Beranda blog Halaman 91

Calvin Verdonk Resmi Perkuat Lille hingga 2028, Catat Sejarah untuk Indonesia

0
Pemain keturunan Aceh sekaligus bek Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, resmi bergabung dengan klub Ligue 1 Prancis, Lille. (Foto: Lille)

NUKILAN.ID | PARIS — Pemain keturunan Aceh sekaligus bek Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, resmi bergabung dengan klub Ligue 1 Prancis, Lille. Klub berjuluk Les Dogues itu mengumumkan perekrutan Verdonk pada Senin (1/9) malam WIB setelah sang pemain lolos tes medis sebagai tahap akhir transfer.

Lille mengikat Verdonk dengan kontrak berdurasi tiga tahun, berlaku hingga 2028. Nilai transfernya mencapai 3 juta euro atau sekitar Rp57,9 miliar.

Kepindahan ini menjadikan Verdonk sebagai pemain Indonesia pertama yang tampil di kompetisi kasta tertinggi Liga Prancis.

“Calvin Verdonk menjadi pemain Indonesia pertama dalam sejarah yang main di Ligue 1. LOSC hari ini mengumumkan perekrutan Calvin Verdonk (28 tahun). Bek internasional Indonesia (10 caps) dari NEC Nijmegen (Belanda) ini telah menandatangani kontrak selama 3 tahun, hingga 2028. Selamat datang di Lille Calvin,” tulis Lille di Instagram dikutip Nukilan.id.

Setelah menyelesaikan tes medis di Prancis pada Senin pagi, Verdonk langsung terbang menuju Surabaya untuk memperkuat Timnas Indonesia di FIFA Matchday September menghadapi Taiwan dan Lebanon.

Sebelum resmi berpisah, Verdonk masih sempat membela NEC Nijmegen di laga Eredivisie kontra Fortuna Sittard yang diperkuat Justin Hubner pada Minggu (31/8). Ia juga menyampaikan salam perpisahan kepada rekan setim serta suporter NEC sebelum menuju Lille. (XRQ)

Reporter: Akil

Siaga! TNI Korem Lilawangsa Gelar Doa Munajat untuk Kedamaian Bangsa

0
TNI Korem Lilawangsa Gelar Doa Munajat untuk Kedamaian Bangsa. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | Lhokseumawe – Menghadapi berbagai tantangan dan cobaan yang melanda bangsa, TNI Angkatan Darat Korem 011/Lilawangsa menggelar salat dzuhur berjamaah dan doa munajat di Masjid Al-Fitrah Korem Lhokseumawe, Selasa (2/9/2025).

Kegiatan ini menjadi ikhtiar muhasabah, di mana seluruh prajurit TNI Korem, Kodim, dan Satuan Dinas Jawatan berdoa memohon ridho Allah, ampunan, serta kedamaian untuk kemajuan bangsa Indonesia dan ketentraman di Provinsi Aceh.

Acara keagamaan tersebut diikuti langsung oleh Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran, Dandim 0103/Aut Letkol Arh Jamal Dani Arifin, para Komandan Satuan Dinas Jawatan, perwira, hingga ASN yang larut dalam istighosah dan doa bersama.

Komandan Korem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, menegaskan bahwa tugas utama TNI adalah menjaga kedaulatan negara dari segala ancaman. Namun, menurutnya, doa dan munajat juga menjadi bagian penting dalam pengabdian kepada bangsa.

“Tugas TNI jelas, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, namun tidak terlepas, muhasabah untuk introspeksi diri, berdoa untuk keselamatan dan seluruh umat, serta bangsa ini semoga dalam kedamaian lindungan Allah SWT,” ujarnya.

Danrem yang merupakan putra Aceh itu juga mengingatkan pentingnya keimanan, ketakwaan, dan rasa syukur dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari.

“Selain ingin hidup damai dan sejahtera. Saudaraku sebangsa dan setanah air, ingatlah, ikhtiar dan berdoa adalah harapan lubuk hati terdalam, khususnya beragama muslim, agar terwujud suatu permintaan dan permohonan kita,” pesannya.

Ia turut mengajak seluruh prajurit dan masyarakat untuk menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi.

“Kita bersama berjuang, berikan saran dan masukan terbaik demi kemajuan bangsa, akan tetapi, saya menghimbau jangan terprovokasi hingga menimbulkan anarkis, tunjukan kepada negara luar, bahwa persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia itu kuat dan hebat,” tutupnya.

Editor: Akil

Driver Ojol di Banda Aceh Konvoi dan Galang Dana untuk Keluarga Affan Kurniawan

0
Pengemudi ojek berkumpul di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. (Foto: Nukilan/Rezi)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Ratusan driver ojek online (ojol) di Banda Aceh menggelar konvoi solidaritas sekaligus menggalang dana untuk keluarga almarhum Affan Kurniawan, pada Selasa (2/9/2025). 

Amatan Nukilan di lokasi, konvoi ini diikuti sekitar ratusan pengemudi dari tiga komunitas ojol—Grab, Gojek, dan Maxim—ini dimulai dari Masjid Raya Baiturrahman.

Diketahui, Affan Kurniawan merupakan seorang pengemudi ojol berusia 21 tahun, tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8) malam.

Koordinator lapangan Norman menjelaskan, rute konvoi melintasi Simpang Jam, Jalan Teuku Umar, dan berakhir di Taman Sari. Selama perjalanan, para pengemudi menggalang dana di dua titik strategis, yakni Simpang Lima dan Simpang Surabaya.

“Kita ojol Aceh mengadakan konvoi ini murni untuk donasi kepada keluarga almarhum. Ini bentuk kepedulian sesama pengemudi ojol,” kata Norman.

Sebelum memulai konvoi, para pengemudi terlebih dahulu menggelar salat zuhur berjemaah, dilanjutkan salat gaib dan doa bersama untuk almarhum di Masjid Raya Baiturrahman.

Reporter: Rezi

Ratusan Ojol Doakan Affan Kurniawan di Masjid Raya Baiturrahman

0
Pengemudi ojol usai melaksanakan salat ghaib di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Ache, pada Selasa 2 September 2025. (Foto: Nukilan/Rezi)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Ratusan driver ojek online (ojol) di Banda Aceh menggelar aksi solidaritas berupa salat gaib dan doa bersama untuk almarhum Affan Kurniawan. Aksi ini berlangsung di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada Selasa (2/9/2025).

Diketahui, Affan Kurniawan merupakan seorang pengemudi ojol berusia 21 tahun, tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8) malam.

Menurut koordinator lapangan, Norman, kegiatan ini murni bersifat sosial sebagai bentuk kepedulian sesama pengemudi ojol.

“Kami hari ini mengadakan kegiatan bersifat sosial dengan agenda salat gaib untuk sahabat kami yang mengalami musibah beberapa hari lalu,” kata Norman kepada Nukilan.

Aksi solidaritas ini diikuti sekitar 300 pengemudi dari tiga komunitas ojol, yaitu Grab, Gojek, dan Maxim.

Norman menjelaskan, kegiatan diawali dengan salat zuhur berjemaah, dilanjutkan salat gaib dan doa bersama. Setelah itu, para pengemudi ojol melakukan konvoi. 

“Rute konvoi dimulai dari Masjid Raya Baiturrahman, melintasi Simpang Jam, Jalan Teuku Umar, dan berakhir di Taman Sari,” katanya.

Selain itu, para pengemudi juga melakukan penggalangan dana di dua titik, yaitu Simpang Lima dan Simpang Surabaya.

Norman menegaskan bahwa agenda ini murni untuk donasi dan tidak ada kegiatan yang bersifat kriminal. “Jadi kita ojol Aceh bersifat murni sosial,” tutupnya.

Reporter: Rezi

Tangkal Radikalisme, FKUB Aceh Barat Gelar Dialog Kebangsaan

0
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Barat menggelar Dialog Kebangsaan dengan tema “Bersatu Dalam Perbedaan, Meneguhkan Kerukunan dan Menangkal Radikalisme” di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Aceh Barat, Selasa (2/9/2025). (Foto: Kemenag Aceh)

NUKILAN.ID | MEULABOH – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Barat menggelar Dialog Kebangsaan dengan tema “Bersatu Dalam Perbedaan, Meneguhkan Kerukunan dan Menangkal Radikalisme” di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Aceh Barat, Selasa (2/9/2025).

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari kalangan tokoh agama, akademisi, serta perwakilan organisasi kepemudaan. Peserta yang hadir terdiri atas penyuluh agama, tokoh masyarakat, dan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Aceh Barat.

Kepala Kantor Kemenag Aceh Barat, H Abrar Zym SAg MH, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga persatuan bangsa di tengah keragaman suku, agama, dan budaya.

“Indonesia adalah negara yang besar dan majemuk. Tugas kita bersama adalah menjaga kebinekaan agar tetap menjadi kekuatan, bukan kelemahan. Radikalisme dan paham intoleran harus kita tangkal sejak dini, demi terciptanya kehidupan masyarakat yang damai dan rukun,” ujar Abrar.

Dialog ini diharapkan menjadi ruang silaturahmi sekaligus wadah bertukar gagasan bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan tersebut juga meneguhkan komitmen bersama untuk menjaga harmoni dan kedamaian, baik di Aceh Barat maupun di Indonesia secara umum.

4.114 Wisatawan Mancanegara Kunjungi Aceh pada Juli 2025

0
Ilustrasi Kunjungan Wisman ke Aceh. (Foto: ANTARA)

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat sebanyak 4.114 wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Aceh pada Juli 2025. Sementara itu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Aceh tercatat 29,41 persen, naik dibandingkan bulan sebelumnya, meski masih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu.

Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, menjelaskan bahwa angka tersebut menunjukkan tren kunjungan yang perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.

“Jumlah wisman yang masuk ke Provinsi Aceh pada Juli 2025 tercatat sebanyak 4.114 orang. Sementara tingkat penghunian kamar hotel berbintang mencapai 29,41 persen, meningkat 4,95 persen poin dibanding Juni 2025, tetapi turun 15,39 persen poin bila dibandingkan Juli 2024,” kata Tasdik dalam laporan terbaru BPS Aceh, dilansir Nukilan, Selasa (2/9/2025).

Selain hotel berbintang, hotel nonbintang di Aceh mencatat tingkat penghunian kamar sebesar 18,73 persen pada Juli 2025. Kondisi ini menggambarkan bahwa aktivitas pariwisata di Aceh masih menghadapi tantangan dalam mengembalikan performa pascapandemi dan fluktuasi kunjungan wisatawan.

Tasdik menekankan pentingnya pengembangan destinasi wisata serta dukungan infrastruktur agar kunjungan wisatawan terus meningkat. Aceh memiliki potensi wisata bahari, budaya, dan religi yang besar.

“Data kunjungan ini menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata untuk memperkuat promosi dan memperbaiki layanan wisata,” ujarnya. []

Reporter: Sammy

Ketua DPR Aceh Tantang Massa Tambah Tuntutan Pisah dari Pusat

0

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Unjuk rasa besar di halaman gedung DPR Aceh (DPRA) pada Senin (1/9/2025) sore diwarnai pernyataan mengejutkan Ketua DPR Aceh, Zulfadli. Saat menerima pernyataan sikap dari massa, ia justru menantang pendemo untuk menambahkan tuntutan agar Aceh pisah dari pusat.

Zulfadli, yang akrab disapa Abang Samalanga, hadir bersama sejumlah anggota dewan serta Kapolda Aceh Brigjen Marzuki Ali Basyah untuk menemui massa aksi. Para pendemo sebelumnya berorasi dan menyerahkan tujuh poin tuntutan yang mereka minta diteken oleh pimpinan DPR Aceh.

Sebelum menandatangani dokumen tersebut, Zulfadli membacakan seluruh isi tuntutan. Massa kemudian mendesaknya untuk turut menyampaikan sikap terkait rencana pembangunan lima Batalyon Pembangunan di Aceh.

“Ataupun minta poin satu lagi, pisah aja Aceh dengan pusat. Kau tulis biar aku teken,” kata Zulfadli di hadapan massa.

Meski begitu, para pendemo tidak menambahkan poin tersebut. Akhirnya, Zulfadli tetap menandatangani pernyataan sikap yang disodorkan.

“Kami atas nama DPR Aceh bersama rakyat Aceh menolak lima batalion,” ujarnya sebelum meninggalkan lokasi.

Aksi unjuk rasa ini diikuti massa dari berbagai kalangan. Mereka membawa bendera bulan bintang dan menyuarakan sejumlah tuntutan, mulai dari reformasi DPR RI dan DPRA hingga perombakan Polri.

“Kami menuntut reformasi total DPR RI dan DPR Aceh. Hapus budaya korup, perbaiki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Tolak wakil rakyat yang anti-demokrasi dan pro-oligarki,” tegas Koordinator Lapangan, Misbah, dalam orasinya. (XRQ)

Reporter: Akil

Riset Perguruan Tinggi di Aceh Masih Minim Terakomodasi dalam Kebijakan Pemerintah

0
Akademisi USK
Akademisi FISIP USK, Saddam Rassanjani. (Foto: Dok. Pribadi)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Riset dinilai belum menjadi fondasi utama dalam proses perencanaan pembangunan di Aceh. Sejumlah kebijakan pemerintah daerah selama ini dianggap lebih banyak lahir dari insting ketimbang dari basis data dan kajian ilmiah.

Hal tersebut sebelumnya disampaikan Ketua Fraksi Golkar DPR Aceh, Muhammad Rizky alias Adek. Ia menegaskan, pembangunan berbasis riset dan kajian akademik akan lebih tepat sasaran dan berkelanjutan dibanding kebijakan yang hanya mengandalkan intuisi politik.

Menanggapi hal itu, peneliti Jaringan Survei Inisiatif (JSI), Saddam Rassanjani, menyebut bahwa salah satu kendala mendasar terletak pada belum terbangunnya komunikasi yang efektif antara kalangan akademisi dan pembuat kebijakan.

“Salah satu penyebab mengapa riset perguruan tinggi di Aceh sejauh ini belum banyak terakomodasi dalam kebijakan pemerintah adalah adanya jarak komunikasi antara akademisi dan pembuat kebijakan,” kata Saddam saat dihubungi Nukilan.id, pada Senin (1/9/2025).

Menurut Saddam, kondisi tersebut membuat berbagai hasil penelitian tidak pernah keluar dari ruang akademik. Alih-alih menjadi rujukan dalam proses penyusunan kebijakan publik, riset hanya berhenti sebagai dokumen ilmiah yang dipublikasikan di jurnal atau disampaikan dalam seminar.

“Semua hasil penelitian berhenti sebatas menjadi publikasi di jurnal ilmiah atau seminar akademik tanpa adanya upaya penerjemahan menjadi sebuah produk rekomendasi kebijakan,” jelas Saddam yang juga merupakan akademisi FISIP USK.

Ia juga menyoroti bahwa tanggung jawab tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada pemerintah. Di sisi akademisi sendiri, masih ada kecenderungan riset dilakukan sekadar untuk memenuhi tuntutan administratif, bukan sebagai upaya serius menghasilkan rekomendasi yang berguna bagi masyarakat.

“Kesalahan di sisi akademisi tidak serius menghasilkan riset berbasis rekomendasi, hanya sekedar melepaskan tekanan beban administrasi semesteran. Sedangkan pemerintah mungkin belum peka terhadap kehadiran publikasi-publikasi yang berkualitas,” ujar Saddam.

Lebih jauh, Saddam memaparkan bahwa problem riset di Aceh juga bersumber dari cara pandang kedua belah pihak. Pemerintah kerap melihat riset sebagai beban tambahan anggaran, sementara perguruan tinggi belum mampu mengarahkan riset menjadi instrumen strategis dalam pembangunan daerah.

“Dari sisi pemerintah, riset akan menjadi beban biaya yang baru, namun sejatinya ini merupakan investasi jangka panjang untuk mencegah adanya kebijakan yang asal-asalan,” katanya.

Sementara itu, perguruan tinggi pun menghadapi tantangan besar dalam memperkuat kapasitas peneliti. Menurut Saddam, sebagian penelitian justru diperlakukan sebatas aktivitas formal untuk mendapatkan insentif, bukan untuk menjawab persoalan konkret yang dihadapi masyarakat maupun pemerintah daerah.

“Dari sisi perguruan tinggi, tantangannya tentu adalah kapasitas peneliti. Riset selama ini dipandang hanya sebagai insentif belaka, tidak ada relevansi kebijakan yang mampu dihasilkan,” ungkapnya.

Karena itu, ia mengingatkan pentingnya transparansi dan kompetensi agar riset tidak bergeser menjadi sekadar proyek baru. Tanpa langkah serius memperkuat kualitas penelitian, riset dikhawatirkan justru kehilangan esensi sebagai basis pengetahuan dalam pembangunan.

“Khawatirnya malah menjadi agenda proyek baru. Maka transparansi perlu dikedepankan. Kompetensi peneliti harus menjadi faktor utama,” tutup Saddam. (XRQ)

Reporter: Akil

Aceh Catat Inflasi 3,70 Persen pada Agustus 2025

0
Ilustrasi inflasi. (Foto: Freepik)

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh melaporkan inflasi year on year (y-on-y) di Aceh pada Agustus 2025 sebesar 3,70 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 110,81. Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Aceh Tengah sebesar 5,20 persen, sedangkan terendah di Kota Banda Aceh dengan angka 2,34 persen.

Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, mengatakan inflasi dipicu oleh kenaikan harga di sejumlah kelompok pengeluaran.

“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,05 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 2,86 persen, kesehatan 2,37 persen, transportasi 0,38 persen, rekreasi dan budaya 2,04 persen, restoran 1,40 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya yang naik cukup tinggi sebesar 9,38 persen,” jelas Tasdik dalam laporan BPS Aceh, dikutip Nukilan, Selasa (2/9/2025).

Meski begitu, beberapa kelompok pengeluaran justru mengalami penurunan harga. Di antaranya perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun 1,03 persen, perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga 0,21 persen, informasi dan komunikasi 0,30 persen, serta pendidikan 0,38 persen.

BPS mencatat, tingkat inflasi month to month (m-to-m) Aceh pada Agustus 2025 sebesar 0,78 persen, sementara inflasi year to date (y-to-d) tercatat 3,36 persen. Sejumlah komoditas utama yang memberi andil terbesar terhadap inflasi tahunan adalah beras, bawang merah, emas perhiasan, rokok kretek mesin, ikan dencis, daging ayam ras, ikan tongkol, tomat, minyak goreng, dan ikan bandeng.

“Beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan andil 0,65 persen, disusul bawang merah 0,60 persen. Sementara di sisi lain, tarif air minum, cabai merah, bensin, dan biaya sekolah menengah justru memberikan sumbangan deflasi,” tambah Tasdik.

Di tingkat daerah, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Tengah (5,20 persen), diikuti Kota Lhokseumawe (4,32 persen), Meulaboh (4,52 persen), dan Aceh Tamiang (3,98 persen). Adapun Kota Banda Aceh mencatat inflasi terendah 2,34 persen. []

Reporter: Sammy

NTP Aceh Turun 0,09 Persen pada Agustus 2025

0
Ilustrasi petani. (Foto: Pixabay)

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh pada Agustus 2025 tercatat sebesar 126,41 atau turun 0,09 persen dibandingkan Juli 2025. Penurunan ini dipengaruhi oleh melemahnya subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor peternakan, meskipun subsektor lain seperti hortikultura dan perikanan mengalami peningkatan.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Tasdik Ilhamudin, menjelaskan bahwa NTP merupakan indikator penting untuk melihat daya beli petani.

“Penurunan NTP Aceh pada Agustus 2025 dipicu oleh turunnya harga komoditas perkebunan seperti kopi, kakao, dan pinang, serta melemahnya harga ternak besar. Sementara subsektor hortikultura justru meningkat cukup signifikan karena naiknya harga cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah,” kata Tasdik dalam laporan BPS, dirangkum Nukilan, Selasa (2/9/2025).

Berdasarkan data BPS, subsektor hortikultura mencatat kenaikan NTP hingga 8,53 persen, sedangkan tanaman pangan naik 2,40 persen. Sebaliknya, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 2,95 persen, dan peternakan turun 1,56 persen. Perikanan masih menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan 1,61 persen, terutama dari perikanan tangkap yang naik 2,36 persen berkat meningkatnya harga ikan tongkol dan dencis.

Selain NTP, BPS juga mencatat inflasi perdesaan di Aceh pada Agustus 2025 sebesar 1,50 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi di wilayah Sumatera. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,47 persen, dengan bawang merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi.

Tasdik menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok agar daya beli petani tetap terjaga. Inflasi perdesaan yang cukup tinggi perlu diwaspadai karena langsung memengaruhi biaya hidup rumah tangga petani. Pemerintah daerah dinilai perlu memberi perhatian khusus pada kestabilan harga pangan strategis.

Secara nasional, NTP Indonesia pada Agustus 2025 berada di angka 123,57 atau naik 0,76 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari 38 provinsi, 26 provinsi mengalami kenaikan NTP, sementara 12 provinsi mengalami penurunan, termasuk Aceh. []

Reporter: Sammy