Beranda blog Halaman 162

Ngidam Naik Mobil Polisi, Ibu Hamil di Aceh Tengah Dapat Sambutan Humanis dari Polres

0
Seorang Ibu Hamil di Aceh Tengah Ngidam Naik Mobil Polisi. (Foto: Lintasgayo.co)

NUKILAN.ID | TAKENGON – Momen tak biasa sekaligus mengharukan terjadi di Mapolres Aceh Tengah pada Kamis (17/7/2025). Seorang ibu hamil datang bukan untuk melaporkan tindak kejahatan, melainkan mengutarakan permintaan unik: ngidam naik mobil patroli polisi sambil berkeliling kota.

Dikutip dari Lintasgayo.co, perempuan tersebut adalah Nanda Pebriana (30), warga Blang Mancung Atas, Kecamatan Ketol, yang saat ini tengah mengandung anak keduanya. Ia datang ke Mapolres sekitar pukul 14.00 WIB, ditemani anak pertamanya, dan langsung menyampaikan keinginannya kepada personel Provos.

Tanpa banyak tanya, permintaan itu langsung disambut hangat oleh personel Provos Bripda Salman dan anggota Satlantas Briptu Ryaas. Keduanya dengan ramah mengajak Nanda dan anaknya naik mobil Patwal Satlantas Polres Aceh Tengah untuk berkeliling Kota Takengon.

Perjalanan singkat tersebut membawa kebahagiaan tersendiri bagi Nanda. Usai menikmati momen langka itu, ia diantar kembali ke tempat kerjanya di Kantor Kementerian Agama Aceh Tengah.

Sambil tersenyum, Nanda menyampaikan rasa terima kasihnya kepada jajaran Polres Aceh Tengah, khususnya Satlantas, atas pelayanan yang berkesan itu.

Kapolres Aceh Tengah AKBP Muhamad Taufiq, S.I.K., M.H., turut mengapresiasi tindakan anggotanya yang dinilai menunjukkan wajah humanis institusi kepolisian.

“Polri hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi juga sebagai sahabat dan pelayan masyarakat. Tindakan kecil namun penuh empati seperti ini menjadi wajah nyata dari semangat Presisi dan pelayanan humanis,” ujar Kapolres.

Update berita lainnya di Nukilan.id dan Google News

Editor: Akil

Tiga Mahasiswa Unimal Wakili Aceh di Pertamina Youth Energy 2025

0
Tiga Mahasiswa Unimal Wakili Aceh di Pertamina Youth Energy 2025. (Foto: Humas UNIMAL)

NUKILAN.ID | LHOKSEUMAWE – Tiga mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) terpilih menjadi delegasi Aceh dalam ajang nasional Pertamina Youth Energy 2025 yang berlangsung di Bogor pada 15–20 Juli 2025. Mereka mewakili Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh usai lolos seleksi nasional yang digelar panitia pusat.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Muhammad Gazza dari Program Studi Teknik Material, Fajar Lesmana dari Teknik Industri, dan Putri Meurah Intan dari Program Studi Pengolahan dan Pemanfaatan Teknologi Migas (PVTM). Mereka akan mengikuti berbagai kegiatan yang berfokus pada isu energi nasional dan penguatan karakter kepemimpinan generasi muda.

Ketua DEM Aceh, Faizar Rianda, S.Pd, yang juga merupakan alumni Prodi PVTM Unimal, menyebutkan bahwa keikutsertaan ini menjadi bagian dari program strategis nasional untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya transisi energi.

“Kegiatan ini tidak hanya membahas isu energi, tapi juga menjadi sarana edukasi dan pembentukan karakter kepemimpinan serta wawasan kebangsaan. Ini menjadi peluang emas bagi mahasiswa Unimal untuk tampil dan berkontribusi nyata dalam isu strategis energi nasional,” ujar Faizar.

Aceh sendiri mengirimkan total empat delegasi dalam ajang ini. Selain tiga mahasiswa Unimal, satu peserta lainnya berasal dari Universitas Samudra, yakni Maulia Rizki Syarafa.

Dukungan terhadap keikutsertaan para mahasiswa ini juga datang dari kalangan kampus. Ketua Program Studi Teknik Material Unimal, Dr. Zulnazri, mengapresiasi keterlibatan mahasiswanya dalam ajang nasional tersebut.

“Kami sangat mendukung keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan seperti ini karena memberikan wawasan, pengalaman, serta jejaring yang luas di bidang energi. Mereka juga berkesempatan melakukan kunjungan industri ke fasilitas Pertamina, yang tentu sangat bermanfaat,” tutur Dr. Zulnazri.

Pihak program studi, lanjutnya, juga memberikan kemudahan bagi mahasiswa peserta, termasuk penyesuaian jadwal Ujian Akhir Semester (UAS) agar kegiatan dapat diikuti secara maksimal.

Sementara itu, Faizar menegaskan bahwa keikutsertaan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat eksistensi DEM Aceh di tingkat nasional.

“Kami berharap dukungan penuh dari semua elemen, khususnya dari kampus, agar ke depan DEM Aceh semakin berkembang dan bisa mendorong perhatian lebih dari pemerintah pusat terhadap potensi Aceh sebagai salah satu sumber energi utama Indonesia, khususnya di sektor minyak dan gas,” pungkasnya.

Pertamina Youth Energy 2025 sendiri diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Mereka telah melewati seleksi ketat untuk mengikuti rangkaian kegiatan seperti seminar tematik, pelatihan kepemimpinan, hingga studi lapangan ke fasilitas energi milik Pertamina.

Update berita lainnya di Nukilan.id dan Google News

Editor: Akil

Bobby dan Bobroknya Dinasti Politik di Era Reformasi

0
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution. (Foto: ICW)

NUKILAN.ID | OPINI – Korupsi dan politik dinasti tampaknya kian sulit dipisahkan dalam lanskap kekuasaan Indonesia. Keduanya seperti dua sisi dari satu koin yang sama—saling melengkapi, saling meneguhkan. Kasus terbaru yang menyeret Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menantu mantan Presiden Joko Widodo, kembali menyingkap sisi kelam demokrasi Indonesia yang justru subur dalam sistem politik yang mengklaim dirinya sebagai republik.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan tengah menimbang untuk memeriksa Bobby dalam pusaran kasus dugaan suap proyek infrastruktur. Kasus ini mencuat setelah penangkapan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumatera Utara, Topan Ginting, dan satu pejabat lainnya yang diduga menerima suap sebesar Rp8 miliar dari dua kontraktor proyek jalan. Yang membuat kasus ini menarik bukan hanya soal besarannya, tapi juga jalinan relasi kekuasaan di belakangnya.

Topan bukan pejabat biasa. Ia merupakan loyalis Bobby sejak Pilkada Medan 2020 dan disebut-sebut sebagai salah satu arsitek kemenangan politiknya. Ketika Bobby naik menjadi Wali Kota Medan, Topan pun ikut naik, menduduki posisi penting hingga kemudian ditarik ke provinsi saat Bobby menjadi Gubernur. Inilah pola klasik dinasti: loyalitas lebih utama daripada kapabilitas.

Tak bisa dimungkiri, Bobby tampil ke panggung politik bukan semata karena kapabilitasnya. Statusnya sebagai menantu presiden menjadi modal utama yang mendongkrak elektabilitas dan membuka jalan kekuasaan.

Hanya berselang beberapa bulan setelah bergabung dengan PDI Perjuangan, ia dengan mudah memenangkan Pilkada Medan. Kini, ketika ia menjabat Gubernur Sumatera Utara, problem dinasti politik itu menjadi semakin kentara: pengangkatan tim sukses ke birokrasi, rusaknya sistem meritokrasi, dan rendahnya integritas pemerintahan daerah.

Menurut Survei Penilaian Integritas KPK, skor integritas Pemerintah Kota Medan di bawah kepemimpinan Bobby hanya berada pada angka 61,69—terendah se-Indonesia. Ini bukan angka biasa, melainkan cerminan dari kekacauan sistem dan lemahnya pengawasan. Demokrasi yang seharusnya menjunjung keterbukaan, justru terjerat oleh patronase dan nepotisme.

Sejak pemilihan kepala daerah secara langsung diberlakukan pada 2005, setidaknya 49 persen kepala daerah terafiliasi dengan dinasti politik. Dari jumlah itu, sekitar 13 persen tersangkut kasus korupsi. Umumnya, daerah yang dipimpin oleh politikus dinasti juga mencatat angka kemiskinan tinggi serta indeks pembangunan manusia yang rendah. Artinya, dinasti tidak hanya melahirkan inkompetensi, tetapi juga memiskinkan rakyat secara struktural.

Politikus dinasti juga cenderung menutupi penyimpangan keluarga mereka yang lebih dulu berkuasa. Dalam kasus Bobby, misalnya, KPK baru mulai berani mengusut orang-orang di sekitarnya setelah Presiden Jokowi tak lagi menjabat. Ini membuktikan satu hal: kekuasaan masih menjadi tameng paling ampuh untuk melindungi praktik-praktik koruptif.

Kita juga belum melupakan kesaksian mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba, yang sebelum meninggal dunia sempat menyebut nama Bobby dalam kasus konsesi pertambangan Blok Medan di wilayahnya. Namun hingga kini, kasus itu tak kunjung menyentuh pihak-pihak yang disebutkan. KPK tampaknya berhenti pada lingkaran luar kekuasaan, belum menyentuh pusatnya.

Celakanya, alih-alih mengerem laju politik dinasti yang telah nyata merusak demokrasi, Presiden Joko Widodo justru ikut melanggengkannya. Ia mendorong anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi wakil presiden dalam pemilu 2024. Maka lengkaplah skenario pewarisan kekuasaan ala monarki dalam tubuh republik.

Peringatan Muhammad Yamin pada 1945 dalam sidang BPUPK kini terasa relevan kembali. Yamin kala itu menolak sistem monarki karena khawatir akan munculnya politik dinasti yang melahirkan oligarki. Sayangnya, kekhawatiran itu justru menjadi kenyataan dalam era yang mengklaim diri sebagai reformis.

Soekarno memang tidak membentuk dinasti politik, namun ia merusak sistem demokrasi melalui Demokrasi Terpimpin. Soeharto lebih jauh lagi: merusak semangat republikanisme dengan kekuasaan represif selama 32 tahun dan bahkan mulai membangun dinasti di ujung kekuasaannya dengan menunjuk anaknya, Siti Hardianti Rukmana, sebagai menteri. Kini, pascareformasi, dinasti justru berkembang lebih ganas karena pemilu yang mahal, kelembagaan partai yang lemah, serta masyarakat pemilih yang permisif.

Bobby Nasution hanya satu dari sekian contoh bagaimana republikanisme di Indonesia makin runtuh. Yang kita saksikan bukan lagi demokrasi yang sehat, tapi demokralisasi kekuasaan oleh keluarga dan kroni. Jika ini dibiarkan, republik ini bukan hanya kehilangan maknanya, tapi juga masa depannya.

Akhir kata, saatnya publik menolak politik dinasti. Bukan karena ia tidak sah secara hukum, tetapi karena ia merusak moralitas republik. Kita butuh pemimpin, bukan pewaris tahta. (XRQ)

Penulis: Akil

TRK Undang Menteri UMKM Buka Expo Nagan Raya, Tawarkan Giok sebagai Produk Unggulan

0
TRK dalam pertemuan hangat dengan Menteri Maman di Jakarta, Rabu (16/7/2025). (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | JAKARTA — Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan (TRK), mengundang Menteri UMKM RI, Maman Abdurrahman, untuk membuka Expo UMKM Nagan Raya yang dijadwalkan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Nagan Raya.

Undangan itu disampaikan langsung oleh TRK dalam pertemuan hangat dengan Menteri Maman di Jakarta, Rabu (16/7/2025). Agenda ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Nagan Raya untuk mengangkat potensi pelaku UMKM lokal ke panggung nasional.

“Expo UMKM ini menjadi momentum penting bagi daerah kami untuk memamerkan potensi dan karya masyarakat, khususnya dalam pengembangan kerajinan tangan, produk pertanian olahan, serta inovasi anak-anak muda Nagan Raya. Kami sangat berharap kehadiran Pak Menteri bisa memberikan semangat dan dukungan langsung bagi pelaku UMKM di daerah kami,” ujar TRK usai pertemuan.

Dalam kesempatan itu, Bupati TRK juga menyerahkan cenderamata berupa giok khas Nagan Raya kepada Staf Khusus Menteri UMKM, Syahmud Basri Ngabalin. Giok tersebut menjadi simbol persahabatan sekaligus bagian dari strategi promosi produk kerajinan lokal yang bernilai seni dan ekonomi tinggi.

Syahmud menyambut pemberian itu dengan penuh antusias dan mengapresiasi perhatian pemerintah daerah dalam mendorong tumbuhnya UMKM. Ia menegaskan komitmennya untuk membantu membuka akses pasar yang lebih luas bagi pelaku UMKM Nagan Raya, baik di tingkat nasional maupun global.

Bahas Kepemimpinan Golkar di Aceh

Selain membahas soal pengembangan UMKM, pertemuan tersebut juga diwarnai diskusi ringan terkait dinamika internal Partai Golkar di Aceh. Menteri Maman, yang juga kader senior Golkar, menyoroti pentingnya kaderisasi internal partai.

“Golkar Aceh punya banyak kader hebat. Tidak ada alasan untuk memaksakan orang luar memimpin. Kita butuh regenerasi yang sehat, berbasis pengalaman dan loyalitas,” ujar Maman di hadapan TRK dan Syahmud.

Pernyataan ini dinilai sebagai bentuk dukungan moral kepada TRK yang saat ini disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat dalam bursa kepemimpinan Partai Golkar Aceh menjelang Musda mendatang.

Sinergi Pusat dan Daerah

Pertemuan antara TRK dan Menteri Maman menjadi gambaran sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, terutama dalam penguatan ekonomi kerakyatan melalui sektor UMKM. TRK sendiri dikenal sebagai sosok muda dan progresif yang aktif mengembangkan sektor pertanian, infrastruktur, hingga pemberdayaan pelaku usaha kecil.

Di sisi lain, Menteri Maman juga dikenal memiliki komitmen kuat dalam memperkuat koperasi dan UMKM sebagai pilar utama ekonomi nasional.

“Ini bagian dari komitmen kita mendorong ekonomi kerakyatan yang merata. Saya sangat apresiasi inisiatif Pak Bupati. Kita akan pastikan program ini terhubung dengan ekosistem pembinaan UMKM nasional,” pungkas Maman.

Update berita lainnya di Nukilan.id dan Google News

Editor: AKil

Mualem Minta PT MSB II di Subulussalam Ditutup Sementara

0
Surat Gubernur Aceh untuk Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). (Foto: tangkapan layar)

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem, secara resmi meminta Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menutup sementara aktivitas operasional PT Mandiri Sawit Bersama (MSB) II yang beroperasi di Kota Subulussalam. Permintaan tersebut disampaikan melalui surat bernomor 500.10/7816 yang bersifat segera pada Selasa (24/6/2025).

Dikutip Nukilan dari surat tersebut, permintaan ini didasarkan pada sejumlah temuan lapangan dan dokumen pendukung yang belum dipenuhi oleh pihak perusahaan. Salah satu dasar utama permohonan ini adalah surat Wali Kota Subulussalam Nomor 500.4.4.24/445/2025 tertanggal 23 Mei 2025, yang menginformasikan bahwa PT MSB II belum memenuhi sejumlah dokumen perizinan yang dipersyaratkan.

Hasil verifikasi Tim Pemerintah Aceh juga menemukan bahwa PT MSB II merupakan perusahaan dengan status Penanaman Modal Asing (PMA), sehingga pengawasannya menjadi kewenangan pemerintah pusat melalui BKPM. Selain persoalan administrasi, tim juga menemukan dugaan pelanggaran lain yang dinilai perlu ditelusuri lebih lanjut. Notulensi hasil verifikasi tim lapangan turut dilampirkan dalam surat yang dikirimkan ke Kementerian.

“Berkenaan dengan hal tersebut, dan mengingat kewenangan PMA berada di bawah Kementerian Investasi/BKPM, kami mengharapkan pertimbangan Bapak Menteri untuk melakukan penutupan sementara sambil proses pembinaan dilakukan terhadap perusahaan tersebut,” demikian tertulis dalam surat yang dikirimkan oleh Mualem.

Menindaklanjuti hal ini, Pemerintah Aceh juga berencana menurunkan Tim Terpadu ke lapangan untuk melakukan verifikasi lebih lanjut terhadap operasional perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit itu. Langkah ini sekaligus sebagai bentuk respons atas pengaduan masyarakat dan laporan resmi dari Pemerintah Kota Subulussalam. Pemerintah Aceh menegaskan komitmennya dalam memastikan bahwa seluruh kegiatan investasi di wilayah Aceh berjalan sesuai dengan ketentuan hukum, serta menghormati hak-hak masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.

PT MSB II diketahui telah beroperasi di wilayah Subulussalam selama beberapa tahun terakhir. Namun, aktivitasnya sempat menuai sorotan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sipil dan LSM lingkungan, terkait dugaan ketidaksesuaian izin dan praktik operasional perusahaan di lapangan. []

Reporter: Sammy

Kapal Nelayan Aceh Timur Tertabrak Kapal Kargo Hong Kong, Dua Orang Masih Hilang

0
Ilustrasi kapal tenggelam. (Foto: iStockphoto)

NUKILAN.ID | IDI RAYEUK – Sebuah kapal nelayan asal Idi Cut, Aceh Timur, KM Puga Laot, mengalami kecelakaan laut setelah ditabrak kapal kargo berbendera Hong Kong, Maersk Chilka, di perairan 72,2 mil laut dari Kota Lhokseumawe pada Selasa (15/7/2025) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Panglima Laot Aceh, Miftahuddin Cut Adek mengatakan, akibat insiden tersebut, kapal KM Puga Laot terbalik dan seluruh awak kapal tercebur ke laut.

“Sekitar dua jam setelah tabrakan, kapal kargo Maersk Chilka baru melakukan upaya penyelamatan dan mengevakuasi delapan orang nelayan yang selamat,” ujar Miftahuddin Cut Adek dalam keterangannya kepada Nukilan, Kamis (17/7/2025).

Delapan korban selamat di antaranya adalah M. Riski sebagai tekong, M. Yudi, Muzakir, Hardiansyah, M. Firdani, Wahyu M. Ikbal, Fahmi, dan Syafawi. Namun dua awak kapal lainnya, Saiful dan Abdurrahman, hingga Kamis (17/7/2025) masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.

Proses pencarian melibatkan sekitar 18 kapal nelayan yang dikerahkan menuju titik lokasi kejadian. Mereka menyisir perairan sekitar tempat tabrakan untuk menemukan korban yang belum berhasil dievakuasi.

Tim SAR gabungan dari Aceh Timur dan Kota Langsa tiba di titik penjemputan sekitar 10 mil laut dari Kuala Idi pada Kamis pukul 00.00 WIB. Para korban kemudian dibawa ke daratan dan tiba di Kuala Idi sekitar pukul 02.30 dini hari.

Tiga dari delapan korban selamat mengalami luka serius dan langsung dilarikan ke IGD RSUD dr. Zubir Mahmud, Idi. Mereka adalah M. Yudi (30), Wahyu M. Ikbal (28), dan H. Ardiansyah (18). Hingga Kamis siang, pencarian terhadap dua korban yang masih hilang terus dilakukan oleh tim gabungan dan nelayan setempat. []

Reporter: Sammy

Monolog “Perangkap Daging”, Ajakan Merenungi Relasi Manusia dan Harimau

0
Monolog "Perangkap Daging", Ajakan Merenungi Relasi Manusia dan Harimau. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Inisiatif Hidup bersama Harimau akan menggelar pertunjukan monolog bertajuk Perangkap Daging di Taman Seni dan Budaya Aceh, Sabtu (19/7/2025) malam. Pertunjukan ini akan berlangsung di ruang tertutup mulai pukul 20.30 hingga 23.00 WIB dan terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya.

Monolog ini disutradarai oleh Fauzan Santa dengan naskah yang ditulis oleh penulis kenamaan Azhari Aiyub. Adapun peran utama akan dimainkan oleh aktris Ismatul Rahmi.

Mengangkat kisah tentang Rosi, seekor anjing betina tua yang dijadikan umpan dalam perangkap harimau oleh manusia di padang gembalaan, pertunjukan ini dibagi dalam tiga babak yang menggugah kesadaran akan relasi antara manusia dan satwa liar.

“Ini pertaruhan terakhir sebelum segalanya kehilangan tujuan. Arahan pertunjukan estetik ini bertumpu pada ‘nada dasar’ itu,” kata Fauzan Santa, sutradara pertunjukan Perangkap Daging.

Fauzan berharap pertunjukan ini dapat mempertajam fungsi sosial dari seni pertunjukan. Baginya, drama atau teater bukan sekadar hiburan, melainkan media untuk menyerap realitas dan menyampaikannya kembali dalam bentuk artistik yang menyentuh dan reflektif.

Sementara itu, pimpinan produksi sekaligus penulis naskah, Azhari Aiyub, menyebut bahwa karya ini merupakan hasil proses panjang yang sudah dirancang sejak lima tahun lalu. Pada awal tahun ini, ia dan tim melakukan riset intensif di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang mencakup empat kabupaten: Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, dan Singkil.

“Di sana, kami mendengar banyak cerita—dari warga, petani, peternak, konservasionis, hingga pawang—tentang hidup berdampingan (dan tak jarang berbenturan) dengan satwa liar, terutama harimau,” ujar Azhari.

Cerita-cerita itu kemudian menjadi bahan dasar proses kreatif di Banda Aceh. Sejumlah seniman—dari musisi, komposer, aktor, hingga perupa—terlibat dalam menerjemahkan pengalaman lapangan ke dalam karya teater.

Bagi Azhari, krisis ekologi bukan semata isu lingkungan hidup. Ia melihatnya sebagai persoalan ketimpangan dan perebutan ruang hidup yang tak jarang berpuncak pada konflik antara manusia dan satwa liar.

“Mungkin sudah waktunya berhenti bertanya apakah harimau masih bisa bertahan. Pertanyaannya sekarang: apakah kita bisa hidup tanpa mereka? Tanpa hutan? Tanpa air bersih dan udara yang layak dihirup? Jawabannya mungkin tak akan ditemukan di panggung. Tapi teater dapat memberi manusia jeda, untuk melihat ulang; merasakan ulang, dan barangkali menyadari; yang sedang terancam bukan hanya alam—melainkan cara kita menjadi manusia,” kata Azhari.

Pertunjukan ini menjadi semacam panggilan batin, bukan hanya untuk peduli pada harimau dan hutan, tetapi juga untuk merenungi kembali posisi manusia dalam semesta kehidupan yang saling terhubung. []

Update berita lainnya di Nukilan.id dan Google News

Editor: Akil

BPOM Aceh Libatkan Komunitas Disabilitas dalam Sosialisasi Keamanan Obat dan Makanan

0
Sosialisasi keamanan obat dan makanan, Rabu (16/07/2025) di Station Coffee, Aceh Besar. (Foto: Dok BPOM Aceh)

NUKILAN.ID | JANTHO – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) menggandeng komunitas penyandang disabilitas dalam kegiatan sosialisasi keamanan obat dan makanan, Rabu (16/07/2025) di Station Coffee, Aceh Besar. Kegiatan ini diikuti oleh 34 peserta dari berbagai organisasi disabilitas seperti Children and Youth Disabilities for Change (CYDC), Roda Tiga Koetaradja (RTK), dan Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin).

Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen BPOM untuk memastikan akses informasi yang setara dan inklusif bagi seluruh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.

“Keterlibatan komunitas disabilitas penting agar mereka juga memiliki perlindungan dan pemahaman terhadap produk yang dikonsumsi,” ujar Yudi dalam keterangannya kepada Nukilan, Kamis (17/7/2025).

Peserta dibekali pengetahuan mengenai prinsip Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) serta penggunaan aplikasi BPOM Mobile untuk memverifikasi legalitas produk. Kegiatan ini juga menghadirkan dialog interaktif bersama Ketua CYDC, Erlina Marlinda, yang menyampaikan harapan agar informasi publik disampaikan dalam format yang ramah disabilitas, seperti audio untuk tunanetra atau bahasa isyarat untuk tunarungu.

Narasumber dari BPOM Aceh, Desi Ariyanti Ningsih, menambahkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yang menjamin hak atas akses informasi dan layanan kesehatan. Ia menegaskan pentingnya peran komunitas disabilitas dalam pengawasan peredaran obat dan makanan di lingkungan mereka.

Melalui kegiatan ini, BPOM Aceh berharap dapat mendorong kemandirian penyandang disabilitas dalam memilih dan mengawasi produk konsumsi yang aman, serta membuka ruang kolaborasi untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih ramah dan inklusif. []

Reporter: Sammy

Bupati Abdya Ditunjuk Jadi Korwil APKASI Aceh untuk Periode 2025–2030

0
Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin. (Foto: Kompas.com)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin, resmi ditunjuk sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Aceh dalam kepengurusan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) untuk masa bakti 2025–2030.

Penunjukan itu dilakukan dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI APKASI 2025 yang berlangsung di Puri Agung, Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2025). Para pengurus dikukuhkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

“Kita ditunjuk sebagai Korwil Aceh APKASI periode 2025–2030. Selain saya ada juga beberapa bupati lainnya dari Aceh yang masuk dalam dewan pengurus,” kata Safaruddin dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Kamis.

Dalam struktur pengurus APKASI 2025–2030, Bupati Lahat, Bursah Zarnubi, menjabat sebagai Ketua Umum. Ia didampingi oleh Bupati Bandung, Dadang Supriatna, yang ditunjuk sebagai Ketua Harian.

Dari Aceh, sejumlah kepala daerah juga tercatat masuk dalam jajaran pengurus. Bupati Simeulue, Mohammad Nasrun Mikaris, dipercaya sebagai Ketua Bidang Imigrasi dan Pemasyarakatan. Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan (TRK), menjadi Ketua Bidang Pertanian. Sementara itu, Bupati Aceh Besar, Muharram Idris (Syech Muharram), menjabat sebagai Sekretaris Bidang Pengentasan Kemiskinan.

Safaruddin menilai, kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai Korwil Aceh merupakan kesempatan untuk mempererat kolaborasi antar kabupaten/kota di Aceh demi kemajuan daerah.

“Tentunya kita berharap ke depan dapat menjalin kerja sama yang lebih baik dengan pemerintah pusat dan daerah lain demi kesejahteraan masyarakat Aceh,” ujarnya.

Lebih jauh, Safaruddin juga mengajak seluruh kepala daerah di Aceh untuk bersinergi dalam membawa perubahan yang lebih baik, terutama dalam hal pelayanan publik dan inovasi pemerintahan.

“Mari sama-sama kita memperlihatkan ke nasional bagaimana kolaborasi antar kabupaten/kota di Aceh, dan sinergitas antara pemerintah provinsi dan Pusat,” demikian Safaruddin.

Update berita lainnya di Nukilan.id dan Google News

Editor: AKil

Pohon Tumbang Sebabkan Kemacetan di Jalan Nasional Aceh-Medan

0
Petugas menebang pohon yang tumbang di badan Jalan Nasional B Aceh-Medan, tepatnya di kawasan Bugha, Gampong Cot Sireutoh, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, pada Rabu (17/7/2025). (Foto: Dok BPBD Aceh Besar)

NUKILAN.ID | JANTHO – Sebuah pohon tumbang melintang di badan Jalan Nasional B Aceh-Medan, tepatnya di kawasan Bugha, Gampong Cot Sireutoh, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, pada Kamis (17/7/2025) sekitar pukul 11.36 WIB. Peristiwa tersebut mengakibatkan kemacetan lalu lintas, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Aceh Besar, Iqbal mengatakan, informasi pertama kali diterima oleh petugas piket Pos Pemadam Kebakaran BPBD Aceh Besar wilayah Seulimum melalui pesan WhatsApp Group Garda Damkar Abes. Pohon berukuran besar itu tumbang dan menutup seluruh badan jalan, sehingga menyebabkan gangguan lalu lintas bagi kendaraan yang melintas di jalur utama tersebut.

Menindaklanjuti laporan tersebut, tim Damkar BPBD Aceh Besar Pos Seulimum segera bergerak menuju lokasi kejadian dengan membawa perlengkapan pemotongan pohon berupa mesin gergaji (chainsaw). Sebanyak tiga personel diterjunkan untuk melakukan penanganan darurat di lokasi.

“Kami langsung ke lokasi begitu mendapat informasi. Proses evakuasi pohon tumbang dilakukan dengan cepat agar lalu lintas segera normal kembali,” ujar Iqbal dalam keterangannya kepada Nukilan, Kamis (17/7/2025).

Upaya penanganan pohon tumbang tersebut mendapat bantuan dari aparat kepolisian setempat yang mengatur lalu lintas kendaraan agar tidak terjadi penumpukan panjang selama proses evakuasi berlangsung. Selain itu, personel TNI dari Koramil setempat juga turut membantu proses pembersihan.

Evakuasi dan pembersihan pohon tumbang selesai dilakukan pada pukul 12.15 WIB. Setelah pohon berhasil dipotong dan dibersihkan dari badan jalan, arus lalu lintas kembali normal dan kendaraan dapat melintas seperti biasa.

BPBD Aceh Besar mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang, terutama saat musim penghujan atau cuaca ekstrem. Pihaknya juga meminta warga agar segera melapor kepada pihak berwenang apabila terjadi kejadian serupa, agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat. []

Reporter: Sammy