Beranda blog Halaman 49

PN Banda Aceh Sidangkan Kasus Perdagangan Anak di Bawah Umur ke Malaysia

0
Sidang perdana kasus TPPO anak di bawah umur yang berlangsung di Pengadilan Negeri Banda Aceh, pada Rabu 1 Oktober 2025. (Foto: Nukilan/Rezi)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh menggelar sidang perdana kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan terdakwa Rohamah (55) pada Rabu (1/10/2025). 

Perempuan paruh baya ini didakwa mengirim anak di bawah umur ke Malaysia untuk dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial.

Dalam pembacaan dakwaan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Luthfan Al Kamil memaparkan kronologi kasus yang terjadi pada Oktober 2024. Terdakwa mengirim seorang anak perempuan berinisial PAF (15) ke luar negeri melalui jalur darat dan laut dengan iming-iming pekerjaan layak.

“Korban dijanjikan pekerjaan layak, namun setibanya di Malaysia justru dipaksa menjadi pekerja seks dan mengalami eksploitasi seksual berulang kali,” ungkap JPU di ruang sidang.

Akibat perbuatan terdakwa, korban mengalami trauma psikologis berat, luka fisik, dan gangguan kesehatan reproduksi. Kondisi ini diperkuat dengan hasil visum et repertum dari dokter yang telah memeriksa korban.

Rohamah dijerat dengan sejumlah pasal dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Dakwaan disusun secara berlapis, yakni primair, subsider, dan lebih subsider.

Pasal-pasal yang dikenakan antara lain Pasal 6 dengan ancaman penjara 3-15 tahun dan denda Rp120 juta hingga Rp600 juta. Kemudian Pasal 7 ayat (1) yang pidananya ditambah sepertiga dari hukuman pokok.

Terdakwa juga dijerat Pasal 4 dengan ancaman serupa, serta Pasal 17 yang mengancam dengan hukuman setara pelaku utama. Total denda yang dihadapi terdakwa bisa mencapai miliaran rupiah.

Sidang ditunda dan akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi. 

Reporter: Rezi

Kapolda Aceh Paparkan Pengaruh Narasi pada Pembangunan Daerah

0
Kepala Polda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Kepala Polda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, menegaskan bahwa narasi memiliki pengaruh besar dalam membangun Aceh.

“Narasi positif mampu mendorong semangat tinggi membangun Aceh. Sebaliknya, narasi negatif dapat membuat Aceh makin terpuruk,” ujarnya di Gedung Presisi Polda Aceh, Banda Aceh, Kamis (2/10/2025).

Pernyataan itu disampaikan dalam Forum Komunikasi Kehumasan dengan agenda Tatap Muka dan Dialog Kapolda Aceh bersama Kasihumas Polres/TA jajaran Polda Aceh, awak media, dan influencer.

Dalam kesempatan tersebut, Irjen Marzuki tidak hanya memaparkan angka kriminalitas, tetapi juga mengaitkannya dengan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh.

“Namun di sini terjadi paradoks. Antara harapan dan kenyataannya bertolak belakang. Menurut data dari lembaga kredibel termasuk BRIN, menunjukkan bahwa Aceh teraman di Sumatera. Tapi yang jadi pertanyaannya, kenapa Aceh miskin,” katanya.

Menurutnya, salah satu cara membangkitkan ekonomi Aceh adalah memperbaiki narasi di berbagai platform media. “Baik itu media meanstream maupun media social,” ujarnya.

Narasi positif, lanjut Irjen Marzuki, merupakan bagian dari fungsi pers sebagai sarana pendidikan.

“Artinya, pers juga memiliki tanggungjawab terhadap pendidikan yang baik pada publik,” katanya.

Ia menambahkan, jika masyarakat terdidik dengan baik maka sebuah daerah akan maju dan sejahtera, termasuk Aceh.

“Sebagaimana disebut oleh Plato, seorang filsuf Yunani klasik, bahwa kemakmuran negara tergantung pada seberapa baik masyarakatnya terdidik,” katanya.

Berkaitan dengan peran pers, Irjen Marzuki juga mengutip pandangan Thomas Jefferson. “Pers adalah instrument paling baik dalam pencerahan dan meningkatkan kualitas manusia sebagai makhluk rasional, moral, dan sosial,” ujarnya.

Karena itu, ia berharap insan pers dan influencer di Aceh dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan daerah.

Dalam kesempatan itu, Irjen Marzuki menutup dengan sebuah pantun, “Mati Listrik badan kepanasan, harus tidur dalam kegelapan, informasi itu adalah pesan, baca dulu sebelum diteruskan.”

Marsya Record Gelar Lomba Video TikTok Lipsing “Gaseh Meupaksa” Khusus Wanita, Total Hadiah Rp 3 Juta

0
Marsya Record Gelar Lomba Video TikTok Lipsing “Gaseh Meupaksa” Khusus Wanita. (Foto: Tangkapan Layar)

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Rumah produksi musik Marsya Record kembali menghadirkan kompetisi kreatif bagi para pengguna TikTok, khususnya kaum perempuan.

Dilansir Nukilan.id dari TikTok @ramlan_yahya, lomba bertajuk “Video TikTok Lipsing Gaseh Meupaksa – Ami Rahmi” digelar mulai 1 hingga 25 Oktober 2025 dengan total hadiah mencapai Rp 3.000.000 ditambah baju kaos eksklusif.

Lomba ini mengajak peserta untuk membuat video lipsing semenarik mungkin sesuai tema lagu “Gaseh Meupaksa”, salah satu lagu populer milik penyanyi Ami Rahmi yang dirilis di bawah label Marsya Record. Setiap peserta boleh mengunggah lebih dari satu video, dengan durasi dan bagian lagu yang bebas dipilih.

Peserta wajib menandai akun TikTok @ramlan_yahya dan @marsyarecordofficial, serta minimal menandai 10 teman dalam unggahan mereka. Selain itu, setiap video wajib menggunakan hashtag #lombalipsinggasehmeupaksa.

“Lomba ini bukan hanya soal hadiah, tapi juga ajang untuk menyalurkan kreativitas dan mengenalkan lagu Aceh ke audiens yang lebih luas melalui platform digital,” ujar Ramlan Yahya, perwakilan Marsya Record.

Pemenang juara 1, 2, 3, serta harapan 1 dan 2 akan mendapatkan uang tunai dan baju kaos Marsya Record Label. Sementara peserta yang masuk 10 besar nominasi juga akan memperoleh kaos eksklusif dari label tersebut.

Pengumuman pemenang akan dilakukan pada 4 November 2025 melalui akun TikTok @ramlan_yahya. (XRQ)

Reporter: Akil

Setelah 3 Hari Padam, PLN Pastikan Listrik Aceh Sudah Pulih Sepenuhnya

0
Ilustrasi kelistrikan (Foto: pln.co.id)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pasokan listrik di Aceh kini telah kembali normal usai mengalami pemadaman selama tiga hari berturut-turut. PT PLN (Persero) memastikan pemulihan 100 persen sistem kelistrikan di Aceh tuntas pada Kamis (2/10/2025) pukul 00.07 WIB.

“Yang sebelumnya terdampak gangguan di sebagian wilayah, kini seluruh pelanggan telah menikmati kembali pasokan listrik secara normal,” kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh, Mundhakir, dalam keterangan tertulis.

Mundhakir menjelaskan, personel gabungan lintas unit PLN di Aceh diterjunkan untuk menangani gangguan dan bekerja 24 jam guna mempercepat pemulihan listrik.

“Seluruh sistem kelistrikan di Aceh telah berhasil pulih sepenuhnya,” ujarnya.

Meski demikian, petugas PLN di lapangan tetap disiagakan untuk menjaga keandalan pasokan, terutama pada sektor vital seperti rumah sakit, fasilitas pemerintahan, pusat komunikasi, dan pelayanan publik.

PLN juga akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperkuat sistem kelistrikan di Aceh.

“Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang sempat dirasakan pelanggan, sekaligus apresiasi atas kesabaran dan pengertian seluruh masyarakat Aceh selama proses pemulihan berlangsung,” tutur Mundhakir.

PLN mengimbau masyarakat yang masih mengalami kendala terkait kelistrikan agar melapor melalui aplikasi PLN Mobile.

Program Kampung Nelayan Merah Putih di Aceh Selatan Bukan Janji KKP, Bupati Mirwan Pastikan Realisasi 2026

0
Ilustarasi nelayan. (Foto: GNFI)

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Bupati Aceh Selatan, Mirwan, menyampaikan apresiasi atas hadirnya program strategis Kampung Nelayan Merah Putih yang dipastikan terealisasi di kabupaten tersebut pada 2026. Ia menegaskan, program ini bukan janji khusus dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada Aceh Selatan, melainkan bagian dari inisiatif nasional.

Pernyataan itu disampaikan Mirwan di Aceh Selatan pada Rabu, 1 Oktober. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan telah berupaya keras agar bisa menjadi salah satu daerah penerima program tersebut, mengingat pentingnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Bupati juga meluruskan informasi yang beredar. Ia menegaskan, program Kampung Nelayan Merah Putih adalah agenda nasional yang diluncurkan serentak di berbagai wilayah Indonesia. Aceh Selatan berhasil masuk ke dalam daerah penerima melalui kerja keras pemerintah daerah dalam mengoptimalkan jaringan dan koneksi.

“Kami mengapresiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk menghadirkan Kampung Nelayan Merah Putih di Kabupaten Aceh Selatan,” ujar Mirwan. Ia menambahkan, tindak lanjut program baru akan dilakukan pada 2026, bukan pada tahun ini seperti yang sempat disalahartikan sebagian pihak.

Mirwan juga menegaskan bahwa program tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi satu daerah.

“Program Kampung Nelayan Merah Putih ini bukan hanya di satu daerah tetapi menyeluruh di seluruh tanah air. Pemerintah kabupaten Aceh Selatan berhasil mendapatkannya dan ditindaklanjuti pada 2026,” jelasnya.

Ia berharap masyarakat memahami bahwa program ini membutuhkan proses dan perencanaan matang agar pelaksanaannya sesuai target.

“Kami berharap tidak ada pihak keliru menafsirkan bahwa program ini direalisasikan tahun ini. Program Kampung Nelayan Merah Putih bukan hanya untuk Kabupaten Aceh Selatan semata, tetapi menyeluruh sebagai skala nasional,” kata Mirwan.

Program ini, kata Mirwan, bukanlah proyek pencitraan tanpa realisasi. Sebaliknya, membutuhkan waktu dan proses agar benar-benar memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan nelayan, tidak hanya di Aceh Selatan tetapi juga di seluruh Indonesia.

Editor: Akil

IPARI Simeulue Tolak Domino Jadi Cabang Olahraga di Aceh

0
IPARI Simeulue Tolak Domino Jadi Cabang Olahraga di Aceh. (Foto: Ilustrasi)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Simeulue menolak wacana menjadikan permainan domino sebagai salah satu cabang olahraga di Aceh, Senin (29/9/2025).

Ketua IPARI Simeulue, Ilham Irada, menegaskan penolakan tersebut bukan ditujukan kepada individu maupun kelompok tertentu, melainkan didasari pertimbangan agama, budaya, serta realitas sosial masyarakat Aceh.

“Kami menolak dengan tegas menjadikan domino sebagai cabang olahraga resmi di Aceh. Permainan ini secara kultural di masyarakat sudah sangat lekat dengan praktik perjudian,” ujarnya kepada beritamerdeka.net, Selasa (30/9/2025).

Menurut Ilham, masyarakat sulit memisahkan domino dari unsur maisir (judi). Jika dilegalkan sebagai olahraga, hal ini dikhawatirkan justru membuka ruang pembenaran terhadap praktik perjudian. Ia juga menilai dampaknya bisa merusak keharmonisan rumah tangga karena banyak kepala keluarga yang akan lupa waktu dan pulang larut malam akibat permainan tersebut.

“Aceh memiliki identitas khusus sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam secara formal. Oleh karena itu, setiap kebijakan terkait olahraga maupun kebudayaan seharusnya sejalan dengan nilai-nilai islami serta kearifan lokal,” jelasnya.

Ilham menambahkan, dalam Qanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat secara jelas disebutkan bahwa maisir atau perjudian dalam bentuk apa pun dilarang. Walaupun ada klaim bahwa domino bisa dijadikan olahraga otak atau strategi, realitanya di lapangan berbeda.

“Citra domino di mata masyarakat Aceh tetap melekat dengan judi. Legalisasi sebagai olahraga justru bisa menjadi pintu masuk normalisasi praktik yang bertentangan dengan syariat. Kami juga mendesak MPU Aceh untuk mengkaji ulang wacana ini karena mudaratnya lebih banyak dan akan merusak generasi muda Aceh,” tegas Ilham.

Komisi II DPR Anggap Wajar Kebijakan Bobby Nasution Tertibkan Truk Berpelat BL

0
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Rifqinizamy Karsayuda. (Foto: DOK. Humas DPR RI)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda menilai langkah Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution yang meminta truk asal Aceh berpelat BL diganti menjadi pelat BK merupakan hal yang wajar dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

“Fenomena ini kan sebetulnya ada di banyak tempat. Daerah sekarang sedang berikhtiar sekuat tenaga untuk meningkatkan penerimaan atau pendapatan daerahnya,” ujar Rifqinizamy kepada wartawan, Rabu (1/10/2025).

Ia menjelaskan, pajak kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber utama pendapatan pemerintah daerah. Karena itu, kendaraan operasional perusahaan seharusnya menggunakan pelat nomor sesuai domisili dan wilayah operasinya agar pajak masuk ke daerah tersebut.

“Tentu secara administratif kan harus bernomor polisi setempat agar nanti begitu perpanjangan bayar pajak itu di tempat itu. Jadi menurut pandangan saya, itu hal yang normal sebetulnya. Hal yang wajar bagi sebuah daerah,” kata Rifqinizamy.

Politikus Nasdem itu menyebut kebijakan serupa juga diterapkan di beberapa daerah lain. Ia mencontohkan langkah Gubernur Riau Abdul Wahid yang meminta sopir dan pemilik kendaraan segera mengganti pelat sesuai wilayah operasional.

“Saya juga melihat kemarin Gubernur Abdul Wahid di Riau juga melakukan hal yang sama. Beliau meminta kepada beberapa sopir untuk segera menyampaikan kepada pemilik kendaraan, perusahaan agar segera mengubah pelatnya,” ujarnya.

“Ini saya kira fenomena umum, tetapi mungkin harus disikapi oleh pusat. Nanti kami sampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri agar jangan terkesan ini membangun konflik di bawah,” pungkasnya.

Sebelumnya, video Gubernur Sumut Bobby Nasution menghentikan truk berpelat BL asal Aceh di Kabupaten Langkat, Sumut, Sabtu (27/9/2025), sempat beredar luas. Dalam video itu, Asisten Administrasi Umum Pemprov Sumut Muhammad Suib berbincang dengan sopir truk dan menjelaskan bahwa pelat BL harus diganti menjadi BK agar pajak kendaraan masuk ke kas daerah Sumut. Tak lama kemudian, Bobby juga berbicara langsung dengan sopir.

“Biar bosmu tahu, kalau enggak nanti bosmu enggak tahu,” kata Bobby dalam video tersebut.

Bobby menegaskan, mulai 2026 pihaknya akan menerapkan aturan yang mewajibkan kendaraan operasional perusahaan menggunakan pelat nomor sesuai domisili dan wilayah operasinya.

“Kami hanya mendata, menyosialisasikan, ini akan diberlakukan tahun 2026. Saya minta kepada bupati, tolong didata perusahaan yang berdomisili dan beroperasi di Sumut, tapi menggunakan kendaraan operasionalnya bukan pelat BK, agar diganti jadi BK atau BB. Kenapa? Karena pajak kendaraannya tidak masuk,” ucapnya usai rapat paripurna di DPRD Sumut, Senin (29/9/2025).

Menurut Bobby, aturan serupa juga sudah diterapkan di beberapa daerah, seperti Riau, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem mengaku tidak terlalu mempermasalahkan langkah Bobby. Namun, ia menegaskan tetap akan memantau perkembangan di lapangan.

“Kita wanti-wanti juga, meunyo ka dipublo, tablo (kalau sudah dijual, kita beli). Nyo ka gatai, tagaro (kalau sudah gatal, kita garuk),” kata Muzakir dalam rapat paripurna di DPR Aceh, Senin (29/9/2025) malam.

Mualem menganggap polemik tersebut tak lebih dari sekadar “angin berlalu”.

“Kita tenang saja, kita nilai itu angin berlalu, kicauan burung yang merugikan dia sendiri,” ucapnya.

Keren! Siswi MAN Sabang Ciptakan Inovasi AI untuk Bahasa Aceh

0
Tiga siswi MAN Sabang Ciptakan Inovasi AI untuk Bahasa Aceh. (Foto: MAN SABANG)

NUKILAN.ID | SABANG – Tiga siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sabang berhasil melaju ke babak semifinal Festival Madrasah Young Researcher (FEST MYRA) 2025. Mereka mengajukan proposal riset bertema pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk menjaga kelestarian bahasa Aceh yang kian tergerus zaman.

Proposal berjudul “Peran Kecerdasan Buatan dengan Nilai Filosofi Matee Aneuk Meupat Jeurat, Matee Adat Pat Tamita terhadap Pelestarian Bahasa Aceh” digagas oleh Zhairah Salsabila, Dea Fitriani, dan Chairul Amna. Ide itu lahir dari keprihatinan mereka melihat generasi muda semakin jarang berbahasa Aceh.

“Awalnya ide riset ini muncul ketika kami mengamati banyak teman sebaya tidak lagi bisa berbahasa Aceh. Dari situlah muncul gagasan untuk menghadirkan AI sebagai sarana agar bahasa Aceh tetap hidup,” ungkap Zhairah mewakili tim, Rabu (1/10/2025).

Guru pembimbing mereka, Hafiz Arif Lubis, S.Si, menuturkan bahwa riset ini tidak sekadar menghadirkan platform digital pembelajaran, tetapi juga menanamkan filosofi adat Aceh. Pepatah Matee Aneuk Meupat Jeurat, Matee Adat Pat Tamita dijadikan landasan agar bahasa ibu tidak kehilangan makna mendalamnya.

“Banyak anak merasa malu atau menganggap bahasa Aceh ketinggalan zaman. Jika dibiarkan, bukan hanya bahasa yang hilang, tetapi juga nilai-nilai filosofisnya. Karena itu, riset siswa ini penting sebagai cara melestarikan bahasa dengan pendekatan modern,” tegas Hafiz.

Ia menambahkan, karya tersebut membuktikan bahwa siswa madrasah mampu melahirkan gagasan yang relevan dengan perkembangan zaman. Harapannya, inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Aceh lainnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sabang, Samsul Bahri, turut mengapresiasi inovasi tersebut. Menurutnya, karya itu relevan dengan tantangan masa kini karena mampu memadukan kecerdasan buatan dengan pelestarian bahasa dan adat Aceh.

“Prestasi ini menunjukkan bahwa siswa madrasah di Sabang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap kearifan lokal. Saya berharap ide-ide kreatif semacam ini terus tumbuh agar madrasah semakin dikenal sebagai pusat inovasi,” ujarnya.

Apresiasi serupa juga datang dari Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kota Sabang, Nuranifah. Ia menilai semangat riset siswa MAN Sabang mencerminkan kepedulian generasi muda terhadap bahasa ibu yang kian terpinggirkan.

“Riset ini lahir dari kepekaan mereka terhadap pudarnya bahasa Aceh. Teknologi bisa menjadi jembatan agar bahasa ibu tampil dengan wajah lebih modern, tanpa kehilangan nilai filosofisnya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala MAN Sabang, Saddam Kadafi, menyebut capaian ini tidak terlepas dari kerja keras siswa dan dukungan guru. Ia menegaskan, keberhasilan tersebut akan menjadi motivasi bagi siswa lainnya.

“Kami selalu mendorong siswa untuk berani bermimpi dan menuangkan ide dalam bentuk riset. Hasil ini menjadi pemicu agar lebih banyak siswa MAN Sabang berkontribusi lewat gagasan besar untuk Aceh dan Indonesia,” tuturnya.

Ajudan Ketua DPRA Dilaporkan Mahasiswa ke Polda Aceh atas Dugaan Penganiayaan

0
Ilustrasi kekerasan. (Foto: Shutterstock)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Seorang mahasiswa berinisial MAH melaporkan ajudan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Zulfadhli yang akrab disapa Rozi atas dugaan penganiayaan. Laporan tersebut masuk ke Polda Aceh pada 30 September 2025 dengan nomor: LP/B/306/IX/2025/SPKT/Polda Aceh.

Peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi pada 29 Agustus 2025 di Kompleks Perumahan DPR Aceh, Ie Masen, Banda Aceh.

MAH menuturkan dirinya mengalami sejumlah luka setelah dipukul oleh terlapor.

“Saya merasa sakit di bagian dada, lebam, pusing hingga muntah setelah dipukul ajudan Abang Samalanga–sebutan akrab Ketua DPRA,” ujar MAH kepada Nukilan.id, Selasa (30/9/2025).

MAH menjelaskan, kejadian bermula ketika ia bersama seorang rekannya mendatangi kediaman Ketua DPRA pada 29 Agustus 2025 untuk membicarakan rencana kegiatan organisasi pemuda.

Sesampainya di lokasi, MAH menunggu di depan rumah karena Ketua DPRA sedang menerima tamu. Beberapa orang yang tidak ia kenal sempat menanyakan maksud kedatangannya. Tidak lama kemudian, Ketua DPRA keluar rumah dan menerima keduanya untuk berdiskusi.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPRA meminta MAH menyimpan nomor ponsel ajudannya, Rozi, guna berkoordinasi lebih lanjut mengenai kegiatan tersebut. Namun, saat hendak pulang, MAH didatangi oleh Rozi.

“Tiba-tiba terlapor datang dan berkata ‘kamu yang namanya MAH ya’. Dia langsung menarik saya dan memukul dada saya sekali, lalu berniat membawa saya ke pos,” tutur MAH.

Ia menambahkan, Rozi bahkan sempat hendak kembali memukulnya, namun dicegah oleh Ketua DPRA yang berada di lokasi bersama ajudan lainnya. Ketua DPRA kemudian meminta MAH dan rekannya untuk segera meninggalkan tempat itu.

Atas insiden tersebut, MAH memutuskan membuat laporan resmi ke Polda Aceh. “Saya berharap kasus yang saya laporkan ini bisa diproses sesuai hukum yang berlaku,” katanya. (xrq)

Mahasiswa dari 5 Provinsi Adu Gagasan di National Scientific Paper Competition PRAKTEK 2025 Unimal

0
Mahasiswa dari 5 Provinsi Adu Gagasan di National Scientific Paper Competition PRAKTEK 2025 Unimal. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | LHOKSEUMAWE – Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh (Unimal) melalui BEM FT kembali mencetak sejarah dengan sukses menggelar Peusijuek Rakan Aneuk Teknik (PRAKTEK) 2024 Tahun 2025. Tradisi institusional ini telah menjadi bagian penting dalam menyambut mahasiswa baru, sekaligus ruang pembentukan karakter.

PRAKTEK bukan sekadar seremonial, melainkan sarat makna kultural, edukatif, dan filosofis. Secara etimologis, peusijuek berarti prosesi doa dan restu sebagai simbol penerimaan mahasiswa baru ke keluarga besar Fakultas Teknik. Unsur beras, air, dan daun sirih melambangkan kemakmuran, kesucian niat, serta ketangguhan.

Lebih dari itu, PRAKTEK menjadi wadah penanaman nilai etika, solidaritas, tanggung jawab, dan integritas sejak awal studi. Mahasiswa dikenalkan pada semangat kebersamaan, etos kerja, serta tanggung jawab profesional, sehingga harmonis dengan kearifan lokal Aceh dan visi pendidikan tinggi modern.

Rangkaian Pra-PRAKTEK berlangsung sejak 24 Juni hingga 7 Juli 2024, diisi berbagai lomba seperti debat, e-sport, voli putri, futsal, hasta karya, short movie, serta pemilihan King & Queen Fakultas Teknik 2024. Antusiasme mahasiswa terlihat tinggi, menjadikan agenda ini wadah pengembangan bakat akademik maupun non-akademik.

Puncak kegiatan tahun ini adalah National Scientific Paper Competition (NSPC) PRAKTEK 2025, yang digelar 18–22 September 2025. Untuk pertama kalinya, ajang ilmiah ini berhasil menghadirkan finalis dari luar Provinsi Aceh, menjadikannya semakin bergengsi.

Dengan tema “Sustainable Innovation and Independence: Young Generation Creativity Towards a Golden Indonesia 2045”, kompetisi ini menjadi ruang aktualisasi ide kreatif mahasiswa dalam menjawab tantangan bangsa. Sebanyak 42 tim finalis dari 8 universitas di 5 provinsi berkompetisi pada lima cabang lomba: Infografis (6 tim), Esai (15 tim), LKTI (6 tim), dan Business Plan (5 tim).

Kepala Departemen Pendidikan BEM FT Unimal sekaligus Ketua Panitia, Rahul Salmansyah Pasaribu, menegaskan kompetisi ini bukan sekadar perlombaan.

“PRAKTEK adalah ruang untuk bertukar pikiran, memperluas jejaring akademik, dan melahirkan gagasan solutif. Kami berharap ide-ide yang lahir dari kompetisi ini memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan menjadi kontribusi mahasiswa dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Ketua Umum BEM FT Unimal, Auryan Khalik Batubara, juga menekankan nilai strategis kegiatan ini.

“Melalui PRAKTEK, kita tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mempersiapkan generasi teknik yang tangguh, adaptif, dan siap berdaya saing di era global. Ajang ini membuktikan bahwa mahasiswa teknik Unimal mampu bersinergi, berprestasi, dan berkontribusi nyata bagi bangsa,” ungkapnya.

Dekan Fakultas Teknik Unimal, Dr. Muhammad Daud, ST, MT, turut mengapresiasi peran aktif mahasiswa.

“Kegiatan ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa memiliki peran strategis dalam menjawab tantangan global melalui riset, inovasi, dan karya nyata. Fakultas Teknik berkomitmen untuk terus mendorong tumbuhnya budaya ilmiah di kalangan mahasiswa,” ujarnya.

Rektor Unimal, Prof. Dr. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN.Eng., juga memberi dukungan penuh.

“PRAKTEK bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari strategi besar Universitas Malikussaleh dalam membentuk mahasiswa yang berkarakter, inovatif, dan siap bersaing di level global. Kehadiran finalis dari luar provinsi menegaskan bahwa Unimal semakin diakui secara nasional,” tegasnya.

Sebagai penutup, diumumkan para pemenang lomba dalam acara meriah di GOR ACC Cunda, Lhokseumawe. Momen ini menjadi perayaan bersama finalis, panitia, dan civitas akademika Fakultas Teknik Unimal yang menyaksikan penghargaan bagi juara dari setiap cabang lomba.

Dengan hadirnya finalis dari luar Aceh, NSPC PRAKTEK 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, melainkan juga momentum silaturahmi nasional. Kegiatan ini memperkuat citra Unimal sebagai rumah besar lahirnya gagasan segar, inspiratif, dan visioner bagi masa depan bangsa.