Beranda blog Halaman 35

Danrem 011/Lilawangsa Hadiri Maulid Nabi di Masjid Agung Lhokseumawe

0
Danrem 011/Lilawangsa Hadiri Maulid Nabi di Masjid Agung Lhokseumawe. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.IDLhokseumawe — Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, bersama Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 011 PD IM, Ny. Dini Imran, menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Pemerintah Kota Lhokseumawe di Masjid Agung Islamic Center, Desa Simpang Empat, Kecamatan Banda Sakti, Kamis (16/10/2025).

Peringatan Maulid tahun ini mengusung tema “Meneladani Akhlak Mulia dan Kepemimpinan Rasulullah, Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Kota Lhokseumawe yang Bersyariat, Rakyat Ceudah Lhokseumawe Meugah.”

Acara berlangsung khidmat dan dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, di antaranya Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar, Wakil Wali Kota Husaini, Danlanal Lhokseumawe, serta Dandim 0103/Aut. Turut hadir pula tokoh agama, Ketua TP PKK Ny. Yulinda Sayuti, Ketua BKMT Ny. Sakinah Husaini, serta ratusan masyarakat yang memadati area masjid.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan ceramah singkat oleh Tgk. H. Faisal Hadi yang mengingatkan jamaah tentang pentingnya kebijaksanaan umat Islam dalam menghadapi kemajuan zaman dan teknologi.

“Di era teknologi semakin canggih ini, kita dituntut cerdas menyikapi perubahan. Gunakan teknologi untuk kebaikan dalam dakwah, dan bukan sebaliknya malah menjerumuskan,” pesannya di hadapan jamaah.

Ia juga menambahkan nasihat yang menggugah hati, “Dan penting jangan membenarkan yang biasa, tapi biasakanlah yang benar.”

Sementara itu, Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, menilai peringatan Maulid Nabi menjadi momen berharga bagi umat Islam untuk kembali meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW.

“Peringatan ini sebagai refleksi, mengingatkan kita meneladani akhlak dan sifat Rasulullah, seperti kesabaran, kejujuran, kasih sayang, dan keadilan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Selain ceramah, acara juga diisi dengan penyerahan hadiah lomba mobil hias Idul Adha 1446 H, santunan untuk anak yatim, serta lantunan shalawat yang menambah suasana religius.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Lhokseumawe ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Tgk. Asnawi Abdullah dan zikir bersama Tim Zikir Kota Lhokseumawe.

Aceh Gandeng Investor China Kembangkan Peternakan Ayam di Lahan 300 Hektare

0
Ilustrasi peternakan ayam. (Foto: RadarMadura)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Pemerintah Aceh menyiapkan lahan seluas 300 hektare di Kabupaten Aceh Besar untuk mendukung kerja sama investasi sektor peternakan dengan perusahaan asal China, Zhongke Holding Green Technology Co Ltd.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BUMD PT Pembangunan Aceh (PEMA) dan pihak Zhongke Holding dalam ajang ASEAN-China Cooperation and Development Conference on Food and Agriculture, The 4th “Belt and Road” International Agricultural Cooperation Expo di Zhengzhou, China, pada Senin (13/10/2025) lalu.

Acara tersebut dihadiri perwakilan dari seluruh negara ASEAN, termasuk Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Kamboja, Myanmar, Filipina, Laos, dan Indonesia. Delegasi Indonesia diwakili oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) bersama Direktur Utama PT PEMA Mawardi Nur.

Salah satu poin penting dalam kesepakatan itu adalah pengembangan peternakan ayam di Aceh.

Direktur Utama PT PEMA, Mawardi Nur, kepada Nukilan.id mengatakan kerja sama ini diharapkan dapat mendorong kemajuan sektor pertanian dan peternakan Aceh agar lebih berdaya saing serta menarik investasi di tingkat nasional maupun internasional.

“Kami juga terus berupaya bekerja secara profesional dalam memastikan semuanya berjalan lancar sesuai apa yang kita harapkan,” ujar Mawardi, Selasa (14/10/2025).

Ia menambahkan, dukungan dan doa masyarakat sangat dibutuhkan agar PEMA dapat terus berinovasi dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi daerah.

Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf menegaskan bahwa Aceh terbuka terhadap investasi asing, terlebih karena daerah ini memiliki potensi sumber daya alam yang besar dan hubungan baik dengan berbagai negara.

“Kemitraan ini menjadi langkah strategis menuju pasar ASEAN yang lebih luas bagi mitra dari Tiongkok serta negara lainnya yang saling menguntungkan,” kata Mualem.

Ia juga menilai konferensi tersebut bukan sekadar forum diskusi, tetapi langkah nyata untuk memperkuat kemitraan konkret di bidang pangan dan pertanian.

“Konferensi ini bukan hanya tempat berdiskusi, tetapi sebuah langkah nyata untuk bertindak menuju kemitraan konkret,” tambahnya.

Dengan kesepakatan ini, Aceh diharapkan mampu memperkuat posisinya sebagai salah satu daerah yang berperan penting dalam kerja sama ekonomi kawasan ASEAN–China, khususnya di sektor pangan dan peternakan. (XRQ)

Reporter: Akil

Aceh Jadi Teladan Perdamaian, Ketua MPR Tekankan Pentingnya Persatuan Nasional

0
Ketua MPR RI, H. Ahmad Muzani (kiri), saat memberikan Kuliah Umum Empat Pilar Kebangsaan di Gedung AAC Dayan Dawood, Rabu (15/10/2025) (Foto: Humas USK)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani, menegaskan bahwa Aceh merupakan contoh nyata bagaimana perdamaian dan persatuan dapat menjadi fondasi kemajuan bangsa.

Amatan Nukilan.id, pernyataan itu disampaikan Muzani dalam Kuliah Umum Empat Pilar Kebangsaan di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Rabu (15/10/2025).

“Tidak ada pembangunan tanpa perdamaian. Tidak ada kesejahteraan tanpa perdamaian. Tidak ada ekonomi, bahkan aktivitas kuliah pun tidak akan berjalan tanpa persatuan,” ujar Muzani dalam paparannya.

Ia menyebut, kekuatan Indonesia lahir dari keberagaman dan kontribusi seluruh daerah. Aceh, menurutnya, telah menunjukkan teladan dalam menyelesaikan konflik melalui jalan damai.

“Konflik berkepanjangan di tanah Aceh selesai karena kearifan pemimpin-pemimpin di daerah ini. Sejarah membuktikan, kontribusi masyarakat Aceh terhadap republik ini tidak pernah kecil,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Muzani juga mengingatkan kembali sumbangsih rakyat Aceh terhadap lahirnya maskapai nasional Indonesia melalui pesawat Seulawah—simbol semangat kebangsaan dari ujung barat Nusantara.

Tantangan Kebangsaan di Era Digital

Kuliah umum yang digelar MPR RI bersama Universitas Syiah Kuala itu menyoroti pentingnya pembentukan karakter generasi muda di tengah derasnya arus digitalisasi.

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai, generasi muda saat ini menghadapi tantangan baru dalam memahami nilai-nilai kebangsaan.

“Kami menyadari adanya tantangan ketika sebagian generasi muda cenderung membangun jati diri berdasarkan tren dunia maya, bukan lagi pada nilai moral dan budaya bangsa. Hal ini berisiko memicu polarisasi di ruang digital,” ujar Prof. Marwan.

Ia menambahkan, USK berkomitmen menjadikan perguruan tinggi bukan hanya sebagai pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga penjaga moral dan ideologis kebangsaan. Melalui mata kuliah seperti Pembinaan Karakter dan Pancasila, kampus berupaya melahirkan lulusan yang unggul secara akademik sekaligus berakar pada nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.

Pembelaan terhadap Palestina

Dalam kuliah umum tersebut, Muzani juga menegaskan posisi Indonesia yang konsisten membela kemerdekaan Palestina, sesuai amanat konstitusi yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

“Palestina merdeka adalah kewajiban sejarah kita. Negara itu merupakan satu-satunya peserta Konferensi Asia Afrika 1955 yang belum merdeka, dan juga salah satu yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.

Ia menambahkan, sikap Indonesia terhadap Palestina tidak hanya didorong oleh keimanan, tetapi juga oleh nilai kemanusiaan dan tanggung jawab konstitusional.

“Itu sebabnya Indonesia tidak akan mengakui Israel dan tidak akan menjalin hubungan diplomatik, selama bangsa Palestina belum merdeka sebagai negara berdaulat. Ini adalah sikap tegas yang telah berulang kali disampaikan oleh Presiden,” tegasnya.

Kuliah umum tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber. MPR RI dan USK menyatakan komitmen bersama untuk terus memperkuat implementasi Empat Pilar Kebangsaan di tengah dinamika zaman yang semakin kompleks. (xrq)

Reporter: Akil

Kak Na Temui Yatim dan Kaum Ibu di Pedalaman Aceh Utara, Serap Aspirasi dan Tebar Kasih

0
Kak Na Temui Yatim dan Kaum Ibu di Pedalaman Aceh Utara. (Foto: Humas Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Dengan langkah tenang dan senyum hangat, Ketua TP PKK Aceh, Marlina Muzakir—akrab disapa Kak Na—menyusuri pedalaman Aceh Utara, tepatnya di kawasan wisata Pante Bahagia, Gampong Pante Bahagia, Kecamatan Paya Bakong, Selasa (14/10/2025).

Kehadirannya di lokasi tersebut membawa suasana haru sekaligus bahagia. Puluhan anak yatim yang telah menanti tampak gembira saat Kak Na datang menghampiri. Ia menyapa satu per satu, mengusap bahu mereka, dan memberikan “salam tempel” dengan penuh kasih.

Momen keakraban itu berlanjut hingga ke meja makan. Kak Na mengajak para anak yatim duduk semeja, menikmati santap siang bersama. Dalam suasana sederhana, tawa kecil dan percakapan ringan mengalir di antara mereka.

“Selalu hormat dan sayangi ibu kalian, belajar yang rajin dan jangan pernah tinggalkan Shalat. Usaha-usaha kita akan sia-sia tanpa restu orangtua, tanpa untaian do’a yang kita panjatkan pada Allah,” pesan Kak Na lembut kepada para anak yatim.

Usai bercengkerama dengan anak-anak, perhatian Kak Na beralih kepada kaum ibu yang sedari tadi menunggu. Mereka menyambutnya dengan antusias, sebagian bahkan menyampaikan langsung harapan agar kaum perempuan di kampung mereka mendapat kesempatan untuk diberdayakan.

“Kamoe peurle ciet diberdayakan bu, Ngat jeut membantu perekonomian keluarga. Jadi, neupeuget pelatihan keu kamoe, peu peuget kue atawa kerajinan laen,” ujar salah seorang ibu yang dengan tulus menyampaikan aspirasinya.

Menanggapi hal itu, Kak Na berjanji akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dengan berkoordinasi bersama dinas terkait.

“Nanti akan kita lihat lagi program-program di TP PKK, di Dekranasda untuk bisa mengakomodir keinginan kaum ibu di Gampong ini dan di seluruh Aceh tentunya,” ujar Kak Na.

Ia menambahkan, program-program PKK selama ini memang bersinggungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat, terutama perempuan.

“Nanti saya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melihat apa saja program yang bisa disinergikan dengan PKK yang tentu saja bersinggungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat,” sambungnya.

Kunjungan Kak Na ke pedalaman Aceh Utara itu bukan sekadar seremonial, melainkan wujud nyata kepedulian dan upaya mendengar langsung suara masyarakat, dari anak yatim hingga kaum ibu, agar pembangunan dan pemberdayaan di Aceh benar-benar menyentuh akar rumput.

Kisah Kebangkitan Gampong Nusa: Dari Puing Tsunami Menjadi Destinasi Wisata Hijau

0
Jembatan yang menjadi salah satu icon desa wisata Gampong Nusa di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, terlihat sedang dimanfaatkan oleh satu pasangan sebagai lokasi foto prewedding, Senin (23/10/2023). (FOTO: WAHYU DESMI)

NUKILAN.ID | FEATURE – Udara sejuk dan panorama yang menenangkan akan langsung menyapa begitu kaki menapaki desa ini. Terletak di antara barisan bukit yang menjulang dan hamparan sawah hijau, Gampong Nusa di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, bagai lukisan alam yang hidup.

Kini, desa ini dikenal luas sebagai salah satu desa wisata berbasis masyarakat yang sukses menghidupkan potensi lokal dan semangat warganya.

Memasuki gerbang utama Gampong Nusa, mata akan dimanjakan dengan pemandangan yang tertata rapi dan bersih. Bukan hanya karena alamnya yang memesona, tetapi juga karena kesadaran warganya dalam menjaga lingkungan. Di sini, kebersihan bukan sekadar kebiasaan, melainkan nilai yang dipegang bersama.

Kesadaran itu juga ditularkan kepada setiap pengunjung yang datang. Warga berharap para wisatawan ikut menjaga kebersihan dan tidak meninggalkan sampah selama menikmati suasana desa.

Keindahan Gampong Nusa seolah begitu alami—perpaduan antara sawah dan perbukitan menciptakan panorama yang menenangkan, bak kepingan surga yang jatuh ke bumi. Tak mengherankan jika desa ini kerap menjadi lokasi favorit untuk berfoto, terutama bagi pasangan yang ingin mengabadikan momen prewedding berlatar alam.

Namun, kisah Gampong Nusa tak berhenti pada keindahan lanskapnya. Di balik pesona alam itu tersimpan cerita perjuangan panjang: bagaimana sebuah desa yang dulunya porak-poranda akibat tsunami, kini bangkit menjadi simbol harapan dan kemandirian.

Dua dekade silam, Gampong Nusa adalah salah satu kawasan yang hancur lebur saat gelombang tsunami menerjang Aceh pada Desember 2004. Banyak nyawa melayang, rumah dan fasilitas umum pun luluh lantak. Namun, seperti halnya masyarakat Aceh lainnya, warga Gampong Nusa memilih untuk bangkit dan menatap masa depan dengan optimisme.

Dalam wawancara yang dilakukan pada September lalu, Nurhayati, Ketua Lembaga Pariwisata Nusa (LPN), mengisahkan awal kebangkitan warganya yang bermula dari program daur ulang sampah yang difasilitasi oleh lembaga internasional ISP dan USAID.

“Saat itu ada 112 orang ibu PKK yang dilatih mendaur ulang sampah organik, seperti sachet kopi yang di anyam sedemikian rupa sehingga menjadi barang yang berguna. Ada juga yang membuat tas, dompet, bunga, kotak tisu, dan sebagainya,” ungkap Nurhayati.

Kreativitas itu ternyata menjadi titik balik. Antara tahun 2005 hingga 2013, Gampong Nusa sering didatangi pengunjung yang penasaran dengan hasil karya warga. Para ibu-ibu pun mulai menjual produk mereka.

“Pendapatan yang diperoleh dari kedatangan orang luar hanya tergantung dari adanya pembelian. Kalau tidak ada yang beli, ya tidak ada uang,” kenang Nurhayati.

Seiring waktu, nama Gampong Nusa semakin dikenal. Banyak wisatawan datang untuk menikmati suasana dan belajar dari aktivitas warga. Melihat potensi itu, sejak 2013 hingga 2015, LPN bersama masyarakat mulai melakukan pemetaan potensi wisata di empat dusun yang ada di desa tersebut.

“Disini kan ada 4 dusun. Jadi masing-masing dusun itu kita gali potensi apa yang dapat dimanfaatkan,” jelas Nurhayati.

Dari hasil pemetaan lahirlah ide untuk membuat berbagai paket wisata yang berakar dari kegiatan sehari-hari masyarakat.

“Misalnya paket wisata memasak. Kan banyak tuh para wisatawan yang penasaran bagaimana cara memasak kuah pliek, kuah beulangong, sie reuboh ataupun kuliner khas Aceh lainnya. Nah, dengan mengambil paket ini para pengunjung kita libatkan langsung saat pembuatannya dan bagaimana cara memasaknya. Kita bungkus kegiatan ini dengan paket wisata Cooking Class,” tutur Nurhayati.

Selain Cooking Class, Gampong Nusa juga menawarkan beragam paket menarik lainnya seperti Paket Tradisional Dance, Paket Menganyam, Paket Tron u Blang, Paket Drop Udeng, hingga Paket Let Tuloe—yakni aktivitas unik mengejar burung pipit di sawah saat musim tanam.

“Burung Pipit ini biasanya akan ramai ketika musim turun ke sawah. Jadi wisatawan yang mengambil paket ini juga akan turut merasakan sensasi bagaimana mengejar burung Pipit alias let tuloe,” terang Nurhayati.

Kini, Gampong Nusa telah memiliki puluhan homestay yang dikelola warga, menjadi tempat singgah nyaman bagi wisatawan yang ingin menikmati malam di desa wisata ini.

Pada tahun 2015, LPN resmi meluncurkan Gampong Nusa sebagai Desa Wisata Berbasis Masyarakat, dengan konsep utama bahwa seluruh kegiatan wisata bersumber dari aktivitas keseharian masyarakat.

“Seluruh paket wisata yang ditawarkan bersandar dari kegiatan-kegiatan keseharian yang dilakukan oleh masyarakat Nusa. Karena itulah kenapa konsep ini disebut wisata berbasis masyarakat,” jelas Nurhayati.

Kerja keras dan kreativitas itu akhirnya berbuah manis. Pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 di Jakarta, Gampong Nusa meraih Juara I kategori Homestay—sebuah pengakuan nasional atas keberhasilan mereka mengelola pariwisata secara mandiri dan berkelanjutan.

Konsep wisata berbasis masyarakat yang diusung Gampong Nusa bukan hanya memperkuat ekonomi warga, tapi juga menjaga kelestarian budaya serta kearifan lokal.

“Yuk berkunjung ke Gampong Nusa. Bagi pengunjung yang ingin mendapat informasi lebih lanjut silahkan kunjungi Ig @gampongnusaku,” ajak Nurhayati menutup perbincangan.

Kini, Gampong Nusa bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah simbol keteguhan hati—sebuah kisah tentang bagaimana luka masa lalu bisa disembuhkan oleh gotong royong, harapan, dan cinta terhadap tanah sendiri. (XRQ)

Reporter: Akil

PERHAPI Aceh Dorong Penyusunan Blue Print PPM untuk Wujudkan Desa Mandiri di Sekitar Tambang

0
PERHAPI Aceh Dorong Penyusunan Blue Print PPM untuk Wujudkan Desa Mandiri di Sekitar Tambang. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Aceh menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Pemerintah Aceh dalam memperkuat Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sektor pertambangan menuju pembangunan berkelanjutan.

Dukungan itu disampaikan dalam Forum Sosialisasi dan Penyusunan Rencana Kerja Tim Efektif Proyek Perubahan “Optimalisasi Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Kegiatan Pertambangan Menuju Desa Mandiri Berkelanjutan” yang digelar oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Rabu (15/10/2025) di Aula Dinas ESDM Aceh.

Forum tersebut mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perwakilan perusahaan pertambangan, akademisi, hingga organisasi profesi bidang pertambangan. Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk menyusun arah kebijakan dan rencana kerja PPM Aceh yang terintegrasi menuju terwujudnya desa mandiri di sekitar wilayah tambang.

Apresiasi disampaikan kepada Kepala Dinas ESDM Aceh, Taufik, ST, M.Si, atas inisiatifnya membangun sinergi lintas sektor dalam perencanaan PPM. Upaya kolaboratif ini dinilai sebagai strategi tepat untuk memastikan manfaat keberadaan kegiatan pertambangan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.

Sementara itu Sekretaris Jenderal, Muhammad Hardi, kepada Nukilan.id menegaskan pentingnya PPM sebagai instrumen yang menghubungkan antara kegiatan industri tambang dengan kesejahteraan sosial masyarakat.

“Kami percaya, PPM bukan sekadar kewajiban administratif yang harus dipenuhi perusahaan, tetapi merupakan sarana strategis untuk membangun kesejahteraan berkelanjutan bagi masyarakat di wilayah tambang,” ujar Muhammad Hardi.

Ia menambahkan, pelaksanaan PPM di Aceh perlu memiliki arah kebijakan dan peta jalan yang jelas sebagaimana diamanatkan oleh Kepmen ESDM No. 1824 K/30/MEM/2018. Untuk itu, penyusunan Blue Print PPM Aceh menjadi langkah mendesak agar pelaksanaan program di setiap wilayah tambang lebih terukur dan tepat sasaran.

“Kami mendorong agar forum ini menjadi momentum awal penyusunan Blue Print PPM Aceh, yang selama ini belum terwujud. Dengan adanya dokumen tersebut, arah pembangunan masyarakat tambang akan lebih jelas dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” tambahnya.

PERHAPI Aceh menegaskan komitmennya untuk terlibat aktif mendukung Pemerintah Aceh dan seluruh pihak terkait dalam memastikan bahwa seluruh kegiatan pertambangan di Aceh berjalan sesuai prinsip good mining practice serta memberikan nilai tambah sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. (XRQ)

Reporter: Akil

Diduga Mortir, Benda Mencurigakan di Pidie Dievakuasi Tim Gegana Brimob Aceh

0
Benda Mencurigakan di Pidie Dievakuasi Tim Gegana Brimob Aceh. (Foto; For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sebuah benda mencurigakan menyerupai proyektil mortir ditemukan di kebun warga Gampong Kampong Jeumpa, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie. Penemuan tersebut membuat warga geger hingga akhirnya Tim Gegana Satbrimob Polda Aceh turun langsung ke lokasi untuk melakukan penanganan.

Komandan Satuan Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Zuhdi Batubara, S.I.K., M.Han., melalui Komandan Detasemen Gegana Satbrimob Polda Aceh, Kompol Akmal, S.E., M.M., saat dihubungi Nukilan.id mengatakan, langkah cepat diambil setelah menerima laporan dari Polsek Sakti mengenai penemuan benda mencurigakan itu.

“Begitu menerima perintah dari Dansat Brimob Polda Aceh, kami segera menurunkan Unit Penjinakan Bom (Jibom) untuk memastikan keamanan masyarakat serta mengevakuasi benda yang ditemukan ke lokasi aman,” ujar Kompol Akmal.

Tim Jibom yang dipimpin oleh Kanit 1 Jibom Ipda Joko Harsono, bersama Operator 1 Bripka Zul Adevi dan Pembantu Operator Bripka Hidayat Ramadhan, langsung bergerak menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pengecekan awal, benda tersebut memang menyerupai proyektil mortir dengan panjang sekitar 20 sentimeter dan diameter 4 inci.

Kronologi bermula pada Senin (13/10/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat membersihkan kebun, Musliadi, warga setempat, menemukan benda logam yang mencurigakan. Menyadari potensi bahaya, ia segera melaporkan temuannya ke Polsek Sakti.

Petugas kemudian mengevakuasi benda itu ke area kosong di belakang kantor Polsek untuk diamankan sementara. Setelah memastikan situasi terkendali, tim Gegana melakukan disposal atau pemusnahan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan bahan peledak.

Kompol Akmal menegaskan bahwa seluruh proses dilakukan dengan pengamanan ketat dan koordinasi bersama aparat wilayah.

“Koordinasi kami dengan aparat kewilayahan sangat penting agar penanganan berjalan cepat, terukur, dan tidak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kombes Pol Zuhdi Batubara menyampaikan apresiasi atas sikap cepat warga yang melapor tanpa mencoba memindahkan atau membongkar benda tersebut secara mandiri.

“Terima kasih kepada masyarakat Kecamatan Sakti yang telah mematuhi himbauan kami. Kami juga berharap kepada seluruh masyarakat Aceh, apabila menemukan benda yang mencurigakan agar segera melaporkannya kepada aparat kepolisian terdekat. Langkah ini sangat penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga keselamatan bersama,” ujar Kombes Pol Zuhdi Batubara.

Hingga berita ini diturunkan, situasi di lokasi dilaporkan aman dan terkendali. Proyektil yang diduga mortir tersebut kini telah diamankan oleh Tim Gegana Satbrimob Polda Aceh untuk pemeriksaan lebih lanjut bersama Polres Pidie dan Polsek Sakti. (XRQ)

Reporter: Akil

PEMA dan Pemerintah Aceh Jajaki Industri Peternakan Modern di Tiongkok, Menuju Swasembada Pangan

0
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), bersama Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Mawardi Nur, meninjau langsung peternakan ayam petelur terbesar di Provinsi Henan, Tiongkok, Selasa (14/10/2025). (Foto: HUMAS PT PEMA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), bersama Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Mawardi Nur, meninjau langsung peternakan ayam petelur terbesar di Provinsi Henan, Tiongkok, Selasa (14/10/2025). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara PEMA dengan perusahaan teknologi asal Henan, Zhongke Holdings Green Technology Co., Ltd.

Kemitraan tersebut difokuskan pada pengembangan kawasan industri unggas dan telur berteknologi tinggi serta ramah lingkungan di Aceh. Langkah ini diharapkan menjadi terobosan baru dalam memperkuat ketahanan pangan daerah dan membuka peluang ekspor hasil peternakan Aceh ke pasar global.

Rombongan Aceh yang terdiri dari perwakilan DPMPTSP, KADIN Aceh, dan manajemen PEMA meninjau fasilitas produksi milik Xinxiang Anlong Agricultural Technology Co., Ltd., perusahaan yang dikenal sebagai peternakan ayam petelur terbesar di Henan sekaligus salah satu yang paling modern di Tiongkok.

Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta butir telur per hari, dengan sistem yang sepenuhnya otomatis dan terintegrasi. Mulai dari pembuatan pakan, pengelolaan kandang tertutup (closed house), hingga pengumpulan dan pengemasan telur dilakukan dengan teknologi canggih yang diawasi secara real-time.

Di lokasi, Mualem mengapresiasi efisiensi dan skala besar industri tersebut.

“Apa yang kita saksikan di sini adalah masa depan industri peternakan. Skala, efisiensi, dan penerapan teknologinya sangat menarik. Ini menguatkan visi kami bahwa Aceh, dengan dukungan mitra yang tepat, mampu membangun fasilitas berkelas dunia seperti ini untuk mencapai swasembada pangan dan menembus pasar ekspor dalam jangka panjang,” ujar Mualem.

Selain meninjau Anlong Agriculture, rombongan juga mengunjungi Zhuoyi Husbandry Machinery, perusahaan penyedia peralatan dan sistem peternakan ayam petelur modern yang menjadi pemasok teknologi utama bagi sejumlah peternakan besar di Tiongkok. Di sana, Gubernur dan Dirut PEMA melihat langsung berbagai inovasi, mulai dari desain kandang otomatis, sistem pakan dan minum, hingga teknologi pengumpul telur berbasis konveyor.

Dirut PEMA, Mawardi Nur, menyampaikan bahwa membangun kemitraan internasional bukan hal mudah bagi BUMD yang masih muda seperti PEMA.

“Namun berkat kerja keras, kebersamaan, dan tekad kuat seluruh tim, kita berhasil membangun kepercayaan. Ini bukan hanya pencapaian PEMA, tetapi hasil doa dan dukungan masyarakat Aceh,” ujarnya.

Mawardi berharap kerja sama ini dapat menjadi awal kebangkitan sektor peternakan dan pertanian Aceh agar lebih maju, berdaya saing, serta mampu menarik investasi nasional dan internasional.

“Kami berharap langkah ini menjadi awal kebangkitan ekonomi Aceh di bawah kepemimpinan Pak Gubernur Mualem dan Wakil Gubernur Dekfad. Kami berkomitmen bekerja profesional untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana,” tutupnya.

Krueng Pirak Meluap, Tujuh Desa di Aceh Utara Terendam Banjir

0
Banjir merendam SMP Negeri 1 Alue Bungkoh, Kecamatan Pirak TImu, Aceh Utara. (FOTO: CAMAT PIRAK TIMU)

NUKILAN.ID | LHOKSUKON – Hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh Utara membuat Krueng Pirak meluap dan merendam tujuh desa di Kecamatan Pirak Timu, Selasa (14/10/2025). Akibatnya, puluhan rumah warga serta lahan pertanian ikut terendam air dengan ketinggian mencapai 70 sentimeter.

Camat Pirak Timu, Julfar Abdar, mengatakan banjir melanda kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Krueng Pirak. Adapun desa-desa terdampak antara lain Tanjong Seureukui, Minje Tujoh, Alue Bungkoh, Teupin U, Leupe, Ceumeucet, dan Pange.

“Warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing sambil memantau perkembangan kondisi air,” ujar Julfar, Selasa sore.

Ia menjelaskan, air mulai naik sejak malam hari hingga siang tadi. Meski belum ada laporan warga yang mengungsi, pemerintah kecamatan tetap menyiagakan petugas untuk mengantisipasi kemungkinan banjir susulan.

“Kami bersiaga jika air banjir naik lagi. Tim BPBD, Dinas Sosial, dan SAR sudah menyiapkan kondisi evakuasi warga. Namun, hingga sore ini, warga masih bertahan di rumahnya,” tuturnya.

Menurut Julfar, banjir di kawasan itu kerap terjadi setiap musim hujan akibat meluapnya sungai yang melintasi beberapa permukiman penduduk. Pemerintah daerah pun diimbau terus memantau debit air sungai agar dapat melakukan tindakan cepat jika kondisi kembali memburuk.

Editor: Akil

Menabung Cinta dengan Emas: Kisah Izza dan Pegadaian MengEMASkan Indonesia

0
Ilustrasi Tabungan Emas Pegadaian. Cara nabung emas di Pegadaian. Cara menabung emas di Pegadaian. (Foto: Dok. Pegadaian)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Di ruang tamu sederhana di kawasan Meuraxa, Banda Aceh Besar, sepasang pengantin muda tampak tersenyum dalam bingkai foto yang tergantung di dinding. Wajah mereka memancarkan kebahagiaan dan ketenangan. Sang pria, Izzaturridha, atau biasa disapa Izza, mengenakan jas hitam dengan kopiah khas Aceh. Di sampingnya, sang istri tampak anggun dengan kebaya putih dan suntiang keemasan di kepala.

Bagi Izza, foto itu bukan sekadar kenangan hari bahagia. Ia melihatnya sebagai simbol perjuangan, ketekunan, dan mimpi yang dirajut sedikit demi sedikit. Ia menikah bukan karena berlimpah harta, melainkan karena pandai merencanakan masa depan. Di balik kisah cintanya, ada perjalanan menabung emas di Pegadaian, lembaga keuangan yang kini tidak hanya identik dengan gadai barang, tetapi juga menjadi mitra masyarakat dalam berinvestasi.

Awal dari Sebuah Niat

Kepada Nukilan.id Izza mengisahkan bahwa kala itu ketika tahun 2024 baru saja dimulai, ia sedang duduk di warung kopi tempat ia biasa menghabiskan pagi. Di layar ponselnya, harga emas kembali naik. Dalam hati ia bergumam, “Kalau begini terus, kapan saya bisa beli emas untuk mahar?”

Sebagai pegawai swasta dengan gaji yang pas-pasan, Izza tidak punya banyak ruang untuk menabung besar sekaligus. Namun, ia sudah bertekad untuk menikah pada awal 2025. Dalam adat Aceh, mahar atau mas kawin bukan hal yang bisa dianggap ringan. Tradisi menuntut agar mahar diberikan dalam bentuk emas dengan satuan mayam, yang setara dengan 3,3 gram.

“Rata-rata kawan saya kasih lima sampai sepuluh mayam. Saya juga mau kasih sepuluh mayam, biar mantap. Tapi kalau dihitung-hitung, itu sama dengan 33 gram emas. Lumayan besar nilainya,” ujar Izza sambil tersenyum kecil saat diwawancarai pada Sabtu (11/10/2025)

Pada saat itu harga emas sudah mencapai sekitar 1,1 juta rupiah per gram atau Rp3.300.000 per mayam dan cenderung naik tiap bulan. Izza tahu, jika menunggu hingga mendekati hari pernikahan, harga emas bisa melonjak lebih tinggi. Ia mulai mencari cara untuk membeli emas secara bertahap. Di situlah ia mengenal produk Tabungan Emas Pegadaian.

Investasi dari Gram ke Gram

Pegadaian selama ini dikenal sebagai lembaga keuangan milik negara yang menyediakan layanan gadai, pembiayaan, dan investasi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Pegadaian melakukan transformasi besar dengan mengembangkan layanan Tabungan Emas, sebuah produk yang memungkinkan masyarakat menabung emas mulai dari pecahan 0,01 gram.

Bagi Izza, inilah solusi yang ia cari. Dengan tabungan emas, ia tidak perlu menunggu uang terkumpul banyak untuk membeli emas batangan. Ia bisa menyicil sedikit demi sedikit setiap bulan, sesuai kemampuan.

“Awalnya saya buka rekening tabungan emas di kantor Pegadaian dekat tempat kerja. Petugasnya menjelaskan dengan sabar. Saya cukup setor uang, nanti dikonversi ke gram emas sesuai harga hari itu. Jadi gampang sekali,” katanya.

Sejak Januari 2024, Izza mulai rutin menabung 3 gram emas per bulan. Ia menjadikannya komitmen bulanan, seperti membayar listrik atau langganan internet. Setiap akhir bulan, ia merasa lega karena tabungannya bertambah meski sedikit.

“Saya nggak merasa terbebani. Yang penting konsisten. Pegadaian memudahkan semuanya karena bisa dilakukan lewat aplikasi juga,” ujarnya.

Dalam waktu 12 bulan, tabungannya mencapai melebihi target yaitu 36 gram emas. Tepat sebulan sebelum hari pernikahan, ia menutup tabungan dan mencetak emas untuk dijadikan mahar. Ketika hari itu tiba, emas yang dulu hanya mimpi kini berada di tangannya, siap diserahkan kepada calon istrinya di depan penghulu.

Emas dalam Tradisi dan Kehidupan Orang Aceh

Di Aceh, emas memiliki kedudukan istimewa. Ia bukan sekadar logam mulia, tetapi bagian dari identitas budaya dan simbol penghormatan. Dalam upacara pernikahan, mahar emas menunjukkan kesungguhan hati seorang pria dan menjadi kebanggaan bagi keluarga mempelai perempuan.

Menurut Syahrul Amin, pegiat budaya dan pemerhati adat Aceh, emas telah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Dalam sejarah kerajaan-kerajaan Aceh, emas digunakan sebagai alat tukar, simbol kekuasaan, dan penanda status sosial.

“Dalam adat Aceh, emas dianggap benda yang bernilai tinggi. Tidak heran mahar emas selalu menjadi syarat utama dalam perkawinan. Ini bukan soal kemewahan, tapi simbol tanggung jawab,” ungkap Syahrul saat ditemui di Banda Aceh, pada Minggu (12/10/2025).

Tradisi ini terus bertahan hingga kini, meski zaman sudah berubah. Bedanya, generasi muda kini memiliki akses yang lebih mudah untuk mempersiapkan mahar berkat layanan investasi seperti Tabungan Emas Pegadaian. Dengan menabung sejak dini, calon pengantin tidak perlu lagi terbebani harga emas yang naik setiap waktu.

Pegadaian dan Gerakan MengEMASkan Indonesia

Transformasi digital yang dilakukan Pegadaian telah memperluas akses investasi emas hingga ke berbagai lapisan masyarakat. Melalui program nasional bertajuk “Pegadaian mengEMASkan Indonesia”, perusahaan pelat merah ini berupaya mendorong literasi finansial dan kesadaran berinvestasi, terutama di kalangan generasi muda.

Menurut data kontan.co.id, jumlah nasabah Tabungan Emas terus meningkat setiap tahunnya. Hingga awal 2024 lalu, tercatat ada 9,6 juta rekening tabungan emas aktif di seluruh Indonesia. Pertumbuhan ini menunjukkan minat masyarakat terhadap investasi aman dan mudah semakin tinggi.

Investasi yang Menumbuhkan Harapan

Bagi Izza, tabungan emas bukan hanya sarana untuk memenuhi mahar. Ia menyadari bahwa kebiasaannya menabung setiap bulan telah membentuk kedisiplinan finansial. Kini, setelah menikah, ia tetap melanjutkan kebiasaan itu, tetapi dengan tujuan baru: masa depan anak.

“Setelah menikah, saya dan istri sepakat untuk lanjut menabung emas, walau sedikit. Kami ingin punya cadangan untuk pendidikan anak nanti. Kalau tabungan biasa, kadang terpakai. Tapi kalau emas, terasa sayang kalau dijual,” katanya.

Ia juga mengaku lebih tenang menghadapi fluktuasi ekonomi. Ketika harga bahan pokok naik atau inflasi meningkat, nilai emas yang ia tabung tetap terjaga. Dari pengalaman pribadinya, ia belajar bahwa emas bukan hanya benda berkilau, tetapi alat untuk menjaga stabilitas keuangan.

Kisah Izza kemudian menyebar di kalangan teman-temannya. Beberapa di antara mereka mulai mengikuti jejaknya. Ada yang menabung untuk mahar, ada pula yang menabung untuk membeli rumah. Semua terinspirasi dari satu hal: bahwa menabung emas di Pegadaian bisa dimulai dari langkah kecil.

Emas, Teknologi, dan Masa Depan

Pegadaian kini semakin mudah dijangkau. Lewat aplikasi Pegadaian Digital Service, nasabah bisa membeli, menabung, dan menjual emas secara daring tanpa harus datang ke kantor cabang. Fitur ini menjadi daya tarik utama bagi generasi muda yang akrab dengan teknologi.

Selain itu, Pegadaian juga memperkenalkan berbagai inovasi seperti Gadai Tabungan Emas dan Investasi Emas Kolektif, di mana beberapa orang bisa menabung bersama untuk mencapai target tertentu, misalnya dana pendidikan atau modal usaha.

Menurut Ekonom Aceh, Dr. Rustam Effendi, SE, M.Econ, langkah Pegadaian mengembangkan produk digital adalah wujud nyata transformasi lembaga keuangan tradisional menuju inklusi keuangan yang sesungguhnya.

“Pegadaian tidak hanya membantu masyarakat mengelola aset, tapi juga mengubah cara pandang terhadap investasi. Produk seperti tabungan emas memberi peluang bagi masyarakat kecil untuk ikut memiliki instrumen investasi yang dulu hanya bisa dijangkau kelas menengah atas,” ujarnya.

Ia menilai, gerakan mengEMASkan Indonesia sejalan dengan semangat pemberdayaan ekonomi rakyat yang dicanangkan pemerintah. Ketika masyarakat menabung emas, sesungguhnya mereka sedang menabung kemandirian bangsa.

Cermin dari Perubahan

Sore itu, Izza kembali menatap bingkai fotonya di dinding. Dalam pantulan kaca, ia melihat dirinya setahun lalu, seorang pemuda yang cemas tentang masa depan. Kini, ia melihat sosok yang lebih matang dan berani bermimpi.

Ia tersenyum kecil, lalu berkata, “Ternyata menabung emas bukan hanya soal uang. Ini tentang tekad. Tentang bagaimana kita menghargai waktu dan bersiap menghadapi masa depan.”

Bagi Izza, Pegadaian bukan sekadar tempat menabung, tetapi sahabat yang menuntunnya memahami arti investasi. Ia menyadari, di balik setiap gram emas yang ia simpan, ada nilai kesabaran, harapan, dan cinta.

Kisah Izza adalah potret kecil dari ribuan warga Indonesia yang merasakan manfaat layanan Pegadaian. Mereka datang dengan tujuan berbeda, tetapi dengan semangat yang sama: ingin hidup lebih baik melalui perencanaan yang bijak.

Dalam kilau emas yang terus naik nilainya, Pegadaian terus hadir sebagai jembatan antara impian dan kenyataan. Melalui produk Investasi Emas, lembaga ini membuktikan bahwa kemakmuran bisa dimulai dari tabungan sekecil 0,01 gram.

Dari Aceh hingga ujung timur Indonesia, ribuan cerita serupa terus tumbuh. Cerita tentang anak muda, ibu rumah tangga, petani, hingga pedagang kecil yang kini menabung masa depan bersama Pegadaian. Semua menjadi bagian dari gerakan besar yang disebut Pegadaian mengEMASkan Indonesia.

Dan bagi Izza, kilau emas di jari manis istrinya kini bukan hanya simbol cinta, tetapi juga bukti bahwa kerja keras dan perencanaan yang baik selalu berbuah manis. #mengEMASkanindonesia