue Riyeung, Pulau Nasi, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (5/8/2025).

Penutupan tersebut menandai berakhirnya masa pengabdian selama 50 hari oleh sekitar 30 mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Para peserta KKN tersebar di sejumlah gampong di Pulau Nasi, dan selama lebih dari sebulan telah membaur dan berkontribusi dalam kehidupan masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Mualem menyampaikan kegembiraannya bisa hadir langsung di tengah masyarakat Pulau Nasi.

“Dulu saya sempat ingin datang ke sini, tapi batal. Hari ini baru bisa hadir dan melihat langsung keadaan di Pulau Nasi,” ujarnya.

Ia menyoroti sejumlah persoalan infrastruktur yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama. “Seperti yang disampaikan Pak Keuchik tadi, tentang kebutuhan jalan, irigasi, dan lain-lain. Inilah tugas kita semua, baik pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat. Apa yang disampaikan Pak Keuchik tadi sudah kita copy Pak Keuchik,” kata Mualem.

Gubernur juga mengapresiasi kiprah mahasiswa UGM yang telah turut serta dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

“Kami berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada tim KKN UGM, yang telah menebarkan ilmu dan nilai-nilai kebersamaan. Semoga semakin banyak kegiatan serupa yang dapat mendongkrak pembangunan pulau-pulau, termasuk Pulau Breueh, pulau lainnya di Pulo Aceh,” tambahnya.

Plt Sekda Aceh, M Nasir Syamaun, yang juga menjabat sebagai Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Aceh, turut menyampaikan apresiasi atas kehadiran Gubernur dalam acara tersebut.

“Sebagai Ketua KAGAMA Aceh, saya berterima kasih kepada Bapak Gubernur yang berkenan hadir. KKN ini sangat strategis karena menghadirkan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang kuliah di UGM untuk tinggal dan mengabdi di sini. Jadi ilmu yang mereka dapatkan di kampus dapat diterapkan langsung di masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Forum Keuchik se-Pulo Aceh, Azhari Abbas, menyampaikan harapan besar kepada pemerintah agar pembangunan infrastruktur dasar di kawasan tersebut dapat segera ditingkatkan.

“Kami sangat berharap adanya pembangunan waduk, perbaikan jalan, dermaga boat dari Pulo di Banda Aceh, dan juga sinyal telepon. Dari lima desa di Pulau Nasi, empat belum memiliki akses komunikasi yang layak,” kata Keuchik Gampong Rabo itu.

Dalam kunjungannya, Mualem bersama Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Marlina Muzakir atau Kak Na, juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada para keuchik. Bantuan berasal dari berbagai instansi, di antaranya peralatan olahraga dari Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh, serta 1.000 bibit mangrove dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendukung pelestarian lingkungan pesisir.

Selain itu, Dinas Sosial Aceh juga menyalurkan bantuan sandang dan kebutuhan dasar lainnya, berupa mukena, jilbab, kain sarung, selimut, handuk, dan paket family kit, masing-masing sebanyak 100 buah.

Editor: Akil

Ekonomi Aceh Tumbuh 4,82 Persen di Triwulan II, Sektor Pertanian Jadi Penopang Utama

0
Potret Pertanian. (Foto: Getradius.id)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Ekonomi Provinsi Aceh menunjukkan tren positif pada triwulan II tahun 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat pertumbuhan sebesar 4,82 persen secara tahunan (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan positif untuk year on year 2025,” ujar Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, dalam keterangan pers di Banda Aceh, Selasa (5/8/2025).

Tasdik menjelaskan, pertumbuhan tersebut dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh yang mencapai Rp63,84 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) dan Rp39,54 triliun atas dasar harga konstan (ADHK). Jika dibandingkan dengan triwulan I 2025, ekonomi Aceh tumbuh 3,02 persen.

Kontribusi terbesar terhadap PDRB masih datang dari sektor pertanian, yang menyumbang 31,52 persen dari total PDRB. Posisi berikutnya ditempati sektor perdagangan sebesar 15,11 persen, dan administrasi pemerintahan sebesar 9,18 persen.

Meski secara umum tumbuh, tak semua sektor mengalami peningkatan. Terdapat tiga sektor yang mengalami kontraksi secara tahunan, yakni Jasa Perusahaan yang turun sebesar 2,24 persen, Konstruksi sebesar 0,28 persen, serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,22 persen.

Dari sisi pengeluaran, struktur PDRB Aceh triwulan II-2025 masih didominasi oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 64,43 persen, disusul oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 55,24 persen, serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 30,72 persen.

Namun demikian, impor barang dan jasa dari luar negeri menjadi faktor pengurang terbesar, mencakup 69,00 persen dari total PDRB.

Adapun pertumbuhan tertinggi dari sisi pengeluaran dicatat oleh komponen ekspor barang dan jasa, yang melonjak hingga 17,62 persen. Di sisi lain, pengeluaran konsumsi pemerintah terkontraksi cukup dalam sebesar 9,40 persen, sementara PMTB turun sebesar 2,13 persen.

BPS Aceh berharap data ini dapat menjadi acuan penting bagi pemerintah dan para pemangku kebijakan dalam merancang strategi pembangunan daerah ke depan.

Editor: Akil

Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah Ditunjuk Jadi Kapolda Aceh Gantikan Irjen Achmad Kartiko

0
Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah. (Foto: RRI)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Tongkat komando Kepolisian Daerah (Polda) Aceh resmi berganti. Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah ditunjuk sebagai Kapolda Aceh yang baru menggantikan Irjen Pol Achmad Kartiko, yang dimutasi ke Bareskrim Polri.

Pergantian ini tertuang dalam surat telegram bernomor ST/1764/VIII/KEP/2025. Dalam surat tersebut, Irjen Pol Achmad Kartiko diangkat dalam jabatan baru sebagai sembilan pati Bareskrim Polri dengan penugasan luar struktur.

Sementara itu, Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah sebelumnya menjabat sebagai Pati Bareskrim Polri yang ditugaskan pada Badan Narkotika Nasional (BNN). Ia juga dikenal publik sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh.

Sosok Marzuki bukan nama baru di Aceh. Ia pernah dilantik bersama sembilan pejabat lain di lingkungan BNN pada Selasa, 2 April 2024 lalu, dalam sebuah upacara di Aula Mabes BNN Pusat, Jakarta.

Untuk diketahui, Irjen Pol Achmad Kartiko sendiri menjabat sebagai Kapolda Aceh sejak 26 Desember 2023, menggantikan Ahmad Haydar yang sebelumnya memimpin Polda Aceh.

Editor: Akil

Ekonomi Aceh pada Triwulan II-2025 Tumbuh 4,82 Persen

0
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Foto: Thinkstocks)

Nukilan | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan II-2025 tumbuh sebesar 4,82 persen dibandingkan dengan triwulan II-2024. Sementara jika dibandingkan dengan triwulan I-2025 atau quarter-to-quarter, kondisi ekonomi tumbuh sebesar 3,02 persen.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin mengatakan, jika dilihat tren ekonomi selama lima tahun terakhir, biasanya pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan di setiap triwulan-I, kemudian naik signifikan di quarter kedua.

“Ini menunjukkan pemulihan yang cukup kuat setelah kontraksi, mencerminkan stabilitas musiman, dan perbaikan dari sisi kegiatan ekonomi pasca penurunan di awal tahun,” ujar Tasdik dalam konferensi pers virtual, dikutip Nukilan, Selasa (5/8/2025).

Dia menambahkan, sementara pertumbuhan ekonomi secara year-on-year pada kuartal II-2025 menunjukkan tren positif dan peningkatan berkelanjutan dibandingkan kuartal tahun sebelumnya.

Pada triwulan II-2025, struktur ekonomi Aceh masih didominasi oleh kategori pertanian yang menyumbang sebesar 31,52 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selanjutnya adalah kategori perdagangan yang menyumbang sebesar 15,11 persen, dan sektor administrasi pemerintahan sebesar 9,18 persen.

Dari sisi pertumbuhan, kata Tasdik, sebagian besar kategori mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi berasal dari transportasi dan pergudangan sebesar 13,37 persen. Kemudian diikuti oleh kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 6,93 persen. Sementara itu, kategori yang mengalami kontraksi sebanyak tiga kategori, yaitu jasa perusahaan, konstruksi serta administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib. []

Reporter: Sammy

Bank Aceh Syariah Tumbuh Solid di Usia 52 Tahun

0

NUKILAN.id | Banda Aceh – Bank Aceh Syariah merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 pada Rabu 6 Agustus 2025 dengan mengusung tema “Menyatukan Langkah Membangun Aceh”. Perayaan ini menandai pencapaian signifikan bank daerah tersebut dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi Aceh.

Dalam laporan kinerja periode Juni 2025, Bank Aceh Syariah mencatatkan pertumbuhan yang solid. Total aset bank mencapai Rp 29,8 triliun, meningkat 3,82% dibandingkan posisi Juni 2024 sebesar Rp 28,7 triliun.

Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 25,1 triliun pada Juni 2025, naik 3,9 persen dari Rp 24,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, penyaluran pembiayaan juga menunjukkan tren positif dengan total mencapai Rp 21 triliun, tumbuh 6,64 persen dari Rp 19,3 triliun pada Juni 2024.

Bank Aceh Syariah terus berinovasi dalam memberikan layanan kepada nasabah. Salah satu terobosan terbaru adalah layanan ATM drive-thru pertama di Kota Lhokseumawe, yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi seperti tarik tunai, transfer, dan cek saldo langsung dari kendaraan.

“Inovasi ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memberikan kemudahan akses dan meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah,” kata Sekretaris Perusahaan Bank Aceh, Abdul Rafur.

Dedikasi Bank Aceh Syariah dalam industri perbankan syariah telah diakui melalui berbagai penghargaan. Bank ini meraih penghargaan sebagai Mitra dengan Penyaluran Terbanyak Tahun 2024 Kategori Bank Pembangunan Daerah dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Selain itu, bank juga memperoleh The Aceh Post Awards 2025 kategori Perbankan Pemaju UMKM Daerah, yang menegaskan peran strategisnya dalam mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di Aceh.

Sebagai wujud tanggung jawab sosial, Bank Aceh Syariah menyalurkan berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) sepanjang 2025. Program ini berfokus pada dua sektor utama: Bina Lingkungan dan Kemitraan.

Dalam bidang kesehatan, bank mendukung program pemerintah untuk pencegahan stunting. Di sektor keagamaan, bank memberikan bantuan pembangunan sarana prasarana masjid. Sementara untuk pelestarian lingkungan, bank aktif dalam program earth hour dan pemberian tong sampah kepada masyarakat Pulau Nasi dan Pulau Aceh.

Bank juga memberikan dukungan kepada sektor pariwisata dan pelestarian seni budaya lokal, serta menyalurkan bantuan modal dan pelatihan manajemen keuangan bagi pelaku UMKM.

Komitmen Membangun Aceh Berkelanjutan

“Perayaan HUT ke-52 ini adalah momen penting bagi kami untuk merefleksikan perjalanan panjang yang telah dilalui dan menetapkan langkah-langkah strategis untuk masa depan,” ujar Abdul Rafur.

Ia menegaskan bahwa tema “Menyatukan Langkah Membangun Aceh” bukan sekadar slogan, melainkan komitmen kolektif yang akan terus dijaga. “Kami percaya bahwa dengan bersinergi dan berkolaborasi, kita dapat mewujudkan Aceh yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing,” tambahnya.

Bank Aceh Syariah berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam mewujudkan visi pembangunan Aceh, serta menjadi lembaga keuangan syariah pilihan utama masyarakat. Dengan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan, bank optimis akan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Aceh. []