Beranda blog Halaman 56

Di Acara Seabad Hasan Tiro, Salmawati Tekankan Implementasi Nilai Perjuangan di Aceh

0
Salmawati atau Bunda Salma, pengganti calon anggota DPRA terpilih atas nama Ismail A. Jalil alias Ayahwa dari Dapil Aceh 5. (Foto: SerambiNews)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Anggota DPRA dari Komisi III, Salmawati menghadiri diskusi publik dan doa khanduri thon untuk memperingati 100 tahun kelahiran mendiang Wali Nanggroe Aceh, Hasan Tiro. Kegiatan ini berlangsung di Sekretariat Aceh Bergerak, Banda Aceh, Jumat (26/9/2025), dengan dihadiri sekitar seratusan masyarakat.

Amatan Nukilan.id, dalam forum bertema “Hasan Tiro: Identitas, Perjuangan, Warisan Bagi Generasi Muda Aceh” tersebut, Salmawati mengajak masyarakat Aceh agar tidak berhenti pada proses mengenang semata.

Anggota DPRA dari Komisi III, Salmawati menghadiri diskusi publik dan doa khanduri thon untuk memperingati 100 tahun kelahiran mendiang Wali Nanggroe Aceh, Hasan Tiro.

“Kalau mengenang, mungkin tidak ada di antara kita yang bisa menyamai perjuangan beliau. Tapi kita bisa mengambil sisi-sisi perjuangan itu untuk kita jalankan hari ini. Di DPRA sendiri, kami terus memperjuangkan kepentingan Aceh,” ujar Salmawati.

Ia menilai semangat perjuangan Hasan Tiro perlu diterjemahkan dalam tindakan nyata. Menurutnya, generasi saat ini bisa melanjutkan cita-cita Hasan Tiro melalui berbagai bidang, baik politik, pendidikan, ekonomi, maupun sosial.

Acara refleksi tersebut dihadiri tokoh masyarakat, aktivis, akademisi, politisi, hingga perwakilan organisasi masyarakat sipil. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan khanduri thon sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Hasan Tiro yang genap seabad sejak kelahirannya. (XRQ)

Reporter: Akil

Refleksi Seabad Hasan Tiro: Dua Tokoh GAM Kenang Warisan Disiplin dan Kecerdasan

0
Wali Neugara Aceh. Hasan Tiro. (Foto: Dialeksis)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Refleksi seabad Hasan Tiro yang digelar Aceh Bergerak di Banda Aceh, Jumat (26/9/2025), tidak hanya menjadi ajang mengenang Wali Nanggroe Aceh, tetapi juga ruang menghidupkan kembali semangat perjuangan yang diwariskan. Dua tokoh yang pernah berada dalam lingkaran perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan peran penting Hasan Tiro bagi generasi hari ini.

Mantan juru runding GAM, Munawar Liza Zainal, menekankan bahwa Hasan Tiro dikenal disiplin dan konsisten dalam perjuangan. Menurutnya, jejak pemikiran Hasan Tiro tidak terbatas pada Aceh, melainkan juga ikut memberi warna bagi gerakan kemerdekaan di berbagai belahan dunia.

“Banyak bangsa di Afrika yang dibantu wali ketika berjuang melawan kolonialisme Prancis. Hari ini, semangat melawan imperialisme itu harus tetap diwariskan,” ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA), Zakaria, mengingatkan publik tentang perjalanan pendidikan Hasan Tiro. Ia menuturkan bagaimana sang Wali pernah menimba ilmu di Yogyakarta, lalu melanjutkan kuliah di Universitas Columbia, Amerika Serikat, hingga sempat bekerja di PBB.

“Beliau adalah salah satu putra Aceh yang cerdas, pernah bekerja di PBB, namun akhirnya lebih memilih membela bangsa Aceh meski harus meninggalkan posisinya di dunia internasional,” ungkap Zakaria.

Menurut keduanya, Hasan Tiro tidak hanya meninggalkan catatan sejarah, tetapi juga sebuah warisan nilai yang patut dijadikan pegangan. Bagi Munawar Liza dan Zakaria, semangat melawan ketidakadilan dan kecerdasan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat adalah warisan paling berharga untuk generasi Aceh saat ini.

Amatan Nukilan.id, refleksi ini sendiri dihadiri ratusan masyarakat, tokoh publik, akademisi, politisi, hingga perwakilan DPRA, dan ditutup dengan doa bersama serta khanduri thon untuk mengenang 100 tahun kelahiran Hasan Tiro. [xrq]

Reporter: Akil

Kemenhut Perkuat Peran Penyuluh Hutan untuk Konservasi Gajah di Aceh

0
Untuk memperkuat peran tersebut, BP2SDM menggelar Temu Penyuluh Kehutanan di Conservation Response Unit (CRU) DAS Peusangan, Bener Meriah, Aceh, Kamis (24/9/2025). (Foto: Humas Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memperkuat peran penyuluh kehutanan dalam mendukung Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan (Peusangan Elephant Conservation Initiative/PECI) di Aceh.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kemenhut, Indra Exploitasia Semiawan, mengatakan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni telah menetapkan sebagian kawasan hutan tanaman industri seluas 98.000 hektare di Takengon, Aceh Tengah, sebagai wilayah konservasi gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis).

“Peran strategis penyuluh sebagai ujung tombak pemberdayaan masyarakat. Penyuluh berperan sebagai fasilitator, edukator, sekaligus pendamping yang harus bekerja sama lintas pihak. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera,” kata Indra di Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Untuk memperkuat peran tersebut, BP2SDM menggelar Temu Penyuluh Kehutanan di Conservation Response Unit (CRU) DAS Peusangan, Bener Meriah, Aceh, Kamis (24/9). Kegiatan ini diikuti 50 penyuluh dari berbagai instansi sebagai bentuk dukungan terhadap program PECI.

Indra menjelaskan, program konservasi ini tidak hanya fokus pada perlindungan gajah, tetapi juga mengintegrasikan aspek sosial, budaya, dan ekonomi lokal. Pemberdayaan Kelompok Tani Hutan (KTH) melalui skema perhutanan sosial menjadi bagian penting dari strategi. Dengan cara itu, konservasi gajah diharapkan berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

“Dengan visi Hutan Lestari, Gajah Terlindungi, Masyarakat Sejahtera, Program PECI diharapkan menjadi model kolaborasi konservasi yang memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang serius menjaga hutan tropis dan satwa endemik, khususnya gajah Sumatera,” ujar Indra.

100 Tahun Hasan Tiro, Aktivis dan Tokoh Aceh Gelar Diskusi Publik

0
Diskusi publik dan doa khanduri thon untuk memperingati 100 tahun kelahiran mendiang Wali Nanggroe Aceh, Hasan Tiro. Kegiatan ini berlangsung di Sekretariat Aceh Bergerak, Banda Aceh, Jumat (26/9/2025). (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sejumlah tokoh, aktivis, akademisi, hingga perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menghadiri diskusi publik dan doa khanduri thon untuk memperingati 100 tahun kelahiran mendiang Wali Nanggroe Aceh, Hasan Tiro. Kegiatan ini berlangsung di Sekretariat Aceh Bergerak, Banda Aceh, Jumat (26/9/2025), dengan dihadiri sekitar seratusan masyarakat.

Diskusi bertajuk “Hasan Tiro: Identitas, Perjuangan, Warisan Bagi Generasi Muda Aceh” dipandu langsung Ketua Aceh Bergerak, Eva Hazmaini.

Amatan Nukilan.id di lokasi, ia menegaskan bahwa Hasan Tiro bukan hanya sekadar tokoh sejarah yang tercatat dalam buku, tetapi simbol identitas dan manifestasi keberanian rakyat Aceh.

“Perjuangannya bukan sekadar senjata, tapi juga membangun kesadaran tentang hak dan identitas kita,” kata Eva.

Dalam forum itu, Teuku Miswar yang hadir sebagai pemantik diskusi menyebut Hasan Tiro menjalani “jalan sunyi” dalam perjuangannya. Menurutnya, generasi muda perlu mewarisi semangat dan keteguhan Hasan Tiro dalam memanfaatkan sumber daya Aceh demi kesejahteraan rakyat.

Sementara itu, mantan juru runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Munawar Liza Zainal, menyoroti disiplin dan konsistensi Hasan Tiro dalam setiap langkah perjuangan. Ia menyebut Hasan Tiro bahkan turut berperan dalam gerakan kemerdekaan di berbagai belahan dunia.

“Banyak bangsa di Afrika yang dibantu wali ketika berjuang melawan kolonialisme Prancis. Hari ini, semangat melawan imperialisme itu harus tetap diwariskan,” ujarnya.

Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA), Zakaria, dalam kesempatan itu menuturkan perjalanan pendidikan Hasan Tiro. Ia mengingatkan bahwa Hasan Tiro sempat menempuh pendidikan di Yogyakarta, lalu melanjutkan kuliah di Universitas Columbia, Amerika Serikat.

“Beliau adalah salah satu putra Aceh yang cerdas, pernah bekerja di PBB, namun akhirnya lebih memilih membela bangsa Aceh meski harus meninggalkan posisinya di dunia internasional,” ungkap Zakaria.

Anggota DPRA dari Komisi III, Salmawati, juga turut menyampaikan pandangannya. Ia mengajak masyarakat agar tidak hanya mengenang, tetapi juga mengimplementasikan nilai perjuangan Hasan Tiro dalam kehidupan sehari-hari.

“Kalau mengenang, mungkin tidak ada di antara kita yang bisa menyamai perjuangan beliau. Tapi kita bisa mengambil sisi-sisi perjuangan itu untuk kita jalankan hari ini. Di DPRA sendiri, kami terus memperjuangkan kepentingan Aceh,” ujar Salmawati.

Acara refleksi ini ditutup dengan doa bersama serta khanduri thon sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Hasan Tiro yang genap 100 tahun sejak kelahirannya. Hadir pula Sekretaris Daerah Aceh, Muhammad Nasir, bersama sejumlah pelaku sejarah, seniman, organisasi masyarakat sipil, politisi, dan pemuda. (XRQ)

Reporter: Akil

Gubernur Aceh Beri Peringatan Keras, Akan Tertibkan Tambang Ilegal

0
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf. (Foto: Humas Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh Muzakir Manaf menegaskan Pemerintah Aceh akan menata kembali aktivitas tambang ilegal yang marak di sejumlah daerah. Ia memberi peringatan keras kepada para pelaku untuk segera menghentikan kegiatan ilegal tersebut dan mengeluarkan seluruh alat berat dari kawasan hutan.

Pernyataan itu disampaikan Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf, usai mendengar laporan Ketua Panitia Khusus Tambang DPRA Tgk Anwar, setelah penandatanganan rancangan perubahan KUA dan PPAS 2025 dalam rapat paripurna DPRA, Kamis (25/9/2025).

“Khusus tambang emas ilegal, saya beri amaran waktu, mulai hari ini, seluruh tambang emas ilegal yang memiliki alat berat harus segera dikeluarkan dari hutan Aceh. Jika tidak, maka setelah 2 minggu dari saat ini, maka akan kita lakukan langkah tegas,” ujar Mualem.

Ia menekankan, tambang ilegal selain merusak lingkungan juga tidak memberi manfaat bagi keuangan daerah maupun masyarakat. Karena itu, pemerintah berkomitmen melakukan penertiban dan penataan agar pengelolaan tambang lebih terarah.

“Segera akan kita buat Instruksi Gubernur terkait penataan penertiban tambang ilegal. Nantinya, penataan dan penertiban tambang ilegal akan kita arahkan untuk dikelola masyarakat dan UMKM atau skema pengelolaan lainnya,” ucapnya.

Mualem juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah mendata sedikitnya 1.630 sumur minyak ilegal di empat kabupaten, yakni Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen.

“Terhadap sumur minyak ilegal, Pemerintah Aceh dan Pemkab sudah melakukan upaya percepatan legalitas, agar bisa dikelola secara resmi oleh masyarakat melalui skema pertambangan rakyat,” kata Gubernur.

Ia menambahkan, penertiban tidak hanya berlaku untuk tambang ilegal, melainkan juga pertambangan resmi agar seluruh aktivitas sesuai ketentuan hukum.

“Insya Allah, demi rakyat kita akan terus berbenah. Semua ini untuk kepentingan Aceh, untuk kepentingan masyarakat Aceh,” pungkas Mualem.

Mualem Akan Lantik Pejabat Baru Sore Ini, Delapan Eselon II Aceh Dicopot

0
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf. (Foto: Pemerintah Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, dijadwalkan melantik sejumlah pejabat Pemerintah Aceh pada Jumat sore, 26 September 2025. Prosesi pelantikan akan berlangsung di Aula Pendopo Gubernur dengan fokus pada pejabat eselon II dan IV.

Kebijakan ini menyusul langkah tegas Mualem yang pada Jumat siang telah mencopot delapan pejabat eselon II dari jabatannya. Untuk mengisi kekosongan, sejumlah pelaksana harian (Plh) langsung ditunjuk pada posisi strategis.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Nukilan.id, pejabat yang diganti beserta penggantinya adalah Hanum menggantikan dr. Fatah sebagai Wakil Direktur RSZA, Wahyu menjadi Plh Direktur RSIA menggantikan Nurnikmah, T. Fahrizal ditunjuk sebagai Plh Kepala Dinas Peternakan menggantikan Zal Supran, dan Kariamansyah menjabat Plh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan menggantikan Aliman.

Selain itu, Novita dipercaya sebagai Plh Wakil Direktur Pelayanan RSUZA, Syarifah Yessi Hediyati sebagai Plh Direktur RS Jiwa, Zulkarnain ditunjuk sebagai Plh Kepala Dinas Sosial menggantikan Muslem, Nizwar sebagai Plh Kepala Dinas Pertanahan menggantikan Sunawardi, serta Hendra Saputra sebagai Plh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM menggantikan Azhari.

Beberapa pejabat yang diberhentikan memilih untuk tidak berkomentar panjang. Salah satunya, mantan Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zal Supran, membenarkan dirinya telah resmi diberhentikan.

“Benar, saya tidak lagi menjabat. Itu sudah keputusan pimpinan,” ujar Zal Supran kepada wartawan, Jumat pagi, 26 September 2025.

Sumber di lingkungan Sekretariat Daerah Aceh menyebutkan, pelantikan sore ini akan diisi dengan penyerahan surat keputusan sekaligus penyampaian arahan langsung dari Gubernur. (XRQ)

Reporter: Akil

Sekda Aceh Tunjuk Ahmad Fazil Pimpin Cabang Dinas Pendidikan Aceh Besar

0
Sekda Aceh Tunjuk Ahmad Fazil Pimpin Cabang Dinas Pendidikan Aceh Besar. (Foto: Disdik Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pemerintah Aceh kembali melakukan rotasi sekaligus pengisian jabatan strategis dalam struktur birokrasi pendidikan. Pada Jumat (26/9/2025), Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, mewakili Gubernur, melantik serta mengambil sumpah 290 pejabat eselon III dan IV di Anjungan Mon Mata, Kompleks Meuligoe Gubernur Aceh.

Salah satu pejabat yang mendapat amanah baru adalah Ahmad Fazil, S.Pd., M.Pd., yang resmi dipercaya memimpin Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Aceh Besar. Jabatan ini dinilai penting karena Aceh Besar merupakan salah satu daerah dengan jumlah sekolah dan peserta didik terbanyak di provinsi.

Dalam sambutannya, Sekda Aceh menegaskan bahwa pelantikan tersebut merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah untuk mengoptimalkan potensi sumber daya manusia.

“Sektor pendidikan menjadi prioritas pemerintahan Mualem dek Fadh, karena pendidikan adalah jalan menuju kemajuan,” ujarnya.

Ahmad Fazil bukanlah sosok baru di lingkungan Dinas Pendidikan Aceh. Ia meniti karier dari bawah dan pernah menduduki sejumlah jabatan penting. Pada 2019–2021, ia menjabat sebagai Kasi Manajemen GTK dan Mutu Kesiswaan di Cabdin Kota Subulussalam dan Aceh Singkil. Selanjutnya, pada 2021–2022, ia dipercaya sebagai Kasi Pengembangan Mutu Guru di Cabdin Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.

Kariernya kemudian berlanjut di Cabdin Bireuen sebagai Kasi Manajemen GTK dan Mutu Kesiswaan sejak 2022 hingga 2025. Pengalaman panjang tersebut menunjukkan konsistensi Ahmad Fazil dalam memperkuat kualitas guru, meningkatkan mutu kesiswaan, serta membangun sistem manajemen pendidikan di berbagai daerah.

Penunjukan Ahmad Fazil sebagai Kacabdin Aceh Besar diharapkan menghadirkan energi baru bagi dunia pendidikan setempat. Tantangan yang menanti antara lain pemerataan sarana prasarana, peningkatan kompetensi tenaga pendidik, serta percepatan transformasi digital dalam proses belajar-mengajar.

Pemerintah Aceh menaruh harapan besar agar kehadiran Ahmad Fazil mampu menjembatani kebijakan provinsi dengan kebutuhan sekolah di tingkat daerah. Dengan demikian, mutu pendidikan di Aceh Besar dapat terus meningkat sejalan dengan visi pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

Selain melantik Ahmad Fazil, pemerintah juga menetapkan ratusan pejabat lain di lingkungan Pemerintah Aceh. Langkah ini diharapkan mempercepat realisasi program prioritas, terutama dalam membangun generasi muda Aceh yang berkompetensi di tingkat nasional maupun internasional.

Kadisdik Aceh Tutup Program Kerja Sama Singapura tentang TOT Perencanaan Kurikulum dan Pedagogi Bahasa Inggris

0
Kadisdik Aceh Tutup Program Kerja Sama Singapura tentang TOT Perencanaan Kurikulum dan Pedagogi Bahasa Inggris. (Foto: Disidik Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A., resmi menutup Training of Trainer (TOT) Course on Teaching English As a Second Language – Curriculum Planning and Pedagogy for Teachers di SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh, Jumat (26/9). Program ini diikuti 30 guru Bahasa Inggris dari SMA, SMK, dan SLB se-Aceh.

Kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari tersebut merupakan kerja sama antara Dinas Pendidikan Aceh dan Kementerian Luar Negeri Singapura melalui Singapore Cooperation Program (SCP) serta SEAMEO Regional Language Centre (RELC), lembaga yang fokus pada pengembangan pengajaran bahasa di Asia Tenggara.

Dalam sambutannya, Marthunis menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk memperkuat kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang lebih kontekstual dan menarik. Ia berharap pembelajaran Bahasa Inggris di Aceh bisa lebih menyenangkan dan efektif.

Marthunis menambahkan, penguasaan Bahasa Inggris adalah kompetensi vital bagi generasi muda Aceh agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. “Kami mendukung penuh pelatihan ini karena tidak hanya menambah wawasan, tapi juga keterampilan praktis bagi guru. Setelah TOT, diharapkan para guru dapat menjadi pelatih di sekolah masing-masing sehingga ilmu yang didapat dapat tersebar lebih luas,” ujarnya.

Ia optimistis kegiatan ini berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan Bahasa Inggris di Aceh.

“Dengan guru yang semakin kompeten, kualitas proses pembelajaran akan meningkat, sehingga membuka peluang lebih luas bagi siswa untuk menguasai Bahasa Inggris dengan baik,” jelasnya.

Sudirman, salah satu peserta asal Gayo Lues, menyebut pelatihan ini sebagai pengalaman terbaik.

“Kami berharap bahwa pelatihan seperti ini dapat terus berlanjut, bahkan jika mungkin langsung ke Singapura,” harapnya.

Sementara itu, Dr. Marie Alina Yeo, trainer dari SCP sekaligus perwakilan RELC Singapura, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Aceh atas dukungan dan kerja sama selama pelatihan berlangsung.

“Ia memuji peran aktif Dinas Pendidikan Aceh yang berhasil menyelenggarakan kegiatan dengan lancar dan efektif, sehingga tujuan pelatihan dapat tercapai dengan baik,” ujarnya.

Menurut Dr. Marie, pelatihan ini bertujuan memperkuat kemampuan guru dalam mengajar Bahasa Inggris melalui pendekatan kurikulum dan pedagogi yang kreatif dan inovatif. Ia yakin program tersebut mampu mendongkrak kualitas pendidikan di Aceh.

Ia juga mengapresiasi kesungguhan para peserta selama mengikuti kegiatan. “Dr. Marie berharap ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan dapat menjadi bekal berharga bagi guru saat kembali mengajar, dan dapat diteruskan kepada siswa agar manfaatnya semakin luas,” tutupnya.

Rapat Paripurna DPRA: KUA-PPAS 2025 Disepakati, Pansus Minerba-Migas Dilaporkan

0

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menggelar Rapat Paripurna dengan sejumlah agenda penting, mulai dari penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2025, hingga penyampaian laporan Panitia Khusus (Pansus) Minerba dan Migas. Rapat ini sekaligus menandai penutupan Masa Persidangan II dan pembukaan Masa Persidangan III Tahun 2025.

Rapat yang berlangsung di Ruang Serbaguna DPRA, Kamis (25/9), dipimpin langsung oleh Ketua DPRA, Zulfadhli, A.Md., bersama unsur pimpinan dewan. Hadir pula Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Gubernur Aceh, anggota DPRA, unsur Forkopimda, serta para tamu undangan lainnya.

Salah satu agenda utama rapat adalah penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS 2025 antara Pemerintah Aceh dengan DPRA. Ketua DPRA menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin baik antara Tim Anggaran Pemerintah Aceh dan Badan Anggaran DPRA selama proses pembahasan.

Pansus Minerba dan Migas yang dibentuk berdasarkan Keputusan DPRA Nomor 1/DPRA/2025 turut melaporkan hasil kerja selama enam bulan. Laporan tersebut mencakup investigasi ke lapangan dan pertemuan dengan berbagai instansi terkait guna memperkuat pengawasan sektor pertambangan dan migas di Aceh.

Dalam kesempatan itu, DPRA juga menyampaikan capaian utama pada Masa Persidangan II Tahun 2025. Beberapa di antaranya adalah pembahasan sejumlah qanun strategis, pelaksanaan reses anggota dewan, serta penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan Pemerintah Aceh tahun 2024.

Secara resmi, Masa Persidangan II ditutup dan Masa Persidangan III Tahun 2025 dibuka. Ketua DPRA berharap seluruh agenda dapat terlaksana sesuai rencana kerja tahunan.

Menutup rapat, Ketua DPRA menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang hadir. Ia juga menegaskan bahwa rekomendasi Pansus Minerba dan Migas harus segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah Aceh guna memperbaiki tata kelola pertambangan dan migas demi kepentingan masyarakat Aceh.

Sebagian Karhutla di Aceh Barat Berhasil Dipadamkan

0
Karhutla di Aceh Selatan Meluas Capai 65 Hektare. (Foto: BPBA)

NUKILAN.ID | MEULABOH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat memastikan sejumlah titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah setempat berhasil dipadamkan. Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, menyebut salah satunya berada di Kecamatan Meureubo.

“Alhamdulillah, satu lokasi kebakaran lahan di Desa Ujong Tanoh Darat, Kecamatan Meureubo telah berhasil dipadamkan 100 persen,” ujarnya, Kamis (26/9/2025) malam. Lahan yang terbakar di desa tersebut mencapai sekitar 0,3 hektare.

Sementara itu, kebakaran lahan di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan, sudah tertangani 80 persen dengan total area terbakar seluas 0,5 hektare. Di desa lainnya, yakni Leuhan dan Lapang-Ujong Beurasok, Kecamatan Johan Pahlawan, penanganan telah mencapai 70 persen dari total lahan terbakar sekitar 2 hektare.

Kebakaran lahan di Desa Keub, Kecamatan Arongan Lambalek, juga berhasil ditangani 80 persen dari total area terbakar seluas 7 hektare. Adapun di Desa Napai, Kecamatan Woyla Barat, kebakaran yang melanda lahan seluas 3 hektare juga telah tertangani 80 persen.

Teuku Ronal menambahkan, kebakaran di Desa Deuah, Kecamatan Samatiga, dengan luas lahan terbakar sekitar 7 hektare, hingga Kamis malam sudah tertangani 75 persen. Menurutnya, keberhasilan tersebut tidak lepas dari upaya penyekatan di empat lokasi kebakaran.

“Penyekatan lokasi kebakaran ini bertujuan agar kobaran api tidak menjalar ke lokasi lain, yang berdampak meluasnya area kebakaran,” kata dia.

Lokasi penyekatan dilakukan di Desa Keub, Kecamatan Arongan Lambalek; Desa Deuah, Kecamatan Samatiga; serta Desa Leuhan, Desa Lapang, dan Desa Suak Raya di Kecamatan Johan Pahlawan.

Dengan langkah tersebut, hingga kini tidak ada penambahan luas kebakaran di Aceh Barat. Total lahan yang terbakar masih tercatat seluas 19,8 hektare.