Beranda blog Halaman 1836

Apresiasi Putusan MA, AHY: Gugatan Yusril Sangat Tidak Masuk Akal

0
Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Dok. Ist)

Nukilan.id – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ketua MA, Muhammad Syarifudin beserta seluruh jajarannya, khususnya para Hakim Agung yang telah menolak permohonan Judicial Review Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat, yang diajukan pihak KSP Moeldoko.

Hal tersebut disampaikan AHY melalui video yang ditampilkan di Kantor DPP Partai Demokrat Menteng Jakarta Pusat serta secara live streaming di akun media sosial Partai Demokrat, Rabu (10/11/2021).

“Alhamsulillah, saya mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Kami berkeyakinan, semua ini terjadi atas izin dan kehendak Allah SWT. Tentu kami sangat menyambut gembira keputusan ini. Keputusan yang sebenarnya sudah kami perkirakan sejak awal bahwa gugatan tersebut akan ditolak, karena gugatannya sangat tidak masuk di akal. Judicial Review AD/ART Partai Demokrat ini hanyalah akal-akalan Pihak KSP Moeldoko, yang dibantu pengacara Yusril Ihza Mahendra untuk mengambil alih Partai Demokrat yang sah dan diakui oleh Pemerintah,” ungkap AHY.

Dia menyebutkan bahwa, putusan Mahkamah Agung beserta seluruh jajaran khususnya para Hakim Agung tersebut telah menunjukkan integritas, serta menempuh jalan yang lurus dan terang benderang, untuk tegaknya kebenaran dan keadilan di negeri ini.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri Hukum & HAM, Bapak
Yasonna Laoly selaku pihak tergugat, beserta jajarannya – termasuk Dirjen Administrasi Hukum Umum, Bapak Cahyo Rahadian Muzhar, yang telah memberikan pandangan hukumnya yang jelas terhadap gugatan ini,” ucap AHY.

Selain itu, AHY juga menyampaikan Apresiasi dan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berjuang untuk mempertahankan Partai Demokrat dari begal politik yang hendak dilakukan kubu KLB Deli Serdang.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim hukum Partai Demokrat, Bapak Hamdan Zoelva, Bapak Heru Widodo, Bapak Bambang Widjojanto, Bung Hinca Pandjaitan, Bung Benny K Harman, Bung Mehbob, Bung Muhajir dan seluruh anggota tim kuasa hukum lainnya, yang telah bekerja keras, siang dan malam, membantu dan mendampingi kami, selama proses hukum yang berjalan. Saya berterima kasih dengan seluruh pakar hukum, masyarakat Indonesia, civil society, rekan media dan sahabat partai politik lainnya yang memberikan, atensi, simpati dan dukungan moril dan doa,” ucap AHY.

Dia juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Ketua Majelis Tinggi Partai dan jajarannya, beserta seluruh jajaran Partai Demokrat, Kader dan simpatisan Partai Demokrat atas kerja kerasnya melakukan berbagai macam upaya untuk tegaknya kebenaran dan keadilan di negeri ini.

Sementara itu, AHY juga mengajak kepada seluruh kader Partai Demokrat, untuk menjadikan hal ini sebagai momentum bagi kita, untuk terus memantapkan hati dan pikiran, agar tidak ragu-ragu berbuat yang terbaik untuk rakyat, berkoalisi dengan rakyat; tanpa harus khawatir diganggu oleh tangan-tangan oknum kekuasaan.

“Di sisi lain, saya juga menghimbau kepada para kader, jangan jadikan hal ini sebagai sesuatu yang euphoria, tapi tetaplah rendah hati. Kita berharap, keputusan Mahkamah Agung ini akan menjadi referensi dan rujukan bagi proses hukum yang masih berjalan di PTUN. Mari kita terus kawal proses tersebut. Insya Allah, Tuhan beserta kita, untuk kembali memenangkan perjuangan hukum ini, juga kembali memenangkan akal sehat dan hati nurani,” pungkas AHY. [red]

Kemendagri Minta Pemerintah Provinsi Ukur IPKD Kabupaten/Kota

0
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Agus Fatoni. (Foto: Dok. Ist)

Nukilan.id – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Agus Fatoni meminta pemerintah provinsi agar berperan aktif dalam mengukur Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah (IPKD). Sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, gubernur melalui Badan Litbang Daerah atau sebutan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dapat mengukur IPKD kabupaten/kota di wilayahnya.

Terlebih, kata Fatoni, hal itu telah diamanatkan pada Pasal 3 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Pengukuran IKD. Tak hanya mengukur, pemerintah provinsi juga diminta melaporkan hasilnya kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

“Karenanya, kami mendorong pemerintah provinsi untuk berpartisipasi sesuai kewenangannya, agar pengukuran IPKD di kabupaten/kota dapat berjalan dengan maksimal,” ujar Fatoni saat menjadi narasumber kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2021 Provinsi Sumatera Selatan secara virtual, Senin (8/11/2021).

Fatoni menjelaskan, peran pemerintah provinsi dalam pengukuran IPKD sangat diperlukan. Sebab, pemerintah provinsi berwenang menentukan pemeringkatan hasil pengukuran terhadap kabupaten/kota di regionalnya masing-masing melalui Keputusan Gubernur. Ia berharap pemerintah provinsi dapat mendukung pengukuran IPKD, karena kegiatan ini akan turut memacu terwujudnya tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, efisien, tertib, akuntabel, dan transparan di tingkat kabupaten/kota.

Selain itu, peran ini akan menunjang upaya pemerintah provinsi dalam membina kabupaten/kota di wilayahnya, terutama terkait dengan tata kelola keuangan daerah. Lebih lanjut, kata Fatoni, peran provinsi dalam pengukuran IPKD juga akan mendorong peningkatan kualitas tata kelola keuangan daerah yang lebih baik, sehingga berbagai permasalahan terkait tata kelola keuangan daerah dapat dihindari.

“Pengukuran IPKD ini sangat penting, karena hasilnya juga akan digunakan sebagai dasar pembinaan oleh Kemendagri,” jelasnya.

Di sisi lain, Fatoni menyampaikan, melalui pengukuran IPKD akan diketahui peringkat daerah terbaik berdasarkan kategori kemampuan keuangan, yakni tinggi, sedang, dan rendah. Tak hanya itu, pengukuran tersebut juga akan menghasilkan daerah dengan peringkat terburuk pada kategori kemampuan keuangan yang sama. Daerah dengan predikat terbaik akan diberikan penghargaan berupa trofi dan piagam penghargaan oleh Mendagri. Selain itu, mereka akan diusulkan untuk memperoleh dana insentif daerah (DID) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

“Sedangkan daerah dengan kategori terburuk pada kemampuan keuangan tersebut, akan dilakukan pembinaan secara khusus oleh Kemendagri,” imbuh Fatoni.

Karena itu, Fatoni menekankan, pemerintah daerah agar segera melaporkan data dan dokumen yang diperlukan untuk mendukung pengukuran IPKD melalui laman http://ipkd-bpp.kemendagri.go.id. Data tersebut di antaranya dokumen perencanaan dan penganggaran, alokasi anggaran belanja dalam APBD, transparansi pengelolaan keuangan daerah, penyerapan anggaran, serta kondisi keuangan daerah. Dokumen lainnya yakni terdiri dari opini BPK atas LKPD selama 3 tahun terakhir berturut-turut.

“Pemerintah provinsi perlu segera melakukan pengukuran, kabupaten/kota juga perlu segera melengkapi data, agar hasilnya dapat segera dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri,” pungkas Fatoni.

Pelatihan Kepemimpinan Ditutup, Ketua PAS Minta Kader Terus Kembangkan Kualitas Diri

0
Ketua Umum Pemuda Aceh Selatan (PAS), Dedy Saputra. (Foto: Nukilan/Hadiansyah)

Nukilan.id – Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan yang diselenggarakan Pemuda Aceh Selatan (PAS) untuk para pemuda dan mahasiswa Aceh Selatan di Banda Aceh telah resmi ditutup pada Senin (9/11/2021) kemarin.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PAS, Dedy Saputra ZN, S.Sos.I kepada Nukilan.id, Rabu (10/11/2021).

“Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan yang bekerjasama dengan Bank Aceh Syariah ini telah digelar selama 9 hari secara bertahap. Dan alhamdulillah telah berakhir pada tanggal 9 November 2021 kemarin, dan telah kita ditutup secara resmi,” kata Dedy.

Ia berharap kepada para peserta yang telah mengikuti kegiatan pelatihan ini agar terus mengembangkan diri demi terwujudnya kualitas kader yang baik dan berakhlak mulia, kritis dan senantiasa mampu memberi solusi terhadap berbagai fenomena sosial yang ada dimanapun mereka berada.

“Berorganisasi jangan hanya sekedar untuk dikenal agar diakui sebagai orang hebat, berorganisasi mestilah dengan niat pengabdian yang tulus ikhlas demi terwujudnya kesatuan dan terpecahnya berbagai permasalahan sosial yang saat ini terjadi di Aceh secara umum dan Aceh Selatan secara khusus,” ungkapnya.

Dedy juga berpesan, kader yang telah mengikuti kegiatan pelatihan ini agar tidak terlalu cepat merasa diri sebagai orang hebat, merasa paling pintar, merasa paling berkualitas, dan merasa telah menjadi tokoh.

“Sesungguhnya semua karakter itu adalah karakter yang menunjukkan bahwa anda bukanlah orang yang berkualitas,” ujarnya.

Menurut Dedy, kepintaran, kehebatan, ketokohan itu adalah apresiasi atas penilaian orang banyak bukan dibuat sendiri, makanya jadilah pemuda yang santun dan berakhlak mulia, jangan cepat merasa pantas dan layak tetapi terus pantaskan diri dengan meningkatkan kualitas tentunya melalui banyak membaca dan berdiskusi, tidak jenuh menimba pengetahuan.

Lebih lanjut, dia meminta kepada pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan untuk dapat membuat pelatihan-pelatihan pengkaderan seperti ini setiap tahunnya, demi terciptanya kader-kader yang berkualitas.

“Harapan ini muncul dikarenakan sikap prihatin atas pengakuan beberapa peserta yang hadir, ternyata sebagian besar dari mereka belum pernah mengikuti pelatihan seperti ini, bahkan ada yang sudah selesai kuliah namun tidak pernah mendapatkan pelatihan Kepemimpinan seperti ini. Dan ini bisa perhatian khusus pemerintah kedepannya,” pintanya.

Terakhir, Dedy mengucapkan terima kasih kepada seluruh para senior, para tokoh dan Pemkab Aceh Selatan serta kepada pihak Bank Aceh Syariah Cabang Aceh Selatan yang telah mendukung terlaksananya kegiatan Pelatihan Kepemimpinan ini dengan sukses.

Reporter: Hadiansyah

Zona Hijau, Kini Banda Aceh Terapkan PPKM Level 1

0
Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman. (Foto: Ist)

Nukilan.id Pandemi Covid-19 di Kota Banda Aceh terus mereda. Per Senin 8 November 2021, sesuai Instruksi Mendagri nomor 58, Banda Aceh turun ke level 1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam penanganan Covid-19.

Banda Aceh pun menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Aceh yang kini menerapkan PPKM Level 1. Partisipasi aktif masyarakat dalam menekan laju penyebaran virus Corona disebut menjadi kunci sukses Banda Aceh.

“Alhamdulillah Banda Aceh sudah turun ke level satu PPKM, dan ini baru satu-satunya di Aceh. Alhamdulillah juga semua daerah di Aceh kini masuk dalam zona kuning atau risiko rendah penyebaran Covid-19. Dengan kondisi ini, keran aktivitas masyarakat di segala lini dapat berangsur-angsur kita buka kembali,” ujar Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman, Selasa (9/11/2021).

Menurut Aminullah, Pemko Banda Aceh dan stakeholder terkait sukses meraih simpati masyarakat dalam penanganan Covid-19.

“Berkat kerja keras semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan hingga TNI/Polri, kita mampu membawa Banda Aceh ke level I PPKM. Ini harus kita jaga bersama hingga menuju zona hijau nantinya.”

Secara khusus, Walikota mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah menyukseskan program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah.

”Secara umum vaksinasi Banda Aceh telah mencapai 80 persen lebih, tertinggi di Aceh. Cakupan vaksinasi bagi lansia juga terus kita galakkan,” ujarnya.

Seiring-sejalan, protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 juga terus kita galakkan di tengah-tengah masyarakat. “Prokes 5M terutama memakai masker dan mencuci tangan pakai sabun sudah menjadi budaya yang melekat bagi warga kota. Ini patut terus kita budayakan, termasuk prokes lainnya seperti menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.”

Wali kota juga menyampaikan update Covid-19 di Banda Aceh. “Hari ini tidak ada penambahan alias nol kasus Covid-19. Sementara yang masih terpapar tinggal 15 orang: hanya dua yang dirawat di rumah sakit dan 13 orang menjalani isolasi mandiri di rumah. Dan alhamdulillah juga tidak penambahan kasus meninggal dunia,” ucapnya.

Sebagai informasi, PPKM level 1 menunjukkan jumlah kasus positif Covid-19 kurang dari 20 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Sementara rawat inap di di rumah sakit kurang dari 5 orang per 100 ribu penduduk per minggu, serta angka kematian kurang dari 1 orang per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.

Indikator PPKM level 1 lainnya, yakni capaian total vaksinasi dosis satu minimal sebesar 70 persen dan capaian vaksinasi dosis satu lanjut usia di atas 60 (enam puluh) tahun minimal sebesar 60 persen.

“Adapun aktivitas masyarakat di daerah yang berada di PPKM level 1 sudah mendekati normal. Namun ingat, kita harus tetap menerapkan prokes secara ketat,” pesan Aminullah. []

Peringati Hari Pahlawan, TK Save The Kids Baca Yasin dan Bersihkan Makam Laksamana Malahayati

0
Pimpinan beserta Guru TK Save The Kids Banda Aceh membaca yasin bersama di Makam Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati, Rabu 10 November 2021.(Foto: Dok. Ist)

Nukilan.id – Pimpinan berserta Guru TK Save The Kids Banda Aceh melaksanakan baca yasin bersama dan membersihkan Makam Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati yang terletak di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (10/11/2021).

Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November setiap tahunnya.

Kepala Sekolah TK Save The Kids, Elvinar, M.Pd mengatakan bahwa, kegiatan ini untuk mengingat jasa Para Pahlawan yang telah berjuang mempertahankan tanah air dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Tentunya momentum peringatan hari pahlawan adalah untuk mengenang jasa para pahlawan kusuma bangsa yang telah gugur dan rela ikhlas mengorbankan seluruh jiwa dan raganya demi bangsa, agama dan anak cucu mereka,” ungkapnya

Elvinar berharap, kegiatan ini juga dapat memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme bagi guru dan peserta didik dengan meneladani perjuangan Laksamana Malahayati, serta menanamkan semangat juang yang diwariskan para pahlawan.

“Laksamana Malahayati adalah laksamana perempuan yang berjuang melawan penjajahan, pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV,” ceritanya kepada peserta didik.

Elvinar juga menceritakan bahwa, saat itu Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (Janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal.

“Dia mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati. Saat meninggal dunia, jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar,” tutup Elvinar mengakhir cerita singkatnya.

Menurutnya, mengenalkan para pahlawan kepada anak akan menumbuhkan sikap bijak dan memiliki jiwa besar pada diri anak.

“Kita sebagai orang tua juga perlu terus memberikan contoh pada anak bagaimana dapat mencintai bangsa sendiri. Termasuk memberikan pengarahan dan pendampingan yang tepat agar anak dapat menunjukkan rasa cintanya kepada tanah air,” ungkap Elvinar. [red]

Kafilah Aceh Diminta Harumkan Nama Daerah di Ajang MTQ Korpri Nasional

0
Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Dr. Iskandar, AP, M.Si menyampaikan sambutan Gubernur Aceh saat acara Jamuan Makan Malam dan Pelepasan Kafilah Aceh pada MTQ V Kopri Tingkat Nasional 2021 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Perlepasan tersebut berlangsung di Restoran Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa (9/11/2021). Foto: Humpro

Nukilan.id – Gubernur Aceh yang diwakili Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Iskandar mengharapkan, para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terpilih untuk mewakili Kafilah Aceh pada ajang MTQ V Korpri tingkat nasional untuk berusaha dan bersungguh-sungguh dalam menghadapi ajang MTQ tersebut demi mengharumkan nama Aceh di kancah nasional.

“Kami berharap dengan bekal selama pemusatan latihan, akan dapat mengantarkan saudara-saudara menjadi yang terbaik dalam MTQ Korpri ke-5 Tingkat Nasional tahun 2021 ini,” kata Iskandar saat melepas kafilah Aceh pada ajang MTQ V Korpri Tingkat Nasional yang digelar di Kota Tenggari, Sulawesi Tenggara. Penglepasan dilakukan di Restoran Meuligoe Gubernur Aceh, Selasa (9/11/2021) malam.

Dalam kesempatan itu, Iskandar menyampaikan sejumlah pesan kepada para ASN Aceh yang berangkat ke ajang nasional tersebut. Ia berpesan, agar para peserta senantiasa bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah. Para ASN dituntut berakhlak mulia sebab menjadi cermin dalam melayani masyarakat dan mengabdi pada negara.

“Kemudian, meskipun saat ini kasus positif Covid-19 sudah menunjukkan trend yang menurun, namun saya berharap saudara-saudara untuk tetap disiplin mematuhi
protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah,” kata Iskandar.

Iskandar mengatakan, para peserta yang mengikuti ajang tersebut merupakan ASN terbaik Aceh yang terpilih melalui seleksi. Untuk itu, ia meminta mereka untuk mengobarkan semangat agar dapat meraih prestasi terhormat pada event tersebut.

Sebagai utusan Aceh, kata Iskandar, ia meminta kafilah Aceh untuk selalu menjaga sikap dan tingkah laku yang baik dalam berinteraksi dengan sesama peserta lomba dan masyarakat lainnya. Dengan begitu masyarakat luar Aceh dapat mengenal budaya dan sifat masyarakat Aceh yang sesungguhnya.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat Aceh, saya menyampaikan doa, semoga kafilah MTQ Korpri Aceh dapat tampil maksimal dan meraih prestasi yang gemilang,” kata Iskandar.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Korpri Aceh yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Zahrol Fajri, mengatakan, para peserta kafilah Aceh tersebut telah mengikuti pelatihan dari tanggal 3 sampai 9 November 2021. Setidaknya ada sembilan cabang lomba yang digelar pada MTQ V Korpri tersebut dengan jumlah peserta sebanyak 19 orang. MTQ Korpri berlangsung dari tanggal 12 sampai 19 November 2021.

Zahrol menyebutkan, sembilan cabang lomba tersebut yaitu cabang Tartil Al Quran puta dan putri, Tilawah Al Quran putra dan putri, juz 30 putra, hafalan surah Al Baqarah putra dan putri, hafalan surah Ali Imran dan An Nisa putra dan putri.

Selanjutnya, dakwah Al Quran putra dan putri, kaligrafi dekorasi putra dan putri, kaligrafi kontemporer putra dan putri, kaligrafi digital putra, azan putra, khutbah Jumat putra dan baca doa putra.

“Tunjukkan kemampuan dan ilmu yang anda miliki untuk meraih kesuksesan sebagai juara sehingga membawa harum nama Aceh di tingkat nasional,” kata Zahrol.

Zahrol juga menyampaikan apresiasi serta terimakasih kepada Dewan Hakim dan Pelatih yang telah membina peserta dengan baik.

Sebagaimana diketahui, memasuki usia setengah abad, Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) menyelenggarakan ragam kegiatan. Salah satu kegiatan terbesar dalam momentum usia 50 tahun ini adalah Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Korpri V.

MTQ ke-V itu menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Korpri. Ada sembilan cabang yang dilombakan dan diikuti oleh 66 kafilah dari kementerian/lembaga dan provinsi se-Indonesia. Sampai Selasa (9/11/2021), tercatat lebih dari 750 peserta yang siap berlomba secara sportif dan profesional.

Sebagai catatan sejarah, MTQ Korpri pertama kali diselenggarakan sejak tahun 2012 di Makassar (Sulawesi Selatan). Kegiatan ini digelar setiap 2 tahun berselang seling dengan Pekan Olahraga Nasional (Pornas) Korpri.

Setelah 2012 berturut-turut MTQ Korpri II dihelat tahun 2014 di Banda Aceh (Aceh), MTQ Korpri III pada 2016 di Samarinda, Kaltim, MTQ IV pada 2018 di DKI Jakarta. Khusus pada 2020 saat pandemi Covid-19, Korpri tetap menggelar MTQ secara virtual. []

Sekda Taqwallah: Keuchik Harus Belanjakan Dana Desa di Aceh

0
Sekda Aceh, dr. Taqwallah, M. Kes didampingi, Kadinkes Aceh dr.Hanif, Plt.Kadis DPMG Aceh, Dr. Zulkifli, Sekda Kabupaten Pidie, Idhami, S.Sos MSi, dan Unsur Forkopimda Kabupaten Pidie lainnya, memberikan arahan terkait Percepatan Vaksinasi Sekaligus Evaluasi Dana Desa di Hadapan Para Camat serta Para Keuchik se-Kabupaten Pidie, di Gedung PCC Pidie, Rabu (10/11/2021). Foto: Humpro

Nukilan.id – Para keuchik di Aceh diingatkan untuk senantiasa mengutamakan membelanjakan uang dari Dana Desa di daerah masing-masing. Tujuannya untuk menjaga perputaran uang dari dana desa tetap di wilayah perdesaan sehingga perekonomian desa bangkit.

Hal itu disampaikan Sekda Aceh, Taqwallah saat melakukan evaluasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan pengelolaan Dana Desa bersama seluruh keuchik di Kabupaten Pidie, Rabu (10/11/2021).

Selain diikuti para keuchik, acara yang berlangsung di Pidie Convention Center itu juga diikuti para camat dan Kepala Puskesmas.

Taqwallah menerangkan, di antara tujuan pemerintah menggelontorkan dana desa adalah untuk menjadikan perputaran uang lebih merata hingga ke pedesaan.

“Jaga baik-baik dana desa untuk membangun desa. Sayangi warga miskin. Ini kesempatan besar bagi keuchik untuk membangun perekonomian desa,” kata Taqwallah dalam acara yang juga diikuti unsur Forkopimdakab Pidie itu.

Jika ingin membangun infrastruktur, kata Taqwallah, pemerintah desa harus mampu menjaga perputaran uang dana desa dengan membeli produk-produk bahan bangunan di desa masing-masing.

“Usahakan belanjakan dana desa di desa masing-masing. Selemah-lemahnya belanjakan di kota kecamatan. Jangan langsung pilih belanja ke luar desa, ke luar kecamatan, apalagi belanja ke luar provinsi,” kata Taqwallah.

Selain itu, agenda utama Taqwallah dalam pertemuan terkait dana desa itu adalah untuk mengimbau para keuchik agar mempercepat pencairan Dana Desa tahap 1 tahun 2022. Dengan keseriusan dan tekad kuat aparatur desa, Dana Desa tahun 2022 ditargetkan harus masuk ke kas desa sebelum 10 Januari 2022.

Ia menyampaikan, tahun 2020 dan 2021 pencairan Dana Desa di Aceh menjadi salah satu yang tercepat secara nasional di Indonesia. Karena itu Taqwallah berharap kesuksesan tersebut dapat kembali diraih pada pencairan dana desa tahun 2022.

Taqwallah dalam kegiatan itu turut didampingi Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong Aceh Zulkifli dan Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif. []

Nova Harapkan Semangat Diaspora Aceh Jadi Pemantik Generasi Muda

0
Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, MT., saat mengikuti Webinar Peningkatan Wawasan Global dan Keindonesiaan yang diselenggarakan oleh Diaspora Global Aceh, Jakarta, Rabu, (10/11/2021). [Foto: Humas BPPA].

Nukilan.id – Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah MT., berharap semangat diaspora menjadi pemantik bagi generasi muda Aceh di masa sekarang sehingga bisa tampil menjadi sumber daya yang kompetitif di tingkat nasional dan global.

Harapan itu disampaikan Gubernur Aceh, saat membuka Webinar peningkatan wawasan global dan Keindonesiaan pada masyarakat Aceh, yang diselenggarakan Diaspora Global Aceh, secara virtual, Rabu, 10 November 2021.

Nova mengatakan, kisah perjuangan para diaspora Aceh ini telah dituangkan dalam sebuah buku “Diaspora Aceh Melintas Jagat”, yang diterbitkan Yayasan Taman Iskandar Muda (TIM) beberapa waktu lalu di Jakarta.

“Buku itu sangat berharga sebagai pembelajaran bagi siapapun yang ingin memaknai perjuangan hidup. Dari buku itu, dapat kita pahami bahwa kesuksesan para Diaspora di negeri rantau tidak diperoleh dengan mudah,” kata Nova.

Para diaspora atau perantau Aceh, tambah Nova, berhasil meraih kesuksesan di perantauan dengan bekerja keras, belajar serius, tanpa peduli dengan gengsi. “Sikap para diaspora itu menjadi bukti, kalau orang Aceh sesungguhnya sangat terbuka dan mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Namun jika berkaitan dengan aqidah, memang militansi orang Aceh sangat kuat,” sebutnya.

Di mana pun orang Aceh berada, katanya, ke-Islamannya pasti tidak akan luntur. Maka tidak heran jika banyak orang Aceh menjadi tokoh Islam di negeri lain.

“Sejarah Wali Songo di Tanah Jawa menjadi bukti bagaimana ulama Aceh di perantauan begitu, berperan dalam pengembangan Islam,” kata Gubernur.

Sehingga, tambahnya, dengan rentetan fakta dan sejarah ini sudah cukup meyakinkan dunia kalau orang Aceh itu sangat peka dengan perkembangan global.

“Hal ini yang mendorong kita untuk dapat mengembangkan bidang studi “Global Kompetensi” bagi generasi muda Aceh,” katanya.

Studi Global Kompetensi, kata Nova, bukanlah untuk menyerap semua budaya luar dan kemudian diterapkan di Aceh, melainkan sebagai perbandingan dan untuk memperluas wawasan di tingkat lokal.

“Maka itu, Pemerintah Aceh begitu antusias mendorong generasi muda Aceh belajar hingga ke seluruh dunia melalui program Aceh Carong dan Aceh Teuga,” kata Nova.

Ia mengatakan, banyak anak-anak muda Aceh yang belajar ke luar dengan fasilitas beasiswa dari Pemerintah Aceh, dan ada pula yang mendapat beasiswa dari lembaga lainnya.

“Namun di saat bersamaan, kita juga memiliki program Aceh Meuadab, yakni memperkuat khittah Aceh sebagai Serambi Mekkah melalui implementasi nilai-nilai Islam. Artinya, kita terus mendorong masyarakat Aceh untuk peduli dengan perkembangan global, tapi nilai budaya lokal tidak boleh hilang,” sebut Gubernur.

Untuk itu, diharapkan dua semangat tersebut dapat ditularkan para diaspora Aceh yang telah banyak sukses di negeri orang. Salah satunya melalui Webinar ini.

“Oleh karena itu saya berharap pengetahuan yang dibagikan di dalam webinar ini jangan hanya untuk konsumsi para peserta saja,” katanya.

Ia juga meminta, sebaiknya poin-poin penting dari webinar ini hendaknya dapat dirumuskan, untuk disampaikan kepada masyarakat luas pada kesempatan yang lain.

“Dengan demikian, masyarakat Aceh yang ada di pedesaan pun dapat belajar dari pengalaman para diaspora dan narasumber kelas dunia yang hadir pada kesempatan ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Diaspora Global Aceh, Mustafa Abubakar mengatakan, pembentukan diaspora Aceh global juga didorong oleh kenyataan, pada saat halal bihalal sejagat yang diselenggarakan pengurus pusat TIM, pada 13 Juni 2021.

“Bahwa perantauan orang Aceh mengalami intensifikasi, ekstensifikasi sekaligus,” katanya.

Mustafa menjelaskan, intensifikasi dalam hal ini, adalah aktualisasi para perantau Aceh yang telah mampu membangun reputasi yang diakui publik dalam berbagai bidang dan keahliannya masing-masing, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Sedangkan ekstensifikasi dalam hal ini, adalah keluasan distribusi geografis para perantau Aceh keseluruhan dunia.

Artinya sebaran perantau Aceh sudah mencapai ke berbagai pelosok dunia,” ujar Nova. []

Pangdam Iskandar Muda Pimpin Upacara Hari Pahlawan di Kantor Gubernur Aceh

0
Para Asisten Sekda Aceh, bersama Unsur Forkopimda Aceh mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2021 yang dipimpin Oleh Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Achmad Marzuki, di Halaman Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Rabu (10/11/2021).

Nukilan.id – Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Achmad Marzuki, menjadi Inspektur upacara pada Peringatan Hari Pahlawan tahun 2021. Kegiatan bertemakan ‘Pahlawanku Inspirasiku’, itu dilangsungkan di Halaman Kantor Gubernur Aceh, Rabu (10/11/2021), dan berlangsung khidmat.

Ikut dalam kegiatan tersebut Asisten I Sekda Aceh, M. Jafar SH.M.Hum, Asisten II Sekda Aceh, Ir. Mawardi, Asisten III Sekda Aceh, Iskandar AP., beberapa pejabat utama Kodam Iskandar Muda dan pejabat utama Polda Aceh, Rektor UIN Ar-Raniry, serta para pimpinan SKPA Pemerintah Aceh.

Dalam amanatnya Pangdam Iskandar Muda yang membacakan sambutan dari Menteri Sosial Tri Rismaharini, menyampaikan pesan bahwa selama ratusan tahun Indonesia telah dijajah dan dipecah-belah melalui politik adu domba.

Achmad Marzuki berpesan agar masyarakat Indonesia jangan cepat terbelah oleh Isu-isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (Sara), dengan terus menggelorakan semangat gotong-royong dan persatuan. Perbedaan justru memperkuat kesatuan dan tetap bertoleransi sesuai slogan Bhineka Tunggal Ika.

Asisten I Sekda Aceh, M. Jafar SH.M.Hum, menyerahkan bungong jaroe kepada para keluarga pahlawan dan veteran usai Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2021, di Halaman Kantor Gubernur Aceh, Rabu (10/11/2021).

Selain itu, Pangdam juga berpesan agar menjadikan nilai kepahlawanan sebagai inspirasi.

“Setiap orang bisa menjadi pahlawan di bidang apapun, sesuai dengan kemampuannya, minimal bagi keluarga dan komunitasnya,” kata Achmad Marzuki.

Usai upacara, Pangdam bersama Forkopimda Aceh menyerahkan bungong jaroe kepada para keluarga pahlawan dan veteran. []

Ganjar Siap Perjuangkan Pocut Meurah Intan Jadi Pahlawan Nasional

0
Ganjar Pranowo saat berziarah ke makam Pocut Meurah Intan di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Tegalsari, Kabupaten Blora, Jateng, Selasa (9/11/2021). Dok.Ist

Nukilan.id – Puluhan makam berjajar rapi di bawah pohon duwet besar yang ada di tempat pemakaman umum Desa Tegal Sari, Kabupaten Blora. Satu makam terlihat berbeda karena bentuk dan batu nisannya berbeda, dengan tulisan arab yang mencolok.

Itulah makam Pocut Meurah Intan. Pejuang asal Aceh yang dibuang ke Blora hingga meninggal di sana. Meski dikenal sebagai pejuang besar, Pocut tidak dimakamkan di taman makam pahlawan.

Karena itulah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tergerak untuk ziarah ke makam Pocut Meurah Intan, Selasa (9/11/21).

Pada momen menjelang Hari Pahlawan itu, Ganjar datang bersama istrinya, Siti Atikoh, ke makam pejuang berjulukan Singa Betina itu.

Saat Ganjar datang, sejumlah orang telah ada di sana. Ada puluhan mahasiswa berbagai daerah yang tergabung dalam Persaudaraan Antar Etnis Nusantara (Perantara) dan sejumlah warga Aceh yang ada di Jateng. Rupanya mereka sejak siang berada di sana untuk melakukan kegiatan bersih makam.

Usai berdoa bersama yang dipimpin tokoh masyarakat setempat, Ganjar menaburkan bunga ke pusara. Dilanjutkan ngobrol bersama keluarga Pocut Meurah Intan, mahasiswa dan masyarakat Aceh. Kepada mereka, Ganjar menawarkan akan memperbaiki dan membangun makam agar lebih baik.

“Kalau diizinkan, kita akan perbaiki. Beliau ini pejuang hebat. Dari keluarga Kesultanan dan melawan Belanda sampai dikejar-kejar dan diasingkan ke sini,” katanya.[]

Semua setuju dengan usulan itu. Bahkan saat ngobrol itu, Ketua Persaudaraan Antar Etnis Nusantara, Muhammad Zulkifli menyerahkan map berwarna biru ke Ganjar. Map itu berisi usulan pemberian gelar pahlawan nasional pada Pocut Meurah Intan. Usulan itu ditandatangani Perantara bersama Ikatan Pelajar Aceh Semarang dan Ikatan Masyarakat Aceh Semarang.

“Ini pak, kami mengusulkan agar Pocut Meurah Intan mendapat gelar pahlawan nasional. Kami berharap pak Ganjar bisa membantu mewujudkan itu,”kata Zulkifli.

Ganjar dengan senang hati menerima usulan itu. Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait pengajuan gelar pahlawan nasional. “Tentu akan kami bantu karena itu bentuk penghormatan kita. Darimanapun berada, ya inilah Indonesia. Segera kami ajukan,” katanya.

Terkait rencana pembangunan makam, menurut Ganjar bisa dilaksanakan secepatnya karena pihak keluarga sudah setuju. Bupati Blora Arif Rohman yang turut mendampingi pun setuju dan akan mendukung pembangunan.

“Kalau perlu nggak usah lama-lama, mau dimulai minggu depan boleh, bulan depan juga tidak apa-apa. Nanti kita siapkan dengan baik,” kata Ganjar.

Salah satu keluarga Pocut Meurah Intan di Blora, Sugeng Waluyo menyambut baik rencana Ganjar memperbaiki makam. Selain itu, mereka juga mendukung agar Pocut Meurah Intan diusulkan menjadi pahlawan nasional.

“Saya itu cucu Panglima Mahmud yang masih keponakan Pocut Meurah Intan. Kami sangat setuju, keluarga dari Aceh dan masyarakat Aceh juga setuju dengan pembangunan makam ini. Kami juga berharap beliau bisa diangkat menjadi pahlawan nasional,” kata Sugeng.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pelajar Aceh Semarang, Ahmad Jihan Muzaki mengatakan sangat berterimakasih dan bersyukur karena Ganjar benar-benar datang ke makam Pocut Meurah Intan. Ganjar menepati janjinya, ingin membersihkan dan berencana membangun makam pejuang wanita asal Aceh itu.

“Kami sangat bersyukur dan makasih pada Pak Gubernur atas kunjungannya dan menepati janjinya mengajak kami membersihkan makam dan akan membangun makam ini. Kami berharap itu bisa segera direalisasikan,” katanya.

Ia juga sangat berharap Ganjar mau membantu agar Pocut Meurah Intan bisa mendapat gelar  pahlawan nasional.

“Kami sangat berharap pak Ganjar bisa membantu kami dengan berkoordinasi pada Pemda Aceh untuk pengajuan pahlawan nasional itu,” tutupnya.[]