Beranda blog Halaman 90

Pemkab Aceh Barat Minta Tambang Emas di Sungai Woyla Dihentikan Sementara

0
Bupati Aceh Barat Tarmizi. (Foto: ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)

NUKILAN.ID | MEULABOH – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat meminta PT Magellanic Garuda Kencana (MGK) untuk menghentikan sementara kegiatan penambangan emas di aliran Sungai Woyla, Kecamatan Woyla Timur. Penghentian ini diminta dilakukan hingga perusahaan memperoleh rekomendasi teknis dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera-I.

“Sebelum adanya rekomendasi teknis dari Balai Wilayah Sungai Sumatera-I, kami minta agar penambangan emas di aliran sungai agar dihentikan,” kata Bupati Aceh Barat Tarmizi di Meulaboh, Selasa (2/9/2025).

Menurut Tarmizi, langkah tersebut diperlukan agar perusahaan mematuhi aturan pemerintah dalam pemanfaatan aliran sungai untuk aktivitas tambang. Ia menegaskan bahwa penghentian sementara ini juga menjadi bagian dari upaya melindungi investasi dan investor di Aceh Barat, sehingga iklim usaha tetap kondusif.

Rekomendasi teknis (rekomtek) dari BWS Sumatera-I menjadi syarat penting dalam aktivitas pertambangan di sungai. Dokumen tersebut berfungsi memastikan kegiatan tambang dilakukan secara berkelanjutan, tidak merusak lingkungan, serta menjamin keselamatan masyarakat dan infrastruktur di sekitar sungai.

Dengan adanya rekomtek, Pemkab Aceh Barat berharap kegiatan tambang di Sungai Woyla dapat berjalan lebih terstruktur dan terkendali, sekaligus menekan potensi kerusakan lingkungan.

“Jadi, sebelum ada rekomtek, kami minta tidak ada aktivitas. Jika tetap dilanjutkan (tanpa rekomtek) akan kami hentikan,” tegas Tarmizi.

Selain ditujukan kepada perusahaan, Bupati juga mengingatkan masyarakat agar tidak mengambil langkah sendiri dalam menyikapi aktivitas penambangan. Ia menekankan, tindakan main hakim sendiri justru berisiko menimbulkan persoalan hukum.

“Masyarakat jangan ambil tindakan (makin hakim sendiri), sekarang informasi yang saya dapat, bupati saja dilapor polisi, apalagi masyarakat,” ujar Tarmizi.

Editor: Akil

Bupati Aceh Besar Minta Percepatan Lahan SPAM Regional

0
Bupati Aceh Besar H. Muharram Idris memimpin Rakor Rencana Tahap Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan SPAM Regional Kabupaten Aceh Besar, Kota Banda Aceh di Ruang Rapat Kadis Perkim Aceh, Gedung Utama Dinas Perkim Aceh, Selasa (2/9/2025). (FOTO: MC ACEH BESAR)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Bupati Aceh Besar, H. Muharram Idris atau yang akrab disapa Syech Muharram, menegaskan pentingnya percepatan pembebasan lahan untuk pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Aceh Besar–Banda Aceh. Hal itu ia sampaikan dalam rapat koordinasi di Gedung Utama Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh, Selasa (2/9/2025).

Rapat yang dipimpin langsung oleh Bupati ini dihadiri sejumlah pejabat terkait, di antaranya Asisten I Sekdakab Aceh Besar Farhan, AP, Kadis Pertanian Aceh Besar Jakfar, SP, Kadis PUPR Aceh Besar Syahrial Amanullah, ST, Plt Kepala Pertanahan Aceh Besar Rahmadaniaty, S.Sos., MM, serta Kepala BPN Aceh Besar Dr. Ramlan, SH., MH. Camat Leupung bersama para mukim dan keuchik setempat juga ikut hadir.

Dalam arahannya, Muharram menekankan agar persoalan lahan segera dituntaskan demi kelancaran proyek vital tersebut. Ia juga menyoroti penamaan proyek yang menurutnya harus disesuaikan dengan lokasi pembangunan.

“Pembangunan SPAM ini berada di Aceh Besar, maka penamaannya harus jelas, yaitu SPAM Regional Aceh Besar-Banda Aceh, bukan sebaliknya. Ini soal marwah daerah. Nama itu harus segera diubah agar sesuai dengan letak pembangunan,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa waktu pelaksanaan semakin terbatas. Jika pembebasan lahan tidak segera dilakukan, dana yang sudah dialokasikan berpotensi dialihkan.

“Saya tidak ingin karena kelalaian kita, dana yang sudah dianggarkan justru hilang begitu saja. Waktu kita sangat sempit, maka pembebasan lahan ini harus segera dilakukan. Jangan ditunda-tunda lagi,” ujarnya.

Muharram juga meminta camat, mukim, dan para keuchik untuk proaktif melakukan sosialisasi. Menurutnya, masyarakat perlu diyakinkan bahwa pembangunan SPAM adalah kepentingan bersama.

“Saya minta kepada camat dan keuchik, pulang dari rapat ini langsung temui warga. Sampaikan bahwa pembebasan lahan ini untuk kepentingan kita semua. Air bersih adalah kebutuhan dasar, maka kita harus bekerja sama agar proyek ini berjalan lancar,” tambahnya.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya pembangunan waduk sebagai penampungan air. Selama ini, kata dia, air dari pegunungan Aceh Besar banyak terbuang ke laut.

“Hari ini air dari pegunungan langsung mengalir ke laut, itu mubazir. Kalau kita punya waduk, air bisa ditampung dan dimanfaatkan masyarakat. Ini akan menjadi tambahan manfaat bagi keberlangsungan kebutuhan air bersih kita,” jelasnya.

Mengenai lahan pertanian yang terdampak, Bupati memastikan adanya solusi yang adil.

“Terkait lahan LP2B, kita sudah ada solusi. Lahan yang terkena dampak akan diganti dengan lahan baru. Pergantian lahan dilakukan oleh Perkim Aceh, sementara pencarian lokasi pengganti akan dibantu oleh Pemkab Aceh Besar, tetapi biayanya tetap ditanggung Perkim. Jadi tidak ada yang dirugikan,” tegas Muharram.

Proses Pengadaan Sejak 2022

Kepala Dinas Perkim Aceh, Dr. T. Aznal Zahri, S.STP., M.Si, menjelaskan bahwa proses pengadaan tanah SPAM Regional sudah dimulai sejak 2022. Penetapan lokasi dilakukan pada 2023, namun sempat terhenti pada 2024 karena pemerintah fokus pada persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh.

“Memasuki tahun 2025 ini, kita kembali melanjutkan proses pembebasan lahan. Luas tanah yang dibutuhkan berkisar di bawah 5 hektar dengan total 109 bidang. Rinciannya, 83 bidang di Gampong Meunasah Masjid, 22 bidang di Gampong Meunasah Bak U, 4 bidang di Gampong Dayah Mamplam, serta 10 bidang lainnya yang termasuk alur sungai,” kata Aznal.

Ia menegaskan bahwa proses tersebut merujuk pada regulasi yang berlaku, termasuk PP Nomor 39 Tahun 2023 dan Perpres 148 Tahun 2015.

Menurut Aznal, SPAM Regional Aceh Besar–Banda Aceh menjadi salah satu proyek prioritas mengingat kebutuhan air bersih di dua wilayah terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi.

Dukungan Warga dan Kehati-hatian Legalitas

Asisten I Sekdakab Aceh Besar, Farhan, AP, menambahkan bahwa masyarakat pada dasarnya mendukung rencana ini. Namun, ia mengingatkan perlunya kehati-hatian terkait status tanah.

“Secara umum, masyarakat setuju dan mendukung pembangunan SPAM ini. Tetapi saat pembebasan lahan nanti, harus diperhatikan status tanah, apakah itu tanah kasesa, tanah wakaf, atau tanah pribadi. Jangan sampai tanah wakaf atau kasesa berubah status menjadi tanah pribadi, karena itu akan menimbulkan masalah hukum. Kita harus hati-hati dan transparan,” ungkap Farhan.

Dengan adanya komitmen bersama ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar berharap pembangunan SPAM Regional dapat segera terealisasi sehingga kebutuhan air bersih bagi masyarakat Aceh Besar dan Banda Aceh semakin terpenuhi.

Editor: Akil

Aceh Film Festival 2025 Hadirkan 3.000 Film dari 120 Negara

0
Ilustrasi - Banner Aceh Film Festival 2025 (Foto: ANTARA/HO/AFF)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Aceh Film Festival (AFF) 2025 resmi digelar di Banda Aceh dengan menghadirkan program-program menarik, termasuk kompetisi film pendek internasional yang mencatat lebih dari 3.000 film submisi dari 120 negara.

“Kita hadirkan kompetisi film pendek internasional dengan lebih dari tiga ribu film submisi dari 120 negara,” kata Direktur AFF Jamaluddin Phonna di Banda Aceh, Selasa (2/9/2025).

Festival bertajuk “Stratagem” atau siasat/strategi ini berlangsung pada 2–6 September 2025 di Theater Library dan Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh. Tema tersebut, kata Jamaluddin, diangkat sebagai refleksi perjuangan para pelaku seni dan budaya di Aceh, Asia, hingga dunia dalam bertahan dan berkarya di tengah keterbatasan infrastruktur serta ruang ekspresi.

Selain kompetisi internasional, AFF 2025 juga memutar film dokumenter pemenang Oscar berjudul No Other Land, menghadirkan program arsip nostalgia, serta forum komunitas film dari seluruh Aceh.

“Maka, juga dihadirkan Program Aflamu, yaitu khusus film-film dari Timur Tengah yang menyoroti kedekatan budaya dan pengalaman konflik dengan Aceh,” ujar Jamaluddin.

Ia menambahkan, pemilihan tema “Stratagem” menegaskan bagaimana seniman di Aceh dan berbagai belahan dunia selalu dipaksa menemukan strategi untuk berkarya di tengah keterbatasan dana, fasilitas, maupun kebijakan.

Tidak hanya menampilkan film internasional, AFF juga membumi melalui Program Gampong Film (layar tancap di desa-desa) serta kolaborasi dengan perupa muda Aceh dalam merancang artwork festival.

“AFF bukan hanya ruang menonton, tetapi laboratorium sosial dan budaya. Kami berharap festival ini menjadi stimulan agar Aceh memiliki ruang menonton yang representatif, sekaligus memperkuat ekosistem perfilman lokal,” kata Jamaluddin.

Sementara itu, Direktur Program AFF Adli menyebut kehadiran film-film dari Timur Tengah diharapkan mampu memperluas perspektif penonton di Aceh.

“Kami ingin sineas Aceh belajar dari pengalaman dan gaya penceritaan kawan-kawan di Timur Tengah. Ada banyak kesamaan nilai budaya dan sejarah yang bisa menjadi cermin sekaligus inspirasi,” ujar Adli.

Sebagai informasi, AFF pertama kali diinisiasi oleh Komunitas Aceh Dokumenter pada 2015. Sejak itu, festival ini menjadi ruang alternatif bagi masyarakat Aceh untuk mengakses film, berdiskusi, dan membangun jejaring kebudayaan.

Editor: Akil

Dinas Pengairan Aceh Gelar Rapat Evaluasi Bulanan Capaian Realisasi Anggaran

0
Dinas Pengairan Aceh Gelar Rapat Evaluasi Bulanan Capaian Realisasi Anggaran. (Foto: Dinas Pengairan Aceh)

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Dinas Pengairan Aceh menggelar Rapat Evaluasi Bulanan terkait capaian realisasi anggaran yang diikuti oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di lingkungan Dinas Pengairan Aceh.

Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 3 September 2025, dengan tujuan untuk meninjau perkembangan pelaksanaan program dan memastikan serapan anggaran berjalan sesuai target yang telah ditetapkan.

Melalui rapat ini, diharapkan seluruh jajaran dapat memperkuat koordinasi serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan di masing-masing bidang.

Kolaborasi Pemerintah dan Lembaga Riset Dinilai Bisa Jadi Game Changer Pembangunan Aceh

0
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. (Foto: Disbudpar Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Riset dan perencanaan pembangunan merupakan fondasi penting dalam menentukan arah kebijakan pemerintah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) selama ini menjadi motor utama penyusunan strategi pembangunan, namun kebutuhan akan data akurat dan inovatif semakin menuntut adanya dukungan dari lembaga riset.

Nukilan.id menghubungi Saddam Rassanjani, peneliti di Jaringan Survei Inisiatif (JSI), untuk menanyakan sejauh mana kolaborasi pemerintah dengan lembaga riset lokal bisa memperkuat kualitas perencanaan pembangunan di Aceh.

Menanggapi hal tersebut, Saddam menilai bahwa sinergi pemerintah dan lembaga riset tidak sekadar pelengkap, tetapi bisa menjadi pengubah arah pembangunan di Aceh.

“Kolaborasi pemerintah dengan lembaga riset lokal berpotensi menjadi game changer dalam meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan Aceh,” ungkap Saddam pada Senin (1/9/2025) lalu.

Ia kemudian menjelaskan, hubungan yang saling melengkapi antara pemerintah dan lembaga riset sangat krusial sehingga akan berjalan efektif jika masing-masing pihak memahami perannya.

“Dalam kerangka evidence-based policy, pemerintah berperan sebagai pengguna bukti atau evidence user, sementara peneliti adalah penghasil bukti atau evidence producer,” katanya.

Namun, Saddam mengingatkan adanya jurang komunikasi yang sering kali menjadi hambatan. Jika tidak dijembatani, riset berisiko hanya menjadi tumpukan dokumen yang tidak berguna dalam praktik kebijakan.

“Tanpa adanya komunikasi yang intensif di antara keduanya, hasil riset hanya akan berhenti di perpustakaan, sementara kebijakan akan tetap berbasis intuisi,” tegas Saddam yang juga akademisi FISIP USK tersebut.

Karena itu, ia menekankan perlunya mekanisme yang dapat mempertemukan pemerintah dan peneliti secara berkelanjutan. Menurutnya, ruang dialog formal dapat memastikan riset benar-benar memberi manfaat nyata dalam pengambilan keputusan publik.

“Forum konsultasi riset bersama dapat memperkuat hasil penelitian dan menjadikannya sebagai landasan utama dalam perumusan kebijakan yang bisa lebih akurat,” pungkas Saddam. (XRQ)

Reporter: Akil

Poltas Sambut 25 Mahasiswa Penerima Beasiswa Aceh Carong 2025

0
Sebanyak 25 mahasiswa penerima Beasiswa Aceh Carong resmi bergabung dengan Politeknik Aceh Selatan (Poltas). (Foto: LLDikti13)

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Sebanyak 25 mahasiswa penerima Beasiswa Aceh Carong resmi bergabung dengan Politeknik Aceh Selatan (Poltas). Prosesi serah terima mahasiswa tersebut dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh kepada pihak Poltas di ruang rapat kampus, Jumat (29/8/2025).

Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen Pemerintah Aceh dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan vokasi. Para mahasiswa penerima beasiswa akan menempuh pendidikan pada program studi unggulan di Poltas, yakni D-III Teknik Industri, Teknik Mesin, serta Komputer dan Informatika. Seluruh program studi tersebut telah berstatus akreditasi Baik Sekali.

Poltas menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan berbasis kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, didukung fasilitas memadai serta tenaga pengajar yang berkualitas. Pihak kampus juga berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para penerima beasiswa untuk menimba ilmu dengan tekun.

Poltas optimistis, para mahasiswa penerima Beasiswa Aceh Carong mampu tumbuh menjadi lulusan yang berdaya saing tinggi, mandiri, serta mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah maupun bangsa.

Pemkab Aceh Besar Apresiasi Festival Literasi Disperpusip

0
Bunda Literasi Aceh Besar, Rita Mayasari saat mengunjungi Stand Pameran di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Aceh, Lamnyong, Kota Banda Aceh pada Senin (1/9/2025). (Foto: Media Center Aceh Besar)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Festival Literasi Aceh yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Aceh di Lamnyong, Kota Banda Aceh, Senin (1/9/2025).

Bunda Literasi Aceh Besar, Rita Mayasari, turut hadir dalam festival tersebut sekaligus mengunjungi stand pameran milik Disperpusip Aceh Besar. Ia menilai kegiatan itu sangat penting untuk memperkuat semangat berliterasi di kalangan masyarakat Aceh, khususnya generasi muda.

“Bagi Bunda Literasi yang baru dikukuhkan, tentu sangat penting terlibat secara langsung. Untuk itu mari kita dukung bersama, karena dengan literasi akan mensejahterakan,” ujar Rita.

Kepala Disperpusip Aceh Besar, Fazlun, menambahkan pihaknya kini tengah gencar menggalakkan berbagai kegiatan literasi di daerah. Menurutnya, literasi menjadi pintu masuk untuk membangun kejayaan generasi mendatang.

“Melalui literasi kita membuka jendela menuju kejayaan, karena itu, festival seperti ini penting untuk menumbuhkan budaya baca di kalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda,” ucap Fazlun.

Festival Literasi Aceh tahun ini resmi dibuka oleh Gubernur Aceh yang diwakili Asisten Administrasi Pemerintahan Aceh. Acara berlangsung meriah dengan dihadiri unsur Forkopimda, Wali Nanggroe, Kepala DPKA, kepala dinas perpustakaan dan kearsipan dari 23 kabupaten/kota, serta para tokoh literasi dan pelajar dari seluruh Aceh.

Berbagai agenda menarik turut disajikan, mulai dari pameran, gelar wicara, hingga pameran karya literasi. Festival ini akan berlangsung hingga 4 September 2025 dan terbuka bagi masyarakat umum, pelajar, serta pemerhati literasi dari seluruh Aceh.

Editor: Akil

Prabowo Pertanyakan Outcome dari Dana Otsus Papua dan Aceh

0
Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Dok. Kemenkeu)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto disebut berulang kali mempertanyakan efektivitas Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang selama ini digelontorkan pemerintah pusat untuk Papua dan Aceh. Meski setiap tahun anggaran digelontorkan, hasil yang dirasakan masyarakat dinilai belum nyata.

Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI secara virtual, Selasa (2/9/2025).

“Karena concern atau kepedulian dan perhatian mengenai otonomi khusus, itu bapak presiden berkali-kali menanyakan hasilnya apa dari otsus ini. Sesudah lebih dari 10 tahun apakah nggak ada evaluasi? Di satu sisi dananya setiap tahun ada, tapi di sisi lain mungkin masyarakat tidak melihat secara nyata,” kata Sri Mulyani.

Menurut dia, evaluasi menyeluruh terhadap pemanfaatan Dana Otsus perlu segera dilakukan. Apalagi pada 2026, anggaran Otsus ditetapkan sebesar Rp 13,11 triliun, lebih kecil dibanding tahun 2025 yang mencapai Rp 17,52 triliun.

Sri Mulyani menegaskan, dana tersebut akan difokuskan pada peningkatan akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat Papua dan Aceh. Sementara itu, pembangunan fisik seperti jembatan dan jalan tidak sepenuhnya bersumber dari Dana Otsus, melainkan dikombinasikan dengan Dana Alokasi Umum (DAU) serta belanja kementerian/lembaga.

“Untuk 2026 Dana Otsus yang Rp 13,1 triliun itu tidak termasuk yang akan diefisienkan, meskipun kita tentu akan terus dari sisi APBN kan merupakan suatu instrumen yang terus-menerus terekspos dengan situasi yang terjadi,” ujarnya.

Di sisi lain, penyaluran Dana Otsus juga menghadapi kendala di lapangan. Anggota DPD RI asal Papua Selatan, Rudy Tirtayana, mengungkapkan penyerapan Dana Otsus Papua Selatan pada tahun ini berjalan lambat.

“Sarat salur tidak dihapus, tetapi disederhanakan, itu yang membuat penyerapan Dana Otsus mengalami perlambatan,” kata Rudy.

Editor: AKil

2 Rumah Warga di Aceh Tamiang Rusak Diterpa Angin Kencang

0
Cuaca ekstrem disertai angin kencang melanda Kabupaten Aceh Tamiang pada Senin (1/9/2025) malam. (Foto: BPBA)

NUKILAN.ID | KUALASIMPANG – Cuaca ekstrem disertai angin kencang melanda Kabupaten Aceh Tamiang pada Senin (1/9/2025) malam. Akibatnya, dua unit rumah warga di dua kecamatan dilaporkan mengalami kerusakan.

Satu rumah warga di Desa Suka Ramai 1, Kecamatan Seuruwai, mengalami rusak ringan. Sementara itu, sebuah rumah di Desa Rantau Pauh, Kecamatan Rantau, tertimpa pohon tumbang hingga menyebabkan rusak sedang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang melaporkan, total terdapat dua kepala keluarga terdampak dalam peristiwa ini, masing-masing satu KK di Kecamatan Seuruwai dan satu KK di Kecamatan Rantau. Beruntung, tidak ada korban jiwa.

Petugas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Aceh Tamiang telah bergerak cepat melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

“Langkah awal difokuskan pada pendataan, serta pembersihan pohon tumbang dan material atap rumah yang diterpa angin,” demikian laporan Pusdatin BPBA, Senin malam.

Editor: Akil

Kisah Avellyn, Gadis Asal Banda Aceh Raih IPK Tertinggi di Sarjana Terapan UGM

0
Avellyn Yoan Wiratan, 23 tahun, mencatat prestasi gemilang di Universitas Gadjah Mada (UGM). (Foto: Humas UGM)

NUKILAN.ID | YOGYAKARTA – Avellyn Yoan Wiratan, 23 tahun, mencatat prestasi gemilang di Universitas Gadjah Mada (UGM). Wisudawan asal Banda Aceh ini dinobatkan sebagai lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada Program Sarjana Terapan, yakni 3,96. Angka tersebut melampaui rata-rata IPK 514 lulusan pada periode yang sama yang berada di angka 3,68.

Dikutip Nukilan.id dari situs resmi UGM, Avellyn resmi diwisuda pada Kamis (28/8/2025) di Grha Sabha Pramana. Ia mengaku pencapaian itu tak lepas dari doa dan dukungan orang tua yang sejak awal merestuinya merantau ke Yogyakarta.

“Apa yang saya dapat ini sebagai bentuk ucapan terima kasih. Mengizinkannya kuliah di UGM adalah keputusan yang tepat,” katanya sumringah, Senin (1/9/2025).

Selama 3 tahun 11 bulan menempuh pendidikan di Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri, Sekolah Vokasi UGM, Avellyn tidak hanya fokus pada perkuliahan. Ia aktif sebagai pengurus Keluarga Mahasiswa Buddhis (Kamadhis) dan Komunitas Mahasiswa Program Studi Agroindustri. Dari sana, ia belajar berkomunikasi dan berkolaborasi dengan sesama mahasiswa.

Kesibukan memuncak di semester 4 dan 5 ketika ia harus membagi waktu antara menjadi asisten penelitian dosen, mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), hingga membantu praktikum.

“Kendala utama yang saya hadapi itu sulit membagi waktu yang akhirnya mengakibatkan kurang istirahat dan IPK sedikit menurun,” ujarnya.

Namun, perlahan ia menemukan ritme belajar yang lebih seimbang. Di semester 6, Avellyn menjalani magang mandiri selama empat bulan yang membuka wawasannya tentang dunia kerja. Setahun kemudian, kesempatan istimewa datang ketika ia terpilih mengikuti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di New Zealand.

Pengalaman belajar di luar negeri menjadi momen paling berkesan bagi Avellyn. “Ternyata belajar itu tidak harus di kelas. Kami sering diajak field trip ke kebun, hutan, tempat konservasi, dan lain-lain sehingga dapat melihat dan belajar langsung dari pemilik lahan,” jelasnya.

Kini, usai meraih predikat lulusan terbaik, Avellyn merasa beruntung telah menempuh studi di Sekolah Vokasi UGM yang menurutnya memberikan banyak kesempatan, mulai dari lomba, magang, hingga penelitian. Ia tak lupa menyampaikan terima kasih kepada orang tua dan para dosen yang senantiasa mendukung sejak awal hingga ia menyelesaikan tugas akhir.

Editor: AKil