Beranda blog Halaman 179

Skandal Integritas Riset: Delapan Kampus Ternama Indonesia Masuk Daftar Risiko Tinggi Versi RI²

0
Ilustrasi riset. (Foto: hercodigital.id)

NUKILAN.IDJAKARTA — Delapan universitas besar di Indonesia tengah menjadi sorotan usai masuk dalam daftar berisiko tinggi versi Research Integrity Risk Index (RI²), sistem pemeringkatan global yang mengukur potensi pelanggaran etika dalam dunia penelitian. Dari delapan kampus tersebut, lima bahkan dikategorikan sebagai “Red Flag”, alias peringatan serius adanya kemungkinan pelanggaran sistemik.

Berdasarkan hasil evaluasi RI², lima kampus yang masuk dalam kategori Red Flag dengan skor di atas 0,251 adalah:

  1. Universitas Bina Nusantara – skor: 0,609

  2. Universitas Airlangga – skor: 0,414

  3. Universitas Sumatera Utara (USU) – skor: 0,400

  4. Universitas Hasanuddin – skor: 0,349

  5. Universitas Sebelas Maret – skor: 0,317

Sementara itu, tiga kampus lain menempati kategori High Risk (skor antara 0,176 hingga kurang dari 0,251), yang berarti ditemukan penyimpangan serius dari standar riset global, yakni:

  1. Universitas Diponegoro – skor: 0,220

  2. Universitas Brawijaya – skor: 0,219

  3. Universitas Padjadjaran – skor: 0,198

Apa Itu RI²?

RI² merupakan sistem pemeringkatan pertama di dunia yang secara khusus dirancang untuk mengukur risiko terhadap integritas akademik di tingkat institusi. Dikutip dari situs resmi American University of Beirut (sites.aub.edu.lb), sistem ini dikembangkan oleh Profesor Lokman Meho.

RI² hadir sebagai respons terhadap kekhawatiran bahwa sistem pemeringkatan universitas global selama ini terlalu menekankan kuantitas publikasi dan kutipan, dan kerap mengabaikan aspek kualitas serta kejujuran ilmiah.

Dua Indikator Penilaian RI²

Penilaian dalam RI² dilakukan berdasarkan dua indikator utama:

  1. R Rate – Jumlah artikel yang ditarik kembali (retracted) per 1.000 publikasi. Ini mencerminkan potensi pelanggaran dalam metodologi, etika, atau penulisan.

  2. D Rate – Persentase publikasi dari suatu institusi yang dimuat di jurnal yang telah dikeluarkan dari Scopus atau Web of Science karena dinilai tidak memenuhi standar kualitas.

Kedua indikator tersebut kemudian digabungkan untuk menghasilkan skor antara 0 hingga 1. Semakin tinggi skor, semakin besar pula risiko pelanggaran integritas. Dalam sistem ini, institusi dibagi ke dalam lima kategori: Red Flag, High Risk, Watch List, Normal Variation, dan Low Risk.

Bukan Untuk Menjatuhkan, Tapi Peringatan Dini

RI² bukan bertujuan menjatuhkan nama baik institusi pendidikan, melainkan berfungsi sebagai sistem peringatan dini. Seperti disebutkan dalam penjelasan resmi, “Semakin tinggi skor RI², semakin tinggi pula risiko pelanggaran integritas.” Sistem ini mendorong kampus-kampus untuk melakukan evaluasi dan pembenahan tata kelola riset.

Mengapa RI² Relevan?

Sistem ini menyoroti praktik-praktik tak sehat yang kerap terjadi demi mengejar peringkat atau produktivitas semu, seperti:

– Publikasi di jurnal predator atau meragukan
– Manipulasi kutipan dan afiliasi
– Ketergantungan pada penulis luar negeri demi meningkatkan angka produktivitas

RI² berusaha mengalihkan fokus dari sekadar angka menuju integritas dan akuntabilitas. Oleh karenanya, sistem ini relevan digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan:

Universitas, untuk pembenahan internal
Lembaga pemeringkat, agar mempertimbangkan integritas
Pemberi dana dan regulator, untuk menilai kelayakan institusi
Jurnalis dan akademisi, sebagai alat pemantauan dunia riset

Temuan RI² ini sejatinya menjadi alarm penting bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Jika tidak segera ditindaklanjuti, krisis integritas riset ini bisa berdampak serius pada reputasi ilmiah, kepercayaan masyarakat, dan kualitas akademik secara keseluruhan.

Editor: Akil

Pakar Pertanian USK Desak Pemerintah Bentuk Brigade Darurat untuk Selamatkan Sawah Petani

0
akademisi usk
Akademisi Fakultas Pertanian USK, Mujiburrahmad, SP.,M.Si. (Foto: Pribadi)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Musim kemarau yang telah berlangsung lebih dari dua bulan di Provinsi Aceh berdampak serius terhadap sektor pertanian, khususnya tanaman padi. Ribuan hektare sawah di berbagai kabupaten kini terancam puso atau gagal panen karena minimnya pasokan air.

Laporan Metrotvnews.com menyebutkan bahwa daerah yang paling terdampak di antaranya adalah Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Aceh Selatan. Di wilayah tersebut, cuaca panas ekstrem yang terus berlanjut disertai krisis air telah memperburuk pertumbuhan tanaman padi, terutama yang baru berusia antara satu pekan hingga dua bulan.

Kondisi ini tidak hanya merugikan petani, tetapi juga dapat menggagalkan target swasembada pangan yang sedang digencarkan pemerintah.

Menanggapi situasi ini, Nukilan.id pada Jumat (5/7/2025) menghubungi Mujiburrahmad, dosen Agroteknologi dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK), untuk meminta pandangannya terkait langkah konkret yang seharusnya diambil pemerintah dalam merespons kekeringan yang berkepanjangan ini.

Menurut Mujiburrahmad, respons cepat pemerintah sangat diperlukan, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar petani terhadap air.

“Pemerintah perlu segera melakukan pendistribusian bantuan air, baik melalui mobil tangki maupun pembangunan sumur dangkal dan embung darurat,” kata Mujiburrahmad.

Ia menambahkan bahwa bantuan tidak boleh berhenti pada aspek pasokan air semata. Petani, kata dia, juga membutuhkan dukungan lain yang lebih komprehensif agar mampu bertahan di tengah tekanan cuaca ekstrem.

“Selain itu, subsidi pompa air, penyediaan benih tahan kekeringan, dan pendampingan teknis kepada petani sangat penting,” ujarnya.

Lebih jauh, Mujiburrahmad mendorong pemerintah untuk membentuk satuan tugas darurat yang terdiri dari para tenaga teknis, penyuluh, dan relawan lokal. Menurutnya, kehadiran tim khusus ini akan mempercepat respons di lapangan dan membantu petani dalam mengambil langkah adaptif.

“Pemerintah juga bisa memfasilitasi pembentukan brigade pertanian darurat kekeringan yang terdiri dari penyuluh, teknisi, dan relawan lokal untuk merespons secara cepat,” jelasnya.

Selain upaya tanggap darurat, ia juga menekankan pentingnya penguatan sistem mitigasi jangka panjang. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi dan data iklim yang akurat sebagai basis pengambilan keputusan di sektor pertanian.

“Di sisi lain, penguatan early warning system berbasis BMKG dan digitalisasi data lahan akan membantu pengambilan keputusan berbasis risiko,” tuturnya.

Dengan kombinasi strategi jangka pendek dan jangka panjang, Mujiburrahmad berharap pemerintah tidak hanya mampu menyelamatkan musim tanam kali ini, tetapi juga membangun ketahanan pertanian yang lebih tangguh ke depan. (XRQ)

Reporter: Akil

Akademisi USK: Sistem Irigasi Pertanian Aceh Belum Siap Hadapi Kemarau Panjang

0
Ilustrasi Sistem Jaringan Irigasi Jambo Aye Kanan Aceh. (Foto: InfoPublik)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Musim kemarau yang telah berlangsung selama dua bulan menyebabkan ribuan hektare lahan sawah musim tanam gadu di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh mengalami kekeringan parah. Dalam situasi seperti ini, sistem irigasi yang andal sangat dibutuhkan, mengingat irigasi memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan produksi pertanian selama musim kering.

Irigasi berfungsi sebagai penyedia air alternatif ketika sumber air alami seperti hujan menjadi langka. Dengan sistem irigasi yang memadai, petani tetap dapat mempertahankan produktivitas pertanian, khususnya tanaman padi, sekalipun di tengah cuaca ekstrem seperti kemarau panjang.

Melihat situasi ini, Nukilan.id pada Jumat (5/7/2025) menghubungi Mujiburrahmad, Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK), untuk mengetahui sejauh mana kesiapan sistem irigasi Aceh dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem seperti kemarau panjang.

Mujiburrahmad mengungkapkan bahwa kondisi sistem irigasi di Aceh masih menyimpan sejumlah persoalan krusial yang menghambat upaya menjaga stabilitas produksi pangan, terutama padi.

“Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, Bappenas, dan studi terbaru, kondisi sistem irigasi di Aceh menunjukkan keterbatasan yang signifikan dalam menjamin ketahanan produksi pertanian, khususnya padi pada musim kemarau,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, sebagian besar lahan sawah di Aceh masih belum terjangkau irigasi teknis dan hanya mengandalkan curah hujan, yang tentu sangat rentan terhadap cuaca ekstrem.

“Sekitar 65% lahan sawah masih bergantung pada irigasi non-teknis seperti tadah hujan, yang sangat rentan terhadap fluktuasi iklim,” katanya.

Menurutnya, jaringan irigasi teknis yang ada pun belum mampu menjangkau seluruh kawasan sentra pertanian secara merata, terutama wilayah-wilayah yang selama ini menjadi penghasil utama padi gadu.

“Infrastruktur irigasi teknis seperti jaringan Krueng Aceh dan Lhok Guci belum menjangkau sebagian besar sentra padi gadu, terutama di wilayah tengah dan selatan Aceh,” terangnya.

Selain persoalan keterjangkauan, kerusakan pada infrastruktur yang belum diperbaiki sejak bencana masa lalu juga memperburuk distribusi air irigasi. Hal ini berdampak langsung terhadap produktivitas petani di daerah yang terdampak.

“Selain itu, kerusakan dan degradasi infrastruktur di daerah seperti Pidie dan Aceh Selatan, yang belum sepenuhnya direvitalisasi pasca-bencana, memperburuk situasi dan menghambat efisiensi distribusi air,” sambungnya.

Dengan demikian, ia menekankan bahwa ketahanan pertanian Aceh saat ini berada dalam kondisi yang cukup rapuh. Berbagai faktor seperti minimnya jaringan irigasi teknis, ketergantungan terhadap hujan, dan lemahnya rehabilitasi infrastruktur menjadi penyebab utama.

“Kombinasi antara keterbatasan jangkauan irigasi teknis, ketergantungan tinggi pada hujan, serta minimnya rehabilitasi infrastruktur, memperkuat kesimpulan bahwa sistem irigasi di Aceh belum siap menghadapi dampak kemarau panjang secara optimal,” tutupnya.

Situasi ini menjadi alarm serius bagi pemerintah daerah dan pusat untuk segera mengambil langkah konkret memperkuat sistem irigasi, sebelum kekeringan semakin meluas dan menggerus ketahanan pangan Aceh. (XRQ)

Reporter: Akil

Cuaca Ekstrem Rugikan Petani, Ini Rekomendasi Varietas Padi dari Akademisi USK

0
AKADEMISI USK
Akademisi Fakultas Pertanian USK, Mujiburrahmad, SP.,M.Si. (Foto: Pribadi)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Musim kemarau yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir menyebabkan ribuan hektare lahan sawah di sejumlah wilayah Provinsi Aceh mengalami kekeringan parah. Tanaman padi pada musim tanam gadu, yang sebagian besar baru berusia satu pekan hingga dua bulan, kini berada dalam kondisi kritis dan terancam mengalami puso atau gagal panen.

Jika tidak segera ditangani, krisis ini bukan hanya berdampak pada penghidupan para petani, tetapi juga mengancam ketahanan pangan dan keberhasilan program swasembada yang selama ini digalakkan pemerintah.

Menanggapi kondisi kekeringan yang melanda sawah-sawah di Aceh, Mujiburrahmad, dosen Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) menegaskan pentingnya pemilihan varietas padi yang adaptif sebagai salah satu strategi menghadapi iklim yang kian ekstrem.

“Dalam menghadapi tantangan iklim seperti kekeringan musiman dan kenaikan suhu ekstrem, pemilihan varietas padi yang adaptif menjadi strategi penting,” kata Mujiburrahmad kepada Nukilan.id pada Jumat (5/7/2025).

Ia mengatakan, sejumlah varietas padi unggul kini telah dikembangkan oleh lembaga dalam negeri dan International Rice Research Institute guna mengantisipasi dampak perubahan iklim pada sektor pertanian.

“Sejumlah varietas unggul telah dikembangkan oleh Balitbangtan Kementerian Pertanian RI dan IRRI yang cocok untuk kondisi sawah tadah hujan maupun daerah dengan suhu tinggi,” ujarnya.

Mujiburrahmad menyebut beberapa contoh varietas padi yang telah terbukti memiliki ketahanan terhadap stres iklim, mulai dari kekeringan hingga genangan air.

“Terdapat beberapa varietas padi hasil pemuliaan yang dirancang untuk tahan terhadap stres iklim. Seperti Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR yang tahan kekeringan dan genangan air,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyebut varietas Inpari 30 Ciherang Sub 1 yang cocok untuk kondisi sawah yang rawan tergenang air dalam waktu lama.

“Kemudian ada Inpari 30 Ciherang Sub 1 yang toleran terhadap genangan air hingga 14 hari. lalu ada Inpari 47 yang memiliki toleransi terhadap kekeringan dan memiliki hasil yang relatif stabil,” katanya lagi.

Untuk menghadapi kekeringan ekstrem, Mujiburrahmad menyebut varietas yang dikembangkan secara khusus oleh IRRI sebagai salah satu opsi yang potensial diterapkan.

“Terakhir, IR64 Drought-tolerant lines yang dikembangkan oleh IRRI untuk kondisi kekeringan ekstrem,” tutupnya.

Pemilihan varietas yang tepat, menurut Mujiburrahmad, harus dibarengi dengan pendekatan agronomi lain seperti pengelolaan air, pemupukan berimbang, dan teknik konservasi tanah. Langkah ini diperlukan agar hasil panen tetap optimal di tengah tantangan iklim yang semakin tidak menentu. (xrq)

Reporter: Akil

Kejari Lhokseumawe Periksa Irwandi Yusuf Terkait Dugaan Korupsi di KEK Arun

0
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh. (Foto: ANTARA/Rahmad)

NUKILAN.ID | LHOKSEUMAWE  Kejaksaan Negeri (Kejari) Lhokseumawe memeriksa mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun pada periode 2018 hingga 2024.

Pemeriksaan dilakukan sebagai bagian dari proses penyelidikan atas laporan masyarakat serta hasil pengumpulan informasi intelijen oleh kejaksaan.

“Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf datang ke Kantor Kejari Lhokseumawe dalam memenuhi undangan permintaan keterangan jaksa penyelidik terkait penyelidikan dugaan tindak korupsi di KEK Arun,” ujar Kepala Seksi Intelijen Kejari Lhokseumawe, Therry Gutama, Jumat (4/7/2025).

Dalam pemeriksaan tersebut, penyelidik melontarkan 15 pertanyaan kepada Irwandi Yusuf terkait perannya sebagai Gubernur Aceh sekaligus Ketua Dewan KEK Arun.

Menurut Therry, hingga saat ini sudah ada 23 orang yang telah dimintai keterangan. Satu orang lainnya dijadwalkan akan diperiksa pada pekan depan.

Therry menambahkan, para penyewa atau tenant di kawasan KEK Arun juga akan dimintai keterangan dalam waktu dekat. Penyelidikan dilakukan secara intensif untuk menelusuri indikasi ketidakwajaran dalam pengelolaan kawasan tersebut.

“Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan KEK Arun dilaksanakan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan sesuai dengan peraturan berlalu,” kata Therry.

Ia menjelaskan, KEK Arun sejatinya dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan pengembangan industri. Namun, temuan sementara penyelidik menunjukkan adanya dugaan pengelolaan yang tidak transparan, serta penyalahgunaan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan dana di kawasan itu.

“Penyelidikan ini melibatkan berbagai elemen guna mengungkap dugaan ketidakpatuhan terhadap regulasi dalam pengelolaan KEK Arun. Secara keseluruhan, penyelidikan ini bertujuan untuk memperbaiki sistem pengelolaan KEK Arun,” tutup Therry.

Editor: Akil

Ekspor Aceh Capai 265,1 Juta Dolar AS hingga Mei 2025, Batubara Masih Mendominasi

0
Ilustrasi Ekspor. (Foto: Niaga Asia)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat total nilai ekspor daerah itu sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai 265,1 juta dolar Amerika Serikat (AS). Selama periode tersebut, volume ekspor tercatat sebesar 5.394.833,3 ton.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, menyebutkan bahwa komoditas batubara masih menjadi andalan utama ekspor Aceh, termasuk pada bulan Mei 2025. Pada bulan tersebut, nilai ekspor batubara tercatat sebesar 38,95 juta dolar AS dari total nilai ekspor bulanan sebesar 50,30 juta dolar AS.

“Komoditas batubara menjadi penyumbang utama ekspor Provinsi Aceh termasuk pada Mei 2025 yakni sebesar Rp38,95 juta dolar Amerika Serikat dari total nilai ekspor bulan itu sebesar 50,30 juta dolar Amerika Serikat,” kata Tasdik Ilhamudin di Banda Aceh, Jumat (4/7/2025).

Ia merinci, sektor pertambangan masih mendominasi ekspor Aceh, diikuti oleh komoditas kopi dan rempah-rempah dengan nilai 8,30 juta dolar AS. Selanjutnya, daging dan ikan olahan menyumbang 0,97 juta dolar AS, disusul buah-buahan sebesar 0,79 juta dolar AS dan berbagai produk kimia senilai 0,66 juta dolar AS.

Adapun negara tujuan ekspor terbesar masih diduduki oleh India dengan komoditas batubara. Posisi kedua ditempati Amerika Serikat dengan nilai 4,35 juta dolar AS untuk produk kopi dan rempah-rempah. Sementara Thailand berada di urutan ketiga dengan nilai 3,08 juta dolar AS, juga untuk komoditas batubara.

Tasdik menyampaikan bahwa sebagian besar ekspor Aceh pada Mei 2025, yakni sebesar 77,80 persen atau senilai 39,14 juta dolar AS, dilakukan melalui pelabuhan di wilayah Provinsi Aceh. Sementara sisanya diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain.

Namun demikian, kinerja ekspor Aceh pada Mei 2025 tercatat menurun lima persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni April, yang mencatatkan nilai ekspor sebesar 53 juta dolar AS.

Lebih lanjut, neraca perdagangan Aceh pada Mei 2025 mengalami defisit sebesar 9,30 juta dolar AS, karena nilai impor yang lebih tinggi yakni 59,60 juta dolar AS dibandingkan ekspor sebesar 50,30 juta dolar AS.

BPS Aceh berharap pemerintah daerah dapat terus mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan sebagai potensi unggulan ekspor yang lebih berkelanjutan.

“Ketersediaan komoditas pertanian dan perkebunan yang cukup khususnya akan menjadi salah satu peluang untuk menambah nilai ekspor Aceh selain sektor lainnya termasuk perikanan,” pungkas Tasdik.

Editor: Akil

Minibus Pencuri Kambing Terguling di Aceh Utara, Sopir Tewas Terjepit

0
Ilustrasi. (Foto: Medcom)

NUKILAN.ID | LHOKSUKON – Sebuah minibus jenis Toyota Avanza berpelat BL 1256 NM yang diduga digunakan oleh komplotan pencuri kambing terguling ke dalam tambak di Gampong Keutapang, Kecamatan Tanah Pasir, Kabupaten Aceh Utara, Jumat, 4 Juli 2025. Insiden ini menyebabkan sopir berinisial R (25) meninggal dunia di lokasi kejadian.

Kapolsek Tanah Pasir, AKP Fauzan, menjelaskan bahwa kecelakaan itu terjadi setelah warga memergoki ketiga pelaku sedang mengangkut kambing di pinggir jalan. Warga yang curiga langsung meneriaki mereka sebagai maling.

“Saat diteriaki maling, ketiganya panik dan kabur dengan kecepatan tinggi. Namun, mobil mereka terguling ke tambak setelah melewati gundukan jalan yang tidak terkendali,” kata Fauzan saat dikonfirmasi.

Dalam mobil tersebut, polisi menemukan tiga ekor kambing, satu ekor domba, sebuah bong yang diduga alat hisap sabu, dan sebilah parang. Ketiga pria di dalam kendaraan itu diketahui merupakan pelaku pencurian ternak.

“Sopir berinisial R, 25, meninggal dunia setelah tubuhnya terjepit dan terendam di dalam tambak. Sementara N, 38, salah seorang penumpang, mengalami luka-luka setelah diamuk massa. Satu pelaku lain masih buron,” jelas Fauzan.

Pelaku yang terluka telah diamankan dan kini ditahan di Rutan Polres Aceh Utara untuk menjalani proses penyelidikan lebih lanjut. Sementara itu, jenazah sopir sudah dipulangkan ke keluarganya dan dimakamkan di kampung halamannya.

“Kami masih memburu satu pelaku yang berhasil melarikan diri,” pungkasnya.

Editor: Akil

Mualem Tegaskan Komitmen Perjuangkan Otsus Aceh Secara Permanen

0
Gubernur Aceh Muzakir Manaf Melakukan Pertemuan Bersama Anggota DPR RI dan DPD RI Asal Aceh Serta Bupati Dan Walikota. (Foto: Humas Aceh)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Pemerintah Aceh terus mengupayakan langkah-langkah strategis demi memperjuangkan kelanjutan Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan pelaksanaan penuh Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA). Hal ini ditegaskan Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, dalam pertemuan bersama para bupati dan wali kota se-Aceh di Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Jakarta, Kamis malam (3/7/2025).

Dalam forum tersebut, Mualem—sapaan akrab Gubernur Aceh—menyampaikan bahwa upaya ini dilakukan melalui jalur koordinasi intensif dengan kementerian terkait, anggota DPR RI dan DPD RI asal Aceh, serta langsung kepada Presiden RI.

“Ini adalah bentuk komitmen kita bersama untuk memastikan kekhususan Aceh tidak hanya diakui di atas kertas, tapi juga dijalankan dalam kebijakan nyata,” ujar Mualem.

Sejak diberlakukan pada 2008, Dana Otsus telah menjadi bagian penting dalam percepatan pembangunan Aceh pascakonflik, sebagai implementasi dari Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 11 Tahun 2006, Aceh memperoleh Dana Otsus sebesar dua persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) nasional selama 15 tahun, kemudian satu persen untuk lima tahun berikutnya, yang masa berlakunya akan berakhir pada 2027.

Melihat berbagai tantangan pembangunan yang masih dihadapi, Pemerintah Aceh kini mengusulkan agar Dana Otsus diperpanjang secara permanen sebagai bentuk keberlanjutan terhadap pengakuan kekhususan Aceh dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.

Editor: Akil

Chelsea Tundukkan Palmeiras 2-1, Lolos ke Semifinal Piala Dunia Antarklub 2025

0
Cole Palmer (kanan) membuka kemenangan Chelsea atas Palmeiras pada perempat final Piala Dunia Antarklub 2025, Sabtu (5/7/2025). (FOTO: REUTERS)

NUKILAN.ID | PHILADELPHIA — Chelsea memastikan langkah ke semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 usai menaklukkan Palmeiras dengan skor tipis 2-1 dalam laga perempat final yang digelar di Stadion Lincoln Financial Field, Philadelphia, Amerika Serikat, Sabtu (5/7/2025) pagi waktu Indonesia.

Amatan Nukilan.id dari layar siaran langsung, sejak peluit awal dibunyikan oleh wasit Alireza Faghani asal Australia, kedua tim langsung tancap gas. Jual beli serangan terjadi, dengan Chelsea lebih dahulu menciptakan peluang melalui kolaborasi apik antara Cole Palmer, Enzo Fernandez, Andrey Santos, Pedro Neto, Liam Delap, dan Christopher Nkunku.

Talenta muda Inggris, Cole Palmer, menjadi pembuka keunggulan The Blues pada menit ke-16. Mendapat umpan dari Trevoh Chalobah, Palmer melesat ke kotak penalti dan melewati dua bek Palmeiras, Micael dan Agustin Glay. Tendangan akuratnya membuat kiper Weverton tak berkutik.

Pergerakan Palmer yang eksplosif itu menjadi bukti mengapa ia kini dianggap sebagai salah satu bintang masa depan Chelsea.

Palmeiras yang tertinggal mencoba bangkit. Peluang emas didapat pada menit ke-42 melalui sundulan Vanderlan, namun kiper Chelsea, Robert Sanchez, menunjukkan refleks luar biasa untuk mengamankan bola.

Memasuki babak kedua, tim asal Sao Paulo tampil lebih agresif. Serangan demi serangan dibangun oleh Victor Roque dan rekan-rekannya hingga akhirnya pada menit ke-53, Estevao Willian berhasil menyamakan skor lewat tendangan dari sudut sempit.

Setelah gol penyeimbang itu, Palmeiras tampak lebih mendominasi. Mereka berkali-kali merepotkan lini pertahanan Chelsea, meskipun tidak menghasilkan gol tambahan.

Namun, justru Chelsea yang kembali unggul di menit ke-83. Sepakan Malo Gusto membentur kaki Agustin Glay dan bola yang berbelok arah membuat Weverton mati langkah. Meskipun sempat menyentuh sang kiper, bola tetap bersarang ke dalam gawang.

Pertandingan terus berjalan sengit di sisa waktu. Noni Madueke dan Joao Pedro sempat memberikan tekanan tambahan ke gawang Palmeiras, namun Weverton tampil sigap menjaga peluang timnya tetap hidup. Di sisi lain, aksi individu Paulinho juga nyaris mengubah skor, namun tak berbuah gol.

Skor 2-1 bertahan hingga peluit akhir. Chelsea pun melangkah ke babak semifinal dan akan menghadapi wakil Brasil lainnya, Fluminense, yang sebelumnya menyingkirkan Al Hilal.

Susunan Pemain

Palmeiras: Weverton; Agustin Glay, Bruno Fuchs, Micael, Vanderlan; Richard Rios, Emiliano Martinez; Allan, Estevao Willian, Facundo Torres; Vitor Roque.

Chelsea: Robert Sanchez; Malo Gusto, Trevoh Chalobah, Levi Colwill, Marc Cucurella; Andrey Santos, Enzo Fernandez; Pedro Neto, Cole Palmer, Christopher Nkunku, Liam Delap. (XRQ)

Reporter: Akil

Baitul Mal Aceh Salurkan Rp160 Juta untuk Da’i Perbatasan

0
baitul mal aceh
Sekretariat Baitul Mal Aceh (Foto. Dok. BMA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Baitul Mal Aceh (BMA) kembali menyalurkan bantuan kepada para da’i yang bertugas di wilayah perbatasan melalui Program Kemaslahatan Umat Tahun 2025. Bantuan dana infak senilai total Rp160 juta itu diserahkan kepada 80 orang mustahik pada Selasa (1/7/2025).

Para penerima manfaat merupakan para da’i yang mengabdi di enam kabupaten/kota dengan akses terbatas terhadap pembinaan keagamaan, yakni Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, dan Simeulue.

Program ini bertujuan mendukung para da’i yang berperan penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam, memberikan bimbingan spiritual, serta memfasilitasi kegiatan keagamaan seperti pengajian dan ceramah di pelosok Aceh.

Ketua Badan Baitul Mal Aceh menjelaskan bahwa penyaluran ini merupakan bagian dari strategi pendayagunaan dana infak secara tepat sasaran, khususnya dalam mendukung dakwah di daerah yang minim sentuhan keagamaan.

“Para da’i perbatasan memiliki peran strategis dalam memperkuat akidah, meningkatkan pemahaman keislaman, dan membina masyarakat dalam nilai-nilai keagamaan. Bantuan ini kami harapkan dapat menjadi penyemangat bagi mereka dalam menjalankan tugas mulia,” ujarnya.

Melalui program ini, BMA juga berharap dapat memperkuat kehidupan keagamaan masyarakat Aceh serta membantu meringankan beban ekonomi para da’i yang mengabdi di daerah-daerah dengan keterbatasan sarana.

Tak hanya itu, Ketua BMA menyatakan komitmen pihaknya untuk terus mengelola dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) secara profesional dan transparan, dengan orientasi dampak yang luas dan berkeadilan.

“Baitul Mal Aceh juga berencana melanjutkan program serupa di masa mendatang dengan cakupan wilayah yang lebih luas,” tutupnya.

Editor: Akil