Beranda blog Halaman 180

Kemarau Panjang Ancam Ribuan Hektare Sawah di Aceh, Pakar USK Beberkan Solusi

0
Tanaman padi kekeringan akibat kemarau. (Foto: ANTARA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Musim kemarau yang telah berlangsung selama lebih dari dua bulan di Provinsi Aceh membawa dampak serius terhadap sektor pertanian. Ribuan hektare lahan sawah musim tanam gadu kini mengalami kekeringan parah. Tanaman padi yang baru berusia antara satu pekan hingga dua bulan berada dalam kondisi kritis dan terancam puso atau gagal panen.

Seperti dilaporkan metrotvnews.com, daerah yang paling terdampak antara lain Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Aceh Selatan. Di kawasan ini, cuaca panas ekstrem yang berlangsung terus-menerus disertai krisis air semakin memperburuk pertumbuhan tanaman padi. Kondisi ini tidak hanya memukul petani, tetapi juga berpotensi menggagalkan upaya swasembada pangan yang tengah digencarkan pemerintah.

Menanggapi krisis ini, Nukilan.id pada Jumat (4/7/2025) menghubungi Mujiburrahmad, dosen Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK), untuk meminta pandangannya terkait solusi paling memungkinkan yang bisa diterapkan di lapangan.

Menurut Mujiburrahmad, langkah cepat dan strategis sangat dibutuhkan agar kerugian tidak semakin meluas. Ia menekankan pentingnya penyesuaian pola tanam dan pemilihan jenis komoditas yang lebih adaptif terhadap kondisi kekeringan.

“Solusi paling realistis yang bisa segera diterapkan petani adalah melakukan penjadwalan ulang tanam, agar tidak bertabrakan dengan puncak musim kemarau, diversifikasi tanaman dengan memilih komoditas yang lebih tahan kekeringan, serta pemanfaatan air secara efisien melalui teknik irigasi tetes (drip irrigation) atau irigasi berselang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendekatan berbasis teknologi juga dapat membantu petani menghadapi tekanan iklim yang tidak menentu. Inovasi seperti sensor tanah dan sistem peringatan dini disebut mampu menjadi alat bantu penting untuk mitigasi risiko gagal panen.

“Dari sisi agroteknologi, penggunaan sensor kelembaban tanah, sistem peringatan dini cuaca, dan pompa tenaga surya untuk mengairi lahan bisa menjadi solusi adaptif,” katanya.

Selain itu, penguatan ketahanan tanaman secara biologis melalui pupuk ramah lingkungan juga menjadi bagian penting dalam strategi adaptasi.

“Penggunaan pupuk hayati dan biostimulan dapat membantu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap stres air,” tambahnya.

Tak hanya solusi jangka pendek, Mujiburrahmad juga menyoroti pentingnya strategi jangka panjang sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi dampak perubahan iklim yang diprediksi akan semakin ekstrem di masa depan.

“Pertama, tentu modernisasi irigasi. Bangun embung, sumur resapan, dan bendungan mikro. Kedua, memilih varietas padi tahan iklim. Gunakan benih padi yang tahan kekeringan dan suhu tinggi,” paparnya.

Selanjutnya, ia juga menekankan pentingnya konservasi air sebagai langkah untuk mengurangi evaporasi serta menjaga kelembapan tanah lebih lama, terutama saat curah hujan rendah.

“Ketiga, lakukan konservasi air dan lahan, misalnya dengan menerapkan rainwater harvesting dan mulching,” ujarnya.

Mujiburrahmad juga mendorong pemanfaatan teknologi digital agar petani dapat dengan cepat memperoleh informasi cuaca, pola tanam yang sesuai, hingga prediksi risiko. Hal ini diyakini akan membantu pengambilan keputusan yang lebih akurat dan efisien di lapangan.

“Keempat, digitalisasi pertanian. Ke depan, petani harus mulai memanfaatkan aplikasi iklim dan sistem informasi tanam,” sambungnya.

Lebih dari itu, Mujiburrahmad menekankan pentingnya peran pemerintah dan lembaga terkait dalam memberikan pendampingan dan perlindungan terhadap petani. Edukasi mengenai iklim dan proteksi terhadap risiko gagal panen perlu menjadi bagian dari kebijakan pertanian yang berkelanjutan.

“Tak kalah penting juga adalah pendidikan iklim. Instansi terkait harus mengadakan pelatihan melalui sekolah lapang iklim, dan juga asuransi pertanian guna melindungi petani dari risiko gagal panen,” pungkasnya.

Dengan musim kemarau yang diperkirakan masih akan berlangsung, langkah-langkah antisipatif dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menjaga ketahanan pangan di Aceh tetap terjaga di tengah ancaman perubahan iklim yang kian nyata. (XRQ)

Reporter: Akil

Belasan Santri Dayah Sirajul ‘Ibad Sakit, Puskesmas Drien Jalo Turun Tangan

0
Belasan santri dan santriwati Dayah Sirajul ‘Ibad di Gampong Rottueungoh, Kecamatan Meukek, mengalami gangguan kesehatan secara bersamaan pada Kamis, 3 Juli 2025. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN — Belasan santri dan santriwati Dayah Sirajul ‘Ibad di Gampong Rottueungoh, Kecamatan Meukek, mengalami gangguan kesehatan secara bersamaan pada Kamis, 3 Juli 2025. Kondisi itu membuat pihak dayah kewalahan karena keterbatasan fasilitas, termasuk kendaraan untuk membawa para santri ke layanan kesehatan terdekat.

Pimpinan Dayah, Abuna Tgk. H. Mohd Ja’far Amja, S.Hi, langsung menghubungi Kepala Puskesmas Drien Jalo untuk meminta bantuan medis di lokasi. Permintaan tersebut direspons cepat oleh pihak puskesmas dengan mengirimkan dua tenaga kesehatan ke lokasi.

“Alhamdulillah, hanya dalam waktu singkat, dua orang perawat dari Puskesmas Drien Jalo datang langsung ke dayah untuk memeriksa dan memberikan obat kepada santri dan santriwati yang sakit,” ujar Abuna.

Selama ini, pihak Dayah Sirajul ‘Ibad kerap berinisiatif sendiri membawa santri ke fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas Drien Jalo. Namun keterbatasan kendaraan dan tenaga pendamping menjadi kendala yang kerap dihadapi dalam situasi darurat.

Abuna berharap kunjungan medis dari puskesmas dapat dilakukan secara rutin seperti sebelumnya. Menurutnya, kunjungan semacam ini sangat membantu menjaga kesehatan para santri dan menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam mendukung pendidikan berbasis dayah di daerah terpencil.

Ia menambahkan, kerja sama antara dayah dan Puskesmas Drien Jalo telah terjalin dengan baik sejak lama. Apalagi sejak hadirnya Program Pelayanan untuk Ulama, Santri, dan Santriwati (PALA SANTRI) pada pertengahan 2023 yang digagas Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Selatan. Program ini mendorong sinergi antara sektor kesehatan dan lembaga pendidikan Islam.

“Para perawat datang dengan penuh keikhlasan. Bahkan salah satu dari mereka berkata kepada saya ‘Abu, jika obat yang kami beri ini tidak mempan, tolong Abu bawa adik-adik ini ke Puskesmas, kami menunggu dengan senang hati Abu, ya’. Saya sangat terharu,” tutur Abuna dengan mata berkaca.

Abuna juga menyampaikan apresiasi kepada Kepala Puskesmas Drien Jalo dan timnya atas kepedulian dan tanggapan cepat terhadap kondisi para santri. Ia berharap sinergi tersebut dapat terus diperkuat melalui layanan kesehatan yang berkelanjutan.

Tak hanya itu, Abuna juga mengharapkan adanya bantuan kendaraan roda empat untuk kebutuhan darurat santri serta pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) di sekitar dayah. Keberadaan Pustu, katanya, tidak hanya akan melayani santri, tetapi juga masyarakat dari sejumlah gampong terdekat yang membutuhkan akses kesehatan yang lebih dekat dan memadai.

Dayah Sirajul ‘Ibad merupakan lembaga pendidikan Islam di Kecamatan Meukek yang didirikan dan diasuh oleh Abuna Tgk. H. Mohd Ja’far Amja, S.Hi. Puluhan santri dari berbagai pelosok daerah menimba ilmu agama di sana, mempelajari fikih, tauhid, tasawuf, hingga pembinaan akhlak.

Di bawah naungan Yayasan Penyantun Islam Sirajul ‘Ibad, dayah ini juga menjalankan program sosial kemasyarakatan, termasuk menjalin kerja sama dengan Polres Aceh Selatan dalam pembinaan anak-anak. Selain mengaji dan bersekolah, para santri juga mendapatkan kebutuhan makan yang disediakan oleh pihak dayah.

Meski dengan segala keterbatasan, Dayah Sirajul ‘Ibad terus berupaya mencetak generasi Qur’ani yang berilmu dan berakhlak. Dukungan dari berbagai pihak, terutama di bidang kesehatan, sangat diperlukan untuk memperkuat peran dayah sebagai pilar pendidikan dan moral masyarakat. (XRQ)

Reporter: Akil

RUTIMI: Program Peduli Anak Yatim dan Miskin di Dayah Mafatihussa’adah Ar-Raudah

0
Program RUTIMI Peduli Anak Yatim dan Miskin di Dayah Mafatihussa’adah Ar-Raudah. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Dalam upaya membentuk generasi Islami yang tangguh dan berakhlak mulia, Dayah Mafatihussa’adah Ar-Raudah di Gampong Indra Damai, Kecamatan Kluet Selatan, menghadirkan program unggulan bertajuk Rumah Yatim dan Miskin (RUTIMI). Program ini secara khusus menyasar anak-anak yatim dan dari keluarga kurang mampu agar tetap memperoleh pendidikan agama yang layak dan menyeluruh.

Abi Musly Al-Diwani, pimpinan Dayah Mafatihussa’adah Ar-Raudah, menjelaskan bahwa RUTIMI lahir dari keprihatinan terhadap nasib anak-anak yatim dan miskin yang kerap terpinggirkan dalam hal pendidikan keislaman.

“Program ini merupakan ikhtiar kita untuk membantu pendidikan agama anak-anak yatim dan miskin. Kita ingin ikut mendukung terbentuknya generasi Islami. Setiap sumbangan dari para dermawan akan menjadi pelita kehidupan dan cahaya bagi masa depan mereka,” ujar Abi Musly.

Program RUTIMI memberikan fasilitas secara cuma-cuma bagi para santri dan santriwati, antara lain:

  1. Pembebasan uang tahunan dan bulanan,

  2. Tempat tinggal yang layak,

  3. Tiga kali makan sehari,

  4. Uang jajan harian sebesar Rp10.000 per anak,

  5. Kitab-kitab pembelajaran yang disediakan penuh oleh pihak dayah.

Aktivitas pendidikan di RUTIMI berjalan secara terstruktur. Di pagi hari, para santri mengikuti pelajaran agama, dilanjutkan dengan program tahfiz Al-Qur’an di sore hari, dan kajian kitab pada malam harinya. Sistem ini dirancang untuk membentuk pribadi yang religius, disiplin, mandiri, dan berakhlak mulia.

Abi Musly juga mengajak masyarakat luas untuk ikut terlibat dalam program mulia ini.

“Bagi para dermawan, hamba Allah yang memiliki kelapangan rezeki, kami membuka pintu kontribusi seluas-luasnya. Bahkan kami sangat berbahagia jika Bapak/Ibu bisa datang langsung ke Dayah untuk melihat dan menyapa anak-anak ini,” ungkapnya.

Donasi untuk program RUTIMI dapat disalurkan melalui:

Bank Syariah Indonesia (BSI)
Atas Nama: RUTIMI
Nomor Rekening: 7305045181

Informasi lebih lanjut atau rencana kunjungan ke dayah dapat menghubungi:

  • Abi Musly Al-Diwani: 0813-170-999-47

  • Tgk. Syamsul Bahri SR: 0822-5961-2599

Program RUTIMI bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ladang amal jariyah. Setiap donasi yang diberikan menjadi bagian dari kebaikan yang mengalir, membawa manfaat di dunia dan pahala yang terus mengalir di akhirat. (XRQ)

Reporter: Akil

Kunjungan Wisman ke Aceh pada Mei 2025 Capai 4.019 Kali

0
Ilustrasi wisman. (Foto: Antara)

Nukilan | Banda Aceh – Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Aceh pada Mei 2025 mencapai 4.019 kali kunjungan. Jumlah ini mengalami kenaikan drastis secara month-to-month (m-to-m) sebesar 82,35 persen dibandingkan dengan April 2025 dan 94,15 persen secara year-on-year (y-on-y) dibandingkan Mei 2024.

“Terkait dengan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Aceh mencapai 24,13 persen atau naik 1,53 persen secara m-to-m. Sementara TPK hotel nonbintang pada Mei 2025 sebesar 18,47 persen atau turun 2,47 persen secara m-to-m,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Tasdik Ilhamudin dalam keterangannya, Jumat (4/7/2025).

Tasdik menambahkan, ergerakan penumpang di sektor transportasi udara dan laut di Aceh menunjukkan dinamika berbeda sepanjang Mei 2025. Data dari otoritas transportasi mencatat bahwa jumlah penumpang domestik di Bandara Sultan Iskandar Muda mengalami penurunan signifikan. Selama bulan tersebut, tercatat sebanyak 18.994 penumpang domestik, turun 23,01 persen dibandingkan April 2025, dan menurun 30,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebaliknya, lalu lintas penerbangan internasional justru menunjukkan peningkatan yang cukup tajam. Sebanyak 14.115 penumpang tercatat melakukan perjalanan internasional melalui bandara yang sama, naik 18,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya, serta meningkat drastis sebesar 75,23 persen dibandingkan Mei 2024.

Sementara itu, untuk transportasi laut, jumlah penumpang yang menggunakan jasa pelayaran di seluruh pelabuhan Aceh mencapai 128.329 orang selama Mei 2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 14,25 persen dibandingkan April 2025, dan mengalami lonjakan sebesar 50,03 persen secara tahunan. []

Reporter: Sammy

Gelar Operasi Gabungan, Bea Cukai dan Satpol PP Sita 30 Ribu Batang Rokok Ilegal di Subulussalam

0
Rokok ilegal yang disita Bea Cukai dan Satpol PP di Subulussalam, Kamis (3/7/2025). (Foto: Dok Bea Cukai)

Nukilan | Subulussalam – Operasi gabungan antara Bea Cukai Meulaboh dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Subulussalam berhasil mengamankan puluhan ribu batang rokok ilegal dalam razia yang dilakukan di dua kecamatan, yakni Simpang Kiri dan Penanggalan pada Kamis (3/7/2025).

Dari enam titik lokasi yang menjadi sasaran operasi, petugas menemukan dan menyita sebanyak 30.498 batang rokok tanpa pita cukai dan sebagian menggunakan pita cukai palsu. Barang-barang tersebut diduga berasal dari berbagai merek yang beredar tanpa memenuhi ketentuan perundang-undangan di bidang cukai.

Menurut pihak Bea Cukai, operasi ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan untuk menekan peredaran barang kena cukai ilegal yang berdampak buruk terhadap pendapatan negara dan keamanan konsumen. Kepala Kantor Bea Cukai Meulaboh, Ahmad Yudi Fevrianto, menyampaikan bahwa hasil yang dicapai dalam operasi ini merupakan buah dari kerja sama antarlembaga yang solid.

“Kegiatan ini menunjukkan sinergi yang kuat antarinstansi. Penindakan yang kami lakukan merupakan buah dari koordinasi intensif dan pertukaran informasi di lapangan, sehingga kami dapat merespons secara cepat dan tepat terhadap indikasi pelanggaran di bidang cukai,” ujar Yudi dalam keterangannya kepada Nukilan, Jumat (4/7/2025).

Selain penyitaan, tim gabungan juga memberikan edukasi kepada masyarakat serta para pelaku usaha terkait pentingnya mematuhi ketentuan cukai. Imbauan disampaikan agar masyarakat tidak terlibat dalam jual beli rokok ilegal, baik sebagai konsumen maupun distributor. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dalam situasi yang tertib dan kondusif. Pihak berwenang berharap tindakan ini bisa memberikan efek jera dan mendorong terciptanya kesadaran hukum di tengah masyarakat. []

Reporter: Sammy

Pohon “Jeju” di Pantai Ulee Lheue Ditebang OTK, Ketua DPRK Banda Aceh Geram

0
Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah, ST. (Foto: DPRK BNA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sebuah pohon soga (Peltophorum pterocarpum) yang sedang bermekaran di kawasan Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, menjadi sorotan publik setelah tiba-tiba ditebang oleh orang tak dikenal. Pohon yang dalam bahasa Aceh dikenal sebagai Bak Hasan Teunget ini mencuri perhatian karena bunga kuning cerahnya yang menawan, hingga dijuluki warganet sebagai “pohon jeju”, mengingatkan pada keindahan cherry blossom di Korea Selatan.

Sejak mulai mekar, pohon tersebut sontak menjadi destinasi wisata musiman. Ribuan warga berbondong-bondong datang ke Ulee Lheue untuk berswafoto dengan latar bunga kuning yang sempat viral di TikTok dan Instagram. Keberadaannya menambah semarak suasana pantai dan menjadi daya tarik baru yang menyenangkan.

Namun, kegembiraan itu berubah menjadi kekecewaan setelah muncul kabar bahwa pohon tersebut telah ditebang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tindakan itu memantik kemarahan publik yang sudah terlanjur jatuh hati pada keindahan pohon yang dijuluki “jeju” tersebut.

Pohon soga (Peltophorum pterocarpum) yang sedang bermekaran di kawasan Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh ditebang oleh OTK. (Foto: Instagram)

Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST, ikut menyuarakan kemarahannya. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @irwansyah_st2, ia menyampaikan kecaman keras terhadap aksi penebangan yang dinilainya sebagai tindakan tak berakal.

“Saya yakin yang tebang bukan orang Banda Aceh, dan bukan orang Aceh. Bukan juga orang yang sehat jiwanya. Kok ada yang terpikir menebang pohon ini,” tulis Irwansyah, sebagaimana dilansir Nukilan.id, Jumat (4/7/2025).

Menurut Irwansyah, keberadaan pohon tersebut memiliki nilai ekologis penting. Selain mempercantik kota, pohon soga juga berperan menjaga garis pantai dari abrasi, menjadi tempat hidup burung, dan menyediakan ruang berteduh alami bagi warga.

“Harusnya pohon jeju ini bahkan kita perbanyak, karena dia bisa berperan menjaga garis pantai, akarnya menahan abrasi tanah, batangnya bisa jadi habitat burung, daunnya bisa jadi tempat berlindung dan untuk kenyamanan,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa aksi penebangan ini tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga mencerminkan lemahnya kesadaran lingkungan.

“Si penebang bukan hanya sudah menebang pohon, tapi dia sudah menyayat hati warga kota yang cinta dengan alam, dia juga sudah menebas akal sehat kita tentang pentingnya ruang hijau di kota,” tegas Irwansyah.

Sebagai bentuk tanggung jawab, ia meminta Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh untuk menyelidiki kasus ini secara serius. Menurutnya, ini bukan sekadar soal hilangnya satu spot foto indah, tapi juga tentang menurunnya kesadaran menjaga kelestarian alam.

“Ini bukan kejadian sederhana, bukan sekadar tentang hilangnya spot foto indah di alam Banda Aceh. Lebih dari itu, ini tentang rusaknya kesadaran menjaga alam dan lingkungan,” tulisnya lagi.

Sebagai langkah konkret, Irwansyah mengusulkan agar Pemkot Banda Aceh segera melakukan penanaman ulang pohon-pohon sejenis di kawasan pantai Ulee Lheue. Ia bahkan mengusulkan gerakan tanam besar-besaran sebagai bentuk perlawanan terhadap aksi vandalisme tersebut.

“Tolong diperbanyak lagi pohon ini ditanam di pinggir pantai Ulee Lheue. Ditebang satu, kita tanam seribu,” pungkasnya. (XRQ)

Reporter: Akil

Dinas PPPA Aceh Gelar Forum Koordinasi untuk Perkuat Perlindungan Anak dan Perempuan

0
Dinas PPPA Aceh Gelar Forum Koordinasi untuk Perkuat Perlindungan Anak dan Perempuan. (Foto: Dinas PPPA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Aceh menggelar kegiatan bertajuk Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak pada Selasa, 18 Juni 2025. Acara yang berlangsung di Aula Dinas PPPA Aceh ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas PPPA Aceh, Meutia Juliana, S.STP., M.Si.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya strategis Dinas PPPA Aceh dalam menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum (ABH), serta upaya penghapusan perkawinan anak.

Sejumlah peserta dari berbagai elemen hadir dalam kegiatan ini, mulai dari tokoh perempuan, organisasi masyarakat, lembaga layanan, hingga perwakilan perangkat daerah terkait. Plt. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan juga turut mendampingi jalannya forum koordinasi tersebut.

Dalam sambutannya, Meutia Juliana menegaskan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya pencegahan berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran hak asasi terhadap perempuan dan anak.

“Melalui kegiatan ini, kita ingin membangun kesadaran kolektif dan memperkuat kapasitas masyarakat agar mampu menjadi garda terdepan dalam mencegah kekerasan, eksploitasi, dan praktik-praktik yang merugikan perempuan dan anak di Aceh,” ujar Meutia Juliana.

Ia menambahkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman, ramah, dan mendukung bagi kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak.

Kegiatan ini menjadi bagian dari pendekatan promotif dan preventif yang terus didorong oleh Dinas PPPA Aceh. Dengan forum seperti ini, diharapkan muncul sinergi dan kesadaran bersama untuk membentuk masyarakat yang lebih peduli, tanggap, dan berdaya dalam menciptakan perlindungan yang menyeluruh.

Editor: Akil

Pererat Hubungan, Konsulat Singapura dan Politeknik Ngee Ann Kunjungi Dinas Pendidikan Aceh

0
Pererat Hubungan, Konsulat Singapura dan Politeknik Ngee Ann Kunjungi Dinas Pendidikan Aceh. (Foto: Disdik)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Konsulat Jenderal Singapura di Medan bersama delegasi mahasiswa dari Ngee Ann Polytechnic melakukan kunjungan resmi ke Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh, Kamis (3/7/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dan kolaborasi di bidang pendidikan antara Singapura dan Aceh.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Disdik Aceh ini mengangkat tema “Memperkuat Ikatan dan Kolaborasi antara Singapura dan Aceh, Indonesia.”

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST, DEA, menyambut langsung kedatangan delegasi tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di Konsulat Singapura di Medan, yang telah membahas potensi kerja sama konkret antara kedua pihak.

Menurut Marthunis, Singapura merupakan mitra strategis dalam pembangunan sektor pendidikan di Aceh. Ia menyoroti prestasi Negeri Singa dalam hasil tes PISA 2022, di mana negara tersebut menduduki peringkat pertama dunia dalam literasi informasi dan komunikasi di kalangan siswa.

“Capaian tersebut menjadi motivasi besar bagi kami untuk menyelesaikan kolaborasi dan belajar dari praktik-praktik terbaik yang diterapkan di Singapura,” ujar Marthunis.

Ia menambahkan, Aceh siap membuka ruang kolaborasi yang lebih luas, mulai dari program pertukaran pelajar, pelatihan tenaga pendidik, hingga pengembangan kewirausahaan bagi siswa.

“Kami sangat menyambut baik inisiatif ini. Semangat kolaborasi lintas negara seperti ini akan membuka wawasan pelajar Aceh, memperkuat pemahaman lintas budaya, dan membangun jaringan global yang bermanfaat di masa depan. Kami ingin membuktikan bahwa pelajar Aceh mampu bersaing dan tumbuh dalam standar pendidikan internasional,” lanjutnya.

Marthunis juga menekankan bahwa kerja sama ini bukan sekadar program jangka pendek, melainkan langkah awal dari hubungan berkelanjutan antara kedua wilayah.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi batu loncatan menuju kemitraan yang lebih erat, yang dilandasi oleh semangat saling belajar, saling mendukung, dan membangun Asia Tenggara yang lebih kuat, adil, dan inklusif,” pungkasnya.

Editor: Akil

Pemkab Aceh Jaya Resmi Lepas Enam Penerima Beasiswa Aceh Carong

0
Pemkab Aceh Jaya Resmi Lepas Enam Penerima Beasiswa Aceh Carong. (Foto: RRI)

NUKILAN.ID | CALANG – Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya secara resmi melepas keberangkatan enam calon mahasiswa penerima Beasiswa Aceh Carong Tahun 2025 Tahap I. Prosesi pelepasan berlangsung di ruang kerja Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (3/7/2025), dipimpin oleh Asisten I Setdakab Aceh Jaya, Muhammad Milsa, S.H., M.Kn., mewakili Bupati Aceh Jaya, Safwandi, S.Sos., M.A.P.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pejabat terkait, di antaranya Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setdakab Aceh Jaya, Dr. Rahmat Oriza, S.Pt., M.Si., serta perwakilan dari BKPSDM Aceh Jaya, yakni Kepala Bidang Mutasi dan Promosi, Muliadi, S.E., dan Kasubbid Evaluasi dan Penilaian Kinerja, Yusrizal, S.T., M.Si. Mereka selama ini terlibat aktif dalam proses seleksi hingga pendampingan bagi para calon penerima beasiswa.

Beasiswa Aceh Carong merupakan program yang digagas oleh Pemerintah Aceh melalui BPSDM Aceh. Program ini bertujuan mendukung pendidikan tinggi bagi siswa berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu. Selain biaya pendidikan dan biaya hidup, penerima juga mendapat pendampingan akademik secara menyeluruh selama masa studi, baik di dalam maupun luar daerah.

Tahun ini, sebanyak 36 peserta dari Aceh Jaya mengikuti seleksi untuk memperebutkan 16 kuota yang tersedia. Dari hasil seleksi tahap pertama pada 30 Juni 2025, enam peserta dinyatakan lulus. Sementara itu, sepuluh kuota lainnya akan ditentukan dalam tahap seleksi berikutnya.

Adapun enam calon mahasiswa penerima Beasiswa Aceh Carong Tahun 2025 Tahap I dari Aceh Jaya adalah:

  1. Zahrul Fuadi Mubarrak – Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas

  2. Ahmad Riyadhus Shalihin – Politeknik Manufaktur Bandung

  3. Rajulul Akbar – Politeknik Manufaktur Bandung

  4. Azis Putra Danil – Politeknik Manufaktur Bandung

  5. Haris Murtaza – Politeknik Manufaktur Bandung

  6. Umar Khadafi – Politeknik Manufaktur Bandung

Dalam sambutannya, Muhammad Milsa menyampaikan ucapan selamat sekaligus pesan dari Bupati Aceh Jaya kepada para penerima beasiswa. Ia mengingatkan pentingnya menjaga semangat belajar dan nama baik daerah selama menempuh pendidikan.

“Keberhasilan adik-adik semua telah membanggakan Pemerintah Daerah, dan tentunya pula menjadi kebanggaan besar bagi orang tua yang telah mendidik dan mendampingi adik-adik hingga sejauh ini. Kami berharap semangat dan prestasi ini terus dijaga dan ditingkatkan,” ujar Milsa.

Bupati Safwandi juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Aceh beserta jajaran atas komitmen mereka dalam mendukung anggaran program Beasiswa Aceh Carong. Menurutnya, program ini telah menjadi pintu masuk penting bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Aceh Jaya untuk bisa mengakses pendidikan tinggi yang layak.

Sebagai bentuk dukungan tambahan, Pemkab Aceh Jaya turut memberikan uang saku bagi para mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan ke Bandung dan Semarang.

Pemerintah daerah berharap, keberangkatan keenam mahasiswa ini menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih baik, serta dapat membawa manfaat bagi pembangunan Aceh Jaya setelah mereka menyelesaikan studi nantinya.

Editor: Akil

Pemkab Aceh Jaya Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Dua Kantor Pengadilan

0
Bupati Aceh Jaya menyerahkan perjanjian hibah kepada Mahkamah Agung untuk pembangunan dua kantor pengadilan, di Calang, Rabu (2/7/2025) (Foto: ANTARA)

NUKILAN.ID | CALANG — Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya menyerahkan hibah tanah kepada Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia untuk pembangunan dua gedung pengadilan, yakni Pengadilan Negeri Calang dan Mahkamah Syar’iyah Calang.

Penyerahan hibah tersebut ditandai dengan penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang berlangsung di Calang, Rabu (2/7/2025).

“Penyerahan tanah hibah ini untuk mendukung pelayanan terwujudnya pelayanan hukum yang lebih baik bagi masyarakat,” ujar Bupati Aceh Jaya, Safwandi, dalam keterangannya, Kamis (3/7/2025).

Adapun lahan yang dihibahkan seluas dua hektare, masing-masing satu hektare untuk dua instansi peradilan tersebut. Lokasinya berada di Desa Keutapang, Kecamatan Krueng Sabee.

Safwandi menjelaskan bahwa lokasi itu dipilih agar masyarakat di wilayah Aceh Jaya dapat lebih mudah mengakses layanan hukum.

“Jadi lokasinya mudah untuk diakses masyarakat, dan berada tepat di tepi jalan nasional Banda Aceh–Meulaboh,” kata dia.

Ketua Mahkamah Syar’iyah Calang, Khaimi, menyampaikan apresiasi atas langkah Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya tersebut. Ia mengatakan bahwa gedung yang saat ini digunakan sebagai kantor pengadilan masih berada di dalam gampong dan tidak lagi memadai untuk menunjang pelayanan hukum.

“Pembangunan kantor baru sangat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan hukum bagi masyarakat,” ujar Khaimi.

Editor: Akil