Beranda blog Halaman 17

Harga Emas dan Cabai Melonjak, Inflasi Aceh Sentuh 4,66 Persen pada Oktober 2025

0
Ilustrasi inflasi. (Foto: Freepik)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year on year) Provinsi Aceh mencapai 4,66 persen pada Oktober 2025. Kenaikan harga emas perhiasan dan cabai merah menjadi dua faktor utama yang memicu meningkatnya inflasi di Tanah Rencong.

Berdasarkan data BPS, inflasi Aceh secara month-to-month (bulanan) pada Oktober tercatat sebesar 0,12 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 111,03 pada September menjadi 111,16 pada Oktober 2025.

“Secara tahunan pada Oktober Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 4,66 persen. Artinya harga barang dan jasa secara umum naik rata-rata 4,66 persen dibandingkan Oktober tahun sebelumnya,” kata Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, kepada wartawan, Senin (3/11/2025).

Menurut Tasdik, kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan, dengan kenaikan 3,82 persen dan kontribusi sebesar 0,23 persen. Komoditas yang paling berperan dalam mendorong inflasi antara lain emas perhiasan, cabai merah, wortel, ikan tongkol, dan telur ayam ras.

Sementara secara tahunan, cabai merah dan emas perhiasan masih menjadi penyumbang utama inflasi, disusul beras, sigaret kretek mesin, serta ikan dencis.

Tasdik menambahkan, inflasi tahunan terjadi di seluruh wilayah penghitungan inflasi di Aceh, yakni Banda Aceh, Aceh Tengah, Lhokseumawe, Meulaboh, dan Aceh Tamiang.

Dari lima daerah tersebut, Aceh Tengah mencatat inflasi tahunan tertinggi sebesar 5,59 persen, sedangkan Banda Aceh menjadi yang terendah dengan 3,93 persen.

“Untuk inflasi bulanan, Banda Aceh mengalami inflasi tertinggi yaitu 0,35 persen sementara terendah di Lhokseumawe sebesar 0,11 persen,” jelasnya.

Menariknya, secara bulanan hanya dua daerah—Meulaboh dan Banda Aceh—yang mengalami inflasi, sementara tiga wilayah lainnya justru mencatat deflasi, menandakan masih adanya perbedaan dinamika harga antarwilayah di Aceh.

Dengan inflasi yang terus bergerak naik, terutama dipicu oleh kebutuhan pokok dan logam mulia, pengendalian harga komoditas strategis seperti cabai dan beras diperkirakan akan menjadi fokus pemerintah daerah dalam menjaga kestabilan ekonomi Aceh menjelang akhir tahun. (xrq)

Mahasiswa Luar Aceh Dominasi Kampus Unimal, Rektor Soroti Rendahnya Minat Anak Daerah

0
Rektor Unimal Prof. Dr. Ir. Herman Fithra ST., MT., IPM., ASEAN. Eng saat memberikan sambutan pada acara Pelantikan Pengurus IKA Unimal periode 2024-2028 pada Minggu (2/11/2025). (Foto: dok. Nanda RRI)

NUKILAN.ID | LHOKSEUMAWE – Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal), Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, ST., MT., IPM., ASEAN. Eng., menyoroti fenomena menurunnya minat pelajar asal Aceh untuk melanjutkan pendidikan tinggi di kampus tersebut.

Dalam sambutannya pada acara pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unimal periode 2024–2028, Minggu (2/11/2025), Herman mengungkapkan bahwa saat ini mahasiswa Unimal justru didominasi oleh mereka yang berasal dari luar Aceh, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, bahkan Papua.

“Data yang kita himpun menunjukkan mahasiswa Unimal saat ini didominasi dari anak-anak luar Aceh. Saat melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah di Aceh, kita menemukan fakta bahwa minat anak Aceh melanjutkan kuliah sangat rendah,” ujar Herman Fithra dalam sambutannya di Auditorium Teungku Abdul Wahab Dahlawy, Kampus Reuleut, Aceh Utara.

Herman berharap Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan dapat mengevaluasi kondisi tersebut. Menurutnya, ketimpangan dalam penyaluran beasiswa turut menjadi salah satu penyebab rendahnya jumlah mahasiswa asal Aceh yang kuliah di Unimal.

“Ia berharap Dinas Pendidikan untuk turut mengevaluasi fakta ini, mengingat kuota penerima beasiswa dari Unimal lebih banyak diperoleh oleh anak-anak luar Aceh daripada dari Aceh sendiri,” ujarnya.

Menurutnya harus ada yang dibenahi agar ke depan anak-anak Aceh mendapat kesempatan kuliah di daerahnya sendiri dengan bantuan beasiswa yang merata.

Meski demikian, Herman juga menyampaikan bahwa secara akademik Unimal terus mengalami perkembangan. Kampus yang berpusat di Lhokseumawe dan Aceh Utara itu kini menjadi tujuan studi bagi sejumlah mahasiswa internasional.

“Sementara itu dalam hal studi, kita mengalami kemajuan dari banyaknya Mahasiswa Luar Negeri yang belajar ke Unimal. Mereka berasal dari negara-negara di Asia Tenggara seperti Kamboja, ada yang dari Jepang, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya,” ujarnya.

Pelantikan Pengurus IKA Unimal periode 2024–2028 berlangsung khidmat dan meriah. Kegiatan itu ditandai dengan pembacaan surat keputusan pengurus dan ikrar alumni.

Menutup sambutannya, Herman berpesan agar para alumni dapat berperan aktif memajukan Unimal di berbagai tingkatan.

Herman Fitra di akhir sambutannya menyampaikan harapan kepada Alumni Unimal agar semakin memajukan Unimal di tingkat lokal, nasional, hingga internasional.

Jamaluddin Idham Pimpin PDI Perjuangan Aceh, Janji Hadir di Tengah Rakyat

0
Jamaluddin Idham. (Foto: Dok. Ist)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Aceh, Jamaluddin Idham, resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Aceh. Keputusan itu diambil dalam Konferensi Daerah (Konferda) yang berlangsung di Hermes Hotel, Banda Aceh, Minggu (2/11/2025).

Dalam kegiatan yang mengusung tema “Bergerak dalam Satu Rampak Barisan untuk Aceh Meusyuhu” itu, penetapan Jamaluddin disambut tepuk tangan meriah dari peserta konferensi. Ia dinilai sebagai sosok muda yang mampu menyatukan kader dan menghidupkan kembali semangat perjuangan partai berlambang kepala banteng di Tanah Rencong.

“Amanah ini bukan sekadar jabatan politik, tetapi panggilan perjuangan. Saya ingin PDI Perjuangan di Aceh hadir di tengah rakyat, mendengarkan, bekerja, dan memberi solusi nyata,” ujar Jamaluddin dalam siaran pers yang diterima RRI.co.id.

Politikus yang juga menjabat sebagai anggota Komisi III DPR RI itu menegaskan komitmennya untuk menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai yang benar-benar berpihak kepada rakyat kecil.

“Kami berkomitmen untuk menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai yang benar-benar berpihak kepada rakyat kecil,” katanya lagi.

Jamaluddin juga menekankan pentingnya konsolidasi internal dan pembinaan kader hingga ke akar rumput. Menurutnya, kekuatan partai terletak pada soliditas dan kesetiaan kader terhadap ideologi perjuangan partai.

“Kita harus solid. Tidak boleh ada sekat antara kader di kabupaten, kota, dan provinsi. Semangat gotong royong dan ideologi kerakyatan Bung Karno harus terus hidup dalam setiap langkah politik kita,” ujarnya.

Konferda yang berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban itu dihadiri oleh perwakilan DPP PDI Perjuangan, pengurus DPC se-Aceh, serta sejumlah tokoh partai. Para kader menaruh harapan besar agar kepemimpinan Jamaluddin membawa energi baru dan memperkuat konsolidasi partai di daerah.

Dengan terpilihnya Jamaluddin Idham, PDI Perjuangan Aceh diharapkan mampu menegaskan kembali perannya sebagai partai nasionalis yang berpijak pada semangat gotong royong dan keadilan sosial.

HIPMI Aceh Siap Dorong Investasi dan Kurangi Kemiskinan: Said Rizqi Saifan Resmi Nahkodai Periode 2025–2028

0
Pelantikan HIPMI Aceh. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Kepengurusan baru Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Aceh resmi dilantik untuk periode 2025–2028. Acara pelantikan berlangsung khidmat di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Minggu (2/11/2025), menandai babak baru kiprah pengusaha muda di Tanah Rencong.

Said Rizqi Saifan, yang sebelumnya terpilih secara aklamasi melalui Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub), kini resmi memimpin HIPMI Aceh. Ia dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Akbar Himawan Buchari, disaksikan oleh Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, yang mewakili Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf, serta sejumlah tokoh penting dunia usaha dan pemerintahan.

Dalam pidato perdananya, Said Rizqi menegaskan komitmen HIPMI Aceh untuk menjadi mitra strategis Pemerintah Aceh dalam menghadapi persoalan ekonomi daerah. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi untuk menekan angka kemiskinan dan memperluas lapangan kerja.

“BPD HIPMI Aceh siap berkolaborasi, siap bersama-sama menyukseskan program Bapak Gubernur Aceh dalam menekan kemiskinan yang ada, juga membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya,” tegas Said Rizqi.

Lebih jauh, Said Rizqi mengajak seluruh jajaran HIPMI untuk memanfaatkan momentum pelantikan sebagai langkah konkret memperkuat citra positif Aceh di mata investor nasional. Menurutnya, kehadiran Ketua Umum BPP HIPMI di Banda Aceh menjadi bukti bahwa Aceh aman dan kondusif bagi investasi.

“Karenanya, kami mohon dengan ketum, melalui jejaring komunikasi yang ketum miliki, datangkanlah investasi yang sebesar-besarnya ke Aceh. Kami BPD HIPMI Aceh siap memfasilitasi, dan saya yakin Pemerintah Aceh serta seluruh elemen masyarakat siap menerima dan membuka diri untuk investasi yang masuk ke Aceh,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari, memberikan apresiasi kepada kepengurusan baru HIPMI Aceh. Ia optimistis di bawah kepemimpinan Said Rizqi Saifan, HIPMI akan menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

Akbar juga menyinggung tantangan fiskal yang sedang dihadapi Pemerintah Aceh akibat pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) oleh pemerintah pusat, yang berpotensi mengurangi APBA hingga Rp 1 triliun.

“Saya bilang, tenang Pak Sekda, semua masalah ada jalan keluarnya. Koordinasi dengan Pak Saifan (Ketua BPD HIPMI Aceh), kita datangkan investasi sebesar-besarnya untuk datang ke Aceh,” ungkap Akbar.

Di sisi lain, Sekda Aceh, M. Nasir, dalam sambutannya menyebut HIPMI memiliki posisi vital dalam membangun sistem tata kelola pemerintahan yang ideal di Aceh. Ia menyebut bahwa selama ini pilar sektor swasta (private sector) masih belum berperan maksimal dibandingkan dua pilar lainnya, yakni pemerintah dan masyarakat sipil.

“Hari ini, sistem good governance ini belum berjalan. Yang ada baru government dan civil society. Private sector-nya belum optimal di Aceh. Pabrik bisa kita hitung dengan jari, usaha skala besar sangat sedikit,” kata M. Nasir mewakili Gubernur Aceh.

Ia berharap, dengan dilantiknya 162 pengurus baru HIPMI Aceh, peran sektor swasta dapat menjadi kekuatan baru dalam kebangkitan ekonomi daerah.

“Jika 162 anggota HIPMI ini semuanya menjadi pengusaha andal, saya yakin Aceh akan menjadi wilayah yang sangat maju,” ujarnya.

M. Nasir juga menyinggung kondisi ekonomi Aceh yang masih tertinggal, dengan tingkat kemiskinan mencapai 12,33 persen dan pertumbuhan ekonomi 4,82 persen. Tantangan tersebut diperberat oleh pemotongan anggaran dari pusat yang mencapai hampir Rp 1 triliun.

Meski demikian, ia tetap optimistis bahwa kolaborasi antara Pemerintah Aceh dan HIPMI akan membawa perubahan positif ke depan.

“Kami yakin dengan hadirnya HIPMI, dengan kolaborasi antara HIPMI dan Pemerintah Aceh ke depan, kita bisa menghadapi segala tantangan ini bersama-sama,” tutup M. Nasir.

Pelantikan BPD HIPMI Aceh ini diharapkan menjadi momentum bagi generasi muda pengusaha Aceh untuk memperkuat peran sektor swasta dalam pembangunan ekonomi, sekaligus membuka ruang investasi baru yang berkelanjutan di provinsi paling barat Indonesia itu.

UBBG Banda Aceh Kembali Kirim Mahasiswa ke Malaysia, Rektor: “Jadilah Inspirasi bagi Siswa di Negara Tujuan”

0
Rektor UBBG Banda Aceh, Prof Dr Lili Kasmini MSi melepas puluhan mahasiswa universitas itu untuk mengikuti Program Asistensi Mengajar Internasional Tahap 2 di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Pelepasan berlangsung Sabtu (1/11/2025) di halaman Gedung B Kampus UBBG Banda Aceh. (Foto: HUMAS UBBG)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh kembali mengirimkan puluhan mahasiswanya untuk mengikuti Program Asistensi Mengajar Internasional tahap kedua di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Malaysia.

Upacara pelepasan berlangsung di halaman Gedung B Kampus UBBG, Sabtu (1/11/2025), dipimpin langsung oleh Rektor UBBG, Prof. Dr. Lili Kasmini, M.Si. Para mahasiswa yang dilepas berasal dari dua program studi, yakni Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Mereka berangkat menuju Malaysia pada Minggu (2/11/2025) pagi.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang terus dikembangkan UBBG untuk memperluas jejaring dan membuka pengalaman belajar mahasiswa di tingkat internasional.

Rektor UBBG, Lili Kasmini kepada NUKILAN.ID menyampaikan apresiasi dan doa terbaik bagi mahasiswa yang terpilih mengikuti program tersebut. Ia menegaskan pentingnya menjaga integritas dan membawa nilai-nilai positif selama menjalani praktik mengajar di luar negeri.

“Jadilah inspirasi bagi siswa serta masyarakat di negara tujuan. Pengalaman ini akan menjadi bekal berharga untuk masa depan kalian,” pesan Prof. Lili kepada para peserta.

Rektor juga berharap mahasiswa dapat menjadi duta pendidikan yang membawa semangat karakter, budaya, dan nama baik almamater di lingkungan sekolah tempat mereka berpraktik.

Program ini turut dibimbing oleh dua dosen pendamping, yakni Prof. Dr. Lili Kasmini, M.Si, dan Fitriati, M.Ed., Ph.D.

Ketua Unit Pelaksana Tugas (UPT) Kampus Berdampak UBBG, Ns. Eridha Putra, S.Kep., M.Kep., menambahkan bahwa kegiatan ini menunjukkan konsistensi kampus dalam mendukung implementasi MBKM dan memperkuat eksposur internasional bagi mahasiswa.

“Tahap kedua ini menunjukkan konsistensi UBBG dalam memperluas jejaring dan meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa di tingkat internasional. Kita harapkan mahasiswa harus mampu berinovasi dan memberikan kontribusi berdampak di sekolah tempatan,” ujarnya.

Sebelumnya, keberhasilan pelaksanaan Asistensi Mengajar Internasional tahap pertama telah membuka peluang untuk melanjutkan program serupa di berbagai negara. UBBG berencana memperluas kerja sama pendidikan lintas negara guna memperkuat kapasitas dan daya saing mahasiswa di kancah global. (XRQ)

Reporter: AKIL

Mualem Kukuhkan IKA Unimal, Dorong Alumni Jadi Kekuatan Intelektual Pembangunan Aceh

0
Mualem Kukuhkan IKA Unimal. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | LHOKSEUMAWE – Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem menghadiri pelantikan pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Malikussaleh (IKA Unimal) periode 2024–2028 di Auditorium Tgk Abdul Wahab Dahlawy, Kampus Reuleut, Aceh Utara, Minggu (2/11/2025).

Dalam prosesi tersebut, Azhari Cagee, anggota DPD RI, resmi dilantik sebagai ketua umum menggantikan Amrizal J Prang. Pelantikan dilakukan langsung oleh Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Herman Fithra, dan turut disaksikan oleh para alumni serta civitas academica Unimal.

Momentum pelantikan itu juga menjadi istimewa bagi Mualem. Ia dikukuhkan sebagai alumni kehormatan dan dipakaikan jas almamater Unimal oleh rektor, sebagai simbol kedekatan emosional antara pemerintah dan kalangan akademik.

Dalam sambutannya, Mualem menegaskan pentingnya peran IKA Unimal sebagai kekuatan intelektual dalam mendukung pembangunan Aceh. Menurutnya, alumni memiliki tanggung jawab strategis dalam menjembatani dunia pendidikan, masyarakat, dan pemerintah.

“Amanah ini merupakan tanggung jawab besar untuk menggerakkan potensi alumni agar berperan nyata bagi masyarakat dan pembangunan daerah,” ujar Mualem.

Ia menilai Universitas Malikussaleh telah menjadi salah satu pilar penting pendidikan tinggi di Aceh yang melahirkan banyak lulusan berkompeten. Karena itu, IKA Unimal, kata dia, tak sekadar wadah silaturahmi, tetapi juga kekuatan moral, sosial, dan intelektual yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi daerah.

Dalam kesempatan itu, Mualem juga memaparkan sejumlah program strategis Pemerintah Aceh, mulai dari pembangunan jalur penyeberangan Krueng Geukueh–Penang, pemberangkatan umrah langsung dari Aceh, normalisasi kuala dangkal bagi nelayan, hingga revitalisasi kawasan Sabang.

“Saya berharap IKA Unimal dapat menjadi mitra Pemerintah Aceh dalam pengembangan sumber daya manusia, penelitian terapan, dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Ketua IKA Unimal terpilih, Azhari Cagee, menyoroti perkembangan signifikan Universitas Malikussaleh yang kini menjadi kampus tujuan mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia.

“Mahasiswa Unimal sekarang berasal dari banyak daerah. Artinya, Unimal sudah menjadi pilihan nasional,” ujarnya.

Ia mengajak seluruh alumni dan civitas academica Unimal untuk bersinergi mendukung langkah-langkah Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Mualem.

“Saya harapkan seluruh alumni dan civitas academica Unimal mendorong serta membantu pemerintahan Mualem yang sedang mengerjakan hal-hal luar biasa untuk kemajuan Aceh,” kata Azhari.

Sementara itu, Rektor Unimal Prof Herman Fithra menyinggung persoalan rendahnya minat pelajar Aceh untuk melanjutkan studi ke Unimal. Menurutnya, sebagian besar mahasiswa justru berasal dari luar provinsi.

“Mahasiswa paling banyak di Unimal saat ini bukan lagi anak Aceh, tetapi dari Sumatera Utara, kemudian Aceh, dan Sumatera Barat,” ujar Herman.

Ia menjelaskan, rendahnya semangat pelajar di pedalaman Aceh untuk melanjutkan pendidikan menjadi salah satu tantangan, meski pihak universitas telah menyediakan berbagai beasiswa bagi calon mahasiswa.

Pemerintah Aceh Tegaskan Komitmen: Penertiban Tambang Ilegal Dimulai dari Aceh Tengah

0
Ilustrasi Aktivitas tambang emas ilegal. (Foto: iNews TV/Afsah)

NUKILAN.IDBANDA ACEH – Pemerintah Aceh mulai menegaskan langkah konkret dalam menertibkan aktivitas tambang ilegal yang selama ini marak di sejumlah daerah. Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, S.IP, MPA, memimpin langsung rapat teknis penertiban tambang ilegal yang digelar di Ruang Rapat Sekda Aceh, Banda Aceh, Sabtu (1/11/2025).

Rapat tersebut turut dihadiri Kapolda Aceh Irjen Pol Drs. Marzuki Ali Basyah, MM, perwakilan Forkopimda Aceh, serta sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan biro terkait.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 000.7/1144/2025 tentang Pembentukan Tim Penertiban Pertambangan Ilegal di Aceh, serta hasil pertemuan Gubernur bersama Forkopimda Aceh pada 30 September 2025 di Meuligoe Gubernur Aceh.

Dalam pertemuan tersebut, Sekda Aceh menegaskan bahwa pelaksanaan penertiban harus dilakukan dengan cara yang berimbang antara ketegasan hukum dan pendekatan kemanusiaan.

“Pemerintah Aceh ingin memastikan bahwa kegiatan tambang di Aceh berjalan sesuai aturan. Pendekatan yang kita gunakan adalah humanis, tapi tetap tegas terhadap pelanggaran,” ujar M. Nasir.

Menurutnya, tujuan utama dari langkah ini bukan semata-mata untuk menutup aktivitas tambang ilegal, tetapi juga memastikan penertiban dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta kesejahteraan masyarakat sekitar.

Dalam rapat tersebut, pemerintah juga menyusun roadmap penertiban yang mencakup jadwal, pembagian wilayah, dan rencana operasi di lapangan. Pemerintah Aceh bersama Polri dan TNI akan menjadi pelaksana utama dalam operasi ini.

Delapan kabupaten menjadi target penertiban, yakni Aceh Besar, Pidie, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, dan Aceh Selatan. Namun, tiga wilayah pertama—Aceh Barat, Nagan Raya, dan Pidie—akan menjadi prioritas utama karena intensitas aktivitas tambang ilegal di daerah tersebut dinilai paling tinggi.

Selain operasi penertiban, pemerintah juga menyiapkan langkah pembinaan bagi masyarakat penambang. Program ini mencakup pembentukan koperasi tambang rakyat, penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dan penerbitan izin pertambangan rakyat agar kegiatan tambang ke depan dapat berjalan legal, aman, dan berkelanjutan.

Upaya ini menandai keseriusan Pemerintah Aceh dalam menertibkan tambang ilegal, sekaligus membuka ruang bagi model pertambangan rakyat yang lebih tertata dan ramah lingkungan—dimulai dari Aceh Tengah sebagai salah satu wilayah kunci dalam pelaksanaan program tersebut.

Pramuka MAN 2 Banda Aceh Tanamkan Semangat Toleransi Lewat Dialogue for Peace

0
Pramuka MAN 2 Banda Aceh Tanamkan Semangat Toleransi Lewat Dialogue for Peace. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Gerakan Pramuka Gugus Depan MAN 2 Banda Aceh bekerja sama dengan Peace Generation Aceh menggelar kegiatan bertajuk “Dialogue for Peace” di Aula MAN 2 Banda Aceh, Sabtu (1/11/2025). Kegiatan ini mengusung tema “Peran Pemuda Agama dalam Mewujudkan Toleransi di Kota Banda Aceh” sebagai upaya menumbuhkan nilai-nilai perdamaian dan menghargai perbedaan di kalangan generasi muda.

Kegiatan dibuka oleh Pembina Gugus Depan MAN 2 Banda Aceh, Kak Khaidir Marzuki. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran Pramuka sebagai agen perdamaian di tengah masyarakat.

“Pramuka harus menjadi teladan dalam menebarkan nilai-nilai toleransi dan kedamaian. Melalui kegiatan ini, kita belajar menghargai perbedaan dan memperkuat persaudaraan,” ujarnya.

Selama kegiatan, para fasilitator dari Peace Generation Aceh memandu peserta dalam memahami 12 Nilai Dasar Perdamaian, seperti saling percaya, menghargai perbedaan, berpikir positif, serta menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Materi tersebut dikemas secara interaktif melalui permainan dan diskusi kelompok agar mudah dipahami oleh peserta.

Sebanyak 47 peserta terlibat aktif dalam kegiatan ini, yang berasal dari MAN 2 Banda Aceh, SMAN 2 Banda Aceh, dan Saka Kencana Kwartir Daerah Aceh. Antusiasme peserta terlihat saat mereka mengikuti setiap sesi dengan penuh semangat.

Salah satu fasilitator Peace Generation Aceh menyampaikan harapannya agar semangat perdamaian yang ditanamkan dalam kegiatan ini bisa diteruskan oleh para peserta di lingkungan masing-masing.

“Perdamaian berawal dari diri sendiri. Saat kita memahami dan menghormati perbedaan, kita telah menjadi bagian dari perubahan,” ujarnya.

Cut Nailul Muna, peserta dari MAN 2 Banda Aceh, mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga dari kegiatan tersebut.

“Saya sangat senang bisa ikut kegiatan ini. Permainannya seru, materinya juga membuka pikiran saya bahwa perdamaian bisa dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita,” ungkapnya.

Peserta lain dari Saka Kencana, Surya Fuadi, menambahkan bahwa kegiatan ini membuat mereka lebih memahami pentingnya menghargai perbedaan dan menghindari prasangka terhadap orang lain.

Sementara itu, salah satu fasilitator Peace Generation Aceh, Kak Nyanyak, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para peserta.

“Anak-anak Pramuka punya energi positif yang luar biasa. Kami berharap mereka bisa menjadi agen perdamaian di sekolah dan lingkungan masing-masing,” ujarnya.

Kak Khaidir Marzuki selaku penanggung jawab kegiatan turut mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang terjalin antara Peace Generation Aceh dan Gerakan Pramuka MAN 2 Banda Aceh.

“Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini. Semoga kegiatan Dialogue for Peace menjadi awal dari langkah-langkah nyata dalam menumbuhkan sikap toleransi dan perdamaian di kalangan Pramuka, dan ke depannya akan ada banyak kegiatan serupa yang dilaksanakan bersama Peace Generation Aceh,” tuturnya.

Kegiatan diakhiri dengan refleksi bersama serta ajakan kepada seluruh peserta untuk menjadi Duta Perdamaian di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Suasana penutupan berlangsung hangat dan penuh kebersamaan, mencerminkan nilai-nilai persaudaraan khas Gerakan Pramuka.

Melalui kegiatan Dialogue for Peace ini, Pramuka MAN 2 Banda Aceh menegaskan komitmennya dalam mendukung pendidikan karakter berbasis nilai-nilai perdamaian dan toleransi. Para peserta diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagi rekan sebaya dalam menebarkan semangat damai dan harmonis di Kota Banda Aceh.

KKR Aceh Rekomendasikan 2.680 Korban Pelanggaran HAM untuk Terima Reparasi 2025–2030

0
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Reparasi Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh,Yuliati. (Foto: KKR Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh terus melanjutkan upaya pemulihan bagi korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa konflik di Tanah Rencong. Hingga tahun ini, sebanyak 2.680 korban telah direkomendasikan kepada Badan Reintegrasi Aceh (BRA) untuk menerima program reparasi atau hak pemulihan dalam kurun waktu 2025–2030.

“Secara keseluruhan dari 2025–2030, BRA sudah menginput 2.680 data korban pelanggaran HAM masa lalu berdasarkan rekomendasi KKR Aceh untuk mendapatkan reparasi,” ujar Ketua Pokja Reparasi KKR Aceh, Yuliati, di Banda Aceh, Jumat (31/10/2025).

Ia menambahkan, khusus untuk tahun 2025, sebanyak 557 korban telah direkomendasikan untuk menerima reparasi dan kini menunggu proses realisasi dari BRA.

KKR Aceh, yang dibentuk untuk menegakkan kebenaran dan memulihkan martabat korban konflik, hingga kini telah mengambil pernyataan dari 5.155 korban pelanggaran HAM di Aceh. Selain itu, 1.200 data lainnya masih dalam proses analisis kebenaran, sebelum nantinya turut direkomendasikan sebagai penerima reparasi.

Sejak berdiri, lembaga ini telah menjalankan program reparasi mendesak terhadap korban, salah satunya pada 2022 lalu. Dari 242 korban yang direkomendasikan kepada Gubernur Aceh melalui BRA, sebanyak 235 orang telah menerima bantuan sosial tunai.

BRA sendiri merupakan lembaga yang lahir pascaperdamaian Aceh, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA). Lembaga ini bertugas mengakomodasi kebutuhan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), tahanan dan narapidana politik, serta korban konflik lainnya.

Menurut Yuliati, bentuk reparasi selama ini masih berupa bantuan sosial. Namun, ke depan, pendekatannya akan diperluas menjadi pemberdayaan ekonomi dan rehabilitasi sosial, seiring dengan terbitnya Keputusan Gubernur Aceh Nomor 100.3.2/1180/2025 tentang Pedoman Pelaksanaan Reparasi Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran HAM Masa Lalu di Aceh, yang ditandatangani pada 29 September 2025.

“Kalau dulu kita tidak memiliki ketentuan khusus soal reparasi, sehingga diberikan dalam bentuk bansos. Tapi, mulai ke depan sudah dalam dua skema, yaitu pemberdayaan ekonomi dan rehabilitasi sosial,” jelasnya.

Yuliati menegaskan, pemenuhan hak korban pelanggaran HAM bersifat berkelanjutan dan tidak terbatas pada kondisi sosial ekonomi penerima.

“Ketika dia adalah korban yang pernah mengalami peristiwa di masa lalu, dia berhak untuk mendapatkan pemenuhan atau pemulihan yang memang menjadi haknya,” tegasnya.

Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya keberlanjutan perdamaian dan pemulihan sosial di Aceh, dua dekade setelah konflik berakhir.

Perkuat Hubungan Internasional, Wali Nanggroe Bahas Peluang Kerja Sama Aceh–Rusia

0
wali nanggroe aceh
Wali Nanggroe Aceh, Paduka yang Mulia Teungku Mahmud Malik Alhaytar saat menjamu Dubes Rusia di Meuligo Nanggroe Aceh, Sabtu (1/11/2025). (Foto: Humas LWN)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Teungku Malik Mahmud Alhaytar, menerima kunjungan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, H.E. Sergei Gennadievich Tolchenov, di Meuligoe Wali Nanggroe, Sabtu (1/11/2025). Pertemuan tersebut menjadi langkah penting dalam menjajaki peluang kerja sama antara Aceh dan Moskow di berbagai sektor strategis.

Dubes Rusia didampingi Sekretaris Kedutaan, Mrs. Ekaterina Kuznetsova. Sementara dari pihak Aceh, Wali Nanggroe turut didampingi Staf Khusus Dr. M. Raviq, Katibul Wali Abdullah Hasbullah, S.Ag., MSM, serta sejumlah kepala dinas Pemerintah Aceh, di antaranya Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral, Kadis Perhubungan, Kadis Pertanian dan Perkebunan, serta Kadis Pendidikan Aceh.

Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Dalam kesempatan itu, kedua pihak membahas potensi kerja sama di bidang energi, pendidikan, dan pertanian—tiga sektor yang dinilai strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di Aceh.

Paduka Yang Mulia Teungku Malik Mahmud menegaskan pentingnya memperkuat hubungan internasional Aceh dengan negara-negara sahabat, khususnya yang memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi dan sumber daya manusia.

Sementara itu, Duta Besar Rusia menyampaikan ketertarikannya terhadap potensi besar Aceh yang kaya sumber daya alam dan memiliki posisi strategis di jalur perdagangan dunia, Selat Malaka.

Hubungan Aceh dan Rusia sendiri bukanlah hal baru. Dalam catatan sejarah, kedua wilayah memiliki hubungan panjang yang berakar sejak masa Kesultanan Aceh Darussalam. Saat itu, Aceh dikenal luas sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Asia Tenggara. Rusia, yang mulai memperluas pengaruhnya ke kawasan Asia Pasifik pada abad ke-19, mengenal Aceh sebagai kerajaan yang berdaulat dan disegani.

Bahkan, beberapa catatan kolonial Belanda sempat menyinggung perhatian Rusia terhadap perjuangan rakyat Aceh melawan penjajahan, lantaran melihat Aceh sebagai bangsa yang tangguh dan memiliki jati diri kuat.

Kini, semangat diplomasi itu kembali dihidupkan. Melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta, Pemerintah Rusia menunjukkan minat untuk menjalin hubungan dengan berbagai daerah potensial di Indonesia, termasuk Aceh.

Dengan kekayaan sumber daya alam, potensi energi yang menjanjikan, serta komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan teknologi, Aceh dipandang sebagai mitra yang layak diperhitungkan.

Lembaga Wali Nanggroe yang dipimpin Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Alhaytar pun terus memainkan peran penting dalam memperkuat citra dan martabat Aceh di mata dunia. Melalui diplomasi budaya dan dialog internasional, lembaga ini menjadi jembatan yang menghubungkan Aceh dengan komunitas global.

Pertemuan antara Wali Nanggroe dan Duta Besar Rusia tersebut diharapkan membuka babak baru hubungan Aceh–Moskow, demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Aceh di masa depan.