Beranda blog Halaman 181

Disdik Aceh Larang Penolakan Hasil SPMB, Tegaskan Seluruh Sekolah Sudah Standar

0
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, mengimbau para siswa dan orang tua untuk menerima hasil seleksi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) dengan lapangan dada. Ia menekankan bahwa seluruh sekolah di Aceh, baik SMA, SMK, maupun SLB, telah memenuhi standar kualitas pendidikan.

“Tidak ada alasan untuk menolak melanjutkan pendidikan hanya karena diterima di pilihan kedua atau ketiga,” ujar Marthunis pada Kamis, 3 Juli 2025.

Menurutnya, yang utama adalah kesempatan untuk tetap mengenyam pendidikan, bukan semata-mata pada reputasi sekolah. Ia pun mengajak para orang tua untuk turut memberikan pemahaman kepada anak-anak mereka.

“Jangan sampai anak-anak enggan bersekolah hanya karena tidak masuk pada pilihan pertama,” tegasnya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Aceh telah menerbitkan Surat Edaran (SE) terkait Pendaftaran Ulang SPMB Tahun Ajaran 2025/2026. Dalam SE tersebut, Disdik Aceh menegaskan komitmennya terhadap prinsip transparansi, akuntabilitas, dan menolak segala bentuk pungutan pembohong (pungli) dalam proses penerimaan siswa baru.

SE tersebut merujuk pada sejumlah regulasi penting, di antaranya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, Permendikbudristek Nomor 50 Tahun 2022 tentang Seragam Sekolah, Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2025 tentang SPMB, serta Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor 400.3.1/7031 yang secara tegas melarang gratifikasi dan suap dalam proses peserta penerimaan didik baru.

Marthunis juga menegaskan bahwa seluruh proses pendaftaran ulang harus dilakukan secara gratis dan tanpa diskriminasi.

“Seluruh proses pendaftaran ulang harus dilakukan dengan prinsip pelayanan prima, tanpa diskriminasi, dan yang paling penting bebas dari segala bentuk pungutan pembohong. Kami tidak akan melakukan praktik-praktik praktek yang menyimpang. Jangan sampai anak-anak kita gagal masuk sekolah karena tidak mampu membayar uang pendaftaran,” tandasnya.

Editor: Akil

Kemarau Dua Bulan, Ribuan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen

0
Lahan sawah kekeringan di Aceh. (Foto: MI)

NUKILAN.ID | SIGLI – Musim kemarau yang telah berlangsung selama dua bulan menyebabkan ribuan hektare lahan sawah musim tanam gadu di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh mengalami kekeringan parah. Tanaman padi yang baru berusia antara satu pekan hingga dua bulan kini berada dalam kondisi kritis dan terancam puso atau gagal panen.

Wilayah yang paling terdampak di antaranya Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Aceh Selatan. Di kawasan ini, cuaca panas ekstrem disertai krisis air memperburuk kondisi pertumbuhan padi.

Di Kabupaten Pidie, dari 23 kecamatan yang ada, setidaknya 20 kecamatan mengalami krisis air. Beberapa di antaranya yakni Kecamatan Delima, Pidie, Indrajaya, Mila, Grong-Grong, Batee, Padang Tiji, Kembang Tanjong, dan Simpang Tiga. Di sejumlah desa seperti Ceurih Kupula, Pulo Tunong, Mesjid Reubee, dan Geudong, puluhan hektare sawah terlihat mengering. Retakan tanah terlihat jelas di sekitar rumpun padi, sementara sebagian daun padi mulai menguning akibat kekurangan air.

Lebih memprihatinkan, sejumlah lahan yang ditanami padi berumur sekitar dua bulan juga rusak karena dimakan hewan ternak seperti kambing dan sapi yang dilepas bebas.

“Bila tidak segera turun hujan, lahan sawah terancam gagal panen. Apalagi jaringan irigasi teknik sudah mengering,” kata Abdullah, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Delima sebagaimana dikutip dari metrotvnews.com.

Kondisi serupa juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Pidie Jaya dan Aceh Selatan. Para petani di wilayah terdampak mengaku tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi kemarau panjang yang terus berlanjut.

Editor: Akil

Nilai Ekspor Aceh pada Mei 2025 Tembus 50,30 Juta Dolar AS

0
Ilustrasi ekspor. (Foto: Liputan6)

Nukilan | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat nilai ekspor asal Provinsi Aceh pada Mei 2025 mencapai 50,30 juta dolar AS atau turun sebesar 5,07 persen jika dibandingkan dengan April 2025.

“Namun, nilai tersebut mengalami kenaikan 22,62 persen dibandingkan dengan Mei 2024 yang mencapai 41,02 juta dolar AS,” ujar Pelaksana Tugas Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamuddin dalam keterangannya, Selasa (1/7/2025).

Tasdik menambahkan, komoditas asal Aceh yang diekspor melalui pelabuhan di Provinsi Aceh pada Mei 2025 sebesar 77,80 persen atau 39,14 juta dolar AS, sedangkan sisanya sebesar 22,20 persen atau 11,17 juta dolar AS diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain, sebagian besarnya diekspor dari pelabuhan di Sumatra Utara, yaitu sebanyak 10,86 juta dolar AS.

“Ekspor asal Aceh pada Mei 2025 paling besar ditujukan ke negara India, yaitu sebesar 74,15 persen atau 37,30 juta dolar AS dengan komoditas utama batu bara. Peringkat kedua tujuan ekspor Amerika Serikat sebesar 8,64 persen atau senilai 4,35 juta dolar AS dengan komoditas Utama kopi dan rempah-rempah, dan peringkat ketiga yaitu Thailand sebesar 6,13 persen atau senilai 3,08 juta dolar AS dengan komoditas utama batu bara,” sebut Tasdik.

Komoditas terbesar yang diekspor Aceh pada Mei 2025 adalah batu bara senilai 38,95 juta dolar AS, lalu kopi senilai 8,30 juta dolar AS, dan daging dan ikan olahan senilai 0,97 juta dolar AS. Sementara komoditas lainnya yaitu buah-buahan, berbagai produk kimia, dan berbagai barang lainnya. []

Reporter: Sammy

Stok Langka, Harga Beras di Aceh Besar Alami Sedikit Kenaikan

0
Ilustrasi beras. (Foto: Tempo)

Nukilan | Banda Aceh – Harga beras di Aceh Besar dan Banda Aceh mengalami sedikit kenaikan karena stok langka atau kurangnya stok yang dimiliki oleh petani saat ini. Pemilik kilang padi Meutuah Baro (MB), Darmawan mengatakan saat ini harga gabah yang dibeli dari petani berkisar sekitar Rp8.000 per kilogram.

“Sebenarnya harga beras stabil saat ini, tidak naik atau turun drastis. Tapi karena stok gabah di petani sedang tidak ada sementara permintaan terhadap stok beras masih tinggi, makanya harganya saat ini mengalami kenaikan sedikit,” ujar Darmawan kepada Nukilan, Kamis (3/7/2025).

Dia menyebutkan, saat ini pihaknya menjual beras seharga Rp15 ribu per kilogram. Untuk beras MB 5 kg dijual Rp75 ribu per sak, 10 kg dibanderol Rp150 ribu per sak, dan beras 15 kg dijual seharga Rp225 ribu per saknya.

“Ini sekarang petani lagi musim tanam, belum panen. Panen kira-kira nanti di bulan Agustus. Makanya harga gabah pun sebenarnya agak naik sedikit karena nggak ada barang. Itu pun kita dapatnya nggak banyak, paling hanya 5-6 ton per hari,” sebutnya.

Dia menyebutkan untuk harga beras mengalami kenaikan sedikit dibandingkan dengan bulan sebelumnya karena pada bulan sebelumnya stok gabah dari petani masih lumayan banyak yang bisa dibeli. []

Reporter: Sammy

Kadis ESDM Aceh: Kami Sudah Berkoordinasi dengan DLHK Aceh Barat terkait Kasus Batu Bara

0
Ilustrasi truk batu bara. (Foto: Antara)

Nukilan | Banda Aceh – Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Taufik mengatakan terkait kasus pencemaran lingkungan akibat aktivitas perusahaan batu bara di Kaway XVI, Aceh Barat, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh Barat.

Taufik mengaku DLHK Aceh Barat sudah melakukan pertemuan dengan perusahaan batu bara di sana, yaitu PT Agrabudi Jasa Bersama (AJB) dan segera melakukan peninjauan lapangan untuk memantau kondisi di lapangan seperti apa.

“Insya Allah, kita nanti akan ambil langkah-langkah apa yang mesti dilakukan, di antaranya perbaikan tatacara pengelolaan lingkungan, jadi ada langkah-langkahnya nanti,” ujar Taufik saat dikonfirmasi Nukilan, Kamis (3/7/2025).

Dia menambahkan jika memang nanti dari hasil pemantauan di lapangan PT AJB terbukti melanggar aturan, maka akan ditindaklanjuti dengan memanggil direktur perusahaan atau memberikan sanksi kepada perusahaan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, batu bara yang diangkut truk dari salah satu perusahaan batu bara tampak tertumpah di badan jalan antar-kecamatan di Aceh Barat, Senin (30/6/2025). Peristiwa ini membuat material batu bara berceceran di jalan dan menimbulkan debu yang membahayakan pengendara jalan.

Terakhir dilaporkan, sekitar sekitar lebih dari 200 warga, mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) akibat paparan debu dan asap dari aktivitas pengangkutan batu bara di wilayah pemukiman. []

Reporter: Sammy

Pembukaan Tawajuh Thariqat Naqsyabandiyah di Nagan Raya

0
Pembukaan Tawajuh Thariqat Naqsyabandiyah di Nagan Raya. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | SUKAMAKMUE — Menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Dayah Istiqamuddin Darul Ulum di Desa Alue Raya, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, menggelar pembukaan kegiatan Tawajuh Thariqat Naqsyabandiyah, Senin (30/6/2025).

Acara spiritual ini dipimpin langsung oleh Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah, Abuna Tgk. H. Mohd Ja’far Amja, S.Hi, yang juga merupakan pimpinan Dayah Sirajul Ibad Rot Teungoh Meukek, Aceh Selatan.

Lebih dari 200 peserta yang terdiri atas santri dan masyarakat sekitar terlihat antusias mengikuti baiat thariqat, tanda resmi bergabung dalam perjalanan spiritual Thariqat Naqsyabandiyah. Prosesi baiat berlangsung khidmat di bawah bimbingan Abuna Ja’far, yang telah diirsyadkan langsung oleh Abuya Prof. Dr. Muhibbuddin Waly.

Dalam tausiyahnya, Abuna Ja’far mengajak seluruh peserta untuk menjaga persatuan dan menjauhi sikap merendahkan orang lain setelah bergabung dalam thariqat.

“Saya berharap kepada bapak-ibu dan Tgk-Tgk semua yang telah masuk thariqat hari ini, marilah kita menjaga persatuan dan kesatuan umat. Jangan ada di antara kita yang justru mengeruhkan suasana kehidupan bermasyarakat. Justru kita harus lebih banyak bermuhasabah diri,” ujarnya.

Abuna juga menegaskan bahwa masuk ke dalam thariqat bukan berarti merasa lebih tinggi atau lebih suci dari orang lain, melainkan sebagai jalan untuk semakin merendah di hadapan Allah SWT.

“Jangan suka menyatakan orang lain tidak alim, tidak pintar, tidak kuat, atau tidak mulia. Thariqat tidak membolehkan kita mencaci maki atau menjelek-jelekkan orang lain. Justru dengan berthariqat, kita semakin melihat diri kita sendiri sebagai orang yang lebih hina, lebih lemah, dan lebih miskin di hadapan Allah SWT daripada orang lain,” tegasnya.

Ia mengingatkan, jalan thariqat adalah jalan untuk terus mengenang Allah dan menyucikan hati dengan ilmu serta amal ibadah yang ikhlas. Salah satu inti ajaran tasawuf, menurut Abuna, adalah menerima segala ketentuan Allah SWT dengan penuh syukur dan kerendahan hati.

Hal itu ia gambarkan melalui syair bahasa Aceh yang sarat makna:

saban saket deungon mangat.
saban upaya deungon pujoee.
saban gasin deungon kaya.
saban hina deungon muliya.

Ia kemudian menjelaskan makna di balik syair tersebut: “Inilah yg inti dari bertasauf / thariqat. Sebagaimana tersebut didalam kitab tasauf yaitu: bermula dihadapi oleh manusia dan dibelakangi mereka Itu tetap sama saja. Maksudnya orang yang bertariqat jangan merasa beruntung dalam disanjung manusia, dan jangan terhina dikala tidak disanjung. Karena hidup ini bagaikan roda pedati selalu berputar, sekali ke atas sekali ke bawah, begitulah keadaan kita hamba ini, ada putaran, miskin, kaya, hina, mulia, sakit, sehat dan sebagainya. Maka semua itu kita terima dengan Alhamdulillah dan berbaik sangka pada pencipta kita Allah SWT.”

Kegiatan pembukaan tawajuh ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Nagan Raya untuk memperkuat spiritualitas dan meneguhkan niat dalam menapaki jalan tasawuf yang sarat dengan nilai keikhlasan dan kerendahan hati.

Editor: Akil

Akademisi USM Minta Perusahaan yang Sebabkan Warga Terserang ISPA Diusut Tuntas

0
Ilustrasi: dokter memeriksa warga yang terserang ISPA. (Foto: Antara)

Nukilan | Banda Aceh – Terkait kasus pencemaran lingkungan oleh perusahaan batu bara yang menyebabkan sekitar 200 lebih warga Kaway XVI, Aceh Barat diserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Aceh dan akademisi Universitas Serambi Mekkah (USM), TM Zulfikar dia menyatakan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat harus melakukan investigasi resmi untuk mengusut tuntas persoalan tersebut.

“Jadi pemerintah harus langsung mencari tahu, sebenarnya kalau sudah ada korban kayak gini, tanpa dilaporkan pun polisi sudah harus bertindak, jadi sudah masuk ranah pidana karena sudah ada korban, kalau sudah merusak lingkungan dan merugikan manusia berarti kan sudah melanggar hukum,” ujar TM Zulfikar kepada Nukilan, Kamis (3/7/2025).

Dia menambahkan, setelah instansi di pemerintah kabupaten melakukan hasil investigasi dan terbukti melanggar aturan, maka laporan tersebut harus dilaporkan kepada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh untuk ditindaklanjuti. Dalam hal ini, setelah adanya pembuktian Dinas ESDM Aceh bisa saja memanggil pemilik perusahaan atau merekomendasikan untuk mencabut izin dari perusahaan tersebut setelah berkonsultasi dengan gubernur jika dianggap sudah melanggar aturan.

“Masyarakat juga sudah harus dalam posisi menggugat persoalan ini secara hukum. Kalau masyarakat nggak berani bisa saja meminta bantuan pendampingan dari LBH atau WALHI misalnya,” kata TM Zulfikar.

TM Zulfikar menegaskan, institusi yang mengelola perusahaan batu bara itu harus bertanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan seperti ini dan Pemkab Aceh Barat juga tidak hanya diam saja melihat kondisi seperti ini.

Sebelumnya diberitakan, sekitar lebih dari 200 warga, termasuk anak-anak dan lansia, dilaporkan mengalami gejala sesak napas, batuk, hingga demam tinggi akibat paparan debu dan asap dari aktivitas pengangkutan batu bara di wilayah pemukiman. []

Reporter: Sammy

Warga Terserang ISPA, WALHI Aceh Minta Perusahaan Batu Bara Perusak Lingkungan di Aceh Barat Ditutup

0
Tumpahan batu bara di jalan yang dibawa oleh truk di Kaway XVI. (Foto: Dok warga)

Nukilan | Banda Aceh – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh menilai perusahaan batu bara yang beroperasi di Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat harus segera ditutup dan dicabut izinnya karena telah terbukti mencemari udara yang mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat setempat, yaitu terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

“Fakta ini merupakan kejahatan lingkungan yang sangat nyata, dan kami menilai ini tidak boleh dibiarkan, pemerintah harus segera mencabut izin operasional perusahaan yang terlibat, sebelum dampak lebih parah lagi terjadi,” kata Kadiv Advokasi dan Kampanye WALHI Aceh, Afifuddin Acal dalam keterangannya kepada Nukilan, Kamis (3/7/2025).

Afif menyatakan, temuan Pansus Tambang Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat, adanya tumpahan batu bara dari truk perusahaan di sepanjang jalan menjadi bukti jelas ada pelanggaran. Tumpahan batu bara itu menimbulkan debu pekat yang membahayakan pengendara, terutama sepeda motor, serta mencemari udara dan mengancam kesehatan warga.

Menurut WALHI Aceh, selama beroperasi perusahaan batubara di daerah tersebut tidak ada transparansi dalam pengelolaan dampak lingkungan oleh perusahaan tambang batu bara tersebut. Selain itu, tidak ada langkah mitigasi yang jelas, tidak ada partisipasi masyarakat dalam pengawasan, dan yang paling parah tidak ada penindakan tegas dari pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum.

“Oleh karena itu, WALHI Aceh meminta agar segera tutup operasional perusahaan tambang batu bara di Kaway XVI yang telah terbukti mencemari udara dan membahayakan kesehatan warga, evaluasi dan cabut seluruh izin lingkungan serta izin usaha pertambangan (IUP) perusahaan-perusahaan yang melanggar hukum dan etika ekologis,” tutur Afif.

Selain itu, sambung Afif, WALHI Aceh meminta agar dilakukan audit menyeluruh terhadap kerusakan lingkungan dan dampak kesehatan yang ditimbulkan serta buka hasilnya ke publik dan menindak tegas pejabat pemerintah yang lalai atau bersekongkol dalam melanggengkan operasi perusahaan tambang yang mencemari udara.

“Pulihkan hak warga, sediakan layanan kesehatan gratis, bersihkan lingkungan, dan berikan kompensasi atas penderitaan mereka,” kata Afif.

Diberitakan sebelumnya, lebih dari 200 warga, termasuk anak-anak dan lansia, dilaporkan mengalami gejala sesak napas, batuk, hingga demam tinggi akibat paparan debu dan asap dari aktivitas pengangkutan batu bara di wilayah pemukiman. []

Reporter: Sammy

Viral di Medsos, “Pohon Jeju” di Ulee Lheue Jadi Primadona Warga Banda Aceh

0
“Pohon Jeju” di Ulee Lheue Jadi Primadona Warga Banda Aceh. (Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Fenomena alam musiman kembali menyedot perhatian warga Banda Aceh. Di kawasan Pantai Ulee Lheue, sebuah pohon soga (Peltophorum pterocarpum) tengah bermekaran dan viral di media sosial.

Pantauan Nukilan.id, pohon yang dalam bahasa Aceh dikenal sebagai Bak Hasan Teunget ini memikat warga karena bunganya yang berwarna kuning cerah. Warganet bahkan menjulukinya sebagai “pohon jeju”, karena keindahannya mengingatkan pada cherry blossom di Korea Selatan.  Tak heran, banyak orang berbondong-bondong datang ke lokasi untuk berswafoto, terutama pada Kamis (3/7/2025).

Tumbuh di pinggir pantai, pohon ini hanya berbunga pada musim tertentu. Hal ini menjadikannya destinasi wisata musiman yang ramai dikunjungi. Dalam beberapa hari terakhir, suasana di sekitar pohon tersebut dipadati pengunjung yang penasaran setelah melihat unggahan-unggahan estetik di TikTok dan Instagram.

Kehadiran pengunjung musiman ini turut membawa berkah bagi pelaku UMKM lokal. Sejumlah pedagang mengaku mengalami peningkatan penjualan yang cukup signifikan selama pohon tersebut viral di dunia maya.

Pohon Jeju yang kini menjadi magnet baru di Pantai Ulee Lheue diharapkan bisa terus tumbuh dan dinikmati oleh generasi mendatang, tanpa rusak akibat sampah atau ketidaktertiban pengunjung.

Fenomena viral ini menjadi bukti nyata bahwa kekuatan media sosial mampu mengubah ruang publik yang sederhana menjadi destinasi wisata baru—menghadirkan dampak sosial, visual, sekaligus ekonomi dalam waktu yang singkat. (XRQ)

Reporter: Akil

Wagub Fadhlullah Resmi Buka Turnamen Piala Wakil Gubernur Aceh 2025, Total Hadiah Rp200 Juta

0
Wagub Fadhlullah Resmi Buka Turnamen Piala Wakil Gubernur Aceh 2025, Total Hadiah Rp200 Juta. (Foto: Diskominfo Aceh)

NUKILAN.ID | PIDIE – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, membuka secara resmi Kejuaraan Sepak Bola Piala Wakil Gubernur Aceh 2025 di Lapangan Mutiara, Kecamatan Beureunuen, Kabupaten Pidie, Rabu (2/7/2025).

Turnamen yang akan berlangsung selama 15 hari ini diikuti 16 klub sepak bola terbaik dari berbagai daerah di Aceh, dan menjadi ajang prestisius yang dinanti para pencinta bola di Tanah Rencong.

Dalam sambutannya, Fadhlullah menekankan bahwa turnamen ini bukan semata-mata soal persaingan, tetapi menjadi wadah memperkuat jalinan silaturahmi dan menjunjung tinggi nilai sportivitas antar pemuda Aceh.

“Dalam pertandingan di lapangan keputusan tertinggi ada pada wasit, apapun yang diputuskan wasit itulah yang terbaik. Kita harapkan juga pada wasit setiap keputusan adalah keputusan yang adil dan tepat sasaran,” ujar Fadhlullah di hadapan para pemain dan penonton yang memadati lapangan.

Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Aceh dalam mendukung berbagai kegiatan olahraga sebagai bagian dari upaya pembinaan atlet secara berkelanjutan.

“Kami Pemerintah Aceh mendukung event olahraga apapun, PON lalu Aceh meraih peringkat 6, harapannya target kedepan bisa juara 3,” tambahnya.

Kejuaraan ini memperebutkan total hadiah sebesar Rp200 juta. Rinciannya, juara pertama akan mendapatkan Rp100 juta, juara kedua Rp50 juta, dan masing-masing juara ketiga dan keempat memperoleh Rp25 juta.

Seluruh pertandingan digelar dengan sistem gugur, dan panitia berharap kompetisi ini dapat menjadi ajang lahirnya talenta-talenta muda berbakat yang kelak dapat mengharumkan nama Aceh di kancah nasional maupun internasional.

Laga pembuka mempertemukan klub Arabian Sabang melawan Rencong Putra Beureueh, dan berhasil menyedot antusiasme ratusan penonton yang memadati tribun serta sisi lapangan.

Turut hadir dalam pembukaan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh, T Mirzuan, serta Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat.

Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Aceh dan tingginya animo masyarakat, Piala Wakil Gubernur Aceh 2025 diharapkan menjadi titik balik kebangkitan sepak bola di provinsi ini.

Editor: Akil