Beranda blog Halaman 36

Mahasiswa USK Ciptakan “Rubber Polish”, Semir Sepatu Nabati dari Biji Karet untuk Dorong Hilirisasi Hijau

0
Mahasiswa USK Ciptakan “Rubber Polish”, Semir Sepatu Nabati dari Biji Karet untuk Dorong Hilirisasi Hijau. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Dua mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil mencuri perhatian lewat inovasi ramah lingkungan yang mereka ciptakan. Melalui karya bertajuk Rubber Polish, tim yang menamakan diri Idealis Muda itu menghadirkan semir sepatu berbahan dasar minyak biji karet — solusi kreatif untuk mengolah limbah perkebunan menjadi produk bernilai ekonomi.

Karya ini mengantarkan mereka, Sri Yulinda Sari Waruwu dan Dara Apriani, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USK, ke babak semifinal Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan (KBMK) 2025.

Sebagai negara produsen karet terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor perkebunan. Namun, selama ini pemanfaatan karet lebih terfokus pada lateks, sedangkan biji karet—hasil sampingan dari perkebunan—masih sering dibiarkan terbuang.

Menurut data Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (2022), produksi biji karet nasional mencapai lebih dari 17,9 juta ton per tahun, namun hanya sekitar 25 persen yang dimanfaatkan sebagai benih. Padahal, hampir separuh bagian biji karet mengandung minyak nabati yang berpotensi besar diolah menjadi bahan dasar produk biokimia dan kosmetik alami.

Berangkat dari fakta tersebut, tim Idealis Muda mengembangkan Rubber Polish, semir sepatu alami yang dibuat dengan prinsip Green Chemistry — menggunakan bahan yang aman bagi manusia, minim limbah, dan mendukung pengembangan industri kimia berbasis sumber daya lokal.

“Rubber Polish kami rancang bukan hanya untuk mempercantik sepatu, tetapi juga untuk memberi nilai ekonomi pada limbah biji karet yang sebelumnya terabaikan,” ujar Sri Yulinda Sari Waruwu, Ketua Tim Idealis Muda kepada Nukilan.id Selasa (14/10/2025).

Dalam pengembangannya, tim menerapkan pendekatan Value Proposition Canvas (VPC) untuk memahami kebutuhan pasar. Mereka memetakan customer jobs, pains, dan gains, lalu menghadirkan solusi terhadap masalah seperti bau menyengat dan noda semir konvensional. Hasilnya, tercipta produk dengan efek kilap alami yang tahan lama serta kemasan ramah lingkungan.

Inovasi ini telah diuji kelayakannya bersama sejumlah dosen lintas bidang di USK, antara lain Prof. Dr. Binawati Ginting, S.Si., M.Si; Khairun Amala, S.Si., M.M; Dr. Ir. Cut Meurah Rosnelly, MT; Fakhri Ramadhan, M.Sc; dan Prof. Dr. Abrar Muslim, S.T., M.Eng. Hasil uji menunjukkan bahwa Rubber Polish memenuhi aspek inovasi, keamanan, ketahanan, serta layak digunakan sebagai alternatif semir sepatu ramah lingkungan.

Menurut Dara Apriani, anggota tim Idealis Muda, produk ini tidak hanya soal kecantikan sepatu, tetapi juga gerakan menuju industri hijau berbasis potensi lokal.
“Melalui Rubber Polish, kami ingin menunjukkan bahwa hilirisasi mampu mengubah limbah menjadi peluang bernilai — tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi masyarakat dan pelaku UMKM,” katanya.

Lebih dari sekadar karya ilmiah, Rubber Polish menjadi simbol semangat mahasiswa muda dalam membangun masa depan industri nasional yang berkelanjutan. Tim Idealis Muda berharap, inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus mencipta solusi nyata dari sumber daya yang ada di sekitar mereka. (XRQ)

Reporter: Akil

Distanbun Aceh Diminta Pacu Serapan Anggaran dan Tingkatkan Kinerja Lapangan

0
Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, meminta jajaran Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh untuk mempercepat realisasi anggaran dan meningkatkan kinerja di lapangan menjelang penutupan tahun anggaran. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, meminta jajaran Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh untuk mempercepat realisasi anggaran dan meningkatkan kinerja di lapangan menjelang penutupan tahun anggaran.

Instruksi tersebut ia sampaikan saat memimpin apel pagi di Kantor Distanbun Aceh pada Senin, 13 Oktober, serta dalam pertemuan internal yang digelar bersama pejabat dinas terkait.

Dalam arahannya, M. Nasir menekankan bahwa percepatan serapan anggaran merupakan indikator penting dalam penilaian kinerja Pemerintah Aceh tahun ini. Hingga 13 Oktober 2025, capaian serapan anggaran Distanbun dinilai masih rendah dan perlu segera ditingkatkan.

“Serapan anggaran ini harus dikejar dengan langkah cepat dan terukur. Jangan menunggu akhir tahun baru dikerjakan. Semua kegiatan yang sudah memiliki dokumen lengkap dan siap bayar segera diselesaikan,” tegas Sekda.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa percepatan kegiatan tidak boleh mengurangi mutu pelaksanaan program. Menurutnya, yang terpenting adalah hasil konkret yang dapat dirasakan masyarakat tani.

“Bukan sekadar angka di laporan, tapi hasil nyata di lapangan yang bisa dirasakan oleh rakyat,” ujarnya.

Sekda juga meminta penguatan koordinasi antarbidang di internal Distanbun serta dengan pihak rekanan agar tidak terjadi hambatan di lapangan akibat miskomunikasi. Monitoring rutin dinilai penting untuk memastikan progres fisik dan keuangan berjalan sesuai rencana.

Dalam kesempatan tersebut, M. Nasir menyoroti posisi strategis sektor pertanian dan perkebunan sebagai tulang punggung ekonomi Aceh. Ia menyatakan bahwa capaian kinerja Distanbun berhubungan langsung dengan pengurangan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan, mengingat sebagian besar masyarakat perdesaan menggantungkan hidup pada sektor ini.

Ia turut mengingatkan target serapan anggaran Pemerintah Aceh tahun 2025 dan 2026 yang ditetapkan sebesar 97,6 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang berada di angka 96,5 persen.

“Konsekuensinya, seluruh SKPA harus bekerja maksimal tanpa terkecuali. Jika target Distanbun di bawah itu, maka konsekuensi ada dinas lain yang harus mencapai 99 persen agar rata-rata kinerja kita tetap tinggi. Ini sangat berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah pusat, termasuk upaya memperpanjang dana otonomi khusus Aceh,” ujar Sekda.

Selain itu, ia menekankan pentingnya memastikan perputaran uang daerah terjadi di masyarakat demi mendukung penurunan angka kemiskinan. Ia menilai masih ada persoalan dalam perencanaan dan penyusunan dokumen kegiatan yang perlu disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan.

“Jangan bekerja dengan cara biasa-biasa saja. Kita harus bekerja lebih cepat, lebih mandiri, dan berorientasi hasil. Pemerintah pusat sudah punya kebijakan besar seperti MBG dan Koperasi Merah Putih. Pastikan Distanbun mendukung penuh agar kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi,” kata M. Nasir.

Sementara itu, Kepala Distanbun Aceh, Cut Huzaimah, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya mempercepat pelaksanaan kegiatan dan optimistis dapat mencapai target serapan sesuai arahan Sekda Aceh.

“Insya Allah secara bertahap kita kejar. Ia memastikan pihaknya bekerja profesional, giat, dan gigih untuk mencapai hasil terbaik,” ujarnya.

Teuku Rahmatsyah Resmi Jabat Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur

0
Teuku Rahmatsyah Resmi Jabat Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | JAKARTA — Jaksa senior Teuku Rahmatsyah, SH, MH, MKn, mendapat kepercayaan baru dari Jaksa Agung Republik Indonesia. Pria kelahiran Banda Aceh itu resmi ditunjuk sebagai Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: 854 Tahun 2025 tanggal 13 Oktober 2025.

Penunjukan ini merupakan bagian dari rotasi dan promosi pejabat struktural di lingkungan Korps Adhyaksa. Saat dikonfirmasi dari Medan, Selasa (14/10), Teuku Rahmatsyah membenarkan kabar tersebut.

“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Insya Allah, saya akan menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Teuku Rahmatsyah.

Sebelum promosi ini, Teuku Rahmatsyah menjabat Koordinator pada Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung di Jakarta. Ia akan menggantikan Prihatin, SH, yang kini dipercaya menjabat Wakajati Sulawesi Selatan. Adapun jabatan Koordinator Jamintel yang ditinggalkan Teuku Rahmatsyah akan diisi oleh Bayu Adhinugroho Arianto, SH, MH, sebelumnya Inspektur Keuangan II Muda pada Inspektorat Keuangan II Jamwas Kejagung.

Teuku Rahmatsyah menyebut amanah baru ini bukan sekadar promosi jabatan, melainkan tanggung jawab besar dalam menjaga marwah dan profesionalitas institusi kejaksaan.

“Jabatan Wakajati merupakan amanah besar dan tanggung jawab tinggi dalam menjaga integritas dan profesionalisme penegakan hukum,” ujarnya.

Rekam Jejak dan Prestasi

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (FH USK) Banda Aceh ini dikenal memiliki pengalaman panjang di berbagai bidang penegakan hukum — mulai dari pidana, perdata, tata usaha negara, hingga intelijen.

Sebelum dipercaya memegang jabatan strategis di Kejagung, Teuku Rahmatsyah pernah menjabat Kepala Subdirektorat Tindak Pidana Kepabeanan, Cukai, dan Tindak Pidana Pencucian Uang pada Direktorat Penuntutan Jampidsus.

Kiprahnya mencuat saat memimpin Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan. Di bawah kepemimpinannya, Kejari Medan mencatat sejarah dengan mengeksekusi denda perkara narkotika senilai Rp2 miliar, pertama di Sumatera Utara. Keberhasilan ini mendapat apresiasi dari Wali Kota Medan Bobby Nasution, yang memberikan penghargaan khusus pada Januari 2022 atas kontribusi Jaksa Pengacara Negara (JPN) dalam penagihan tunggakan pajak daerah.

Kejari Medan di masa kepemimpinannya juga mengoleksi sejumlah penghargaan nasional. Di antaranya, Juara Harapan I Penanganan Tindak Pidana Korupsi untuk Kejari Tipe A se-Indonesia (2021), serta penghargaan dari KPK pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) atas penanganan perkara dengan kerugian negara terbesar.

Selain itu, Kejari Medan meraih Kinerja Terbaik Satker Wilayah Kejati Sumut dalam penanganan kasus korupsi, serta predikat “Sangat Puas” dari Jaringan Survei Inisiatif (JSI) atas kualitas pelayanan publik.

Tak hanya itu, selama menjabat di Medan, ia juga mengeksekusi 13 terpidana korupsi, termasuk lima buronan, di antaranya Adelin Lis, terpidana kelas kakap yang sempat melarikan diri ke luar negeri.

Harapan Baru di NTT

Dengan pengalaman luas di berbagai bidang hukum, Teuku Rahmatsyah diharapkan mampu memperkuat fungsi koordinasi, pembinaan, dan pengawasan internal di wilayah hukum Kejati NTT.

Langkahnya menuju NTT menjadi babak baru dalam perjalanan panjang seorang jaksa Aceh yang meniti karier dari bawah dengan integritas dan dedikasi tinggi.

Aceh Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2028, Siap Ulang Sejarah Empat Dekade Lalu

0
Pemandangan Kota Banda Aceh saat sore hari dilihat dari menara Masjid Raya Baiturrahman. (Foto: Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Setelah lebih dari empat dekade sejak terakhir kali menjadi tuan rumah, Provinsi Aceh kembali mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional 2028. Proposal resmi pengajuan tersebut telah diserahkan kepada Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Nasional.

“Kita sudah mengajukan untuk menjadi tuan rumah MTQ Nasional 2028 dalam rapat kerja LPTQ pada kegiatan seleksi tilawatil quran dan hadis (STQH) Nasional di Kendari,” kata Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Zahrol Fajri, dikutip dari Antara, Selasa (14/10/2025).

Proposal itu diserahkan langsung oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Aceh Azhari, didampingi Kadis Syariat Islam Aceh Zahrol Fajri dan Ketua LPTQ Aceh Armiadi Musa, serta diterima oleh Ketua Umum LPTQ Nasional, yang juga Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad.

Selain menyerahkan proposal, rombongan dari Aceh juga mengajukan surat permohonan audiensi dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Audiensi tersebut diharapkan dapat membahas langsung kesiapan dan dukungan Aceh sebagai calon tuan rumah MTQ Nasional.

Menurut Zahrol, Aceh saat ini berada dalam posisi yang sangat siap untuk menjadi tuan rumah dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Dukungan penuh juga datang dari Gubernur Aceh Muzakir Manaf, yang telah menyiapkan surat permohonan dan proposal resmi kepada Menteri Agama, disertai kesiapan infrastruktur yang dinilai sudah memadai.

Zahrol menyebutkan, sejumlah lokasi telah dipersiapkan jika Aceh ditunjuk menjadi tuan rumah MTQ Nasional 2028. Untuk arena utama, beberapa lokasi yang diusulkan antara lain Lapangan Blang Padang, halaman Masjid Raya Baiturrahman, dan Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Banda Aceh.

Sementara itu, untuk cabang-cabang perlombaan, telah disiapkan berbagai tempat representatif seperti Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Asrama Haji, AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (USK), Auditorium Ali Hasyimi UIN Ar-Raniry, Taman Ratu Safiatuddin, hingga halaman Masjid Oman Lampriet.

Tempat lain yang juga disiapkan antara lain Masjid Baitul Musyahadah Setui, Taman Bustanussalatin, Aula Kantor Gubernur Aceh, Mahkamah Syariah Aceh, Kantor Dinas Syariat Islam, Kanwil Kemenag Aceh, serta kompleks Meuligoe Wali Nanggroe.

“Aceh memiliki pengalaman, dukungan masyarakat, dan infrastruktur yang memadai untuk menjadi tuan rumah MTQ Nasional. Bila dipercaya, kami siap menyambut seluruh kafilah dengan pelayanan terbaik,” ujar Zahrol.

Ia menambahkan, sudah lebih dari empat dekade sejak Aceh terakhir menjadi tuan rumah MTQ Nasional ke-12 di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh pada 1981. Kini, semangat itu kembali tumbuh di Tanah Rencong.

“Jika disetujui menjadi tuan rumah MTQ ke-32 pada 2028, maka Aceh kembali mencatat sejarah sebagai tuan rumah MTQ Nasional untuk kedua kalinya,” katanya.

Zahrol menegaskan, Aceh patut menjadi panggung nasional bagi syiar Al-Qur’an. Ia menilai, keberhasilan Aceh dalam menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 menjadi bukti nyata kesiapan daerah ini dalam menggelar ajang berskala besar.

“Dengan kekuatan sejarah, potensi sumber daya, dan kesiapan infrastruktur, Aceh siap menjadi tuan rumah MTQ Nasional 2028, dan insyaallah nanti gubernur segera membentuk panitia persiapan,” pungkasnya.

PKS Aceh Perkuat Soliditas Kader, Siap Bersinergi Majukan Aceh

0
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh menggelar konsolidasi dan pelatihan peningkatan kapasitas kader di Ilona Boutique Hotel, Aceh Besar, Selasa (14/10/2025) sore. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh menggelar konsolidasi dan pelatihan peningkatan kapasitas kader di Ilona Boutique Hotel, Aceh Besar, Selasa (14/10/2025) sore.

Kegiatan tersebut dirangkai dengan sosialisasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) DPP PKS, dihadiri oleh Ketua DPW PKS Aceh Ismunandar, Sekretaris DPW PKS Aceh Kasibun Daulay, Bendahara PKS Aceh Saifunsyah, serta jajaran pengurus DPW PKS Aceh lainnya.

Dengan mengusung tema “Berkolaborasi & Bersinergi untuk Majukan Aceh”, PKS Aceh menegaskan langkah strategisnya dalam memperkuat internal partai menjelang dinamika politik di daerah. Pelatihan, rapat pleno bidang-bidang, serta sosialisasi hasil Munas menjadi rangkaian penting dalam kegiatan tersebut.

Ketua DPW PKS Aceh, Ismunandar, kepada Nukilan.id menyebutkan bahwa tema ini merupakan wujud komitmen partainya untuk terus berperan aktif dalam pembangunan di Aceh.

“Kegiatan Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas ini dilakukan juga untuk memastikan seluruh kader PKS Aceh memiliki visi dan misi yang sama dalam bekerja untuk berkhidmat melayani masyarakat Aceh,” ujarnya.

Ismunandar menegaskan, PKS Aceh siap berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk kemajuan daerah, serta mendukung program-program pro-rakyat yang diusung pemerintahan Muzakir Manaf dan Fadhlullah.

Sementara itu, Sekretaris DPW PKS Aceh, Kasibun Daulay, menyampaikan bahwa pelatihan kader menjadi bagian penting dari upaya konsolidasi internal partai dalam mengevaluasi serta memetakan strategi program kerja di tiap bidang.

“Kader PKS diminta untuk bekerja dengan prinsip Bersih, Peduli, dan Profesional sebagaimana yang selalu disampaikan oleh Presiden PKS, Almuzamil Yusuf,” tutur Kasibun.

Ia menambahkan, amanat Munas juga menekankan agar seluruh jajaran PKS, baik di legislatif maupun eksekutif, menjadikan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama.

“Sesuai dengan amanah Munas bahwa diinstruksikan kepada seluruh jajaran PKS, baik itu yang duduk di kursi legislatif maupun eksekutif untuk menempatkan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama,” tegas Kasibun Daulay yang juga seorang advokat.

Melalui kegiatan ini, PKS Aceh berharap seluruh kader semakin solid dan terbekali dalam menjalankan peran strategis partai, baik di tingkat pemerintahan maupun di tengah masyarakat. Dengan penguatan kapasitas kader, PKS Aceh optimistis dapat menghadirkan kebijakan yang lebih akurat, responsif, dan berdampak nyata bagi pembangunan Aceh. (XRQ)

Reporter: Akil

Dua Warisan Budaya Aceh Timur Masuk Nominasi WBTb 2025, Bukti Kuatnya Akar Tradisi Peureulak

0
Budaya Khanduri Jrat.(Foto: Dok. Disparbud Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Dua kebudayaan khas dari Kabupaten Aceh Timur, yaitu Rapa’i Bandar Khalifah dan Khanduri Jrat, direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2025. Keduanya mewakili kekayaan tradisi masyarakat yang berakar kuat di wilayah timur Aceh.

Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, menyampaikan bahwa kedua karya budaya itu masuk dalam dua domain berbeda. Rapa’i Bandar Khalifah berada pada domain seni pertunjukan, sementara Khanduri Jrat masuk dalam domain adat istiadat, ritus, perayaan, serta sistem ekonomi tradisional.

“Sebelumnya Aceh Timur telah memiliki beberapa warisan budaya yang ditetapkan sebagai WBTb, yakni Pisang Sale (2022), Muniren Reje (2023), dan Kenduri Uten (2023). Tahun ini kita menambah dua lagi, sehingga total sudah lima karya budaya asal Aceh Timur yang tercatat sebagai WBTb Indonesia,” ujar Bupati Al-Farlaky melalui sambungan telepon, Sabtu (11/10/2025).

Iskandar mengapresiasi keberhasilan tersebut. Ia menyebut, proses menuju rekomendasi WBTb bukanlah hal mudah karena harus melewati seleksi ketat dari tingkat kabupaten hingga provinsi, disertai penyusunan data dan dokumentasi budaya yang lengkap.

“Meski terkendala anggaran, tim kita bekerja maksimal dengan semangat menjaga marwah budaya daerah. Alhamdulillah, hasilnya membanggakan bagi Aceh Timur,” tambahnya.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk turut menjaga dan melestarikan budaya lokal. Pengakuan dari tingkat nasional ini, katanya, menjadi bukti bahwa tradisi masyarakat Aceh Timur tetap hidup dan relevan di tengah arus modernisasi.

“Saya berharap capaian ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus mengangkat nilai-nilai luhur warisan nenek moyang,” pungkasnya.

Dikutip dari laman budayaaceh.com, Rapa’i Bandar Khalifah terdiri dari dua kata: Rapa’i yang berarti alat musik tradisional Aceh yang terbuat dari kayu pilihan, rotan, logam, dan kulit kambing; serta Bandar Khalifah, yang merujuk pada kawasan perdagangan antarbangsa pada masa silam, di mana para ulama dari Persia menyebarkan Islam hingga ke Asia Tenggara.

Seni pertunjukan Rapa’i Bandar Khalifah biasanya dimainkan oleh 13 hingga 15 orang, terdiri dari satu hingga tiga orang Syahi (penyanyi atau pembaca syair) dan sepuluh hingga dua belas penabuh rapai. Pertunjukan ini diiringi syair-syair bernuansa religius seperti saleum, zikir, selawat, dan nasihat moral yang berfungsi menyebarkan syariat Islam dan memperkuat semangat gotong royong masyarakat Peureulak.

Sementara itu, Khanduri Jrat berasal dari dua kata, yakni Khanduri yang berarti kenduri atau ritual, dan Jrat yang berarti makam. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan dan doa bersama di area pemakaman leluhur, mencerminkan nilai spiritual dan kebersamaan masyarakat Aceh Timur dalam mengenang jasa orang-orang terdahulu.

Dengan masuknya dua budaya ini dalam daftar rekomendasi, total terdapat 17 karya budaya dari seluruh Aceh yang diajukan ke Kementerian Kebudayaan untuk ditetapkan sebagai WBTb tahun 2025. Langkah ini diharapkan semakin memperkuat posisi Aceh sebagai salah satu daerah dengan kekayaan budaya takbenda yang menonjol di Indonesia.

Cingkhui dari Aceh Jaya Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025

0
Kuliner khas Aceh Jaya Cingkhui. (FOTO: ANTARA/HO/Warga)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Makanan tradisional khas Aceh Jaya, Cingkhui, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2025 oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI.

Penetapan tersebut diumumkan dalam Sidang WBTb Indonesia yang berlangsung pada 5–11 Oktober 2025 di Jakarta. Kabupaten Aceh Jaya menjadi salah satu daerah yang berhasil mengangkat karya budaya unggulannya ke tingkat nasional melalui kategori kemahiran kerajinan tradisional.

“Dengan rasa syukur yang mendalam, kita bangga atas keberhasilan penetapan kerajinan Cingkhui sebagai WBTb,” kata Bupati Aceh Jaya, Safwandi, di Aceh Jaya, Senin (13/10).

Cingkhui merupakan kuliner khas dari Kecamatan Jaya (Lamno), Kabupaten Aceh Jaya, yang dibuat dari campuran puluhan dedaunan dan rempah pilihan. Selain dikenal karena cita rasanya yang unik, makanan ini juga mencerminkan pengetahuan lokal masyarakat dalam meracik bahan alami yang diwariskan secara turun-temurun.

Karya budaya ini berhasil melaju hingga tahapan sidang penetapan nasional setelah melalui proses seleksi ketat di tingkat provinsi dan nasional oleh para ahli warisan budaya.

Dengan penetapan Cingkhui ini, Aceh Jaya kini memiliki tiga tradisi yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, setelah sebelumnya Dike PAM Panga dan Seumeuleung Raja Daya juga memperoleh pengakuan serupa.

‎“Kami apresiasi kepada seluruh jajaran yang sudah susah payah mengurus agar Cingkhui ini tembus tingkat nasional. Keberhasilan ini untuk kita semua,” ucap Safwandi.

Ia menambahkan, Aceh Jaya memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang layak mendapat perhatian dan pengakuan lebih luas agar nilai-nilai luhur tersebut tidak hilang ditelan masa.

Aceh Barat Perkuat Kolaborasi dengan Malaysia Kembangkan Wisata Syariah

0
Bupati Aceh Barat, Tarmizi, S.P., M.M., secara resmi membuka kegiatan Seminar Internasional bertajuk “West Aceh Sharia Tourism 2025 and Visit Malaysia 2026”, bertempat di hotel Parkside Meuligoe Meulaboh [Foto : Arif Rizalul / Repoter RRI Meulaboh ]

NUKILAN.ID | MEULABOH – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat terus mendorong penguatan sektor pariwisata berbasis syariah. Upaya itu ditandai dengan pembukaan Seminar Internasional bertajuk “West Aceh Sharia Tourism 2025 and Visit Malaysia 2026” yang digelar di Hotel Parkside Meuligoe, Meulaboh, Senin (13/10/2025). Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-437 Kota Meulaboh.

Seminar yang mengusung tema “Wisata Syariah dan Tantangannya” ini menghadirkan sejumlah tokoh penting dari dalam dan luar negeri. Hadir antara lain perwakilan Tourism Malaysia Medan, delegasi Provinsi Terengganu – Malaysia, serta unsur pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku industri wisata syariah.

Bupati Aceh Barat, Tarmizi, S.P., M.M., yang membuka secara resmi kegiatan itu menyampaikan apresiasi kepada seluruh tamu kehormatan. Ia menilai kehadiran para delegasi menjadi bukti eratnya hubungan dua negara serumpun.

“Kehadiran Tuan-tuan dan Puan-puan sekalian adalah simbol persahabatan dan kolaborasi antara dua negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai syariat Islam,” ujar Bupati Tarmizi.

Ia menegaskan, pengembangan sektor wisata di Aceh Barat harus sejalan dengan prinsip syariah tanpa mengorbankan potensi ekonomi daerah.

“Kemajuan ekonomi dan wisata harus berjalan seiring dengan tegaknya syariat Islam. Dari wisata yang tertata, UMKM bisa tumbuh, lapangan kerja tercipta, dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tegasnya.

Ketua panitia, Aduwina Pakeh, S.Sos., M.Sc., dalam laporannya menjelaskan bahwa seminar ini menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan potensi wisata syariah Aceh Barat ke tingkat internasional.

“Kabupaten Aceh Barat memiliki kekayaan wisata yang luar biasa, mulai dari alam, sejarah, hingga budaya Islam. Wisata syariah dapat menjadi pintu baru untuk menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara,” kata Aduwina.

Ia menambahkan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, Kementerian Agama, serta organisasi masyarakat untuk memperkuat regulasi, promosi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor pariwisata.

Sementara itu, Rosalina Abdul Rahim, Pengarah Tourism Malaysia Medan – Indonesia, menyambut baik kerja sama antara Aceh dan Malaysia menjelang pelaksanaan Visit Malaysia Year 2026.

“Malaysia dan Indonesia, terutama Aceh, memiliki kedekatan budaya dan sejarah. Kolaborasi dalam sektor pariwisata akan memberi manfaat besar bagi masyarakat kedua negara,” ujarnya.

Menurut Rosalina, pariwisata bukan sekadar hiburan, melainkan juga pilar ekonomi, diplomasi, dan pelestarian budaya.

Dalam forum tersebut, Provinsi Terengganu turut menjadi sorotan sebagai contoh sukses penerapan wisata syariah yang modern dan berkelanjutan.

“Terengganu membuktikan bahwa penerapan syariat bukan penghambat, tapi justru menjadi nilai tambah dan daya tarik wisatawan,” ujar Aduwina menambahkan.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan cendera mata serta sesi foto bersama seluruh peserta dan delegasi. Seminar internasional ini menjadi bagian penting dari rangkaian Pekan Kebudayaan Aceh Barat 2025 yang diharapkan mampu melahirkan peta jalan pengembangan wisata syariah yang berkarakter dan berdaya saing.

Melalui semangat kolaborasi Aceh–Malaysia, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menegaskan komitmennya untuk membangun ekonomi daerah yang maju tanpa meninggalkan marwah syariat Islam. Bumi Teuku Umar pun siap melangkah menjadi daerah percontohan wisata syariah yang berdaya saing, berkarakter, dan bermarwah Islami.

Sekda Aceh Ajak Media Perkuat Kepercayaan Publik dan Dukung Pembangunan Daerah

0
ekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, S.IP., MPA., saat menerima audiensi pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di Ruang Rapat Sekda Aceh, Selasa (14/10/2025). (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, S.IP., MPA., menegaskan pentingnya peran media dalam menjaga kepercayaan publik serta memperkuat pembangunan di Aceh. Hal itu disampaikan saat menerima audiensi pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di Ruang Rapat Sekda Aceh, Selasa (14/10/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin, bersama jajaran pengurus melaporkan rencana pelaksanaan Konferensi Provinsi (Konferprov) PWI Aceh yang dijadwalkan berlangsung pada awal November 2026. Kegiatan itu akan dikemas dalam bentuk seminar nasional yang melibatkan berbagai pihak.

Selain itu, PWI Aceh kepada Nukilan.id juga menyampaikan rencana kedatangan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PWI Pusat yang baru terpilih ke Aceh dalam waktu dekat. Keduanya dijadwalkan hadir pada acara peusijuek (tepung tawar) dan peringatan Maulid Nabi.

“Kita berharap Ketum PWI Pusat bersama rombongan nantinya dapat menjadi tamu dari Pemerintah Aceh,” ujar Nasir Nurdin.

Menanggapi hal tersebut, Sekda Aceh menyatakan bahwa Pemerintah Aceh siap mendukung penuh pelaksanaan Konferprov PWI Aceh agar berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi daerah.

“Pemerintah Aceh tentunya akan membantu dan mendukung terlaksananya Konferensi PWI Aceh. Kami berharap kegiatan ini juga menjadi momentum bagi media untuk ikut mendukung kinerja pemerintah dalam membangun Aceh,” ujar M. Nasir.

Ia menambahkan, media memiliki peran strategis dalam menyampaikan capaian pembangunan dan berbagai kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan media sangat dibutuhkan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap kinerja Pemerintah Aceh.

“Pemerintah Aceh punya kebutuhan besar untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diberikan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. Kerja-kerja pembangunan yang telah dilakukan butuh peran media untuk menyebarluaskan, sehingga kepercayaan ini benar-benar terjaga dan bertahan,” kata M. Nasir.

Sekda juga menyerahkan sepenuhnya proses pelaksanaan kegiatan kepada PWI Aceh. “Bagaimana prosesnya itu sepenuhnya kami kembalikan kepada PWI,” tegasnya.

Audiensi tersebut turut dihadiri oleh Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat; Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh, Edy Yandra; serta perwakilan dari Bappeda dan Inspektorat Aceh. (XRQ)

Reporter: Akil

Tengkorak Manusia Ditemukan di Area Pembangunan Puskesmas Buket Gadeng, Polisi Lakukan Olah TKP

0
Bupati Aceh Barat, Tarmizi, S.P., M.M., secara resmi membuka kegiatan Seminar Internasional bertajuk “West Aceh Sharia Tourism 2025 and Visit Malaysia 2026”, bertempat di hotel Parkside Meuligoe Meulaboh [Sumber Foto : Arif Rizalul / Repoter RRI Meulaboh ]

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN — Suasana di area pembangunan gedung Tata Usaha dan Gudang Obat Puskesmas Buket Gadeng, Kecamatan Kota Bahagia, mendadak geger pada Sabtu (11/10/2025). Para pekerja bangunan yang sedang beraktivitas di lokasi tersebut menemukan benda yang diduga tengkorak manusia di antara tumpukan material pasir.

Menindaklanjuti laporan itu, Tim Inafis Satreskrim Polres Aceh Selatan Polda Aceh langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Minggu (12/10/2025). Proses olah TKP dipimpin oleh Brigadir Fajri, didampingi Bripda Riski Anggara, serta Bhabinkamtibmas Polsek Bakongan.

Dari hasil identifikasi awal, tengkorak manusia tersebut diduga berasal dari tumpukan pasir proyek yang dikirim dari lokasi penggalian di Desa Geulumbuk, Kecamatan Kluet Selatan.

Kasat Reskrim Polres Aceh Selatan, Iptu Narsyah Agustian, mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah sesuai prosedur untuk menelusuri asal usul temuan itu.

“Kami telah melakukan langkah-langkah awal sesuai SOP, termasuk olah TKP, pengumpulan keterangan saksi, dan tindakan pengamanan barang bukti. Saat ini kami juga sedang mendalami asal usul tengkorak tersebut melalui penyelidikan di lokasi pengambilan material pasir,” ujarnya.

Usai dilakukan pemeriksaan awal dan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas serta saksi di lokasi, Tim Inafis bersama perangkat Puskesmas dan masyarakat setempat kemudian melakukan penguburan tengkorak manusia tersebut di halaman belakang Puskesmas Buket Gadeng. Proses penguburan berlangsung secara tertib, disaksikan oleh aparat kepolisian dan Kepala Puskesmas Buket Gadeng.

Polres Aceh Selatan memastikan penyelidikan akan terus berlanjut, termasuk dengan menelusuri sumber material pasir dari Desa Geulumbuk. Polisi juga berkoordinasi dengan perangkat desa setempat dan pihak terkait untuk mengungkap asal-usul tengkorak tersebut.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada aparat penegak hukum.