Beranda blog Halaman 1965

Aliansi Mahasiswa Minta DPR Aceh Gunakan Hak Interpelasi Kinerja Nova dan Taqwallah

0
Aliansi Mahasiswa Rakyat Aceh melkukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rkayat Aceh (DPRA) di Gedung Aula Utama DPRA, Senin (2/8/2021). (Foto: Nukilan/Irfan)

Nukilan.id – Aliansi Mahasiswa Rakyat Aceh melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di Gedung Aula Utama DPRA pada Senin (2/8/2021). Audiensi tersebut dalam rangka “Hearing dengan DPRA” dengan tagar #PECATNova #GANTISekda.

“Kita meminta DPRA untuk memecat Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dan mengganti Sekretaris Daerah, Taqwallah,” kata Koordinator Aliansi Mahasiswa Rakyat Aceh, M. Dzaky Naufal di Gedung DPRA Banda Aceh, Senin.

Selama menjadi Gubernur Aceh, kata Dzaky, kebijakan Nova Iriansyah jauh dari upaya mensejahterakan rakyat Aceh. Bahkan, nova sering diduga melakukan pelanggaran hukum terkait kebijakannya yang dinilai merugikan kepentingan umum dan meresahkan rakyat. Karena, kebijaknnya diduga kuat hanya untuk menguntungkan kelompok tertentu.

“Begitupun dengan Sekda Aceh, Taqwallah, kehadiran Sekda Aceh yang seharusnya bisa memimpin birokrasi Aceh yang lebih teratur dan profesional, namun realitas sangat kontras dengan harapan tersebut,” sambungnya.

Menurutnya, slogan “BEREH” yang didengung-dengungkan Taqwallah hanya untuk memaksimalkan atau memperbanyak serapan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) yang tidak ada capian dan output yang jelas.

“Data menunjukkan bahwa, realitas APBA 2021 banyak dihabiskan pada belanja ja/modal, tunjangan serta biaya lainnya untuk birokrasi, dan semuanya itu tidak menjawa persoalan yang dihadapi rakyat Aceh,” jelasnya.

Selain itu, Dzaky juga menyampaikan bahwa, pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Nova Iriansyah terlalu larut dalam eforia semata, sehingga melupakan substansi akan sebuah capaian. Program BEREH yang digaungkan ternyata malah mempertontonkan tidak BEREHnya kondisi Aceh saat ini.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, kata Dzaky, maka kami dari amarah mendesak DPRA untuk:

  1. Menolak hasil laporan pertanggungjawaban pemerintah Aceh tahun anggaran 2020 dan menutup segala ruang kompromi dan negosiasi.
  2. DPRA segera menggunakan interpelasi dan hak angket guna melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran undang-undang, pelanggaran sumpah jabatan yang dilakukan Nova Iriansyah.
  3. DPRA segera mengambil langkah hukum dan langkah politik guna memakzulkan Nova Iriansyah sebagai Gubernur Aceh.
  4. Ganti Sekda Aceh, Taqwallah, karena gagal dalam tugas dan fungsinya.

Sementara itu, Pantauan Nukilan.id, peserta yang hadir dalam audiensi bermasa DPRA ini berjumlah kurang lebih 30 orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Rakyat Aceh.

Awalnya, agenda audiensi ini akan dilaksanakan pukul 10.00 Wib, Namun sudah memasuki pukul 12.00 Wib audiensi tersebut belum juga dimulai. Dan sampai saat ini para Mahasiswa masih berkumpul di depan gedung Aula Paripurna DPRA.

Sebelumnya, kegiatan tersebut rencananya akan dilakukan di Gedung Aula Serba Guna. Tetapi, dengan kondisi ruang sempit, tidak memungkinkan untuk semua Mahasiswa masuk ke ruangan, sehingga rapat audiensi ini di alihkan ke Gedung Aula Utama DPRA.[]

Reporter: Irfan

Kunjungi Tujuh Daerah di Aceh, Sekda Bahas Percepatan Vaksinasi dan Insentif Nakes

0

Nukilan.id – Menindaklanjuti arahan Gubernur Aceh, dalam sepekan terakhir ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh melakukan kunjungan ke tujuh daerah untuk memastikan percepatan pencairan insentif tenaga kesehatan (Nakes), sekaligus memastikan kegiatan vaksinasi berlangsung lancar, cepat dan tertib serta makin banyak warga yang ikut serta melakukan vaksin.

Tujuh daerah itu meliputi Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues. Sekda langsung bergerak ke daerah usai Rakor Forkopimda pada hari Kamis sore. Pada tahap pertama, yaitu tanggal 29 Juli hingga 2 Agustus 2021.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, yang juga Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Minggu (1/8/2021).

“Sesuai arahan Pak Gubernur dalam Rapat Koordinasi dengan Forkopimda Aceh dan Forkopimda Kabupaten/Kota, tahap pertama ini Pak Sekda langsung berkunjung ke tujuh daerah,” kata Iswanto.

Mantan Kabag Humas Pemkab Aceh Besar itu menambahkan, dalam temu percepatan penanganan Covid-19 di daerah Bupati atau Walikota ikut didampingi Sekda Kabupaten/Kota, Kepala BPKD, Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur RSUD setempat.

Kunjungan Sekda Aceh juga bagian dari tindak lanjut surat Menteri Dalam Negeri, yang mengamanahkan kepada seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota segera melakukan refocusing APBD untuk penanganan Covid-19, termasuk alokasi insentif bagi nakes, walaupun anggaran DAU yang ada sangat terbatas.

“Mendagri melalui Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri, Mochamad Ardian meminta sejumlah daerah untuk segera mencairkan insentif nakes, termasuk Aceh. Karena itu, Gubernur menugaskan Sekda untuk melakukan langkah cepat, langsung, agar jika ada kendala atau hambatan dapat segera diatasi,” tutur Iswanto.

Tidak hanya itu, kunjungan ke daerah juga dalam kaitan arahan gubernur kepada para pemangku kepentingan agar pencairan insentif bagi para Nakes benar-benar mematuhi dan memperhatikan batasan dan syarat yang ada, dalam melakukan refocusing dan pengalokasian insentif. Salah satunya adalah tidak boleh tumpang tindih atau rangkap.

Dalam Rakor Forkopimda Aceh dan Forkopimda Kabupaten/Kota itu, beberapa bupati memang mengeluhkan keterbatasan vaksin.

“Alhamdulillah, keluhan itu langsung direspon. Sekarang ini, sebanyak 38 ribu lebih vaksin sudah dikirim Satgas Pusat, dan ini langsung didistribusikan ke daerah sesuai alokasi. Sementara pada Senin 2 Agustus besok, Satgas covid-19 Aceh juga akan kembali menerima 93 ribu dosis vaksin. Ini juga perlu dikoordinasikan agar vaksinasi tidak menyulitkan warga, “ tambahnya.

Bersatu Cegah Covid-19

Sementara itu dalam pertemuan di Subulussalam, Sekda Aceh berpesan agar para pemangku kebijakan selalu bergerak sebagai tim, bersatu dan saling dukung untuk keluar dari pandemi Covid-19.

Selain itu, Sekda juga mengimbau untuk memberi perhatian khusus kepada para vaksinator, karena saat ini vaksinator merupakan ujung tombak pelaksanaan vaksinasi. Pesan yang sama juga disampaikan Sekda dalam pertemuan dengan Pemkab Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan.

Dalam pertemuan yang juga diikuti Kepala Dinas Kesehatan Aceh Sekda Aceh juga berkoordinasi soal penyaluran beras PPKM, termasuk penyaluran dana desa untuk penanganan Covid-19. Juga ikut dipastikan lagi jadwal pengiriman hasil tes PCR.

“Paska kunker ini, semua kendala kita harap sudah tidak ada lagi,” kata Iswanto mengutip harapan yang disampaikan Sekda Aceh.[]

Begini Cara Cek Hasil Tes Administrasi CPNS 2021 Melalui Laman SSCASN

0
Ilustrasi tes CPNS. (Foto: Nukilan)

Nukilan.id – Badan Kepegawaian Negara (BKN) (BKN) akan mengumumkan hasil tes administrasi CPNS 2021 pada tanggal 2-3 Agustus 2021.

Plt Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerjasama Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah mengumumkan cara mengecek hasil tes administrasi CPNS 2021.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, berikut adalah cara mengecek hasil tes administrasi CPNS 2021 yang penting diketahui:

1. Login ke laman SSCASN di sscasn.bkn.go.id

2. Masukkan NIK dan password peserta

3. Nanti akan terlihat daftar yang lolos tes administrasi CPNS 2021

Selain melalui laman sscasn.bkn.go.id, hasil tes administrasi CPNS 2021 juga bisa diketahui melalui laman masing-masing instansi tempat peserta seleksi CPNS mendaftar.

Peserta seleksi CPNS yang tidak lolos tes administrasi akan mendapatkan pemberitahuan alasannya tidak memenuhi syarat (TMS).

Peserta seleksi CPNS yang tidak memenuhi syarat tersebut akan diberi kesempatan untuk menyanggah selama tiga hari sejak pengumuman disampaikan.

Jika ingin melakukan penyanggahan, peserta seleksi CPNS diminta untuk melampirkan dokumen dan alasan yang realistis.

Sementara itu, jika peserta seleksi CPNS mengakui kesalahannya dalam mendaftar, ia tidak perlu melakukan sanggahan tersebut.

Untuk peserta seleksi CPNS yang dinyatakan lolos, maka akan melalui tahap selanjutnya, yakni seleksi kompetensi dasar (SKD).

Pihak BKN pun telah mengumumkan jadwal resmi pelaksanaan SKD bagi para peserta seleksi CPNS.

Diberitakan Kompas.com, berdasarkan Surat Kepala BKN Nomor 6201/B-KS.04.02/SD/K/2021 tertanggal 19 Juli 2021, BKN menyatakan, untuk saat ini, tahapan pelaksanaan SKD akan menyesuakan dengan kebijakan pemerintah terkait pandemi Covid-19.

Keputusan ini berlaku juga bagi Seleksi Kompetensi PPPK Non Guru serta Seleksi Kompetensi PPPK Guru dan SKB.

Pada seleksi CPNS sebelumnya, SKD memuat 90 butir soal yang harus dijawab oleh setiap peserta seleksi CPNS.

Akan tetapi, untuk seleksi CPNS 2021, jumlah soal SKD bertambah menjadi 110 butir soal. Hal ini sesuai dengan Permenpan RB Nomor 27 Tahun 2021 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.

Adapun waktu mengerjakan 110 butir soal SKD adalah 100 menit. Khusus untuk penyandang disabilitas, 110 butir soal SKD dapat dikerjakan dalam waktu 130 menit.[kompas.com]

UNESCO Minta Indonesia Hentikan Sementara Proyek di Taman Nasional Komodo

0

Nukilan.id – Komite Warisan Dunia United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco) meminta pemerintah Indonesia menghentikan sementara semua proyek infrastruktur di dalam dan sekitar Taman Nasional Komodo yang berpotensi berdampak pada nilai universal luar biasa atau Outstanding Universal Value (OUV).

Penghentian proyek ini diminta sampai pemerintah Indonesia menyerahkan revisi Analisis Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assesment) untuk ditinjau oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature, IUCN).

“Mendesak Negara Pihak untuk menghentikan semua proyek infrastruktur pariwisata di dalam dan sekitar properti yang berpotensi berdampak pada nilai universal luar biasanya hingga Amdal yang direvisi diajukan dan ditinjau oleh IUCN,” demikian tertulis dalam keputusan Komite Warisan Dunia Unesco Nomor 44 COM 7B.93, dikutip Ahad, 1 Agustus 2021.

Pada 9 Maret 2020, Komite Warisan Dunia telah mengirim surat kepada Indonesia untuk meminta klarifikasi ihwal adanya informasi pihak ketiga tentang rencana pembangunan di Taman Nasional Komodo yang dikhawatirkan mengancam nilai universal luar biasa atau OUV. Di antaranya proyek infrastruktur di Pulau Rinca untuk persiapan G-20 Summit tahun 2023 dan pembangunan fasilitas pariwisata di Pulau Padar tanpa pemberitahuan kepada Komite Warisan Dunia.

Komite juga menerima laporan ihwal adanya target pertumbuhan turisme yang signifikan yang berpotensi berimbas kepada kehidupan masyarakat lokal dan memicu protes penolakan; aktivitas penangkapan ikan secara liar yang meningkat signifikan tanpa zonasi, hingga persoalan manajemen di area perairan sekitar Taman Nasional, termasuk kurangnya praktik wisata berkelanjutan, seperti tidak adanya zona larangan berlabuh.

Lalu pada 30 April dan 6 Mei 2020, pemerintah Indonesia menyampaikan informasi ihwal pengembangan master plan pariwisata terpadu untuk Labuan Bajo, termasuk Pulau Rinca dan Pulau Padar, dan rencana perubahan dari turisme massal menjadi turisme yang lebih berkualitas. Pemerintah juga menyampaikan Rencana Pengelolaan Jangka Menengah selama 10 tahun (2016-2025), dengan tujuan TNK menjadi destinasi ekowisata kelas dunia dan kebanggaan nasional unggulan dalam pengelolaan kawasan konservasi.

Pemerintah juga mengklaim bahwa populasi komodo di Taman Nasional Komodo berfluktuasi dari 2.430 hingga 3.022 selama periode 2015 hingga 2019, berdasarkan studi yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pada 30 Oktober 2020, Komite meminta pemerintah Indonesia tak melanjutkan proyek infrastruktur yang mungkin berimbas pada nilai universal luar biasa Taman Nasional Komodo. Pemerintah Indonesia lantas menyerahkan dokumen Amdal untuk pembangunan infrastruktur pariwisata di Pulau Rinca.

Berdasarkan tinjauan IUCN, Komite meminta pemerintah Indonesia merevisi Amdal tersebut berdasarkan Pedoman Internasional dan Catatan Rekomendasi IUCN. Pemerintah diminta menyerahkan laporan itu secara tertulis dan lewat pertemuan virtual pada 5 November 2020. Pusat Warisan Dunia mengulangi permintaan itu lewat surat tertanggal 12 Januari dan 12 Maret 2021. Namun, pemerintah Indonesia belum menyerahkan revisi Amdal hingga laporan Komite ini ditulis.

Lewat layang tertanggal 12 Maret 2021, Pusat Warisan Dunia meminta tanggapan pemerintah Indonesia atas informasi mengenai perubahan sistem zonasi yang signifikan di Taman Nasional Komodo pada 2020 yang menyisakan hanya sepertiga kawasan sebagai zona rimba, adanya konsesi pariwisata di dalam dan sekitar kawasan, serta adanya undang-undang baru yang akan membebaskan proyek infrastruktur dari kewajiban Amdal.

“Pada saat laporan ini ditulis, Negara Pihak belum memberikan tanggapan,” demikian tertulis dalam laporan itu.

UNESCO juga meminta pemerintah Indonesia mengundang Pusat Warisan Dunia/IUCN dalam misi pengawasan ke Taman Nasional Komodo untuk menilai dampak pembangunan yang sedang berlangsung pada OUV dan status konservasi kawasan tersebut. Pemerintah Indonesia diminta menyerahkan laporan terbaru ihwal status konservasi dan pelaksanaan rekomendasi-rekomendasi yang ada pada sidang 2022 mendatang.

Kasus Covid-19 Bertambah 204 orang, Vaksinasi Terus Berlanjut di Aceh

0
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Aceh, Saifullah Abdulgani.

Nukilan.id – Kasus baru konfirmasi positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bertambah lagi sebanyak 204 orang. Pasien infeksi virus corona yang dinyatakan sembuh sebanyak 67 orang, dan enam orang dilaporkan meninggal dunia. Sementara itu, vaksinasi Covid-19 terus berlanjut di pelbagai kabupaten/kota di Aceh.

“Vaksin Sinovac yang stock-nya sempat menipis di kabupaten/kota sudah teratasi,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani kepada awak media di Banda Aceh, Minggu (1/8/2021).

Sebagaimana diberitakan, vaksin Sinovac yang digunakan untuk vaksinasi Covid-19 di Aceh sempat menipis stock-nya, namun segera diatasi dengan suplay vaksin tambahan dari Kementerian Kesehatan sebanyak 38.300 dosisi (Jumat, 30/7/2021) dan langsung didistribusikan ke kabupaten/kota di seluruh Aceh.

Juru Bicara yang akrab disapa SAG itu mengatakan, vaksinasi di Aceh terus berlanjut di semua kabupaten/kota. Cakupan vaksinasi Covid-19 di Aceh per 31 Juli 2021 sudah mencapai 678.883 orang untuk dosis I, atau sekitar 16,85 dari total sasaran vaksinasi sebnyak 4.028.883 orang. Penduduk Aceh yang sudah vaksinasi dosis II sebanyak 272.090 orang atau 6,75 persen.

Progres vaksinasi menurut kelompok sasaran bervariasi, katanya. Tenaga kesehatan (Nakes) yang telah vaksinasi dosis I sebanyak 52.940 orang di seluruh Aceh, atau sekitar 93,7 persen dari target 56.470 orang. Nakes yang sudah vaksinasi dosis kedua sebanyak 46.544 orang, atau 82,4 persen.

Kemudian, kelompok usia lanjut (Lansia) yang telah melakukan vaksinasi dosis I sebanyak 18.662 orang, atau sekitar 5,5 persen dari target sebanyak 339.125 orang. Lansia yang telah menuntaskan dengan vaksinasi dosis II sebanyak 5.778 orang atau sekitar 1,7 persen.

Selanjutnya petugas pelayan publik yang telah vaksinasi dosis I sebanyak 407.169 orang, atau sekitar 85,1 persen dari target 478.489 orang. Petugas publik yang sudah tuntas melakukan vaksinasi dosis II sebanyak 138.787 orang, atau sekitar 29,0 persen.

Lebih lanjut vaksinasi bagi kelompok masyarakat rentan dan masyarakat umum. Target vaksinasi kelompok ini berjumlah 2.577.792 orang. Sebanyak 199.270 orang telah melakukan vaksinasi dosis I, atau 7,7 persen. Sedangkan 80.968 orang, sekitar 3,1 persen, telah mendapatkan dosis II sesuai waktu yang ditetapkan.

Sedangkan kelompok remaja yang telah mendapatkan vaksinasi dosis I sebanyak 842 orang, atau sekitar 0,1 persen dari sasaran sebanyak 577.015 orang. Sementara yang telah melakukan vaksinasi dosis II sebanyak tiga orang. Vaksinasi bagi kelompok remaja, termasuk umur 12 – 17 tahun itu, baru dimulai pada 1 Juli 2021, jelas SAG.

“Kita terus menghimbau agar vaksinasi dilakukan pada kesempatan pertama, dan jangan ditunda-tunda, agar Aceh bisa lebih cepat mencapai kekebalan kelompok,” tuturnya.

Kasus kumulatif

Selanjutnya ia melaporkan kasus akumulatif kasus Covid-19 Aceh yang telah mencapai 23.244 orang, per 1 Agustus 2021.  Jumlah penderita  yang sedang dirawat sebanyak 5.329 orang. Para penyintas Covid-19, (penderita yang sembuh) sebanyak  16.922 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 993 orang.

Data kasus Covid-19 di atas sudah termasuk kasus positif baru harian yang bertambah lagi sebanyak 204 orang, pasien yang sembuh 67 orang, dan penderita meninggal dunia bertambah enam orang di Aceh.

Penderita baru Covid-19 di Aceh meliputi warga Banda Aceh 38 orang, Aceh Besar 34 orang, Aceh Tengah 26 orang, Aceh Tamiang 25 orang, Pidie 18 orang, dan warga Subulussalam 14 orang. Kemudian warga Aceh Timur delapan orang, warga Simeulue dan warga Aceh Selatan sama-sama enam orang.

Selanjutnya warga Bireuen sebanyak empat orang, warga Langsa, Lhokseumawe, Bener Meriah, Pidie Jaya, Aceh Barat, dan warga Aceh Singkil, masing-masing tiga orang. Kemudian warga Aceh Tenggaran dan warga Aceh Jaya, sama-sama dua orang. Sedangkan warga Sabang, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya, masing-masing satu orang.

Sementara itu, penderita Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 67 orang, meliputi warga Aceh Besar mencapai 61 orang, Aceh Tamiang tiga orang, Bireuen dua orang, dan satu orang lagi warga Aceh Tengah.

“Pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah lagi enam orang,” katanya.

Kasus-kasus meninggal dunia tersebut meliputi warga Aceh Besar sebanyak empat orang, dan dua lagi warga Aceh Utara, rinci SAG.

Lebih lanjut ia memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 872 orang, meliputi 745 orang selesai isolasi, 51 orang isolasi di rumah sakit, dan 76 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni kasus yang gejala klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19, jelasnya.

Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.602 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.427 orang, sedang isolasi di rumah 148 orang, dan 27 orang sedang diisolasi di rumah sakit, tutupnya.[]

Dua Nelayan Aceh Singkil Dikabarkan Hilang

0
Ilustrasi. (Foto: beritacenter)

Nukilan.id –  Setelah usai terjadinya badai dan ombak tinggi, maka dua nelayan di Pulau Banyak, Aceh Singkil dikabarkan hilang. Kedua nelayan itu bernama Zakaria (67) dan Syafrizal (38).

Ichank Loebiez merupakan sebagai keluarga nelayan tersebut mengatakan, keduanya berangkat pada Jumat (30/7/2021) dan seharusnya pada Sabtu (31/7/2021) sudah pulang. Keduanya menaikki perahu robin berukuran 11 meter.

“Seharusnya kalau mereka melaut disaat senja hari dan paginya itu sudah pulang dan belum pulang kerumah,” ujar Ichank Loebiez, Sabtu (31/7/2021).

Semetara itu, apabila merujuk pada data dari BMKG Stasiun I Sultan Iskandar Muda pada Jumat (30/7/2021), gelombang laut di Perairan Utara Sabang mencapai 4 meter, Selat Malaka Bagian utara mencapai 4 meter.

Perairan Sabang – Banda Aceh mencapai 4 meter, Perairan Lhokseumawe mencapai 1,25 meter, Perairan Barat Aceh mencapai 4 meter, Perairan Meulaboh �“ Kep.Sinabang mencapai 2.50 meter dan Samudera Hindia Barat Aceh mencapai 4 meter.[dls]

Ilustrasi. (Foto: beritacenter)

Kisah Pusong Lama Aceh, Merawat Kebhinekaan dengan Toleransi Beragama

0

Nukilan.id – Tiga rumah ibadah berdiri berdekatan di Jalan Sukaramai, Desa Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

Bangunan itu terdiri dari dua gereja yaitu Gereja Methodist Indonesia), HKBP, dan sebuah vihara bernama Vihara Budhha Tirta.

Tiga bangunan ini berdampingan langsung dengan permukiman penduduk di Pusong Lama, salah satu kawasan terpadat di pusat Kota Lhokseumawe.

Di depan, belakang, kiri, dan kanan bangunan rumah ibadah, seluruhnya rumah dan toko penduduk lokal milik muslim.

“Kami mulai mendirikan rumah ibadah vihara ini sejak 1976 lalu. Sampai hari ini aman saja,” kata pengurus Vihara Budhha Tirta, Edi, kepada Kompas.com di tokonya di Jalan Perdagangan, Kota Lhokseumawe, Jumat (30/7/2021).

Bahkan, saat konflik Aceh, tak seorang pun menyentuh rumah ibadah itu.

Sejarah mencatat, konflik Aceh terjadi tahun 1989 hingga 1998 dengan pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM). Lalu tahun 1998 hingga perjanjian damai antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2006 di Helsinki, Finlandia.

Meski Aceh dirundung perang, tentara di mana-mana, suara senjata kerap terdengar, tapi rumah ibadah tak pernah bermasalah. Bangunan ini berdiri kokoh bersama rumah masyarakat muslim lainnya hingga kini.

“Kami sangat nyaman hidup, menetap, berkembang, dan membangun daerah ini bersama-sama masyarakat Aceh. Bahkan, saat konflik pun kami merasa nyaman,” kata Edi.

Hingga hari ini, Vihara Budhha Tirta memiliki 169 jemaat. Bahkan, kata Edi, saat  peribadatan, kerap kali pemuda lokal ikut membantu.

“Masyarakat itu udah seperti saudara kandung kita. Mereka bantu kita di parkir, berjaga di depan bangunan. Itu sudah sejak lama,” katanya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Lhokseumawe, 718 jiwa penduduk Lhokseumawe beragama Buddha, Hindu 10 jiwa, dan Katolik 185 jiwa, dan 203.783 jiwa penduduk beragama Islam.

Hamdan, salah satu tokoh Katolik di Lhokseumawe mengatakan, kerukunan umat beragama tak pernah tercoreng di kota ini.

“Saat pecah 1998, semua daerah mengalami luka masing-masing. Di Lhokseumawe itu tidak pernah terjadi, tidak ada gangguan rumah ibadah, tak ada penjarahan,” ujar dia.

Ucapan itu diamini Kepala Desa Pusong Lama, Kaharuddin. Menurutnya, hubungan baik antar masyarakat beragama telah terjalin sejak puluhan tahun lalu.

“Misalnya, kan ada nyanyian di gereja atau vihara, itu juga tidak mengganggu. Rukun saja sejak puluhan tahun lalu,” kata Kaharuddin.

Bhineka (berbeda) bukan berarti harus bermusuhan.

“Islam mengajarkan kebaikan untuk semua umat. Bukan hanya umat Islam sendiri,” kata Kaharuddin.

Ajaran ulama tempo dulu

Pimpinan Pesantren Qari dan Hafiz (QAHA) Kota Lhokseumawe, Tgk Jamal Al Hakmar mengatakan, masyarakat Aceh dididik sejak era abad ke-13 oleh ulama untuk bersikap toleran.

“Itu ada di Al Quran, Alhujurat Ayat 13. Disebutkan,  ‘Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti’,” ujar Tgk Jamal.

Ajaran itu sudah menyatu dalam nadi masyarakat Aceh sejak puluhan tahun lalu. Turun temurun dari ulama lampau hingga saat ini dan menyebar ke masyarakat Aceh.

“Ayat itu menjelaskan untuk semua, bukan untuk umat Islam saja. Maka, umat Islam wajib melindungi agama lain di daerahnya, walau Aceh penerapan Syariat Islam. Ini juga bagian dari penerapan syariat itu,” ujar dia.

Kerajaan Samudera Pasai

Ucapan Tgk Jamal sejalan dengan catatan peneliti Samudera Pasai Heritage, Tgk Taqiyuddin Muhammad.

Menurutnya, raja-raja masa lalu di Kerajaan Samudera Pasai jelas mendukung kebhinekaan.

Sikap raja bisa dilihat dari ukiran kaligrafi di nisan yang banyak ditemukan di Desa Kuta Kareung, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, pusat Kerajaan Samudera Pasai masa lalu.

“Lihat saja di nisan Makam Sultan Zainal Abidin (cicit dari Maharaja Malikussaleh), raja keempat Samudera Pasai. Sang raja menuruti sifat dasar kakek buyutnya, Sultan Malikussaleh, raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Itu bisa dilihat dari ukiran kaligrafi surat Al Baqarah Ayat 256 yang artinya kurang lebih berbunyi tidak ada paksaan dalam agama (Islam),” kata dia.

“Penulisan kaligrafi itu tidak sembarangan. Bukan pencitraan seperti sekarang ini. Itu menandakan sikap hidup dan sikap kerajaan masa Sultan Zainal Abidin,” kata Taqiyuddin menambahkan.

Taqiyuddin menjelaskan, Kerajaan Samudera Pasai sebagai salah satu yang terbesar di Indonesia, tidak memaksa agama apa pun yang ada di wilayah hukumnya.

Banyak umat Buddha, Hindu, dan kepercayaan lokal lainnya tetap nyaman di bawah kepemimpinan sultan.

“Bagi raja masa lalu, Islam itu pandangan dan sikap hidup. Islam rahmat untuk semua umat. Ini lalu menjadi kurikulum pendidikan dan menyebar hingga kini,” katanya.

Teks lain yang senada dengan toleransi dan sikap kebhinekaan juga banyak ditemukan di sejumlah nisan kerajaan.

Misalnya, pemakaman Islam peninggalan zaman Kerajaan Pasai di Desa Meucat, Kecamatan Samudera, ditemukan batu nisan bergaya kebudayaan Dongson (dari Indochina). Juga ada batu nisan bergaya Dinasti Shin dari China.

“Itu prasasti kami yakini masuk sebelum Islam. Maknanya, Islam masuk dengan cara damai. Lalu berkembang dan menyatu dengan budaya yang sudah ada sebelumnya di Aceh, bahkan era pra-Islam,” katanya.

Ajaran era masa lalu itu terus mengakar ke aliran darah masyarakat Aceh era modern.

Itu mengapa tak heran rumah ibadah agama lain berdiri tegak dan penganutnya nyaman berbaur bersama masyarakat di ujung Pulau Sumetara itu.

“Kita berbeda secara agama, namun kita sama secara negara. Sikap bhineka Aceh patut kita wariskan ke anak cucu hingga kiamat dunia,” ujar Edi, tokoh Buddha Aceh.

Sementara itu, Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto mengatakan, tak pernah ada masalah antar umat beragama di Lhokseumawe.

“Saya salut dengan kerukunan umat beragama di sini. Kita lakukan sterilisasi natal di gereja itu sesuai prosedur. Namun, memang tak pernah ada gesekan, aman saja,” ujar dia.[kompas.com]

Sukses Pimpin Banda Aceh, Aminullah Terima Penghargaan dari JSI

0

Nukilan.id – Tepat di hari kelahirannya, 1 Agustus 2021, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mendapatkan kebahagian ganda.

Ia diberikan penghargaan oleh Jaringan Survey Inisiatif (JSI) atas pencapaian prestasi dan berkinerja luar biasa dalam menjalankan tata kelola pemerintahan selama empat tahun memimpin Kota Banda Aceh.

Penghargaan tersebut diserahkan Direktur JSI, Ratnalia Indrisari, Minggu (1/8/2021) di pendopo wali kota.

Turut hadir menyaksikan penyerahan penghargaan tersebut, pendiri JSI Aryos Nivada dan para peneliti dari lembaga survey tersebut. Hadir juga Kabag Prokopim, Said Fauzan dan sejumlah staf.

Indri, sapaan akrab Direktur JSI mengatakan kiprah penghargaan diberikan setelah dilakukan kajian dan observasi oleh lembaga tersebut dari tingkat kepuasan publik terhadap kebijakan-kebijakan dan realisasi program yang telah dijalankan Wali Kota Aminullah dan jajaran.

“Salah-satunya kinerja luar biasa Pak Wali dalam pelayanan publik di Banda Aceh sudah sangat baik,” kata Indri.

Lanjutnya, secara keseluruhan LSI melihat berbagai capaian dan kinerja Pemko selama empat tahun kepemimpinan Aminullah sangat luar biasa.

“Inovasi juga luar biasa. Capaian dan kinerja itu, indikasinya kami juga dapatkan dari testimoni berbagai kalangan, ada dari kalangan ulama, kalangan muda dan elemen masyarakat lainnya,” tambah Indri.

Sementara itu, Pendiri LSI Aryos Nivada menambahkan sebelumnya pihak LSI melakukan survey dengan mengumpulkan data-data yang valid. Kemudian dilanjutkan dengan observasi di lapangan.

“Saya bisa kasih contoh, seperti PDAM Wali Kota sangat berani memasang target seperti harus mampu meraih laba untuk PAD, dan itu terbukti,” kata Aryos.

Indikator lain, lanjutnya Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Mahirah Muamalah di usia yang masih tiga tahun sudah berhasil meraih keuntungan dan menyumbang PAD.

“Artinya tidak lagi disusui pemerintah,” ujarnya.

Relokasi Pasar Mahirah Lamdingin juga menjadi penilaian. Kebijakan yang sempat mendapat kritikan keras dari beberapa kalangan tersebut mampu dijawab oleh Aminullah dengan bukti dan kerja keras. Pedagang Peunayong berhasil direlokasi dan menempati pasar terpadu dengan nyaman karena dilengkapi berbagai fasilitas pendukung.

Wali Kota Aminullah saat menerima penghargaan menyampaikan terimakasih kepada LSI. Apalagi penghargaan tersebut diberikan bertepatan di hari ulang tahun dirinya ke 63.

“Terimakasih atas penghargaannya, ini tentu membuat kami termotivasi, dan juga jadi bahan evaluasi terhadap apa saja yang telah kita kerjakan,” kata Aminullah yang juga Ketum MES Aceh ini.

Ia kemudian mengatakan, meski usianya sudah 63 tahun tapi semangatnya seperti masih 17 tahun.

Dalam memimpin kota, ia akan terus berkomitmen membangun Banda Aceh lebih baik ke depan dalam rangka mencapai visi Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah.

“Alhamdulillah, sampai hari ini sudah 90% mampu kita realisasikan dari cita-cita awal yang tertuang dalam RPJM. Di sisa masa jabatan, kami terus berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik bagi warga kota,” kata Aminullah.

Ia pun berharap, JSI selalu bisa mendukung dan terus bersinergi untuk melihat sejauh mana target-target pembangunan berhasil direalisasikan.[]

Wakil Walikota Lantik Keluarga Besar Lhokseumawe di Banda Aceh

0

Nukilan.id – Wakil Walikota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad SE, M.S.M., melantik secara resmi pengurus Keluarga Besar Kota Lhokseumawe (KBL) periode 2020-2025, di Banda Aceh, Sabtu (31/7/2021).

Ketua Panitia Pelaksana, Syahrul Maulidi, SE., M.Si melaporkan bahwa Kegiatan yang bertemakan “meningkatkan solidaritas, kepedulian dan persatuan keluarga besar Kota Lhoksemawe” tersebut dilaksanakan oleh Keluarga Besar Kota Lhokseumawe di Banda Aceh dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Sekretaris Jenderal KBL, Umar Banta Ali M Ag mengatakan bahwa bahwa Kegiatan pelantikan tersebut adalah agenda yang sempat tertunda sejak tahun 2020, hingga dapat terlaksana hari ini dengan khidmat sesuai protokol kesehatan yang diikuti oleh seluruh pengurus Keluarga Besar Kota Lhokseumawe guna siap dilantik.

“Pengurus dilantik langsung oleh wakil walikota Lhokseumawe yang dilanjutkan dengan Penandatanganan Berita Acara pelantikan oleh Ketua Umum KBL dan Wakil Walikota Lhokseumawe” ujar Umar

Turut menyaksikan penandatangan Berita Acara oleh Ir H TA A Khalid, MM, Dr Buchari A Ks MM, Dr Syamsul Bahri, Drs Muhammad AH M Kom.I., Sulaiman Z dari Jajaran Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat Keluarga Besar Kota Lhokseumawe

Diantara pengurus inti yang dilantik pada kesempatan tersebut adalah Agusti Harto, SH MH sebagai ketua umum, Umar Banta Ali., M Ag sebagai sekretaris jendral, dan Teuku Muhammad Azani sebagai Bendahara Umum serta segenap pengurus harian lainnya

Ketua Umum KBL, Agusti Harto, SH MH dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya bersemangat dalam membangun sinergitas yang baik. Dengan semangat mewadahi seluruh mahasiswa, pemuda dan masyarakat kota Lhokseumawe di Banda Aceh pihaknya siap terus berupaya meningkatkan solidaritas, kepedulian dan persatuan bersama

“Salah satu giat fokus kita saat ini setelah rapat kerja nanti adalah pada lanjutan pembangunan asrama mahasiswa asal Lhokseumawe di Banda Aceh, kami yakin nsyaallah Bersama kita bisa tuntaskan ini segera” Tegas Agusti

Sementara itu, mewakili dewan Kehormatan KBL, Ir H T.A Khalid MM sebagai sekretaris dewan kehormatan dan anggota DPR RI Asal Aceh dalam sambutannya mengucapkan selamat dan sukses atas pelantikan pengurus KBL, dan menegaskan bahwa proses ini adalah katalisator untuk memperkuat solidaritas dan ukhwah antar sesama Kita

“Kalau Tidak mampu menyatukan mak sekuat apapun kekuatan tidak akan berarti” Tegas TA Khalid.

Hal senada juga disampaikan oleh ketua Dewan Pensehat, Dr Buchari A Ks MM dalam Sambutannya yang juga Menegaskan seruanya agar setelah pelantikan pengurus segera menyusun program kerja untuk mengarur progres kerja pengurus KBL secara Baik.

Adapun wakil walikota Lhokseumwe, Yusuf Muhammad SE, M.S.M., dalam sambutan dan arahannya menyampaikan selamat dan sukses kepada seluruh pengurus Keluarga besar kota Lhokseumawe periode 2020-2025, harapannya semoga dapat menjadikan KBL tersebut menjadi lebih baik.

“Dari Banda Aceh untuk Lhokseumawe yang lebih baik, maka tantangan demi tantangan akan terpandang mudah diselesaikan jika kita giring dengan persatuan dan kebersamaan” ujar Wakil Walikota

Selain itu, pihaknya juga berharap agar kita saling membersamai, dengan sama-sama mendukung sehala upaya yang digiatkan KBL untuk menjawab tantangan dan kebutuhan mahasiswa asal lhokseumawe di Banda Aceh.

“Tarmasuk Persoalan pembangunan Asrama mahasiswa yang harus segera Kita Tuntaskan” tegas Wakil Walikota Lhokseumawe

Acar ditutup dengan pembacaan doa dan kemudian dilanjutkan dengan Halal bi Halal Keluarga Besar Kota Lhoksemawe dalam merajut kekompakan dan kebersamaan. []

Sejak Sabtu Pertalite Langka di Takengon

0

Nukilan.id – Bahan Bakar Minyak jenis Pertalite langka di Takengon. Tiga SPBU yang ada di Kota Takengon, sejak Sabtu (31/7/2021) sore hingga Minggu belum terisi Pertalite, pengguna kendaraan akhirnya memilih Pertamax.

“Sudah beberapa hari tidak ada pertalite, tapi jenis lain tidak ada,” kata Ihsan, pengendara sepeda motor di SPBU Kemili Takengon, Minggu.

Pantauan di tiga SPBU di Kemili, Tan Saril, dan SPBU jalan Lintang, sebelum memasuki SPBU tertulis “mohon maaf, Pertalite dalam perjalanan”

Kelangkaan Pertalite masyarakat mengeluh karena mau tidak mau harus menggunakan pertamax

Namun, kelangkaan tidak terjadi di pengecer.

Kelangkaan Pertalite di SPBU Takengon tersebut, juga tidak menyebabkan antrian.[]

Reporter: Irfan