Beranda blog Halaman 38

Bupati Abdya Cabut Rekomendasi Tambang, Ketua IKA IP USK: Tak Perlu Dipuji, Memang Sudah Tugasnya

0
T Auliya Rahman
Ketua Ikatan Alumni Ilmu Pemerintahan USK, T. Auliya Rahman. (Foto: Dok. Pribadi)

NUKILAN.ID | Banda Aceh — Ketua Ikatan Alumni Ilmu Pemerintahan (IKA IP) Universitas Syiah Kuala, T. Auliya Rahman, menilai keputusan Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin, yang mencabut rekomendasi terhadap aktivitas tambang Laguna Jaya Tambang merupakan langkah yang memang seharusnya dilakukan pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Auliya, yang saat ini tengah menempuh studi Magister Islam Pembangunan dan Kebijakan Publik di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, mengingatkan agar keputusan tersebut tidak disikapi secara berlebihan.

“Terkait keputusan Bupati Abdya mencabut rekomendasi Laguna Jaya Tambang, saya merasa tidak perlu dipuji, karena itu memang sudah tugasnya untuk menjaga kelestarian alam dan ketenteraman masyarakat,” ungkapnya kepada Nuklan.id pada Minggu (12/10/2025).

Ia menilai, munculnya berbagai pernyataan yang memuji berlebihan langkah Pemkab Abdya tersebut menunjukkan masih rendahnya kesadaran publik terhadap fungsi dasar negara dalam melindungi warga dan lingkungan.

“Saya merasa heran dengan pernyataan beberapa tokoh dan perwakilan kelompok tertentu yang sering kali memuji berlebihan tindakan yang sejatinya sudah menjadi tanggung jawab dari pemerintah,” lanjutnya.

Lebih jauh, Auliya menegaskan bahwa persoalan tambang di Abdya belum selesai. Ia mengingatkan bahwa rencana pengalihan bentuk menjadi tambang rakyat justru berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan baru, meski dalam skala yang lebih kecil.

“Sekarang tugas kita adalah untuk terus memantau perkembangan isu ini, karena wacana pengalihan bentuk menjadi tambang rakyat tidak menutup kemungkinan akan adanya kerusakan lingkungan yang ditimbulkan di kemudian hari, hanya saja skalanya lebih kecil,” tegasnya.

Menurutnya, jika wacana tambang rakyat benar-benar dijalankan, maka pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta menjamin keselamatan para pekerja.

“Dengan hadirnya wacana tambang rakyat ini, pemantauan AMDAL dan tingkat keamanan para pekerja juga perlu diperketat, diperketat ya bukan dipersulit. Karena tanpa kontrol yang ketat ditakutkan tambang rakyat malah menjadi musibah baru,” katanya.

Selain pengawasan, Auliya juga menekankan pentingnya edukasi publik mengenai kesadaran lingkungan serta upaya mitigasi sejak dini terhadap potensi kerusakan alam.

“Selain itu edukasi tentang kesadaran lingkungan juga perlu diberikan kepada masyarakat agar dari awal kita sudah memitigasi ancaman kerusakan lingkungan dan memberi alternatif-alternatif bentuk pengelolaan hasil alam yang lain, tidak hanya sekadar tambang,” ujarnya.

Ia berharap, setiap kebijakan pemerintah di sektor sumber daya alam harus selalu melibatkan masyarakat secara aktif agar keputusan yang diambil benar-benar berpihak pada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan rakyat.

“Dan tentunya pemerintah senantiasa harus melibatkan masyarakat dalam setiap keputusan yang diambil,” tutupnya. (xrq)

Reporter: Akil

Melihat Kemeriahan Banda Aceh Fishing Tournament, Hidupkan Wisata Bahari dan Ekonomi

0
Potret Peserta Banda Aceh Fishing Tournament. (Foto: Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Ribuan peserta dari berbagai daerah di Aceh memadati kawasan pesisir Banda Aceh untuk mengikuti ajang Banda Aceh Fishing Tournament. Kegiatan ini menjadi bukti antusiasme masyarakat sekaligus potensi besar ibu kota provinsi Aceh dalam mengembangkan sektor wisata bahari.

Turnamen yang digelar Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Komunitas Pemancing TRB Fishing itu berlangsung meriah di sepanjang garis pantai, mulai dari Nol Kilometer Gampong Pande hingga Ulee Lheu, baru-baru ini.

Sebanyak 1.000 peserta dari 15 kabupaten/kota di Aceh ikut ambil bagian. Mereka datang dari berbagai daerah, dari usia muda hingga dewasa, laki-laki maupun perempuan, semuanya menjajal kail mereka untuk memperebutkan gelar juara.

Amatan Nukilan.id. tak hanya para pemancing, kawasan pesisir juga dipadati oleh pedagang dan penonton yang turut meramaikan suasana. Sejak pagi, deretan kendaraan penjual makanan dan minuman tampak berjajar di jalan tepi pantai.

“Alhamdulillah, ramai sekali hari ini. Dagangan saya cepat habis, terutama minuman dingin,” ujar Nurhayati, pedagang minuman, sambil melayani pembeli. Ia mengaku pendapatannya meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa.

Sementara itu, Hendra, salah satu penonton asal Gampong Peunayong, mengatakan ia datang bersama teman-temannya untuk menyaksikan keseruan para pemancing dari berbagai daerah.

“Seru lihatnya, apalagi kalau ada yang dapat ikan besar. Semoga acara seperti ini sering diadakan lagi,” ujarnya.

Ajang ini tak hanya menjadi wadah bagi para penghobi memancing, tetapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir dan memperkuat citra Banda Aceh sebagai destinasi wisata bahari yang potensial di ujung barat Indonesia. (XRQ)

Reporter: Akil

Turnamen Mancing di Banda Aceh Tunjukkan Besarnya Potensi Wisata Bahari Kota

0
Wakil Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh, Tuanku Muhammad bersama para pemancing foto bersama saat event Banda Aceh Fishing Turnament yang diselenggarakan di Tepi Laut mulai dari Nol Kilometer Kota Banda Aceh Gampong Pande hingga Ulee Lheu, baru-baru ini. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Antusiasme tinggi ribuan peserta dalam ajang Banda Aceh Fishing Tournament menjadi bukti bahwa ibu kota provinsi Aceh ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan wisata bahari.

Kegiatan yang digelar Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Komunitas Pemancing TRB Fishing tersebut berlangsung di kawasan pesisir mulai dari Nol Kilometer Gampong Pande hingga Ulee Lheu, baru-baru ini.

Sebanyak 1.000 peserta dari 15 kabupaten/kota di Aceh ikut ambil bagian. Mereka datang dari berbagai daerah, dari usia muda hingga dewasa, laki-laki maupun perempuan, semuanya menjajal kail mereka untuk memperebutkan gelar juara.

Wakil Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh, Tuanku Muhammad, yang turut hadir dalam kegiatan itu kepada Nukilan.id mengatakan bahwa turnamen tersebut sukses besar.

“Saya tidak membayangkan bahwa Banda Aceh Fishing Turnament ini bisa menyedot animo masyarakat yang sangat ramai dan luas. Ini membuktikan bahwa Banda Aceh punya potensi wisata bahari yang bisa dikembangkan. Salah satunya melalui event lomba memancing. Ke depan event seperti ini harus digalakkan karena terbukti memberikan multi efek yang banyak bagi kemajuan dunia pariwisata di Kota Banda Aceh,” ujar politisi muda PKS itu.

Menurut Tuanku Muhammad, kegiatan ini tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga berdampak langsung terhadap perekonomian warga. Selama kegiatan berlangsung, pelaku UMKM tampak membuka stand di sekitar lokasi acara. Pendapatan pedagang kaki lima, penjual alat pancing, dan penyedia penginapan lokal turut meningkat seiring ramainya peserta dan pengunjung yang datang dari luar kota.

“Banda Aceh Fishing Turnament tidak hanya berfokus pada wisata dan hiburan. Tetapi juga memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat,” katanya.

Lebih jauh, Tuanku Muhammad menyebut kegiatan seperti ini juga mengandung nilai edukatif. Turnamen memancing menjadi ajang mempererat kebersamaan antara masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha, serta menumbuhkan kesadaran untuk menjaga kelestarian laut.

Ia berharap, kegiatan serupa dapat dimasukkan ke dalam agenda rutin Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh agar semakin banyak wisatawan tertarik berkunjung.

“Oleh karena itu, turnamen memancing seperti ini bisa dimasukkan dalam agenda rutin Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, karena mampu menarik banyak peserta hingga wisatawan dan membawa manfaat ekonomi bagi warga kota serta menjadi destinasi wisata bahari baru di Banda Aceh,” ujarnya.

Tuanku juga mendorong agar pemerintah terus membenahi fasilitas publik di kawasan pesisir, mulai dari perbaikan jalan, penerangan, penanaman pohon, hingga kebersihan pantai.

“Di samping itu juga terus menjaga ekosistem lautnya agar ikan semakin banyak dan bersih pantainya,” tambahnya.

Dengan kolaborasi berbagai pihak, potensi wisata bahari Banda Aceh diyakini dapat berkembang menjadi daya tarik unggulan yang tidak hanya memperkaya pilihan destinasi wisata, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal. (XRQ)

Reporter: Akil

Dzakwan dan Nurliya, Simbol Generasi Emas Aceh di Panggung Sains Nasional

0
Dzakwan dan Nurliya, Simbol Generasi Emas Aceh di Panggung Sains Nasional. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dua pelajar asal Aceh kembali mengharumkan nama daerah di kancah nasional. Dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 yang digelar di Jakarta, Dzakwan Dhiya Ramadhana, siswa SMA Negeri Modal Bangsa Aceh, berhasil meraih medali perak pada bidang Fisika.

Kepulangan Dzakwan dan para pelajar berprestasi lainnya disambut hangat oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, dan Kabid Pembinaan SMA dan PKLK, Syarwan Jhoni, di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu (12/10/2025). Dalam penyambutan itu, pemerintah Aceh memberikan apresiasi dan penghargaan khusus atas capaian mereka.

“Keberhasilan Dzakwan membuktikan bahwa pelajar Aceh mampu bersaing dengan yang terbaik di tanah air. Kami sangat bangga dan akan terus mendukung mereka agar semakin berprestasi di masa depan,” ujar Murthalamuddin kepada Nukilan.id dengan penuh semangat.

Tak hanya Dzakwan, kisah perjuangan Nurliya Fitriana, siswi kelas XI SMAN 1 Nisam, Aceh Utara, juga menarik perhatian. Meski berasal dari kawasan pedalaman dengan fasilitas belajar terbatas, Nurliya berhasil menembus babak final cabang Fisika OSN.

Prestasi itu menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar dan ketekunan mampu menembus keterbatasan.

“Saya ingin mengembangkan ilmu di bidang energi dan migas, dan suatu saat ikut membangun Aceh dari sumber daya alamnya,” kata Nurliya dengan mata berbinar.

Menurut Murthalamuddin, keberhasilan para peserta OSN asal Aceh tidak lepas dari peran banyak pihak, mulai dari guru pembimbing, keluarga, hingga doa masyarakat.

“Ini adalah bukti nyata bahwa siapapun, dari mana pun asalnya, memiliki kesempatan untuk berprestasi,” tambahnya.

Pencapaian Dzakwan dan Nurliya menjadi inspirasi baru bagi pelajar Aceh, terutama mereka yang berasal dari daerah pedalaman, untuk terus berjuang dan percaya bahwa mimpi besar bisa dicapai dengan kerja keras dan keyakinan. (XRQ)

Reporter: Akil

USK Raih Peringkat Enam Nasional di MTQ Mahasiswa 2025, Bukti Kampus Qur’ani Berprestasi

0
Tim peserta MTQMN dari kafilah Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. (FOTO: MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Kafilah Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVIII Tahun 2025 yang digelar di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 6–9 Oktober 2025, USK berhasil meraih peringkat keenam nasional.

Capaian ini menjadi bukti nyata kerja keras, kolaborasi, dan semangat Qur’ani para mahasiswa USK. Dalam kompetisi yang diikuti ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia itu, USK mengirim 22 mahasiswa terbaik untuk bertanding di 13 cabang lomba, dengan didampingi delapan pelatih berpengalaman dan tiga ofisial.

Dari hasil perlombaan, sejumlah mahasiswa USK berhasil menorehkan juara di berbagai cabang. Durratul Irfana dari Fakultas Kedokteran (Prodi Psikologi) meraih Juara I Khaththil Qur’an Dekorasi Putri. Di cabang Debat Ilmiah Al-Qur’an Bahasa Inggris, tim yang dipimpin Putri Sandra Atqia (Fakultas Hukum) bersama Zhia Hazirah (Fakultas Teknik, Prodi Teknik Industri) berhasil meraih Juara I, sementara Putri Sandra juga dinobatkan sebagai Pembicara Terbaik di cabang tersebut.

Prestasi lainnya disumbangkan oleh M. Rian Rozan Saputra (Fakultas Kedokteran Gigi) yang meraih Juara II Tilawah Putra, serta Siti Indana Aulia Rusli (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Sejarah) yang meraih Juara Harapan III Tilawah Putri.

Rektor USK, Prof. Marwan, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas pencapaian tersebut. Menurutnya, keberhasilan ini mencerminkan semangat dan dedikasi mahasiswa USK yang terus berprestasi di berbagai bidang.

“Hal sangat luar biasa berhasil naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Ini bukan sekadar prestasi, tetapi simbol dari kerja keras, dedikasi, dan kekuatan spiritual mahasiswa USK. Kafilah kita membuktikan bahwa kampus ini bukan hanya Kampus Berdampak, tapi juga Kampus Qur’ani Berprestasi,” kata Rektor Marwan, Jumat (10/10).

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan, Prof. Mustanir, menilai capaian ini sebagai hasil pembinaan yang berkelanjutan dan terstruktur di lingkungan kampus.

“Kami akan terus memperkuat sistem pembinaan Qur’ani agar lebih banyak mahasiswa berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Direktur Kemahasiswaan dan Prestasi, Prof. Farid Maulana, yang menjelaskan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil dari proses seleksi panjang sejak Desember 2024.

USK telah menjaring 73 peserta melalui seleksi internal, kemudian mengerucut menjadi 34 mahasiswa untuk 16 cabang usai mengikuti training center (TC) desentralisasi. Setelah melalui Pra-MTQMN pada Agustus 2025, tersaring 22 mahasiswa terbaik yang akhirnya mewakili USK di ajang nasional.

“Mereka dilatih intensif dua minggu penuh dengan pelatih terbaik. Alhamdulillah, kerja keras ini akhirnya membuahkan hasil,” kata Prof. Farid.

Dengan hasil tersebut, USK berhasil naik satu peringkat dibanding tahun sebelumnya dan mempertegas posisinya sebagai kampus yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berkarakter Qur’ani dan berdaya saing nasional.

Aceh Siap Pasok Gas ke Sumatera Utara, Berasal dari Ladang Raksasa Blok Andaman

0
Ilustrasi pengeboran lepas pantai. (Foto: Ilmu Tambang)

NUKILAN.ID | JAKARTA — Sumatera Utara diproyeksikan akan menerima pasokan gas bumi dari Aceh dalam beberapa tahun mendatang. Pasokan energi itu akan disalurkan melalui proyek jaringan pipa gas Dumai–Sei Mangkei (Dusem) sepanjang 541 kilometer yang tengah digarap Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyebut proyek tersebut menjadi bagian penting dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur gas nasional. Ia menjelaskan, pipa Dusem akan menyalurkan gas dari Blok Andaman yang berada di lepas pantai utara Aceh.

“Dusem itu selesainya 2028. Jadi biar pipanya nggak terlalu lama menunggu, maka selesai pipa, gasnya masuk, langsung kita bisa kirim ke wilayah Sumatera di bagian utara, dan Sumatera di bagian selatan, dan bisa juga nyebrang sampai ke Pulau Jawa itu untuk Andaman,” ujar Laode dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, dikutip Kamis (9/10/2025).

Laode menargetkan, Blok South Andaman akan mulai berproduksi atau onstream pada awal 2029. Nantinya, gas dari blok tersebut akan disalurkan melalui jalur pipa Dusem untuk memenuhi kebutuhan energi di berbagai wilayah Sumatra, termasuk Sumatera Utara.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa temuan cadangan gas di kawasan Andaman menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Temuan ini dilakukan oleh perusahaan energi asal Abu Dhabi, Mubadala Energy.

“Di Asia Tenggara mungkin ini ladang terbesar yang selama beberapa puluh tahun. Mereka laporkan 10 TCF. Luar biasa, ini saya kira 2028–2029 kita akan target kita ya swasembada energi,” ujar Prabowo dalam acara Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025, Rabu (21/5/2025).

Mubadala Energy sendiri baru-baru ini mengumumkan temuan sumber gas jumbo dari sumur eksplorasi laut dalam Tangkulo-1, yang terletak di Blok South Andaman sekitar 65 kilometer lepas pantai utara Pulau Sumatra.

Penemuan di Tangkulo-1 menjadi sumur laut dalam kedua yang dioperasikan oleh Mubadala Energy, setelah sebelumnya berhasil menemukan cadangan besar di sumur Layaran-1 yang juga berada di blok yang sama.

Dengan teknologi uji terbaru Drill Stem Test (DST), sumur Tangkulo-1 tercatat mampu mengalirkan 47 juta standar kaki kubik gas per hari (mmscfd) dan menghasilkan 1.300 barel kondensat berkualitas tinggi.

Penemuan ini memperkuat posisi Aceh sebagai salah satu lumbung energi strategis Indonesia. Jika proyek Dusem rampung tepat waktu, maka Sumatera Utara dan wilayah lain di Sumatera hingga Jawa berpotensi menikmati aliran gas dari utara Aceh pada akhir dekade ini.

Produksi Migas Aceh Tembus 130 Persen, Lifting Kondensat Melonjak di Atas Target Nasional

0
Ilustrasi. (Foto: ruangenergi)

NUKILAN.ID | LHOKSEUMAWE – Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Aceh mencatat capaian luar biasa pada kuartal ketiga 2025. Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pema Global Energi sukses meningkatkan produksi kondensat di Wilayah Kerja (WK) B hingga melampaui target tahunan.

Data BPMA mencatat total lifting kondensat mencapai 306.696,05 barel hingga akhir September 2025. Angka ini setara dengan produksi rata-rata 1.123 barel per hari (BOPD), atau 130 persen di atas target Work Program and Budget (WP&B) 2025 yang ditetapkan sebesar 865 BOPD.

Keberhasilan tersebut ditandai dengan pengapalan ekspor kondensat Arun pada 24 September 2025, di mana sebanyak 87.994,71 barel berhasil dimuat ke kapal tanker MT Dubai Diamond dari Terminal Blang Lancang, bekas Kilang Arun, menuju Thailand. Proses pemuatan berlangsung sejak pukul 07.00 hingga 16.00 WIB tanpa hambatan berarti.

“Proses pengapalan kondensat kali ini menghadapi banyak tantangan, namun tidak menyurutkan semangat tim di lapangan untuk terus berupaya mencari solusi dan melaksanakan koordinasi yang baik dengan stakeholder terkait demi mensukseskan kegiatan ini,” ujar Muhammad Akmal, Pengawas Lifting BPMA, dikutip dari laman resmi BPMA.

Strategi dan Efektivitas Operasi

Kepala Divisi Operasi Produksi BPMA, Ibnu Hafizh, menilai hasil tersebut mencerminkan kinerja positif pengelolaan migas di WK B. Menurutnya, capaian ini merupakan buah dari strategi yang efektif dan konsistensi tim di lapangan.

Selain lifting utama, BPMA juga melaksanakan Proforma Lifting (PPL) sebesar 18.000 barel pada September sebagai langkah taktis untuk menjaga stok dan memaksimalkan capaian produksi.

“Realisasi lifting kondensat hingga September ini berada jauh di atas target. Ini membuktikan adanya peningkatan efektivitas operasi dan optimalisasi produksi yang berhasil dijaga oleh tim di lapangan bersama KKKS,” tegas Ibnu Hafizh.

Dorongan bagi Kinerja Nasional

Deputi Operasi BPMA, Muhammad Mulyawan, menyebut keberhasilan ini menjadi momentum positif bagi seluruh wilayah kerja migas di Aceh. Ia berharap tren peningkatan produksi dapat terus berlanjut hingga akhir tahun.

“Kami berharap tren positif ini dapat dipertahankan untuk semua WK Eksploitasi di Aceh, sehingga Aceh dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap capaian nasional,” ujarnya.

Capaian di WK B menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara BPMA dan Pema Global Energi mampu menjaga stabilitas produksi sekaligus mempertegas posisi strategis Aceh sebagai salah satu penopang ketahanan energi nasional.

Solidarity Squad Aceh Santuni 200 Anak Yatim di Meulaboh, Wujudkan Semangat “Solidaritas Tanpa Batas”

0
Cut Zuhra, Bendahara DPW Solidarity Squad Provinsi Aceh sedang melakukan aksi sosial santunan anak yatim di mesjid agung Baitul makmur Meulaboh. (Foto: Arif Rizalul/Reporter RRI Meulaboh)

NUKILAN.ID | MEULABOH – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Meulaboh ke-437, organisasi Solidarity Squad Aceh menggelar aksi sosial berupa santunan kepada 200 anak yatim di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Kamis (9/10/2025).

Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen organisasi tersebut dalam memperkuat kepedulian sosial di tengah masyarakat, sejalan dengan semangat solidaritas dan pembangunan daerah.

Ketua DPW Solidarity Squad Provinsi Aceh, T. Rival Amiruddin, yang berhalangan hadir, menyampaikan melalui pesan WhatsApp bahwa kegiatan santunan ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan agenda rutin tahunan yang telah menjadi tradisi organisasi.

“Santunan ini adalah bentuk kepedulian sosial kami terhadap anak-anak yatim. Setiap tahun kegiatan seperti ini terus kami jalankan sebagai pengingat pentingnya berbagi dan menebar kebaikan,” tulis T. Rival Amiruddin.

Sementara itu, Ketua DPD Solidarity Squad Aceh Barat, Fajar Hendra Irawan, S.AB., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dan masyarakat yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ia berharap momentum ini menjadi ladang pahala dan inspirasi bagi masyarakat untuk terus berbuat kebaikan.

“Kami berkomitmen untuk terus hadir bukan hanya di bidang sosial, tapi juga dalam pembangunan politik, budaya, dan ekonomi Aceh Barat. Semoga setiap langkah kecil kita membawa manfaat besar bagi masyarakat,” ujar Fajar Hendra.

Dukungan juga datang dari Ketua Umum DPP Solidarity Squad, Vicky Prasetyo. Ia menilai bahwa kegiatan sosial seperti ini memperkuat rasa kebersamaan antaranggota dan mempererat silaturahmi dengan masyarakat.

“Solidaritas tanpa batas menjadi semangat utama kami. Kami ingin Solidarity Squad hadir sebagai gerakan nyata yang membawa manfaat bagi masyarakat di seluruh daerah,” ujar Vicky dalam pesannya.

Acara tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh dan pengurus organisasi, di antaranya Marwan selaku Wakil Ketua DPW Solidarity Squad Aceh serta Cut Zuhra, Bendahara DPW Aceh.

Dengan mengusung tema “Solidaritas Tanpa Batas”, kegiatan ini menjadi pengingat pentingnya gerakan sosial sebagai fondasi membangun kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

“Solidarity Squad Aceh akan terus bergerak dengan semangat kebersamaan, kepedulian, dan dedikasi untuk kemajuan Aceh dan Indonesia,” tutup Fajar Hendra.

BI Aceh Edukasi Ibu Rumah Tangga Tekan Inflasi Lewat Cooking Class

0

NUKILAN.id | Banda Aceh – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Aceh menyelenggarakan Cooking Class Dapur Cerdas Inflasi di Kuala Village Restaurant, Banda Aceh, Kamis (10/10/2025).

Kelas memasak ini dipandu oleh Assistant Executive Chef Hermes Palace Hotel, Chef Muhammad Idris, yang mendemonstrasikan cara memasak Ikan Kerapu Kari Khas Aceh menggunakan bumbu cabai bubuk, dengan bahan pangan lokal yang hemat, bergizi, dan tahan lama.

Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) Bank Indonesia Provinsi Aceh, Lenny Novita, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mendorong ibu rumah tangga menjadi bagian dari solusi menghadapi fluktuasi harga pangan.

“Melalui Cooking Class Dapur Cerdas Inflasi, kami ingin menyampaikan pesan bahwa menghadapi fluktuasi harga pangan, ibu-ibu dapat menjadi bagian dari solusi—dengan berbelanja bijak, memasak kreatif, dan memanfaatkan bahan lokal secara cerdas,” ujar Lenny.

Lenny menjelaskan, komoditas bergejolak (volatile foods) seperti cabai, bawang merah, dan tomat kerap menjadi penyumbang inflasi di Aceh. Penggunaan cabai kering, bubuk, atau pasta dapat menekan permintaan cabai segar saat harga naik, sehingga membantu menstabilkan harga pasar.

Bank Indonesia mengampanyekan empat langkah Belanja Bijak: bijak membeli sesuai kebutuhan, bijak memilih pangan lokal dan bumbu awet, bijak konsumsi tanpa pemborosan pangan, dan bijak bertransaksi menggunakan QRIS.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Banda Aceh, Dessy Maulidha Azwar, mengapresiasi inisiatif Bank Indonesia yang mengedukasi masyarakat melalui kegiatan yang interaktif dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa dapur bukan sekadar tempat memasak, tetapi juga benteng pertama dalam menjaga stabilitas ekonomi keluarga,” ujar Dessy.

Menurutnya, gerakan Dapur Cerdas Inflasi sejalan dengan 10 Program Pokok PKK, terutama di bidang pangan, kesehatan, dan ekonomi keluarga. Ia mendorong ibu-ibu untuk berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan rumah tangga.

“Mari mulai dari hal kecil, seperti menanam cabai di pekarangan, membuat stok cabai kering saat harga turun, dan membeli secukupnya untuk mengurangi pemborosan,” tambah Dessy.

Kegiatan ini diikuti sekitar 75 peserta ibu rumah tangga sebagai bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Hadir juga perwakilan TP PKK Provinsi dan Kota Banda Aceh, Ikatan Wanita Perbankan (IWABA) Aceh, Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI) Aceh, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Aceh, serta beberapa pelaku UMKM dari Lampuuk. []

YATTA Aceh Dorong Anak Muda Jadi Ujung Tombak Gerakan Kesehatan

0
YATTA Aceh Dorong Anak Muda Jadi Ujung Tombak Gerakan Kesehatan. (Foto: Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sekelompok anak muda yang tergabung dalam Youth Action on Tactical Transformation (YATTA) Aceh terus menunjukkan kiprahnya dalam menggerakkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya isu kesehatan. Melalui kegiatan penguatan kapasitas aktivis kesehatan yang digelar di Aula Mini Teater Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I, Banda Aceh, Sabtu (11/10/2025), YATTA berupaya menumbuhkan generasi muda yang kritis dan komunikatif dalam memperjuangkan hak kesehatan masyarakat.

Ketua YATTA Aceh, Muhammad Hafiz Daniel, kepada Nukilan.id menjelaskan bahwa komunitas ini hadir sebagai ruang bagi generasi muda untuk meningkatkan kapasitas diri sekaligus memperjuangkan isu-isu kesehatan secara strategis dan berkelanjutan.

“Tujuan dari kegiatan peningkatan kapasitas aktivis yang kami lakukan adalah untuk meningkatkan kapabilitas teman-teman di komunitas YATTA, agar mampu menyuarakan isu-isu kesehatan dengan kemampuan komunikasi publik yang baik,” ujar Hafiz.

Menurutnya, kegiatan tersebut tidak hanya membekali anggota dengan kemampuan berbicara di depan umum, tetapi juga mendorong mereka menghasilkan riset, opini, dan tulisan reflektif yang bisa menjadi bahan rujukan masyarakat.

“Kami ingin masyarakat memahami bahwa isu kesehatan adalah sesuatu yang layak diperjuangkan dan menjadi bagian penting dari pembangunan Aceh,” tambahnya.

Saat ini, YATTA Aceh berfokus pada isu pengendalian tembakau yang dinilai masih menjadi persoalan mendesak di Aceh. Hafiz menilai, tingginya konsumsi tembakau di kalangan masyarakat, bahkan remaja, menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama.

Selain isu tembakau, YATTA juga mulai memperluas perhatian pada persoalan stunting dan kesejahteraan tenaga kesehatan, terutama yang berkaitan dengan ketimpangan hak dan kondisi kerja.

“Kami berharap bisa menjadi mitra kolaboratif dan perpanjangan tangan dari lembaga kesehatan, baik di Banda Aceh maupun di tingkat provinsi. Ke depan, kami ingin aktif mensosialisasikan dan menyuarakan isu-isu kesehatan langsung ke akar rumput,” ujarnya.

Hafiz menilai, pelibatan anak muda dalam gerakan kesehatan sangat penting. Mereka dianggap memiliki kedekatan dengan realitas sosial di lapangan serta semangat yang besar untuk bergerak.

“Kita butuh orang-orang muda yang turun langsung di tengah masyarakat, yang mampu menyuarakan hak-hak di bidang kesehatan dengan pendekatan yang lebih segar dan taktis,” katanya.

Menurut Hafiz, isu kesehatan di Aceh kerap dianggap tabu. Beberapa topik seperti bahaya rokok, kesehatan reproduksi, atau kesehatan mental masih sering dipandang bertentangan dengan nilai budaya setempat.

“Padahal, kalau kita melihatnya dari perspektif hak dasar manusia, hidup sehat adalah hak personal setiap individu. Ini bukan hal yang harus dihindari, tapi justru harus digaungkan,” tegasnya.

Ia juga berharap pemerintah dapat membuka ruang dialog dengan komunitas muda seperti YATTA.

“Kami ingin pemerintah mendengarkan aspirasi kami. Mendengarkan tulisan, riset, dan advokasi yang dilakukan anak-anak muda. Karena selama ini, perhatian terhadap isu kesehatan masih sering dikesampingkan,” katanya.

Hafiz menambahkan, sebagian besar perhatian di Aceh masih tertuju pada isu ekonomi, tanpa menyadari bahwa kesehatan justru merupakan fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi.

“Kalau kita mampu membangun sumber daya manusia yang sehat, produktivitas ekonomi juga akan meningkat. Kesehatan adalah investasi jangka panjang,” ujarnya.

Sejak berdiri pada tahun 2024, YATTA Aceh telah melakukan berbagai kegiatan advokasi, diskusi publik, hingga sosialisasi langsung ke masyarakat. Gerakan ini mengusung prinsip “perubahan taktis” — perubahan yang dilakukan melalui langkah kecil namun konsisten dan terukur.

“Kami bukan sekadar komunitas aktivis. Kami adalah sekelompok anak muda yang ingin membuktikan bahwa gerakan kecil pun bisa berdampak besar jika dilakukan dengan niat tulus dan strategi yang tepat,” tutup Hafiz. (XRQ)

Reporter: Akil