Beranda blog Halaman 25

Dek Gam Pasrah Usai Persiraja Tumbang dari PSMS Medan: “Laen Peuchit Ta Peugah”

0
Unggahan Presiden Persiraja, Nazaruddin Dek Gam Pada Instagram Pribadinya Usai pertandingan. (Foto: Tangkapan Layar)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Tren positif Persiraja Banda Aceh di kandang PSMS Medan akhirnya terhenti. Skuad Lantak Laju harus pulang tanpa poin setelah takluk 0–1 dari Ayam Kinantan dalam lanjutan pekan ke-7 Liga Pegadaian Championship 2025/2026 di Stadion Utama Sumatera Utara, Sabtu malam (25/10/2025).

Gol tunggal Rifal Lastori pada menit ke-14 menjadi pembeda dalam laga yang berlangsung ketat tersebut. Meski tertinggal lebih dulu, Persiraja tampil dominan sepanjang pertandingan, terutama di babak kedua. Namun, berbagai peluang emas yang diciptakan lini depan yang diisi Miftahul Hamdi, Connor Flynn, dan Anthony Putro gagal dikonversi menjadi gol.

Dua gelandang Lantak Laju, Fitra Ridwan dan Matheus Machado, juga berupaya keras membongkar pertahanan tuan rumah yang tampil rapat dan disiplin. Bahkan, ketika PSMS harus bermain dengan sepuluh pemain setelah Ichlasus Qadri diganjar kartu merah pada menit ke-56, Persiraja tetap kesulitan menembus barisan belakang Ayam Kinantan hingga peluit panjang dibunyikan.

Skor 1–0 bertahan hingga laga usai, menandai berakhirnya rekor tiga musim beruntun Persiraja selalu membawa pulang poin dari Medan.

Usai pertandingan, Presiden Persiraja, Nazaruddin Dek Gam, tampak legawa menerima hasil tersebut. Ia mengaku pasrah meski tak menutupi rasa kecewa atas kegagalan timnya mencuri poin.

“Tetap Seumangat, laen peuchit ta peugah. (Tetap semangat. Lain apa yang mau kita bilang),” ujar Dek Gam usai pertandingan dikutip Nukilan.id dari unggahan Instagram pribadinya.

Ucapan singkat itu mencerminkan ketulusan sekaligus kelegawaan sang presiden dalam menerima kekalahan. Bagi Dek Gam, hasil ini bukan akhir segalanya, melainkan bahan pembelajaran untuk menatap laga selanjutnya dengan semangat baru.

Reporter: AKIL

Persiraja Tantang PSMS Medan di Laga Panas Pegadaian Championship Malam Ini

0

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Duel klasik antara PSMS Medan dan Persiraja Banda Aceh kembali tersaji pada pekan ketujuh Liga 2 atau Championship musim 2025/2026 Grup 1. Pertandingan ini akan digelar di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Sabtu (25/10/2025) malam, dengan kick-off pukul 19.00 WIB.

Laga ini diprediksi berlangsung sengit. PSMS saat ini menempati peringkat ketiga klasemen sementara dengan torehan 9 poin, sementara Persiraja berada di posisi keenam dengan 8 poin.

Pertemuan antara kedua tim selalu menghadirkan atmosfer panas di lapangan. Rivalitas kuat sesama tim Sumatera ini sudah terjalin sejak beberapa musim terakhir dan menjadi salah satu duel paling dinanti di Grup 1 Liga 2.

Dalam catatan Nukilan.id, PSMS dan Persiraja sudah tujuh kali bertemu sepanjang musim 2022 hingga 2024. Dari tujuh laga tersebut, tiga berakhir imbang, tiga dimenangkan Persiraja, dan satu dimenangkan PSMS.

Pertemuan pertama yang tak terlupakan terjadi pada 5 September 2022 di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh. Saat itu, laga batal digelar karena listrik tidak kunjung menyala hingga waktu pertandingan tiba. PT Liga Indonesia Baru (LIB) kemudian memutuskan PSMS menang 3-0 tanpa bermain.

Musim berikutnya, kedua tim kembali bentrok sebanyak empat kali di Liga 2 2023/2024 — dua kali di fase grup dan dua kali di babak 12 besar. Hasilnya, tiga pertandingan berakhir imbang, sementara satu laga dimenangkan Persiraja dengan skor 2-0.

Pada Liga 2 musim 2024/2025, dominasi Persiraja semakin terasa. Tim berjuluk Lantak Laju itu sukses menyapu bersih dua kemenangan atas PSMS, masing-masing dengan skor 2-1.

Dengan catatan tersebut, Persiraja unggul dalam rekor pertemuan — tiga kemenangan berbanding satu milik PSMS, sementara tiga laga lainnya berakhir imbang.

Pertandingan malam ini menjadi ajang pembuktian bagi kedua tim. PSMS berambisi memperbaiki posisi di papan atas, sedangkan Persiraja ingin melanjutkan tren positif mereka atas rival lamanya. (XRQ)

Reporterter: Akil

Nashville, Kompas Dunia Musik dari Jantung Amerika

0
Edwar M. Nur. (Foto: For Nukilan)

NUKILANI.ID | Nashville — Di sela waktu kegiatan konferensi di Vanderbilt University, langkah kaki kami membawa menuju pusat kota Nashville, ibu kota negara bagian Tennessee yang tersohor dengan julukannya: Music City. Bukan sekadar sebutan, julukan itu terasa nyata sejak kaki menjejak trotoar kota ini — dari museum musik, gedung konser, hingga deretan pub yang memutar lagu-lagu hidup di setiap sudut jalan.

Menurut catatan sejarah, awal mula kejayaan musik Nashville bermula pada tahun 1925. Saat itu, stasiun radio WSM menyiarkan program Grand Ole Opry, acara musik country yang kemudian menjadi ikon nasional. Dari sinilah, Nashville meneguhkan dirinya sebagai pusat musik country di Amerika Serikat. Seiring waktu, irama yang tumbuh di kota ini tak lagi terbatas pada satu genre. Nashville menjelma menjadi rumah bagi musik gospel, blues, pop, rock, hingga jazz.

Nama-nama besar seperti Elvis Presley, Johnny Cash, Dolly Parton, dan Taylor Swift pernah menapaki perjalanan karier mereka di studio-studio rekaman di kawasan Music Row — jantung industri musik Nashville. Kawasan ini dipenuhi label rekaman legendaris, studio produksi, dan museum yang menyimpan sejarah panjang musik Amerika. Tak hanya para penyanyi, para penulis lagu handal pun lahir dan tumbuh di sini, menciptakan karya bagi bintang-bintang dunia.

Menelusuri wilayah Broadway, suasana musikal terasa begitu kental. Di sepanjang jalan, panggung-panggung kecil menampilkan berbagai genre musik. Dari pub terbuka, hentakan drum dan petikan bass berpadu seirama dengan detak jantung para pengunjung yang menikmati malam. Di sinilah musik tak hanya diperdengarkan, tapi dihidupkan — menjadi denyut yang menyatukan warga dan wisatawan.

Tak heran bila setiap malam di Nashville terasa seperti festival. Dari bar kecil di Broadway hingga panggung besar di Ryman Auditorium, nada-nada mengalun tanpa henti. Di kota ini, musik menjadi bahasa yang universal, menyatukan siapa pun tanpa batas.

Kini, Nashville bukan hanya tempat lahirnya lagu, tetapi juga ruang hidup bagi budaya musik Amerika. Kota ini membuktikan bahwa musik bukan sekadar hiburan, melainkan identitas — jiwa yang mengalir di setiap sudut kota dan dalam diri masyarakatnya.

Voice Commerce (V-COMMERCE) di Indonesia: Perubahan Pasar dari Mengetik ke Berbicara

0
Zulfikri Dwi Sahputra - Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). (Foto: Dok. Pribadi)

NUKILAN.ID | OPINI – Dunia e-commerce telah menghilangkan gesekan dalam berbelanja fisik, tetapi kini menghadapi evolusi berikutnya: menghilangkan gesekan mengetik. Fenomena Voice Commerce (V-Commerce), atau perdagangan suara, terjadi ketika konsumen menggunakan asisten digital (seperti Google Assistant, Siri, atau fitur suara di marketplace) untuk mencari dan membeli produk. Di Indonesia, dengan adopsi smartphone yang tinggi dan budaya lisan yang kuat, V-Commerce adalah gelombang yang tak terhindarkan.

Alasan Voice Commerce Menjadi Keniscayaan di Indonesia

Adopsi V-Commerce didorong oleh faktor perilaku dan teknologi yang kuat di pasar Indonesia. Konsumen yang memahami V-Commerce menuntut Kenyamanan dan Kecepatan (The Speed Imperative) serta pengalaman yang instan. Berbicara jauh lebih cepat daripada mengetik (3-4 kali lebih cepat), memungkinkan konsumen untuk: (1) Multitasking atau Menyelesaikan transaksi sambil melakukan kegiatan lain, (2) Aksesibilitas atau Membantu kelompok dengan disabilitas visual atau motorik yang kesulitan menggunakan antarmuka sentuh atau keyboard, dan (3) Meminimalisir Kesalahan atau Mengurangi typo yang umum terjadi pada layar smartphone kecil.

Alasan lainnya adalah munculnya pergeseran paradigma pencarian, dimana pencarian beralih dari kaku menjadi percakapan. Contohnya Dulu berbentuk teks seperti “beli baju murah Jakarta”, menjadi berbentuk Suara (Voice) seperti “Hai Google, tunjukkan toko yang menjual baju batik bagus dan harganya terjangkau di sekitar Banyumas”. Perubahan dari kata kunci pendek (short-tail) ke frasa panjang percakapan (long-tail conversational keywords) ini memaksa brand untuk mengoptimalkan konten mereka bukan hanya untuk dibaca mesin, tetapi untuk dijawab oleh asisten suara.

Lapangan Pertarungan: Tiga Pemenang Utama Era Suara

Kemenangan di era V-Commerce akan diraih oleh pihak yang menguasai data, menghilangkan gesekan transaksi, dan memiliki identitas suara yang kuat.

  1. Pemenang 1; Pemain Super App dan E-commerce Raksasa
    Platform besar seperti GoTo, Shopee, dan marketplace dominan lainnya berada di posisi terdepan. Mereka memiliki data riwayat pembelian konsumen yang sangat kaya. V-Commerce sangat efisien untuk pembelian berulang (misalnya, bahan makanan, token listrik). Dengan data ini, asisten suara dapat langsung merekomendasikan: “Mau beli produk kopi yang sama seperti minggu lalu? Harganya Rp50.000”. Mereka juga memiliki Integrasi e-wallet (payment gateway) milik sendiri yang memungkinkan transaksi diselesaikan hanya dengan perintah suara, menghilangkan kebutuhan untuk memasukkan PIN atau OTP yang rumit. Pemain Super App dan E-commerce Raksasa juga dapat menghubungkan pembelian suara dengan layanan on-demand (pengiriman, transportasi), menciptakan pengalaman yang seamless dari perintah hingga pengantaran.
  2. Pemenang 2; Produsen FMCG dan Brand yang Bermentalitas Top-of-Mind
    Di dunia audio, konsumen hanya mendapatkan satu pilihan produk yang dibacakan asisten suara. Merek yang memenangkan V-Commerce adalah merek yang berhasil menjadi kata kunci generik di benak konsumen. Mereka harus memastikan nama merek mereka menjadi respons standar untuk kategori produk tertentu (misalnya, Aqua untuk air mineral, atau Indomie untuk mi instan). Selain itu Brand perlu berinvestasi dalam menciptakan identitas audio (jingle, nada notifikasi, atau suara khas) yang mudah dikenali dan meninggalkan kesan, karena mereka tidak bisa lagi mengandalkan visual.
  3. Pemenang 3; Bisnis Lokal yang Menguasai Local SEO (Search Engine Optimization)
    Pencarian suara sangat didorong oleh konteks lokasi (“dekat saya”). UMKM tidak perlu bersaing dengan anggaran iklan raksasa, tetapi bersaing dalam hal relevansi geografis dan akurasi informasi. Bisnis harus secara disiplin melengkapi dan mengoptimalkan profil Google Business Profile (GBP) mereka (jam operasional, alamat, kategori, dan ulasan) agar dapat direkomendasikan secara cepat oleh asisten suara ketika konsumen mencari layanan terdekat.

Taktik Pemasaran Digital Jitu Voice Search Engine Optimization (VSEO)

Untuk memenangkan era ini, praktisi harus mengubah fokus dan skill set mereka, seperti:

  1. Fokus pada Long-Tail Conversational Query: Ubah riset keyword menjadi riset pertanyaan. Konten harus dirancang untuk langsung menjawab pertanyaan lisan yang panjang (misalnya, membuat bagian FAQ yang mendalam).
  2. Optimasi Featured Snippets: Karena asisten suara hanya membacakan satu jawaban, targetkan untuk mendominasi Position Zero (Featured Snippet) dengan menyusun jawaban yang ringkas (di bawah 30 kata) dan otoritatif.
  3. Prioritas Kecepatan Mobile: Kecepatan loading situs adalah metrik VSEO yang penting. Asisten suara tidak akan menunggu. Optimasi mobile-first dan kecepatan di bawah 3 detik adalah wajib.
  4. Integrasi Platform: Jangan hanya mengandalkan traffic ke situs, tetapi integrasikan katalog produk langsung ke Google Assistant atau smart device lain agar transaksi dapat terjadi di mana saja.
  5. Pengembangan Voice Identity: Brand harus memiliki suara khas—dari nada respons chatbot hingga jingle—agar mudah dikenali tanpa perlu dilihat.

 

Voice Commerce adalah evolusi menuju antarmuka tanpa layar (Zero UI). Gelombang ini memberikan peluang bagi perusahaan yang gesit dan tantangan besar bagi mereka yang hanya terpaku pada SEO tradisional. Pemenangnya adalah mereka yang menguasai data, mengurangi gesekan hingga nol, dan berhasil berbicara dalam bahasa konsumen—baik secara harfiah maupun teknis. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi dalam strategi VSEO sebelum pasar sepenuhnya bergeser dari mengetik ke berbicara.

Oleh: Zulfikri Dwi Sahputra – Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Musim Hujan Tiba, Petani Pidie Kembali Bergiat di Sawah

0
Ilustrasi Sawah. (Foto: Kodim AS)

NUKILAN.ID | SIGLI – Hujan yang mulai turun di sejumlah wilayah Provinsi Aceh membawa kabar gembira bagi para petani. Di Kabupaten Pidie, aktivitas membajak sawah mulai menggeliat menandai dimulainya musim tanam rendengan atau musim tanam utama.

Dilansir dari Media Indonesia, sejumlah traktor sudah beroperasi di beberapa kecamatan, seperti Delima, Indrajaya, dan Grong-Grong. Di Kemukiman Reubee, misalnya, sedikitnya empat unit traktor terlihat mengolah tanah sawah. Para petani di kawasan itu juga mulai mencari benih padi yang cocok untuk ditanam pada musim ini.

Diperkirakan dalam satu hingga dua pekan ke depan, petani akan memasuki tahap penyemaian benih, sebelum melakukan penanaman pada akhir Desember mendatang.

Abdullah, seorang petani di Kemukiman Reubee, mengatakan bahwa musim tanam kali ini berlangsung tepat waktu, berbarengan dengan meningkatnya curah hujan. Ia menyebut kondisi air sungai dan irigasi juga sudah mencukupi untuk kebutuhan sawah.

“Kali ini harus segera menanam. Agar kesinambungan stok beras atau gabah warga tetap berkesinambungan. Jadi ketahanan pangan masyarakat tidak sampai habis krisis,” tutur Abdullah, Jumat (24/10).

Sementara itu, di Kecamatan Indrajaya dan Simpang Tiga, petani tengah membersihkan lahan bekas palawija seperti semangka, bawang merah, dan sayur-mayur untuk kembali ditanami padi. Mereka menargetkan pengolahan lahan dapat dimulai pertengahan November, dan penanaman rampung pada Desember.

Namun, sebagian petani di Kecamatan Peukan Baro masih menunggu perbaikan saluran irigasi sebelum bisa membajak sawah.

“Sekarang sedang ada perbaikan saluran irigasi. Maka bel bisa dialiri air, sehingga harus tertunda dulu membajak sawah,” ujar tokoh masyarakat setempat, M Nasir Sarong.

Berdasarkan catatan Nukilan.id, Kabupaten Pidie memiliki luas lahan sawah mencapai 24.787 hektare, tersebar di 22 kecamatan. Satu-satunya kecamatan yang sudah tidak memiliki lahan sawah produktif adalah Kecamatan Kota Sigli.

Musim tanam rendengan kali ini menjadi harapan baru bagi petani Pidie untuk menjaga ketersediaan pangan daerah dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat di tengah fluktuasi harga gabah yang sempat meresahkan beberapa waktu lalu. (XRQ)

Reporter: Akil

Pemerintah Aceh Perketat Kesiapsiagaan Tagana Hadapi Cuaca Ekstrem

0
Sekretaris Dinas Sosial Aceh, Chaidir menginstruksikan siaga penuh kepada personel Tagana dan jajaran Dinsos di tingkat kabupaten/kota seluruh Aceh. (FOTO: Dokumentasi/ Istimewa)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Pemerintah Aceh meningkatkan status kesiapsiagaan bencana menyusul meningkatnya intensitas hujan dan potensi cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir. Seluruh personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan jajaran Dinas Sosial (Dinsos) di kabupaten/kota diinstruksikan untuk siaga penuh.

Sekretaris Dinas Sosial Aceh, Chaidir, mengatakan langkah ini merupakan upaya antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

“Seluruh personel Tagana dan Dinas Sosial kabupaten/kota se-Aceh telah siaga dan waspada menghadapi potensi bencana akibat curah hujan tinggi,” kata Chaidir, Jumat, 24 Oktober 2025.

Ia menjelaskan, Dinsos Aceh telah memastikan kesiapan di lapangan dengan melakukan pengecekan langsung terhadap ketersediaan logistik di seluruh gudang bencana, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Dinsos Aceh sudah menyalurkan stok logistik ke masing-masing daerah dan memastikan ketersediaannya di gudang logistik setempat,” ungkapnya.

Selain memastikan logistik bencana, koordinasi antarinstansi juga diperkuat. Dinsos Aceh terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dalam setiap penanganan darurat dan penyaluran bantuan bagi masyarakat terdampak.

“Dinsos Aceh juga terus memantau perkembangan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), untuk mengantisipasi lebih dini potensi bencana di berbagai wilayah, sehingga langkah evakuasi dan penyiapan bantuan dapat direncanakan dengan lebih matang,” ujar Chaidir.

Dengan langkah siaga ini, Pemerintah Aceh berharap seluruh pihak dapat bergerak cepat dan terkoordinasi dalam menghadapi potensi bencana yang dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem di wilayah tersebut.

Mualem Sambut Baik Respons Pusat: Terowongan Geurutee Jadi Kenyataan

0
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf. (Foto: Pemerintah Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem menyampaikan rasa syukur atas tindak lanjut cepat pemerintah pusat terhadap rencana pembangunan Terowongan Geurutee, salah satu proyek infrastruktur strategis yang telah lama diusulkan untuk membuka akses jalur barat–selatan Aceh.

Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menurunkan tim untuk meninjau langsung lokasi rencana pembangunan terowongan tersebut. Langkah itu disambut positif oleh Mualem karena proyek ini dinilai sangat penting bagi kelancaran arus barang dan mobilitas masyarakat di kawasan pesisir barat Aceh.

“Jika ada mobil tangki CPO mogok di jalan Geurutee itu, jalur bisa terputus,” ujar Mualem dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, persoalan lalu lintas di Geurutee telah menjadi keluhan lama masyarakat. Jalan menanjak dan berkelok tajam di kawasan pegunungan itu sering menyebabkan kemacetan panjang, terutama bagi kendaraan berat.

Mualem menuturkan, dirinya telah melakukan sejumlah pertemuan dengan beberapa menteri di Jakarta untuk meminta perhatian lebih bagi Aceh, termasuk percepatan pembangunan Terowongan Geurutee.

“Alhamdulillah proyek terowongan Geurutee telah dikabulkan, demi keselamatan dan kelancaran transportasi, serta demi kemakmuran masyarakat di wilayah Barat-Selatan Aceh,” katanya.

Selain soal infrastruktur, Mualem juga menegaskan pentingnya Revisi Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) sebagai langkah strategis untuk masa depan Aceh.

Hal itu disampaikannya saat menjamu pimpinan dan anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI di Pendopo Gubernur Aceh, Selasa (21/10/2025) malam.

“Revisi UUPA adalah mimpi seluruh masyarakat Aceh. Perpanjangan dana Otsus menjadi sangat penting dan berarti bagi pembangunan dan masa depan Aceh,” ujar Mualem.

Ia menjelaskan, revisi UUPA menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan kebijakan strategis daerah, mulai dari penguatan Dana Otonomi Khusus (Otsus), pembagian hasil sumber daya alam, hingga penegasan kewenangan antara Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat.

Mualem menilai, dana Otsus selama ini telah memberi dampak signifikan terhadap pembangunan Aceh. Mulai dari peningkatan infrastruktur, layanan pendidikan, kesehatan, hingga penguatan ekonomi masyarakat.

“Harapan kami dan masyarakat Aceh agar dengan dukungan Banleg DPR RI melalui revisi UUPA, penguatan dan perpanjangan dana Otsus Aceh dapat terwujud agar Aceh dapat bangkit dan sejajar dengan provinsi lain, dan sangat diharapkan revisi UUPA dapat tuntas di tahun 2025 ini,” ucapnya.

Dengan dua agenda besar ini—pembangunan Terowongan Geurutee dan revisi UUPA—Mualem berharap sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dapat semakin erat demi mempercepat kemajuan Aceh secara berkelanjutan.

Aceh Siap Gelar “Aceh Wakaf Summit 2025”, Dorong Gerakan Wakaf untuk Kebangkitan Ekonomi

0
Sekda Aceh, M. Nasir, S.IP, MPA, saat menggelar pertemuan dengan pimpinan perbankan di Aceh dalam rangka membahas persiapan pelaksanaan Aceh Waqf Summit 2025, di Ruang Kerja Sekda Aceh, Banda Aceh, Jum'at, (24/10/2025). (Foto: Humas Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Pemerintah Aceh tengah mempersiapkan pelaksanaan Aceh Wakaf Summit 2025, sebuah forum strategis yang bertujuan memperkuat ekosistem wakaf dan mendorong kebangkitan ekonomi daerah. Agenda berskala internasional ini dijadwalkan berlangsung pada 25–26 November mendatang di Anjong Mon Mata, Kompleks Meuligoe Gubernur Aceh.

Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, menyampaikan hal tersebut saat memimpin pertemuan dengan pimpinan perbankan dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Aceh, Jumat (24/10/2025). Pertemuan itu membahas kesiapan penyelenggaraan kegiatan yang disebut bakal menjadi momentum penting bagi pengembangan wakaf produktif di Aceh.

Menurut Nasir, Aceh Wakaf Summit akan diisi dengan seminar, diskusi panel, serta malam penghargaan (awarding). Sebanyak 25 pemateri dari berbagai tingkatan—internasional, nasional, hingga lokal—akan hadir sebagai narasumber. Mereka merupakan para pelaku dan pengelola wakaf yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan aset wakaf secara produktif.

“Sementara peserta adalah seluruh pemangku kebijakan di Aceh yang berkaitan untuk mendukung gerakan wakaf, kira-kira ada 255 orang,” ujar Nasir.

Ia menambahkan, forum ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konkret yang bisa ditindaklanjuti oleh Pemerintah Aceh guna memperkuat gerakan wakaf di Tanah Rencong.

“Potensi wakaf di Aceh sangat besar, oleh sebab itu harus dimanfaatkan dan dikelola dengan baik untuk pembangunan ekonomi masyarakat,” pungkas Nasir.

Dengan kekayaan tradisi keislaman dan sosial yang kuat, Pemerintah Aceh optimistis kegiatan ini akan menjadi tonggak baru bagi pengembangan ekonomi berbasis wakaf di Bumi Serambi Mekkah.

Bangladesh Tertarik Bangun Kerja Sama Strategis dengan Aceh di Bidang Industri dan Agrikultur

0
Bangladesh Tertarik Bangun Kerja Sama Strategis dengan Aceh di Bidang Industri dan Agrikultur. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Pemerintah Bangladesh menyatakan ketertarikan untuk menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Aceh, terutama di sektor industri, agrikultur, dan perdagangan hasil alam. Hal itu disampaikan Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia, Tarikul Islam, dalam pertemuan resmi dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, di Kantor Gubernur Aceh, Jumat (24/10/2025).

Sekda Aceh, M. Nasir, kepada Nukilan.id, mengatakan menyambut positif rencana tersebut dan menegaskan kesiapan Aceh membuka kerja sama konkret yang bisa dimulai dari bidang manufaktur dan pertanian. Ia menyebut, tahap awal kerja sama akan diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua pihak.

“Saya kira yang pertama adalah membuat MoU untuk kerja sama pembangunan di sisi manufaktur dan agrikultur. Kita mulai dari hal yang produktif seperti pertanian, peternakan, dan sayur mayur,” ujar M. Nasir.

Menurutnya, kerja sama ini menjadi peluang yang saling menguntungkan, terutama dalam mendukung pasokan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Aceh. Ia juga menambahkan bahwa Aceh memiliki potensi besar dalam ekspor hasil alam seperti kopi dan ikan laut.

“Secara budaya kita punya banyak kesamaan dengan Bangladesh. Karena itu, kerja sama ini sangat realistis untuk dikembangkan, termasuk di bidang ekspor ikan laut dan kopi Aceh. Jika berjalan baik, kita juga bisa membahas peluang ekspor batu bara dan energi seperti yang diminati oleh Bangladesh,” kata Sekda.

Sementara itu, Dubes Bangladesh Tarikul Islam menyampaikan bahwa negaranya tertarik menjajaki kerja sama di sektor agrikultur dan industri garmen. Ia menilai Aceh memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi kawasan produksi baru di wilayah barat Indonesia.

“Kami melihat Aceh memiliki potensi besar di sektor industri dan pertanian. Bangladesh siap berbagi pengalaman dan teknologi dalam industri garmen, serta membuka peluang investasi bersama,” ujar Dubes Tarikul.

Bangladesh, kata Tarikul, memiliki pengalaman panjang dalam industri tekstil dan konveksi, serta merupakan salah satu produsen garmen terbesar di dunia. Selain itu, pihaknya juga ingin memperkuat kerja sama di bidang agrikultur, termasuk melalui pengiriman tenaga ahli dan pembukaan pelatihan pertanian di Aceh.

“Kami siap menjalin kerja sama pelatihan, riset, dan pertukaran tenaga ahli agar sektor pertanian Aceh semakin berkembang,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dubes Tarikul mengungkapkan minat Bangladesh untuk mengimpor berbagai produk unggulan Aceh seperti kopi Gayo, rempah-rempah, hasil laut, minyak goreng, dan energi. Ia menyebut, negaranya juga akan membawa investor untuk menanamkan modal di sektor agrikultur dan pengolahan hasil alam di Aceh, termasuk pengembangan perkebunan rempah dan pengolahan bumbu masak.

Bangladesh, lanjutnya, juga menaruh perhatian terhadap kerja sama di bidang energi. Selama ini, negara tersebut masih bergantung pada impor energi dari Timur Tengah dengan biaya tinggi.

Kerja sama dengan Aceh dinilai akan lebih efisien dan saling menguntungkan karena faktor kedekatan geografis.

Selain itu, kedua pihak juga membahas peluang pembentukan kawasan industri terintegrasi di Aceh yang menggabungkan sektor garmen, pertanian, dan pengolahan hasil alam.

“Bangladesh memiliki pengalaman dalam mengembangkan kawasan industri yang efisien. Kami ingin berbagi konsep itu agar Aceh bisa menjadi pusat produksi dan ekspor di wilayah barat Indonesia,” kata Dubes Tarikul.

Pertemuan tersebut turut dihadiri Kanselor Administrasi Kedutaan Besar Bangladesh, Habiburokhman; Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marwan Nusuf; serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Adi Darma.

Kedua pihak sepakat menindaklanjuti hasil pertemuan dengan kunjungan teknis dan penyusunan draf MoU kerja sama antara Pemerintah Aceh dan Pemerintah Bangladesh. (XRQ)

Reporter: Akil

UIN Ar-Raniry Perluas Program Doktoral ke Barat Selatan Aceh, Dorong Riset Islam Berwawasan Global

0
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh memperluas akses pendidikan doktoral ke kawasan Barat Selatan Aceh (Barsela), Kamis (23/10) (Foto: ANTARA/HO-Humas UIN Ar Raniry)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh memperluas akses pendidikan doktoral ke kawasan Barat Selatan Aceh (Barsela) sebagai langkah strategis memperkuat riset dan pengembangan keilmuan Islam yang integratif dan berorientasi global.

Ketua Program Studi Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Syamsul Rijal, mengatakan inisiatif ini dirancang untuk membuka ruang lebih luas bagi dosen dan akademisi di daerah agar dapat melanjutkan studi doktoral dengan fokus pada isu-isu Islam kontemporer.

“Kami ingin membuka akses seluas-luasnya bagi dosen dan akademisi di daerah untuk melanjutkan studi doktoral dengan fokus pada isu-isu Islam kontemporer,” kata Syamsul Rijal di Banda Aceh, Kamis (23/10).

Ia menjelaskan, program ini juga menjadi upaya memperkuat jejaring riset dan kolaborasi akademik antar-lembaga pendidikan tinggi, terutama di kawasan Barsela yang kini berkembang sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Aceh.

Menurutnya, masyarakat Aceh tidak cukup hanya berbangga dengan kejayaan masa lalu, tetapi perlu melahirkan pemikir Islam berwawasan global yang mampu berperan dalam kemajuan berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, politik, sejarah, dan peradaban.

“Kekayaan alam dan potensi sumber daya manusia di Aceh Barat perlu dikelola oleh para pakar yang memiliki cara pandang Islam sebagai sistem pengetahuan, bukan sekadar sistem doktrin,” ujarnya.

Selain itu, Syamsul Rijal menilai sinergi antara perguruan tinggi negeri umum dan perguruan tinggi keagamaan sangat penting untuk membangun ekosistem riset keislaman di kawasan tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Program Pascasarjana, Dr. Zubaidah, menyampaikan bahwa penerimaan mahasiswa baru program doktor dibuka sepanjang tahun dengan proses seleksi yang dilakukan setiap bulan genap.

“Seleksi penerimaan mahasiswa baru dilakukan pada bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember, dengan sistem uang kuliah tunggal (UKT) yang transparan dan fleksibel,” jelasnya.

Program Doktor Studi Islam UIN Ar-Raniry menawarkan beragam konsentrasi, mulai dari Kajian Al-Qur’an dan Hadis, Agama dan Filsafat, Manajemen Pendidikan Islam, Sejarah Kebudayaan Islam dan Manuskrip, hingga Politik Islam dan Tata Kelola Pemerintahan.

Dalam kunjungan ke kawasan Barsela, tim Pascasarjana UIN Ar-Raniry juga menjalin komunikasi dengan pimpinan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh dan Universitas Teuku Umar (UTU) untuk memperkuat kemitraan akademik serta riset bersama.

“Kami berharap kolaborasi ini dapat menghasilkan penelitian bersama yang bermanfaat bagi pengembangan studi Islam di kawasan Samudra Hindia,” kata Zubaidah.

Di sisi lain, Ketua Program Studi Doktor Ekonomi Syariah UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Nilam Sari, menuturkan bahwa salah satu tujuan utama pendirian program doktoral tersebut adalah mendukung implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh.

“Dengan berlakunya Qanun LKS, kehadiran UIN Ar-Raniry menjadi sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia di bidang ekonomi syariah,” katanya.

Program Doktor Ekonomi Syariah UIN Ar-Raniry resmi dibuka pada Mei 2025 setelah mendapat izin dari Kementerian Agama. Kehadiran program ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan sumber daya manusia unggul di bidang ekonomi syariah, khususnya di Provinsi Aceh.