Beranda blog Halaman 29

Universitas Malikussaleh Jalin Kolaborasi Strategis dengan Konsulat Jenderal Tiongkok di Medan

0
Universitas Malikussaleh Jalin Kolaborasi Strategis dengan Konsulat Jenderal Tiongkok di Medan. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | MEDAN Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal), Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, Asean Eng., melakukan audiensi dengan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Medan, Kamis (16/10/2025). Pertemuan tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat kerja sama akademik, penelitian, dan pertukaran budaya antara Unimal dan berbagai perguruan tinggi di Tiongkok.

Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Konsulat Jenderal RRT Medan itu, Prof. Herman Fithra hadir bersama Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik, Dr. Sofyan, Eng., serta Penanggung Jawab Kerja Sama Unimal–Tiongkok, Zulfadli Ilmard, M.Si. Mereka diterima langsung oleh Konsul Jenderal RRT Medan, Mr. Huang Hei, beserta Sekretaris Konsulat, Mr. Yu Lei, dan sejumlah diplomat bidang pendidikan dan kebudayaan.

Prof. Herman Fithra menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari langkah strategis Unimal dalam memperluas jejaring internasional dan meningkatkan daya saing global perguruan tinggi, sejalan dengan semangat Merdeka Belajar–Kampus Merdeka.

“Kami ingin membuka peluang kolaborasi akademik dengan universitas-universitas terkemuka di Tiongkok, terutama dalam bidang teknologi, energi baru, dan ekonomi maritim yang menjadi fokus riset Unimal,” ujar Rektor dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, Konsul Jenderal RRT Medan, Mr. Huang Hei, menyambut baik inisiatif Universitas Malikussaleh. Ia menilai langkah Unimal dapat mempererat hubungan pendidikan antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya di wilayah barat Indonesia.

“Hubungan pendidikan antara Indonesia dan Tiongkok terus berkembang pesat. Kami berharap Universitas Malikussaleh dapat menjadi mitra strategis dalam memperkuat kolaborasi akademik di kawasan barat Indonesia,” ujar Huang Hei.

Selain menjajaki peluang kerja sama akademik, kedua pihak juga membahas rencana pendirian China Corner atau Pusat Kajian Tiongkok di kampus Unimal. Inisiatif ini diharapkan menjadi jembatan pertukaran pengetahuan dan budaya, serta membuka akses bagi mahasiswa untuk belajar bahasa Mandarin dan memperoleh informasi beasiswa studi ke Tiongkok.

Tak hanya itu, diskusi juga menyinggung potensi riset bersama di bidang pembangunan berkelanjutan dan industri kreatif digital—dua sektor yang dinilai relevan dengan arah pembangunan ekonomi Aceh dan kebutuhan global saat ini.

Pertemuan ditutup dengan penyerahan cendera mata dan sesi foto bersama. Kedua pihak menyepakati untuk menindaklanjuti hasil audiensi dengan kunjungan resmi Konsul Jenderal RRT ke Universitas Malikussaleh sekaligus peresmian China Corner dalam waktu dekat.

Melalui pertemuan ini, Universitas Malikussaleh menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang aktif dalam diplomasi pendidikan dan berkomitmen memperkuat kolaborasi internasional demi kemajuan akademik serta pembangunan daerah.

Editor: Akil

Polemik Guru MUQ Aceh Selatan Akibat Penyitaan HP Anak Pejabat Berakhir dengan Tabayyun dan Perdamaian

0
Polemik Guru MUQ Aceh Selatan Akibat Penyitaan HP Anak Pejabat Berakhir dengan Tabayyun dan Perdamaian. (Foto: TheTapaktuanPost)

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai ruang Asisten Pemerintahan Kantor Bupati Aceh Selatan, Senin (20/10/2025) pagi. Gelak tawa sesekali terdengar di antara para peserta pertemuan yang digelar untuk menyelesaikan polemik di Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Aceh Selatan.

Dilansir dari TheTapaktuanPost, pertemuan itu dipimpin oleh Asisten I Setdakab yang juga Ketua Yayasan MUQ Aceh Selatan, Kamarsah, yang secara khusus mengundang sejumlah pihak terkait buntut dari polemik pemecatan guru MUQ usai insiden penyitaan telepon genggam milik anak seorang pejabat di Aceh Selatan.

Hadir dalam forum tersebut antara lain Bendahara Yayasan MUQ Tgk. Abrar Muda, Plt. Kadis Dayah Aceh Selatan Salmi, Plt. Kepala UPTD MUQ Ismail, Direktur MUQ Ustaz M. Ridho Agung, Dewan Guru Syahrianto, Bustari, dan M. Andri Fikri, Kepala SMA MUQ Aidi Pidri, Tim Asistensi Hanzirwansyah, serta tokoh masyarakat T. Sukandi.

Dari hasil musyawarah itu, seluruh pihak sepakat menempuh jalan damai dan menyudahi perbedaan yang sempat mencuat di ruang publik. Kesepakatan tersebut menandai berakhirnya polemik internal MUQ yang beberapa hari terakhir menjadi sorotan di berbagai platform media sosial.

“Seluruh persoalan telah diselesaikan secara kekeluargaan, dan fokus kini beralih pada pembenahan manajemen serta peningkatan mutu pendidikan,” kata Ketua Yayasan Kamarsah.

Senada, Ustaz M. Andri Fikri menyampaikan apresiasi atas keputusan Dinas Dayah Aceh Selatan yang telah membatalkan surat pemberhentiannya.

“Kami semua sudah saling memaafkan, dan aturan yang berlaku di MUQ akan tetap ditegakkan,” ujarnya.

Sementara itu, Tgk. Abrar Muda menilai pertemuan tersebut menjadi langkah penting untuk memulihkan keharmonisan di lingkungan MUQ.

“Alhamdulillah, tabayyun ini difasilitasi oleh Tim Asistensi Bupati dan menghasilkan kesepahaman yang baik. Semua pihak menyadari bahwa perbedaan pandangan tidak boleh mengorbankan semangat kebersamaan. Kami sepakat untuk memperbaiki apa yang kurang, dan menjadikan kejadian ini pelajaran berharga agar MUQ ke depan lebih solid dan berkualitas,” ungkapnya.

Ia menambahkan, MUQ Aceh Selatan merupakan lembaga pendidikan Qur’ani yang telah berperan besar dalam membentuk generasi berakhlak mulia.

“Kami berharap seluruh elemen, guru, pengasuh, santri, wali, hingga pemerintah daerah, dapat bersatu padu mendukung kemajuan MUQ Aceh Selatan. Ini adalah rumah kita bersama. Mari kita jaga, rawat, dan kembangkan dengan niat tulus demi kemaslahatan umat,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Kadis Dayah Aceh Selatan, Salmi, menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan persoalan tersebut melalui jalur musyawarah.

“Saya sangat menghormati aturan dan tata tertib yang diterapkan di MUQ Aceh Selatan. Tidak ada intervensi apa pun. Ini murni miskomunikasi, dan Alhamdulillah sudah kita luruskan bersama,” ujarnya.

Salmi menambahkan, pihaknya akan terus memperkuat mutu lembaga pendidikan dayah di Aceh Selatan, termasuk peningkatan sumber daya manusia dan fasilitas belajar bagi santri.

“Kami akan mengusulkan peningkatan sarana dan prasarana MUQ Aceh Selatan agar sejalan dengan visi membentuk generasi Qur’ani yang unggul dan berkarakter,” katanya.

Sementara Direktur MUQ Aceh Selatan, Ustaz M. Ridho Agung, menegaskan bahwa seluruh jajaran pengasuh kini sepakat menjaga komunikasi dan keharmonisan di lingkungan pesantren.

“Kami semua sudah satu suara untuk memperkuat komunikasi dan menjaga keharmonisan di lingkungan pesantren. Apa yang dilakukan para pengasuh selama ini semata-mata demi kebaikan santri, mereka adalah amanah dan masa depan Aceh Selatan,” tuturnya.

Tabayyun tersebut menjadi momentum rekonsiliasi bagi seluruh pihak di MUQ Aceh Selatan. Pertemuan diakhiri dengan saling berjabat tangan, menutup perbedaan dengan senyum dan tekad yang sama — membangun kembali semangat kebersamaan demi kemajuan pendidikan Qur’ani di Aceh Selatan.

Kaizen: Bukan Sekadar Proyek, Tapi Jantung Operasional Bisnis

0
Ilustrasi. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | OPINI – Dalam arena bisnis yang perubahannya sangat cepat, para pemimpin perusahaan sering kali terobsesi dengan terobosan besar (breakthrough innovation). Mereka mencari investasi teknologi raksasa, re-engineering dramatis, atau akuisisi mahal sebagai jalan pintas menuju keunggulan kompetitif.

Namun, ironisnya, solusi paling ampuh sering kali ditemukan dalam filosofi yang sederhana, berbiaya rendah, dan berakar kuat: Kaizen (改善).

Kaizen, yang secara harfiah berarti “perubahan menjadi lebih baik” atau lebih populer dikenal sebagai “perbaikan terus-menerus” (continuous improvement), bukanlah program, melainkan budaya dan cara hidup perusahaan.

Konsep ini pertama kali dikembangkan secara masif di Jepang, khususnya oleh Toyota, untuk membangun sistem produksi yang sangat efisien pasca-Perang Dunia II. Intinya: perbaikan kecil, bertahap, dan konsisten yang melibatkan semua orang.

Esensi Filosofi Kaizen dalam Konteks Operasional

Kaizen adalah filosofi yang mengajarkan bahwa tidak ada proses yang sempurna, dan selalu ada ruang untuk perbaikan. Dalam konteks operasi, fokus utamanya adalah pada tiga musuh utama efisiensi:

  1. Muda (Pemborosan): Segala aktivitas yang tidak menambah nilai bagi produk atau pelanggan. Ini adalah fokus utama Kaizen.

  2. Mura (Ketidakrataan): Fluktuasi atau ketidakstabilan dalam jadwal kerja atau volume produksi yang menyebabkan sumber daya tidak dimanfaatkan secara optimal.

  3. Muri (Beban Berlebihan): Membebani mesin atau manusia melebihi kapasitas normalnya, yang memicu kerusakan, cacat, atau kelelahan.

Pendekatan Kaizen berbeda dengan inovasi ala Barat, yang sering kali bersifat top-down (dari atas ke bawah), besar, dan terputus-putus. Kaizen justru bersifat bottom-up (dari bawah ke atas), bertahap, dan berkelanjutan.

Pilar Utama Kaizen untuk Operasional

Untuk berhasil diterapkan, Kaizen membutuhkan fondasi yang kokoh, di mana yang paling fundamental adalah:

a. 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke): Sistem untuk menciptakan tempat kerja yang terorganisir. Ini adalah pondasi, karena tempat kerja yang kacau mustahil mencapai efisiensi.

b. Standarisasi: Perbaikan yang berhasil harus dicatat, diajarkan, dan dijadikan standar baru (Standard Work). Tanpa standarisasi, perbaikan akan hilang seiring berjalannya waktu.

c. Visual Management: Menggunakan alat visual (papan, grafik, lampu) agar status proses, target, dan masalah terlihat jelas oleh semua orang.

d. Gemba: Prinsip di mana manajemen dan karyawan harus pergi ke Gemba (tempat kerja yang sebenarnya) untuk melihat langsung masalah, bukan hanya membaca laporan di kantor.

Memahami esensi ini adalah langkah pertama. Tantangannya adalah mengubah Kaizen dari sekadar “proyek 5S” menjadi sebuah kerangka kerja manajemen yang menyeluruh.

Strategi untuk Sukses Menerapkan Kaizen

Untuk mengatasi setiap tantangan dalam menjalankan kinerja operasional bisnis serta mengurangi kesenjangan (gap) pekerjaan, strategi penerapan Kaizen harus diadaptasi dengan bijak terhadap konteks dan budaya perusahaan.

Hal itu dapat dimulai dari penerapan kepemimpinan yang proaktif dengan konsep “Memimpin dari Gemba (Tempat Kerja Sebenarnya)”. Direktur Operasi dan Manajer harus secara rutin mengunjungi Gemba.

Kunjungan ini bukan untuk menginspeksi atau mencari kesalahan, melainkan untuk bertanya: “Apa yang menyulitkan pekerjaan Anda?” “Bagaimana kita bisa membuatnya lebih baik?” Hal ini menunjukkan komitmen tulus dan membangun kepercayaan.

Selanjutnya, Kaizen dapat diperkenalkan sebagai modernisasi dari semangat Gotong Royong. Daripada membebankan perbaikan kepada satu individu, dorong pembentukan Kaizen Team (gugus kendali mutu) lintas fungsi. Hal ini selaras dengan budaya kolektif kebanyakan perusahaan.

Kemudian manajemen harus secara eksplisit mengalokasikan waktu (misalnya, 1 jam seminggu) bagi tim untuk berdiskusi dan melaksanakan Kaizen, terutama untuk operator. Kaizen harus menjadi bagian dari pekerjaan, bukan tambahan setelah jam kerja.

Lalu, ciptakan sistem pengakuan (nonfinansial dan finansial) yang efektif. Papan pengumuman Kaizen, pengakuan di rapat perusahaan, atau acara penganugerahan ide terbaik (Best Kaizen Idea) akan sangat memicu motivasi. Yang utama adalah menghargai proses inisiatif, bukan hanya hasil besar.

Penerapan budaya Kaizen yang optimal juga dapat dilakukan dengan cara melakukan latihan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) sebagai rutinitas. Jadikan PDCA sebagai kerangka berpikir, bukan hanya akronim. Karyawan harus dibiasakan untuk; (1) Plan: Mengidentifikasi masalah dengan data, (2) Do: Menerapkan solusi kecil, (3) Check: Mengukur hasilnya, dan (4) Act: Menstandarisasi perbaikan jika berhasil, atau mengulang siklus jika gagal.

Kaizen sebagai Masa Depan Operasional Bisnis

Kaizen adalah investasi minimalis yang menjanjikan pengembalian maksimal, menjadikannya kunci utama untuk membangun keunggulan operasional. Ia adalah jembatan yang menghubungkan visi strategis perusahaan dengan eksekusi di lini depan.

Jika diterapkan dengan komitmen penuh, Kaizen mengubah budaya perusahaan dari yang reaktif (menyelesaikan masalah) menjadi proaktif (mencegah masalah), dan dari yang hierarkis menjadi partisipatif.

Tantangan budaya yang ada harus dilihat sebagai peluang untuk adaptasi, bukan hambatan. Dengan mengadopsi Kaizen, perusahaan-perusahaan tidak hanya akan meningkatkan laba dan kualitas, tetapi yang lebih penting, mereka akan menciptakan organisasi pembelajaran yang kuat, tangguh, dan berkelanjutan — siap bersaing di kancah global.

Maka, sudah saatnya kita berhenti mencari solusi instan nan mahal, dan mulai membangun fondasi yang kokoh melalui langkah perbaikan kecil yang dilakukan setiap hari, oleh setiap orang. Kaizen bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan operasional.

Oleh: Zulfikri Dwi Sahputra (Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman) dan Dr. Rahab, S.E., M.Si. (Dosen Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman)

Banjir Rendam Delapan Kecamatan di Aceh Jaya, Ribuan Warga Mengungsi

0
Aceh Jaya Dilanda Banjir Luapan. (Foto: BPBA)

NUKILAN.ID | CALANG – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Aceh Jaya selama dua hari terakhir mengakibatkan delapan kecamatan di wilayah itu terendam banjir luapan. Sebanyak 1.776 kepala keluarga atau sekitar 5.402 jiwa dilaporkan terdampak dan sebagian di antaranya terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi maupun rumah sanak keluarga.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Panga, Darul Hikmah, Setia Bakti, Teunom, Pasie Raya, Krueng Sabe, Jaya, dan Sampoiniet. Curah hujan tinggi sejak Sabtu (18/10/2025) dini hari menyebabkan sungai di kawasan tersebut meluap dan menggenangi permukiman warga.

“Korban terdampak banjir 1.776 KK atau 5.402 jiwa,” kata Plh Kepala Pelaksana BPBA, Abd Aziz, dalam keterangannya, Senin (20/10/2025).

Selain merendam rumah warga, banjir juga membuat sejumlah ruas jalan di beberapa titik tidak dapat dilalui. Petugas BPBD Aceh Jaya hingga kini masih melakukan pendataan terhadap dampak kerugian yang ditimbulkan.

“Kondisi saat ini air belum surut,” jelas Abd Aziz.

Meski tidak ada laporan korban jiwa, banjir luapan ini menyebabkan aktivitas masyarakat lumpuh. Beberapa warga dilaporkan mengungsi sambil menunggu air surut.

Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga masih mengguyur sejumlah daerah lain di Aceh, termasuk Aceh Besar dan Banda Aceh, sejak Minggu (19/10) sore hingga Senin siang. BPBA mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan mengingat curah hujan diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Bupati Teuku Raja Kemangan: Doktrin Karya Kekaryaan Berkontribusi Nyata Bagi Kemajuan Indonesia

0
Bupati Nagan Raya, Dr. T.R. Keumangan, S.H., M.H., (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | Suka Makmue – Bupati Nagan Raya, Dr. T.R. Keumangan, S.H., M.H., menegaskan bahwa doktrin karya kekaryaan Partai Golkar telah memberi kontribusi nyata dalam sejarah pembangunan bangsa Indonesia, termasuk di tingkat daerah.

Hal itu disampaikan TRK—sapaan akrabnya—saat memberikan sambutan pada puncak perayaan HUT ke-61 Partai Golkar di Kantor DPD II Partai Golkar Kabupaten Nagan Raya, Suka Makmue, Senin (20/10/2025).

“Doktrin karya kekaryaan partai GOLKAR adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari perjalanan panjang pembangunan di republik ini,” ujar Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Aceh tersebut.

Dalam kesempatan itu, TRK hadir sebagai Bupati Nagan Raya sekaligus kader partai berlambang pohon beringin.

Dikenal sebagai birokrat ulung, TRK memiliki rekam jejak panjang dalam bidang perencanaan dan pembangunan daerah. Saat masih menjabat Kepala Bappeda Nagan Raya, ia berperan penting dalam merancang arah pembangunan daerah tersebut, termasuk menata kawasan ibukota Suka Makmue yang kini menjadi pusat pemerintahan modern di wilayah barat selatan Aceh.

Mantan Pimpinan DPR Aceh itu juga dikenal sebagai penggagas awal pembangunan Masjid Giok—proyek monumental yang kini digadang menjadi ikon baru Kabupaten Nagan Raya.

Selain itu, TRK disebut sebagai salah satu aktor penting di balik lahirnya berbagai program pembangunan masif di Nagan Raya, terutama melalui jejaring dan komunikasi yang ia bangun hingga ke tingkat nasional. Dukungan anggaran dari pemerintah provinsi maupun pusat menjadi salah satu hasil nyata dari relasi yang ia miliki.

Kini, dengan latar belakang akademik hingga tingkat doktoral dan pengalaman panjang di pemerintahan, TRK menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan karya kekaryaan melalui langkah-langkah nyata bagi kemajuan daerah dan bangsa.

Sambo Aceh Bangkit di Hari Kedua, Sumbang Perak dan Perunggu di PON XX/2025 Kudus

0
Sambo Aceh Sumbang Perak dan Perunggu di PON XX/2025 Kudus. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Setelah sempat terseok di hari pertama, tim Sambo Aceh akhirnya menunjukkan taringnya pada gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2025 di Kudus. Dua medali—perak dan perunggu—berhasil dibawa pulang pada hari kedua pertandingan, Minggu (19/10/2025), menandai kebangkitan cabang olahraga yang baru pertama kali tampil di ajang nasional ini.

Pada hari pertama, langkah kontingen Tanah Rencong sempat tertahan. Dua atlet yang turun, Yulianto di kelas 53 kg Combat dan T. Khalifah Dinar di kelas 53 kg Sport, belum mampu menembus podium setelah kalah tipis dari lawan-lawannya.

Namun, situasi berubah drastis keesokan harinya. May Saputra tampil impresif di kelas 64 kg Combat Sambo. Dengan strategi matang dan teknik agresif, ia berhasil menyingkirkan beberapa pesaing sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan lawan di partai final. Raihan perak ini menjadi medali pertama bagi Sambo Aceh di PON 2025.

Tak berselang lama, Muhammad Saif menambah catatan manis dengan menyabet medali perunggu di kelas 71 kg Sport Sambo. Penampilannya yang konsisten dan penuh determinasi membuktikan bahwa semangat juang atlet Aceh tetap menyala meski sempat gagal di hari sebelumnya.

“Alhamdulillah, kami bersyukur. Para atlet sudah berjuang dan berusaha semaksimal mungkin. Hasil ini adalah buah dari kerja keras dan doa semua pihak. Ini adalah pencapaian yang membanggakan untuk debut SAMBO Aceh di ajang PON,” ujar T. Ayatullah Bani Baet, Ketua Harian sekaligus Pelatih Sambo Aceh kepada Nukilan.id.

Meski sudah mengantongi dua medali, perjuangan kontingen Sambo Aceh belum selesai. Ayatullah memastikan masih ada peluang untuk meraih emas.

“Insyaallah, tanggal 21 nanti masih ada dua atlet kita lagi yang akan turun bertanding, yaitu Muhammad Dimas Pratama di kelas +98 kg Sport dan Mikail Attaya di kelas +98 kg Combat. Kami berharap dan berdoa, semoga mereka bisa tampil lebih baik lagi dan menyumbangkan medali emas untuk Aceh,” tambahnya penuh harap.

Dua medali di hari kedua ini bukan hanya soal prestasi, melainkan juga penanda bahwa Sambo Aceh mulai diperhitungkan di kancah nasional. Dukungan dari KONI Aceh dan masyarakat diharapkan menjadi tambahan semangat bagi para atlet yang masih berjuang di arena PON XX/2025 Kudus. (XRQ)

Reporter: Akil

Tanggapi Usulan Mualem, Tim Bappenas Mulai Tinjau Lokasi Pembangunan Terowongan Geurutee

0
Tim Bappenas meninjau lokasi pembangunan terowongan Geurutee. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Harapan masyarakat Aceh terhadap pembangunan terowongan Paro–Kulu–Geurutee semakin mendekati kenyataan. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas resmi menurunkan tim khusus untuk meninjau langsung lokasi rencana proyek strategis tersebut, Senin (20/10/2025).

Langkah cepat ini menjadi tindak lanjut dari usulan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), yang sebelumnya menyerahkan proposal pembangunan terowongan Geurutee kepada Menteri PPN/Bappenas. Usulan itu dinilai penting sebagai solusi atas jalur lintas barat-selatan Aceh yang kerap menjadi titik rawan kecelakaan dan memerlukan infrastruktur yang lebih aman serta efisien.

Tim Bappenas yang dipimpin Mustaqim, Ketua Tim 1 Direktorat Kedeputian Bidang Infrastruktur dan Direktorat Pembangunan Indonesia Barat, didampingi Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh Heri Yugiantoro, Kepala Dinas PUPR Aceh Ir. Mawardi, dan Kadis PUPR Aceh Jaya Heri Etika. Peninjauan ini menandai komitmen kuat antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh untuk mempercepat realisasi proyek tersebut.

Pertemuan di lapangan menghasilkan sejumlah kesepakatan penting. Para pihak sepakat memperkuat koordinasi dan mempercepat tahapan pembangunan mulai dari identifikasi izin, pembebasan lahan, hingga penyusunan dokumen perencanaan. Semua langkah akan dijalankan sesuai dengan kewenangan dan regulasi yang berlaku.

Kepala Dinas PUPR Aceh, Ir. Mawardi, ST, kepada Nukilan.id menyampaikan bahwa Kementerian PUPR akan segera melakukan kajian teknis lanjutan untuk pembangunan terowongan serta perbaikan geometri di ruas Paro–Kulu.

“Tim Bappenas juga akan segera menyiapkan langkah-langkah percepatan pembangunan terowongan Geurutee,” ujarnya.

Ia menegaskan, proyek ini sangat mendesak mengingat tingginya angka kecelakaan di kawasan Paro, Kulu, dan Geurutee. Selain aspek keselamatan, terowongan ini juga diharapkan mendukung konektivitas antarwilayah serta pemerataan ekonomi di kawasan barat-selatan Aceh, sejalan dengan visi pembangunan nasional dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Sementara itu, Kepala BPJN Aceh, Heri Yugiantoro, ST, MT, menyatakan kesiapan pihaknya untuk menindaklanjuti tahapan teknis sesuai hasil koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh.

“Kajian akan dilakukan untuk mendapatkan konstruksi yang ideal, berkualitas, dan efisien, sehingga desain terowongan memenuhi standar keamanan tinggi dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” katanya.

Heri juga mengungkapkan bahwa keberadaan terowongan nantinya akan memangkas waktu tempuh dari Banda Aceh ke Aceh Jaya. Jalur Paro–Kulu yang sebelumnya mencapai lebih dari 13 kilometer akan berkurang menjadi sekitar 6 kilometer, sementara ruas Geurutee dari lebih 8 kilometer akan dipangkas menjadi sekitar 2,7 kilometer.

Selain pembahasan teknis, tim Bappenas turut meninjau aspek pembiayaan proyek. Beberapa opsi tengah dipertimbangkan, termasuk melalui pinjaman luar negeri, skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), maupun pendanaan dari APBN murni.

Dengan langkah nyata dari Pemerintah Pusat ini, asa masyarakat Aceh untuk memiliki jalur aman dan efisien di lintas barat-selatan kian terang. Terowongan Paro–Kulu–Geurutee bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi simbol kolaborasi antara pusat dan daerah demi membuka akses dan memperkuat ekonomi kawasan. (XRQ)

Reporter: Akil

Presma UIN Ar-Raniry Desak Evaluasi Program Rumah Layak Huni Aceh: Bantuan Harus Berpihak pada Rakyat Kecil

0
Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Tengku Raja Aulia Habibie. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Tengku Raja Aulia Habibie, melayangkan kritik tajam terhadap pelaksanaan program Rumah Layak Huni (RLH) yang dikelola Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh. Ia menilai, program tersebut masih menimbulkan banyak ketimpangan dan belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat miskin.

Dalam keterangannya, Habibie juga menyoroti tumpang tindih antara program RLH dengan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dijalankan oleh pemerintah pusat. Menurutnya, dua program yang sejatinya bertujuan membantu masyarakat justru menimbulkan persoalan baru di lapangan.

“Masalahnya bukan hanya pada besaran bantuan, tapi pada sistem yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Banyak penerima BSPS yang masih tinggal di rumah yang hampir roboh, berdinding rapuh, dan tidak memiliki fasilitas layak. Namun mereka tidak bisa lagi menerima bantuan RLH karena sudah pernah dibantu. Ini jelas bentuk ketidakadilan kebijakan,” ujar Habibie di kepada Nukilan.id Banda Aceh.

Ia menjelaskan, hasil pemantauan mahasiswa di beberapa daerah menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Di Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara, misalnya, sejumlah rumah bantuan BSPS tampak tidak layak huni.

“Kami turun langsung ke Bireuen dan Aceh Utara. Fakta di lapangan sungguh memprihatinkan. Ada rumah bantuan BSPS yang dindingnya retak, atap bocor, bahkan sebagian sudah miring dan hampir roboh. Artinya, bantuan dua puluh juta rupiah yang diberikan selama ini jelas tidak cukup untuk menjadikan rumah itu benar-benar layak huni,” jelasnya.

Habibie juga menilai pemerintah belum menunjukkan keseriusan dalam memperbaiki kebijakan tersebut. Banyak warga yang sudah menerima BSPS tidak bisa lagi masuk ke daftar penerima RLH karena alasan administratif, padahal kondisi rumah mereka masih jauh dari kata layak.

Selain itu, ia menyinggung target pembangunan RLH tahun 2025 yang dinilai tidak tercapai. Dari 2.000 unit rumah yang dijanjikan, hanya sekitar 1.470 unit yang terealisasi.

“Pemerintah Aceh harus menjelaskan secara terbuka kemana alokasi anggaran untuk 530 unit rumah yang tidak terealisasi itu. Tidak cukup hanya mengatakan penerima tidak memenuhi syarat. Publik berhak tahu apakah dananya dikembalikan, ditunda, atau malah digunakan untuk hal lain,” tegas Habibie.

Mahasiswa asal Aceh Utara itu juga menyoroti persyaratan penerima RLH yang mewajibkan penerima berusia minimal 40 tahun. Ia menilai aturan tersebut tidak adil dan perlu segera direvisi.

“Banyak masyarakat usia di bawah 40 tahun yang sudah menikah, punya tanggungan, dan hidup dalam rumah sangat tidak layak. Tapi mereka gagal menerima bantuan hanya karena umur. Ini kebijakan yang kaku dan tidak melihat realitas sosial. Umur tidak bisa dijadikan ukuran kelayakan, yang harus jadi dasar adalah kondisi ekonomi dan kebutuhan,” ujar Habibie.

Lebih jauh, Habibie mendesak Kepala Dinas Perkim Aceh untuk bertanggung jawab atas ketimpangan dan lemahnya transparansi pelaksanaan program tersebut. Ia menilai, pejabat publik tidak boleh hanya bergantung pada laporan administratif tanpa memahami kondisi nyata di lapangan.

“Kami menilai Kepala Dinas Perkim Aceh harus bertanggung jawab atas ketimpangan dan ketidakjelasan program ini. Jangan hanya duduk di kantor dan mengandalkan laporan di atas kertas. Turunlah ke lapangan, lihat bagaimana rakyat hidup di rumah yang hampir roboh, sementara data menunjukkan mereka sudah ‘mendapat bantuan’. Ini ironi yang memalukan,” tegasnya.

Menurut Habibie, transparansi data dan pelibatan publik menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

“Kalau Kadis Perkim tidak mampu memastikan transparansi dan pemerataan bantuan, maka sudah sepantasnya dilakukan evaluasi total terhadap kinerjanya. Jabatan publik bukan sekadar posisi administratif, tapi amanah moral yang menyangkut nasib rakyat miskin di Aceh,” sambungnya.

Ia juga mengingatkan bahwa masalah perumahan rakyat bukan semata persoalan infrastruktur, melainkan juga persoalan keadilan sosial dan martabat manusia.

“Kami tidak menuduh siapa pun, tapi kami menuntut transparansi. Pemerintah Aceh harus membuka data penerima bantuan, hasil verifikasi, serta laporan penggunaan anggaran kepada publik. Jangan sampai ada ruang gelap yang menimbulkan dugaan penyimpangan,” lanjutnya.

Habibie menegaskan, kebijakan perumahan perlu segera dievaluasi agar penerima BSPS yang rumahnya masih tidak layak bisa mendapatkan tambahan bantuan dari program RLH.

“Kalau pemerintah benar-benar turun ke lapangan, mereka akan tahu bahwa banyak rumah hasil BSPS masih tidak memenuhi standar kelayakan. Jangan biarkan masyarakat miskin menjadi korban sistem yang tidak sensitif terhadap realitas,” katanya.

Di akhir pernyataannya, Habibie menyerukan agar kebijakan perumahan di Aceh dibenahi secara menyeluruh dengan melibatkan masyarakat sipil, akademisi kampus, dan lembaga independen dalam proses pengawasan.

“Rumah layak huni bukan sekadar proyek angka atau seremonial pembangunan. Ini soal martabat manusia. Negara wajib hadir memastikan setiap warga Aceh punya tempat tinggal yang aman dan layak, bukan sekadar rumah yang tampak berdiri tapi tidak bisa dihuni,” pungkasnya. (XRQ)

BPSDM Aceh Luncurkan MEUSAPAT: Layanan Terpadu Kini Bisa Diakses Langsung Lewat Browser

0
BPSDM Aceh Luncurkan MEUSAPAT. (Foto: BPSDM Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh resmi meluncurkan MEUSAPAT, sebuah laman layanan terpadu yang memudahkan pegawai dan masyarakat mengakses berbagai informasi seputar pelatihan, pengaduan, hingga pengecekan status surat.

Inovasi digital ini dihadirkan untuk menjawab kebutuhan akses layanan publik yang lebih cepat, transparan, dan efisien tanpa harus menginstal aplikasi tambahan. Melalui MEUSAPAT, seluruh informasi terkumpul dalam satu halaman yang bisa diakses dengan mudah melalui browser di perangkat apa pun.

Pengguna dapat menemukan tiga fitur utama di dalam platform ini, yaitu Kalender Pelatihan integratif yang diperbarui secara berkala, kanal Pengaduan, Komentar, dan Pertanyaan, serta Cek Status Surat berbasis register digital.

Untuk mengaksesnya, pengguna cukup membuka browser dan mengetik alamat meusapat.online, atau melalui situs resmi BPSDM Aceh di https://bpsdm.acehprov.go.id/ dengan memilih menu Publikasi kemudian klik Meusapat BPSDM Aceh.

Aamatan Nukilan.id, tampilan laman ini dibuat ringan dan ramah untuk perangkat seluler, sehingga dapat digunakan dengan mudah kapan pun dan di mana pun.

Menurut keterangan resmi, hadirnya MEUSAPAT memberikan sejumlah manfaat nyata bagi pengguna. Informasi layanan kini lebih mudah ditemukan dalam satu tempat, sementara proses administrasi menjadi lebih tertata, transparan, dan akuntabel.

BPSDM Aceh juga menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kualitas layanan digital yang berorientasi pada kebutuhan pengguna.

“BPSDM Aceh berkomitmen menjaga kualitas layanan digital yang akuntabel dan berorientasi pada kebutuhan pengguna, selaras dengan nilai BerAKHLAK dan semangat Bangga Melayani Bangsa,” demikian tertulis dalam rilis resminya.

Masukan dari pengguna disebut akan menjadi bahan perbaikan berkelanjutan agar layanan ini semakin optimal ke depan. Inisiatif MEUSAPAT juga menjadi bagian dari aktualisasi Latsar CPNS di BPSDM Aceh, sebagai bentuk penerapan inovasi pelayanan publik di era digital.

Bagi masyarakat yang ingin memperoleh informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi meusapat.online atau situs resmi bpsdm.acehprov.go.id. Pertanyaan juga dapat disampaikan melalui formulir yang tersedia di laman MEUSAPAT atau kanal layanan BPSDM Aceh pada jam kerja. (xrq)

Reporter: Akil

Hiace Tergelincir di Jalan Lhoong, PNS Asal Banda Aceh Luka-luka

0
Hiace Tergelincir di Jalan Lhoong. (Foto: BeritaKini)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Sebuah mobil penumpang Toyota Hiace mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Banda Aceh–Meulaboh, tepatnya di Gampong Jantang, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, pada Minggu (19/10/2025).

Kasi Humas Polres Aceh Besar, Ipda Hendra, mengatakan peristiwa itu bermula saat mobil yang dikemudikan Teuku Firiadi (50), warga Gampong Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, melaju dari arah Meulaboh menuju Banda Aceh.

Setiba di lokasi kejadian, mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi diduga mengalami selip ban akibat jalan licin karena hujan. Kendaraan kemudian hilang kendali, keluar dari badan jalan, dan menabrak tiang listrik serta sebatang pohon di sisi kiri jalan dari arah Meulaboh.

“Diduga kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi sehingga kehilangan kendali, kemudian menabrak tiang listrik dan sebatang pohon,” kata Ipda Hendra dikutip dari BERITAKINI.CO, Senin (20/10/2025).

Akibat benturan keras tersebut, seorang penumpang bernama Benni Arina Santi (39), pegawai negeri sipil asal Gampong Batoh, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, mengalami luka-luka. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan medis.

Sementara itu, pengemudi kendaraan dilaporkan selamat tanpa mengalami luka. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan tersebut.