Beranda blog Halaman 167

Kapolda Aceh Gelar Kejuaraan Badminton, Total Hadiah Capai Rp60 Juta

0
Kapolda Aceh Gelar Kejuaraan Badminton, Total Hadiah Capai Rp60 Juta

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Polda Aceh siap menggelar Kejuaraan Badminton Kapolda Aceh Cup 2025 dalam rangka memeriahkan Hari Bhayangkara ke-79. Ajang olahraga ini akan berlangsung pada 24 hingga 27 Juli 2025 di Gedung Olahraga (GOR) KONI Aceh dan terbuka untuk seluruh pebulutangkis di Tanah Rencong.

Ketua Panitia Pelaksana, Kombes Pol. Zulhir Destrian, menyampaikan bahwa kejuaraan ini menyediakan total hadiah sebesar Rp60 juta, ditambah dengan ratusan doorprize menarik yang telah disiapkan panitia.

“Bagi para pebulutangkis andal di Tanah Rencong, silakan mendaftarkan diri pada Kejuaraan Badminton Kapolda Aceh Cup 2025. Total hadiah yang disiapkan mencapai Rp.60 juta, ditambah ratusan doorprize menarik,” ujar Kombes Zulhir, Sabtu (12/7/2025).

Turnamen ini akan mempertandingkan sejumlah kategori, mulai dari Beregu Veteran, Ganda Veteran 98+, Ganda Dewasa Putra, Tunggal Taruna Putra, hingga kategori Influencer yang diundang secara khusus untuk meramaikan suasana kompetisi.

Kombes Zulhir, yang juga menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Aceh, menjelaskan bahwa pendaftaran dibuka mulai 14 hingga 21 Juli 2025. Bagi masyarakat yang berminat, dapat mendaftar melalui barcode yang telah disediakan panitia, atau langsung menghubungi kontak resmi.

“Pendaftar bisa menggunakan barcode atau langsung menghubungi panitia melalui nomor kontak 0853-6005-3781 atas nama Reza dan 0822-2400-0382 atas nama Hendra,” tutupnya.

Ajang ini tidak hanya menjadi sarana kompetisi bagi para atlet, tetapi juga diharapkan menjadi momen kebersamaan dan semangat sportivitas menyambut peringatan Hari Bhayangkara ke-79.

Editor: Akil

Mendagri dan Wali Nanggroe Bahas Penguatan Kelembagaan dan Peningkatan PAD Aceh

0
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian (kiri) menerima kunjungan silaturahmi Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al Haythar (kanan) di Kediaman Dinas Mendagri, Jakarta. (Foto: Kementerian Dalam Negeri)

NUKILAN.ID | Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menerima kunjungan silaturahmi Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al Haythar, di kediaman dinasnya, Jakarta, Sabtu (13/7/2025). Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas sejumlah isu strategis, termasuk penguatan peran kelembagaan Wali Nanggroe serta peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Aceh.

Pembahasan berlangsung dalam suasana akrab, dan mencakup penguatan kelembagaan Wali Nanggroe dari aspek struktur organisasi, perencanaan, penganggaran, hingga evaluasi kinerja. Mendagri menyampaikan bahwa pemerintah pusat terbuka terhadap berbagai upaya penguatan peran kelembagaan tersebut.

Tito juga menyinggung pola pengelolaan dana otonomi khusus (otsus) seperti yang diterapkan di Papua. “Pola pengalokasian dana otsus yang telah diterapkan di Papua, yaitu dengan skema block grant dan sebagian lagi untuk hal-hal tertentu dengan menggunakan skema earmarking. Dapat menjadi alternatif model yang juga diterapkan di Aceh,” kata Tito dalam keterangannya, Minggu (13/7/2025).

Selain penguatan kelembagaan, pembahasan juga menyentuh pentingnya optimalisasi potensi ekonomi daerah guna mendorong peningkatan PAD, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Aceh. Isu tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel juga menjadi bagian dari agenda diskusi.

Tito menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap upaya peningkatan PAD di Aceh. Menurutnya, penguatan ekonomi daerah dapat dilakukan dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif serta memperluas akses pasar produk Aceh ke tingkat nasional dan global.

Sebagai langkah strategis lanjutan, Mendagri menyarankan agar Wali Nanggroe bersama Gubernur Aceh melakukan audiensi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas dana otsus secara menyeluruh.

Pertemuan ini menjadi sinyal positif bagi penguatan hubungan kelembagaan antara pemerintah pusat dan Aceh, sekaligus memperkuat komitmen bersama dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di daerah.

Editor: Akil

166 Rumah Warga Rusak Dihantam Puting Beliung di Aceh Utara

0
Ilustrasi puting beliung. (Foto: BNPB)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Hujan deras disertai angin puting beliung menerjang enam kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, menyebabkan sedikitnya 166 rumah warga rusak. Selain permukiman, bencana ini juga merusak enam unit toko, tiga kafe, serta sekitar 70 lapak pedagang kaki lima.

Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil yang akrab disapa Ayahwa, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi mengenai kerusakan yang terjadi akibat bencana tersebut.

“Saya sudah terima data real kerusakan akibat musibah angin kencang dua hari terakhir. Bantuan masa panik sudah diserahkan ke lokasi pengungsian,” kata Ayahwa, Minggu (13/7/2025).

Enam kecamatan terdampak antara lain Langkahan, Tanah Luas, Matangkuli, Nibong, Paya Bakong, dan Baktiya. Bangunan yang rusak umumnya mengalami kerusakan parah, seperti atap rumah yang terbang tersapu angin hingga dinding rumah yang roboh.

Ayahwa menjelaskan bahwa distribusi bantuan darurat dilakukan melalui kantor camat agar penyebarannya merata. Pihaknya juga telah melaporkan kondisi ini ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Provinsi Aceh.

“Detail kerusakan ini juga sudah kita sampaikan ke BNPB Pusat dan BPBD Provinsi Aceh. Kita tanggulangi masa panik dulu, selebihnya akan kita minta bantuan dan dukungan dari pemerintah provinsi dan pusat,” terang Ayahwa.

Ia juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi angin puting beliung, terutama dengan memangkas pohon besar yang berada di sekitar rumah.

“Kayu depan rumah harap ditebang. Saya harap para korban tawakal dan tabah, kami berusaha sekuat tenaga meringankan beban korban bencana,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Nibong Baroh, Kecamatan Nibong, Razali, menyebutkan bahwa para pengungsi di desanya telah kembali ke rumah masing-masing usai kondisi mulai membaik.

“Setelah sempat mengungsi 15 kepala keluarga, hari ini sudah kembali ke rumah. Harapannya pemerintah bisa membantu rehab kerusakan rumah akibat angin kencang ini,” ujar Razali.

Pemerintah daerah saat ini tengah memprioritaskan bantuan darurat sambil menyiapkan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi bagi warga terdampak.

Editor: Akil

BMKG: Waspadai Hujan Sangat Lebat di Aceh dan Maluku Hari Ini

0
Ilustrasi Hujan (Foto: beritatrans.com)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Masyarakat di wilayah Aceh dan Maluku diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kedua wilayah tersebut berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sangat lebat pada hari ini, Senin, 14 Juli 2025.

Prakirawan BMKG Ashari Putri menjelaskan bahwa potensi hujan lebat ini dipicu oleh dinamika atmosfer yang sedang berkembang di sekitar wilayah Indonesia.

“Sirkulasi siklonik diprediksi terdapat di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Barat yang membentuk daerah konvergensi dan daerah pertemuan angin atau konfluensi di Samudera Hindia Barat Bengkulu,” ujar Ashari.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) juga terpantau memanjang dari Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Utara, dari Laut Banda hingga Sulawesi Tengah, serta di wilayah Papua Tengah dan Papua Selatan. Sementara itu, konfluensi atau pertemuan angin diprediksi terjadi di Laut Cina Selatan, Perairan Selatan Jawa, dan Samudera Pasifik Utara Papua.

“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan daerah konvergensi atau konfluensi tersebut,” jelasnya.

BMKG memperingatkan bahwa kombinasi dari sejumlah faktor atmosfer ini berpotensi memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di berbagai wilayah. Namun secara khusus, Aceh dan Maluku diperkirakan akan mengalami hujan sangat lebat.

“Serta waspadai potensi hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Aceh dan di wilayah Maluku,” ungkap Ashari.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat agar terus memantau informasi cuaca terkini yang tersedia secara real-time melalui aplikasi Info BMKG, yang bisa diunduh di App Store maupun Play Store. Masyarakat juga bisa mengakses informasi cuaca harian melalui laman resmi BMKG di www.bmkg.go.id serta akun media sosial resmi mereka.

Editor: Akil

Gubernur Aceh Tak Wajibkan ASN Apel Hari Ini, Imbau Orang Tua Antar Anak di Hari Pertama Sekolah

0
Ilustrasi orang tua mengantar anaknya di hari pertama masuk sekolah. (Foto: Tempo)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, mengimbau seluruh orang tua untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah pada hari pertama masuk tahun ajaran baru, Senin (14/7/2025).

Imbauan tersebut disampaikan melalui surat edaran bernomor 400.3.2/8815, yang ditegaskan sebagai bentuk dukungan Pemerintah Aceh terhadap pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah yang ramah bagi murid baru di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK/SLB sederajat.

“Masa pengenalan lingkungan sekolah bukan hanya tugas guru dan sekolah, tapi juga bagian dari perhatian dan kasih sayang orang tua. Karena itu, saya mengajak seluruh orang tua di Aceh untuk hadir dan mengantar anak-anak mereka di hari pertama sekolah,” kata Mualem, sapaan akrab Gubernur Muzakir Manaf dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/7/2025).

Gubernur juga meminta para bupati dan wali kota di seluruh Aceh untuk memastikan pelaksanaan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah dilakukan dengan pendekatan yang ramah anak, penuh makna, dan berorientasi pada penguatan karakter serta penghormatan terhadap hak-hak anak.

Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, menegaskan bahwa masa pengenalan tidak boleh diwarnai dengan praktik perploncoan atau tindakan yang berpotensi menimbulkan tekanan psikologis bagi siswa baru.

“Sebaliknya, sekolah didorong untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan bersahabat sejak hari pertama,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemerintah Aceh juga memberikan kelonggaran bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Kontrak yang memiliki anak pada jenjang pendidikan awal untuk tidak mengikuti Apel Pagi pada hari Senin, 14 Juli 2025.

“Dalam rangka mendukung implementasi pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan Ramah, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Kontrak atau nama lain yang memiliki anak usia PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/SLB sederajat, kelas awal agar dapat mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah serta tidak diwajibkan mengikuti Apel Pagi pada Senin tanggal 14 Juli 2025,” tegas Nasir.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran keluarga dalam proses pendidikan serta memberikan pengalaman pertama yang menyenangkan bagi para siswa baru di seluruh Aceh.

Editor: Akil

Chelsea Angkat Trofi Piala Dunia Antarklub 2025 Usai Bungkam PSG 3-0

0
Kapten Klub Sepakbola Chelsea, Reece James saat mengangkat trofi Piala Dunia Antarklub. (Foto: Instagram)

NUKILAN.ID | New Jersey – Chelsea menasbihkan diri sebagai juara Piala Dunia Antarklub 2025 usai mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor meyakinkan 3-0 dalam partai final yang berlangsung di Stadion MetLife, Senin (14/7/2025) dini hari WIB.

The Blues tampil menggila di babak pertama. Serangan cepat dan efektif mereka langsung membuahkan hasil. Cole Palmer membuka pesta gol Chelsea lewat dua gol yang ia ciptakan pada menit ke-22 dan 30. Joao Pedro menambah penderitaan PSG dengan gol ketiga di menit ke-43, membuat Chelsea menutup babak pertama dengan keunggulan mutlak.

PSG sempat memberikan perlawanan pada paruh kedua. Peluang emas datang dari Ousmane Dembele pada menit ke-52, namun tembakannya dari depan kotak penalti mampu ditepis kiper Chelsea, Robert Sanchez.

Desire Doue juga mencoba peruntungan lewat tendangan spekulatif di menit ke-55, tetapi bola melenceng dari gawang. Sementara itu, tembakan keras Liam Delap di menit ke-68 dari luar kotak penalti masih bisa dimentahkan oleh Gianluigi Donnarumma.

Penguasaan Tak Berbuah Gol

Pantauan Nukilan.id melalui siaran langsung, PSG memang lebih dominan dalam penguasaan bola di babak kedua. Namun tim asuhan Luis Enrique tampak kesulitan menciptakan peluang matang. Kreativitas lini tengah yang melempem menjadi salah satu kendala utama Les Parisiens dalam membongkar pertahanan solid Chelsea.

Sebaliknya, pergantian pemain justru membuat Chelsea sedikit menurunkan intensitas serangan balik cepat yang sebelumnya begitu merepotkan.

Petaka nyaris menghampiri PSG pada menit ke-80 ketika Lucas Beraldo gagal menjaga Liam Delap. Striker muda Inggris itu lolos ke kotak penalti, namun tendangan mendatarnya masih bisa ditepis Donnarumma.

Upaya PSG melalui pemain pengganti Bradley Barcola juga belum membuahkan hasil. Tembakan Barcola dari sisi kiri berhasil ditangkap dengan sempurna oleh Sanchez.

Kartu Merah Joao Neves, PSG Kehilangan Kendali

Musibah bagi PSG datang di menit ke-85. Gelandang muda Joao Neves harus meninggalkan lapangan lebih awal setelah diganjar kartu merah. Dalam tayangan ulang VAR, Neves terlihat menjambak rambut Marc Cucurella, yang awalnya hanya diberi kartu kuning oleh wasit Alireza Faghani.

Insiden ini menjadi antiklimaks dari perjalanan PSG di turnamen. Sebelumnya, mereka tampil impresif dengan menyingkirkan raksasa-raksasa Eropa seperti Real Madrid dan Bayern Munchen.

Namun di partai puncak, PSG gagal menunjukkan tajinya. Chelsea tetap menjaga keunggulan hingga peluit panjang berbunyi dan memastikan kemenangan 3-0 atas juara Liga Champions tersebut.

Hasil ini membuat Chelsea mengangkat trofi Piala Dunia Antarklub untuk pertama kalinya sejak format baru diperkenalkan. Kemenangan ini juga menegaskan kebangkitan The Blues di pentas internasional.

Susunan Pemain:

Chelsea: Robert Sanchez; Malo Gusto, Trevoh Chalobah, Levi Colwill, Marc Cucurella; Moises Caicedo, Reece James; Andrey Santos Neto, Enzo Fernandez, Cole Palmer; Joao Pedro.

PSG: Gianluigi Donnarumma; Achraf Hakimi, Marquinhos, Lucas Beraldo, Nuno Mendes; Vitinha, Joao Neves, Fabian Ruiz; Desire Doue, Ousmane Dembele, Khvicha Kvaratskhelia. (xrq)

Reporter: Akil

Swasembada Gula dan Bayang-bayang Mafia

0
Pekerja memanen tebu di persawahan Desa Peganjaran, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (12/7/2023). (Foto: Antara/Yusuf Nugroho)

Nukilan | Jakarta – Di tengah hamparan hijau Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisucipto, Sleman, Yogyakarta, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan perintah yang terdengar ambisius namun bernada mendesak: Indonesia harus swasembada gula konsumsi pada tahun 2026 dan industri pada 2028. Dalam pernyataannya, Gibran menekankan pentingnya kemandirian pangan sebagai isu strategis nasional.

“Ini perintah langsung dari Presiden. Tahun depan, kita harus swasembada gula konsumsi. Tahun 2027, maksimal 2028, kita benar-benar harus mandiri. Semua masalah, air, pupuk, harga, kemitraan, harus segera diselesaikan. Dan saya apresiasi Pak Menteri (Pertanian) yang gerak cepat dan turun langsung ke lapangan,” kata Gibran, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (8/7/2025).

Pernyataan itu disampaikan dalam forum bertajuk “Rembug Tani Bersama Wakil Presiden RI” yang dihadiri para pemangku kepentingan sektor pertanian, termasuk Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Namun, di balik gema semangat swasembada, problem sistemik yang mengakar di sektor gula nasional tak bisa diabaikan begitu saja. Jalan menuju kemandirian ternyata dipenuhi tambang rente, distorsi kebijakan, dan bayang-bayang mafia.

Produksi Menurun, Impor Meningkat

Swasembada gula bukan hanya tentang menanam lebih banyak tebu. Ia adalah refleksi kemampuan negara dalam mengelola sistem pangan yang adil dan berkelanjutan. Sayangnya, data selama satu dekade terakhir menunjukkan anomali.

Menurut National Sugar Summit (NSS) pada Desember 2023, tren produksi gula Indonesia menunjukkan penurunan signifikan. Tahun 2022, produksi nasional hanya mencapai 2,4 juta ton, sementara konsumsi melonjak hingga 3,21 juta ton. Kekurangan tersebut harus ditutup melalui impor yang masif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor hingga 6 juta ton gula sepanjang 2022.

Ironisnya, impor tersebut terjadi di tengah peningkatan luas lahan tebu. Artinya, persoalan bukan pada semata kuantitas lahan, tetapi produktivitas dan efisiensi sistem pertanian. Kelemahan pada sisi hulu ini berdampak panjang ke hilir: harga gula eceran melonjak, distribusi terganggu, dan ketergantungan terhadap pasar luar negeri tetap tinggi.

Dominasi “Sebelas Samurai”

Peta industri gula nasional dikuasai oleh segelintir perusahaan besar yang tergabung dalam Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI). Dalam praktiknya, mereka dikenal sebagai “Sebelas Samurai”—sebutan bagi korporasi-korporasi raksasa yang menguasai gula rafinasi di Indonesia.

Perusahaan-perusahaan tersebut berada di bawah payung grup-grup besar seperti Grup Artha Graha milik Tomy Winata, Grup Wilmar, Grup Samora, Olam International, FKS Group, hingga Grup Berkah Manis Makmur. Keberadaan holding ini tidak hanya mengontrol pasokan, tapi juga memengaruhi arah kebijakan, mulai dari distribusi kuota impor hingga pengaturan harga.

Ekonom dari Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat, mengkritik tajam struktur pasar gula yang menurutnya telah berubah menjadi oligopoli.

“Pasar gula nasional kecenderungan oligopolistik lantaran hanya dikuasai oleh segelintir kelompok perusahaan. Dalam perjalanannya pula, sejumlah korporasi itu berjejaring dengan pemerintahan yang tak pelak membuka potensi perburuan rente,” katanya kepada Law Justice, Minggu, (22/10/2023).

Menurut Achmad, salah satu bentuk perburuan rente terlihat dari alokasi impor yang lebih besar untuk industri dibandingkan konsumsi masyarakat. “Akhirnya impor gula itu hanya untungkan korporasi. Kenapa? Karena mungkin harga gula di level korporasi lebih rendah. Sementara gula eceran yang mengandung komponen inflasi itu naik harganya,” tambahnya.

Sarat Kepentingan

Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan sebelumnya mengajak petani untuk memaksimalkan produksi sebagai solusi mengurangi impor. Namun, data pemerintah justru menunjukkan bahwa kuota impor gula rafinasi untuk industri lebih besar dari impor gula konsumsi. Pada 2022, impor gula rafinasi mencapai 3,27 juta ton—lebih tinggi dari impor gula konsumsi yang sebesar 3,21 juta ton.

Anggota Komisi IV DPR RI Hindun Anisah menyatakan keprihatinannya terhadap ketergantungan impor tersebut. Ia mendesak agar target swasembada dipercepat.

“Tingkat konsumsi gula di Indonesia cukup tinggi, tapi cadangan gula pemerintah (CGP) masih terbatas. Saya mendukung percepatan swasembada gula konsumsi sebagai langkah strategis untuk menstabilkan harga dan memperkuat cadangan nasional. Ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo,” kata Hindun, dilansir Warta Ekonomi, Kamis (10/7/2025).

Bayang-bayang Mafia

Lebih dari sekadar permainan kuota, industri gula di Indonesia juga dirundung oleh praktik ilegal dan manipulatif yang merugikan negara dan rakyat. Transparency International Indonesia melalui penelitinya, Lalu Hendri Bagus, mengungkapkan adanya indikasi kuat bahwa impor gula sejak awal memang dijadikan ladang bancakan.

“Modus dengan menunjuk pihak yang tidak seharusnya menjalankan proses impor adalah bukti permulaannya. Dari sana, pengawasan impor yang seharusnya ketat di atas kertas menjadi sekadar formalitas dalam implementasinya,” ujarnya, dilansir Law Justice, Minggu (22/10/2023).

Pengamat pangan dari APEGTI, Nur Jafar Marpaung, menyebut mafia gula sebagai aktor yang secara aktif merusak sistem pangan nasional. “Mafia gula masih menjadi masalah di Indonesia karena mereka melakukan impor gula ilegal untuk menghindari pajak dan bea masuk. Melakukan penyelundupan gula untuk menghindari pengawasan dan kontrol pemerintah. Melakukan monopoli pasar gula untuk mengendalikan harga dan menguasai pasar. Melakukan manipulasi harga gula untuk meraup keuntungan yang besar,” kata Nur Jafar, dikutip KedaiPena, Minggu (13/7/2025).

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa praktik semacam ini bukan sekadar wacana. Tim Satuan Tugas (Satgas) Mafia Pangan Jawa Tengah menemukan 39 ton gula tanpa label Standar Nasional Indonesia (SNI) di sebuah gudang industri kayu lapis di Kendal.

“Ini pertama kali, selama ini belum ada kejadian seperti ini,” ujar Arif Hardiyono, Kepala Seksi Pengembangan Pasar dan Usaha Dagang Kecil Menengah Disperindag Jateng, dikutip Tempo, Selasa (23/6/2025).

Temuan itu memperlihatkan bagaimana jaringan distribusi ilegal bisa menyusup hingga ke rantai pasok dalam negeri. Gula tanpa standar kualitas tak hanya membahayakan konsumen, tetapi juga merusak harga pasar. Gula ilegal sering dijual lebih murah dari harga pasaran, menekan petani lokal dan pelaku usaha yang mematuhi aturan.

Jika pemerintah serius ingin mewujudkan swasembada, langkah-langkah struktural harus segera ditempuh. Tidak cukup dengan pembangunan lahan baru dan investasi teknologi. Negara harus membongkar dominasi kartel, menata ulang sistem kuota impor, serta merevitalisasi peran BUMN di sektor gula.

Swasembada bukan hanya proyek pertanian. Ia adalah panggung besar pertarungan kepentingan antara negara, rakyat, dan mafia. Selama dominasi kartel tidak dihancurkan dan kebijakan terus berubah mengikuti tekanan oligarki, swasembada hanya akan jadi mimpi.

Di sisi lain, pemerintah juga perlu memperkuat kelembagaan petani dan memperluas akses mereka terhadap pembiayaan, teknologi, dan pasar. Tanpa keadilan dalam distribusi insentif dan perlindungan harga jual, petani akan tetap menjadi pihak yang paling dirugikan dalam rantai produksi pangan nasional.

Upaya swasembada seharusnya dibarengi dengan reformasi tata niaga yang transparan dan berbasis data. Pemerintah harus membangun sistem logistik yang menjamin rantai distribusi gula berjalan efisien dari petani ke konsumen, tanpa dimonopoli tengkulak. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, BUMN, serta koperasi tani harus diperkuat untuk menciptakan ekosistem yang adil, berkelanjutan, dan berdaulat. []

Reporter: Sammy

Kadisdik Aceh Imbau Para Ayah Antar Anak pada Hari Pertama Sekolah

0
Ilustrasi hari pertama sekolah. (Foto: Antara/Adeng Bustomi)

Nukilan | Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Marthunis mengimbau para ayah untuk mengantarkan anaknya pada hari pertama masuk sekolah. Hal tersebut disampaikan Marthunis dalam rekaman video di akun Facebook-nya, Marthunis Muhammad, Minggu (13/7/2025).

Dalam video tersebut, dia menyampaikan Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025, maka Marthunis mengimbau para ayah yang memiliki anak sekolah untuk mengantar anaknya ke sekolah pada hari pertama anak masuk sekolah.

Selanjutnya, dia mengimbau agar para orang tua memberikan dukungan moral dan motivasi kepada anak dalam memulai tahun ajaran baru sekolah.

“Dan yang ketiga, menjadikan momen ini sebagai kesempatan untuk membangun komunikasi antara anak dan orang tua serta orang tua dengan pihak sekolah,” ujar Marthunis dalam video tersebut, dikutip Nukilan, Minggu (13/7/2025).

Dia berharap semua pihak dapat Bersatu bersama untuk menyukseskan Gerakan Ayah Teladan Indonesia sehingga dapat memberikan dampak positif bagi tumbuh kembangnya anak dalam rangka mewujudkan generasi emas di tahun 2045. []

Reporter: Sammy

Akademisi UII Soroti Peran Strategis Cendekiawan Muslim dalam Negara Demokrasi

0
Dosen Departemen Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Hadza Min Fadhli Robby. (Foto: mosaicconnections.com.au)

NUKILAN.ID | YOGYAKARTA – Peran cendekiawan muslim dalam sistem demokrasi kian mendesak untuk diperkuat. Dosen Departemen Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Hadza Min Fadhli Robby, menegaskan bahwa keterlibatan aktif kaum intelektual muslim dalam dinamika politik bukan hanya relevan, tetapi juga mendasar dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang adil dan substansial.

Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @tempodotco, Hadza menyampaikan bahwa agama Islam sejatinya memiliki pesan-pesan moral yang kuat dalam ranah politik.

“Sebenarnya Islam itu memiliki pesan penting dalam berpolitik. Dan kemudian yang penting untuk diingat adalah bahwa cendekiawan muslim bisa membuat demokrasi ini memiliki makna yang lebih substantif,” ujar Hadza sebagaimana dikutip Nukilan.id.

Menurutnya, politik bukan sekadar soal kekuasaan dan kontestasi elektoral, melainkan wadah strategis untuk menanamkan nilai-nilai keadilan, transparansi, dan keberpihakan kepada kaum yang tertindas.

Dalam pandangannya, prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan ajaran Islam dan semestinya menjadi pegangan utama para intelektual muslim dalam mengawal demokrasi.

“Dalam perkara politik, dalam perkara urusan-urusan politik keduniaan yang yang penting untuk menjadi prinsip adalah prinsip keadilan dan juga prinsip transparansi dan juga kemudian membantu mereka-mereka yang terlantar secara ekonomi dan secara politik,” lanjutnya.

Hadza juga menyoroti realitas sosial-politik di sejumlah negara mayoritas muslim yang kerap mengalami stagnasi demokrasi dan ketimpangan pembangunan. Fenomena ini, menurutnya, tidak lepas dari sikap pasif kalangan ulama dan cendekiawan terhadap kebijakan-kebijakan yang zalim.

“Seringki kasus-kasus terkait dengan kurangnya pembangunan kemerataan ekonomi dan juga otoritarianisme itu seringkali terjadi di negara muslim, karena ulamanya dan juga kaum intelektual di negara-negara muslim mendiamkan kebijakan-kebijakan zalim,” tegasnya.

Yang lebih mengkhawatirkan, lanjut Hadza, adalah ketika legitimasi keagamaan digunakan untuk membenarkan kebijakan politik yang sebenarnya bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan demokrasi.

Dalam kondisi semacam itu, kebijakan yang otoriter justru dianggap sah hanya karena memenuhi kaidah formal dalam fikih, tanpa mempertimbangkan dampak sosialnya.

“Kebijakan-kebijakan yang tidak demokratis untuk diterapkan kepada masyarakat Islam dengan asumsi bahwa semua kebijakan itu benar secara fikih,” katanya.

Dalam menjelaskan landasan teologis kritiknya, Hadza mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum, yang mengingatkan bahwa kerusakan di muka bumi merupakan akibat dari ulah tangan manusia.

“Seperti apa yang dikatakan dalam Al-Qur’an di surat Ar-Rum, ‘Telah nampak kerusakan di bumi dan semesta ini karena ulah tangan manusia’,” ucapnya.

Hadza kemudian menggarisbawahi bahwa ayat tersebut tidak hanya berbicara tentang kerusakan lingkungan secara fisik, tetapi juga mencakup kerusakan sistemik yang ditimbulkan oleh praktik-praktik kekuasaan yang tidak adil dan eksklusif.

“Salah satu ulah tangan manusia itu bukan hanya karena manusia yang melakukan kerusakan secara fisik, namun melakukan kerusakan sistemis melalui pembiaran kebijakan yang sifatnya eksklusif dan sifatnya hanya menguntungkan oligarki,” tambah Hadza.

Karena itu, ia menegaskan bahwa tanggung jawab moral dan sosial cendekiawan muslim bukan hanya mengajar di ruang kelas atau berdiskusi dalam forum akademik, tetapi juga harus turut aktif dalam menentang berbagai bentuk ketidakadilan dan kerusakan yang menggerus hak-hak publik.

“Sehingga penting sekali bagi intelektual muslim untuk terus bergerak melawan kezaliman dan juga melawan segala potensi kerusakan yang ada,” pungkasnya.

Pernyataan Hadza Min Fadhli Robby ini menjadi pengingat bahwa demokrasi yang substansial tidak dapat terwujud tanpa keberanian intelektual untuk bersuara dan bertindak di tengah tantangan zaman. (XRQ)

Reporter: Akil

Koreografer Aceh Tampilkan Tari Ratoeh Gaki dan Gelumbang Raya

0
Penampilan gelumbang raya di Taman Seni dan Budaya Aceh, Sabtu (13/7/2025). (Foto: Nukilan/Sammy)

Nukilan | Banda Aceh – Sutradara dan koreografer asal Aceh yang kini menetap di Australia, Murtala menampilkan tari ratoeh gaki dan gelumbang raya dan diskusi tari di Taman Seni dan Budaya Aceh, Sabtu (13/7/2025) malam.

Koreografer tari, Murtala mengatakan penampilan ratoeh gaki ini terinspirasi dari tari ratoeh duek yang telah diimprovisasi. Tari ini dimainkan oleh sembilan orang penari, satu aneuk syahi, dan dua pemain rapai. Ini merupakan kali perdana tari ini ditampilkan kepada publik.

Sementara penampilan gelumbang raya dibawakan sendiri oleh Murtala. Amatan Nukilan, penonton tampak tertib mengikuti rangkaian acara tersebut dari awal hingga acara berakhir. Murtala tampil solo dengan menggunakan properti 11 rapai dan pasir di atas panggung.

“Gelumbang raya ini secara teknis belum selesai. Sesi pertama kita tampil di Melbourne, di Asia TOPA Festival, salah satu festival terbesar di Australia. Dan saya memang selalu berpikir, ingin sekali hadir di Aceh dan jujur saya ingin sekali menerima masukan dari masyarakat Aceh,” ujar Murtala dalam sesi diskusi acara tersebut, Sabtu (13/7/2025) malam.

Dia menambahkan, karya gelombang raya ini merupakan pengalaman pribadi dan terinspirasi dari Aceh sendiri. Sebagai orang Aceh, dia mengaku tak mungkin kalau karya ini tidak dihadirkan di Aceh.

“Bagaimana mungkin kita menampilkan karyanya di luar Aceh, sementara orang Aceh sendiri belum pernah nonton, karena itu Aceh ini bukan pilihan, tapi memang tujuan utamanya,” kata Murtala. []

Reporter: Sammy