Beranda blog Halaman 157

Pedagang Pasar Aceh Sepakat Direlokasi, Wali Kota Illiza Janji Gratiskan Sewa Hingga Akhir Tahun

0
Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal meninjau langsung lokasi pasar pada Minggu (20/7/2025), sekaligus berdialog dengan para pedagang. (Foto: Humas BNA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pemerintah Kota Banda Aceh terus mematangkan rencana revitalisasi Pasar Aceh Shopping Center (PAS) yang kondisinya dinilai sudah tidak layak huni. Sebagai langkah awal, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal meninjau langsung lokasi pasar pada Minggu (20/7/2025), sekaligus berdialog dengan para pedagang.

Dalam kunjungan tersebut, Illiza didampingi Pj Sekretaris Daerah Jalaluddin, sejumlah asisten, serta kepala OPD terkait. Kehadiran mereka disambut hangat oleh para pedagang yang selama ini menempati bangunan PAS.

“Pasar Aceh lama ini akan kita revitalisasi, karena bangunannya sudah tidak layak, sudah tidak boleh lagi dihuni sebetulnya sejak tahun lalu, jika dipaksakan tentunya akan ada risiko baik bagi para pedagang maupun pengunjung,” kata Illiza di hadapan para pedagang.

Ia menegaskan bahwa proses pembongkaran bangunan lama akan diikuti dengan pembangunan ulang fasilitas pasar. Untuk mendukung kelancaran relokasi, Pemkot Banda Aceh juga memberikan sejumlah kemudahan, termasuk pembebasan biaya sewa lapak hingga akhir tahun.

“Insya Allah biaya sewa di gedung baru akan kita tiadakan hingga akhir tahun dan hanya membayar biaya operasional untuk kebutuhan listrik dan air saja, saya juga telah mengintruksikan kepada OPD terkait untuk membantu fasilitas selama proses relokasi berlangsung,” ujar Illiza.

Langkah Pemerintah Kota ini mendapat dukungan dari para pedagang. Mahdalena (43), salah satu perwakilan pedagang, menyatakan kesepakatannya untuk direlokasi, dengan harapan pemerintah turut memfasilitasi proses teknis di lapangan.

“Kami mendukung kebijakan pemerintah, dan menyampaikan sepakat untuk di relokasi, namun terkait hal teknis kami minta kepada ibu wali untuk di fasilitasi hingga selesai, mulai dari proses pemindahan barang hingga penempatan toko di tempat baru,” ucap Mahdalena.

Usai berdialog, Wali Kota Illiza bersama Mahdalena dan sejumlah pejabat turut meninjau gedung Pasar Aceh Baru yang akan menjadi lokasi penempatan pedagang selanjutnya. Revitalisasi pasar ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan baik bagi pedagang maupun pengunjung di masa mendatang.

Editor: Akil

Disdik Aceh: Jam Malam Pelajar Harus Adaptif dengan Tugas Sekolah

0
Ilustrasi siswa belajar. (Foto: Waspada)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh mendorong penerapan kebijakan jam malam bagi pelajar yang lebih adaptif dan sesuai dengan realitas keseharian siswa. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, menilai aturan tersebut tidak cukup hanya berbentuk imbauan, melainkan perlu ditingkatkan menjadi Instruksi Gubernur dengan dukungan lintas sektor.

Hal itu ia sampaikan dalam dialog bersama RRI Banda Aceh pada Senin (21/7/2025).

“Kadang-kadang anak-anak kita terpaksa beraktivitas malam justru karena beban dari sekolah. Ini harus jadi evaluasi. Jangan sampai mereka dilarang begadang, tapi tugas dan latihan malah mendorong mereka aktif malam hari,” ujar Marthunis.

Menurutnya, penerapan jam malam tidak bisa dilepaskan dari penyediaan infrastruktur pendukung. Penerangan jalan, CCTV, hingga ruang publik yang aman bagi anak-anak dinilai sangat penting dalam mengurangi potensi tindak kriminal sekaligus menyediakan sarana kegiatan positif.

“Di luar Aceh, malam hari justru dimanfaatkan anak-anak untuk mengembangkan diri. Tapi di sini banyak pembatasan. Main band dilarang, main bola dibatasi, akhirnya mereka larinya ke warung kopi yang ada Wi-Fi,” kata Marthunis, menyayangkan minimnya alternatif kegiatan sehat dan produktif bagi remaja di Aceh.

Ia menekankan, syariat Islam seharusnya tidak dimaknai sebagai pembatasan mutlak terhadap aktivitas anak di malam hari. Menurutnya, olahraga dan seni yang selaras dengan nilai-nilai Islam juga dapat menjadi bentuk pengamalan syariat.

“Syariat Islam itu bukan hanya soal zikir, tapi seluruh aktivitas yang diniatkan karena Allah. Sepak bola, musik, asal tidak melanggar aturan, itu bisa jadi bagian dari ibadah juga,” tegasnya.

Disdik Aceh kini tengah menyiapkan instrumen kebijakan yang lebih kuat agar aturan jam malam bagi pelajar dapat ditegakkan dengan dukungan berbagai pihak, sekaligus menjawab kebutuhan nyata anak-anak di Aceh.

Aceh Siap Buka Jalur Pelayaran Internasional Krueng Geukueh–Penang

0
Pelabuhan penang. (Foto: mmc.com.my)

NUKILAN.ID | SABANG – Pemerintah Aceh tengah mempersiapkan pembukaan jalur pelayaran internasional dari Pelabuhan Krueng Geukueh di Lhokseumawe menuju Penang, Malaysia. Inisiatif ini digagas sebagai upaya memperkuat konektivitas maritim serta memperluas kerja sama ekonomi antara Aceh dan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

Langkah ini tak hanya menyasar sektor logistik dan penumpang, tetapi juga membuka peluang di bidang perdagangan, pariwisata, pendidikan, hingga kebudayaan. Aceh dinilai memiliki posisi yang sangat strategis dalam peta pelayaran internasional.

“Aceh merupakan pintu masuk dari wilayah Barat ke wilayah Indonesia. Tentunya ini menjadi peran penting dalam menjaga keamanan dan jalur perdagangan, apalagi Aceh bertetangga dengan Malaysia dan Thailand, dan kita berharap bagaimana pertumbuhan ekonomi kedua negara tersebut berdampak ke Aceh,” ujar Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Aceh, Muhammad Alqadri, dikutip dari RRI Banda Aceh.

Di kesempatan yang sama, Direktur Komersial PT Pembangunan Aceh (PEMA), Faisal Ilyas, menyoroti pentingnya kesinambungan produksi untuk mendukung aktivitas ekspor dari Aceh.

“Barang apapun yang dieskpor dari Aceh ke luar, pasti marginnya jauh lebih besar. Namun, tantangannya adalah sustainability produknya, karena banyak kejadian, sekali dua kali ekspor masih ok, namun kali ketiga ekspor barangnya sudah tidak mencukupi lagi, artinya memang sisi produksi harus ditingkatkan,” jelas Faisal.

Terkait kesiapan pelabuhan, Alqadri menegaskan bahwa Pelabuhan Krueng Geukueh sudah memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung pelayaran internasional. Kapasitas pelabuhan disebut mampu menampung kapal hingga 30 ribu ton.

“Terkait dengan perencanaan pelayaran Krueng Geukueh–Penang, dalam persiapannya banyak faktor dan elemen yang harus terlibat. Kalau dari sisi prasarana, Krueng Geukueh sangat siap, baik dari segi kedalaman maupun kapasitasnya,” jelasnya.

Alqadri juga mengingatkan bahwa gagasan ini bukan sepenuhnya baru. Ia menyebut bahwa pasca MoU Helsinki tahun 2006, pelaku usaha Aceh sempat menjalin kerja sama pelayaran antara Penang dan Krueng Geukueh. Namun upaya tersebut belum berlanjut.

“Dan kita akan coba mengulang kembali dan kita akan terus mengevaluasi apa yang menjadi kendala di tahun sebelumnya,” pungkasnya.

Editor: Akil

Aripin Ahmad Terpilih sebagai Ketua DPD PERSAGI Aceh Periode 2025–2030

0
Aripin Ahmad Terpilih sebagai Ketua DPD PERSAGI Aceh Periode 2025–2030. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dr Aripin Ahmad, S.Si.T., M.Kes., Dietisien resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Aceh periode 2025–2030. Ia terpilih secara demokratis dalam kongres yang digelar pada Sabtu (19/7/2025) di Hotel Kuala Raja, Banda Aceh.

Kongres tersebut diikuti oleh 23 Dewan Pengurus Cabang (DPC) PERSAGI dari seluruh kabupaten/kota se-Aceh. Hadir pula Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PERSAGI Indonesia, Ir Doddy Izwardi, MA, PhD.

Aripin dikenal sebagai akademisi dan praktisi gizi yang telah lama berkecimpung dalam penguatan profesi di bidang ini. Ia merupakan lulusan program doktoral Ilmu Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dan saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur I Bidang Pendidikan Poltekkes Kemenkes Aceh.

Selain aktif sebagai dosen di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh, Aripin juga dikenal sebagai peneliti isu stunting di Aceh dan menjabat Ketua PERGIZI PANGAN Aceh. Di tingkat nasional, ia merupakan Pengurus Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat pada Asosiasi Pendidikan Vokasi Gizi Indonesia (AIPVOGI).

Dalam sambutannya usai terpilih, Aripin menyampaikan arah kepemimpinannya selama lima tahun ke depan.

“Menjadikan PERSAGI Aceh sebagai organisasi profesional di bidang gizi yang mandiri dan terpercaya untuk mewujudkan Generasi Emas Aceh Tahun 2045,” ujarnya.

Kongres ini menjadi momentum strategis bagi para ahli gizi di Aceh untuk menyatukan langkah dalam menghadapi tantangan gizi masyarakat, sekaligus memperkuat peran tenaga gizi dalam pembangunan kesehatan daerah.

Editor: Akil

Jemaah Haji Aceh yang Dirawat di Makkah Telah Kembali ke Tanah Air

0
Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari saat menjemput Jemaah Haji Aceh, Nadian Risyat Mahmud. (Foto: Kemenag Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Setelah menjalani perawatan medis di Arab Saudi, seorang jemaah haji asal Aceh Utara, Nadian Risyat Mahmud (78), akhirnya tiba kembali di Tanah Air pada Minggu, 20 Juli 2025.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh, Azhari, menyampaikan kabar gembira ini saat menjemput langsung Nadian di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar.

“Alhamdulillah sudah tiba kembali di Tanah Air, langsung kita antar ke Aceh Utara tadi,” kata Azhari.

Nadian merupakan salah satu dari 392 jemaah haji kloter 10 asal Aceh Utara. Ia sempat tertinggal dari rombongannya lantaran harus dirawat di Rumah Sakit King Abdullah, Makkah, akibat gangguan kesehatan yang dialaminya saat menjalani ibadah haji.

Sebelumnya, Nadian dirujuk ke RS An Nur, Makkah, pada 19 Juni 2025 setelah mengeluh sesak napas dan diduga mengidap penyakit jantung. Pada 26 Juni, ia dipindahkan ke RS King Abdullah dan didiagnosis mengalami gagal jantung kongestif (CHF). Ia kemudian menjalani operasi kateterisasi jantung di rumah sakit tersebut.

Setelah kondisinya membaik dan operasional haji berakhir, Nadian dipindahkan ke Kantor Urusan Haji (KUH) Daerah Kerja Makkah pada 15 Juli sambil menunggu kepulangan ke Indonesia.

Ia diterbangkan dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan maskapai Garuda Indonesia pada 19 Juli. Setelah transit di Jakarta, ia melanjutkan perjalanan ke Aceh dengan maskapai Super Air Jet dan mendarat di Bandara SIM pada 20 Juli.

Disambut Haru Sang Cucu

Setibanya di Bandara SIM, kedatangan Nadian disambut penuh haru oleh cucunya, Lilis. Ia langsung memeluk sang nenek yang duduk lemas di atas kursi roda. Keduanya tampak menangis dalam pertemuan yang mengharukan itu.

Menurut Lilis, pihak keluarga di Aceh Utara semula mengira bahwa Nadian akan menginap lebih lama di Jakarta.

“Ternyata setelah mendarat di Jakarta tadi pagi, beliau langsung diterbangkan ke sini, makanya keluarga belum berangkat ke Banda Aceh,” ujarnya.

Meski tak disambut keluarga besar, Lilis mengaku bersyukur karena kondisi sang nenek kini membaik dan bisa kembali ke kampung halaman.

Petugas dari Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag mengantar langsung Nadian ke Aceh Utara, didampingi oleh seorang petugas haji daerah dari kloter 10 serta pihak keluarga.

Masih Ada yang Dirawat

Sementara itu, Azhari mengungkapkan bahwa hingga saat ini masih ada tiga jemaah haji asal Aceh yang menjalani perawatan di rumah sakit di Arab Saudi.

“Tiga orang masih dirawat di Madinah, masing-masing di RS King Fahd, RS Mouwasat dan RS King Salman,” katanya.

Ia berharap seluruh jemaah haji asal Aceh yang masih dirawat di Arab Saudi segera membaik dan dapat kembali berkumpul bersama keluarga di Tanah Air.

Editor: Akil

DKPP Periksa Ketua dan Anggota KIP Banda Aceh Terkait Dugaan Penggelembungan Suara

0
DKPP Periksa Ketua dan Anggota KIP Banda Aceh Terkait Dugaan Penggelembungan Suara. (Foto: DKPP)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memeriksa Ketua dan tiga Anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh atas dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu dalam sidang yang digelar di Kantor KIP Provinsi Aceh, Jumat (18/7/2025).

Sidang dengan nomor perkara 158-PKE-DKPP/VI/2025 ini diadukan oleh Fakhrul Rizal yang memberi kuasa kepada Teuku Alfiansyah, Zahrul, dan Zulfiansyah. Mereka melaporkan Ketua KIP Banda Aceh, Yusri Razali, serta tiga anggotanya—Muhammad Zar, Rachmat Hidayat, dan Saiful Haris—yang masing-masing menjadi Teradu I hingga IV.

Dalam dalil aduannya, pengadu menyebut Teradu I memerintahkan Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Syiah Kuala dan Kuta Raja untuk melakukan penggelembungan suara bagi calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) nomor urut 1, atas nama Sofyan Dawood. Selain itu, suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebanyak 493 suara juga diduga dialihkan kepada caleg PKS nomor urut 1, Ghufran.

“Teradu I meminta agar beberapa suara tidak sah di setiap TPS di Kecamatan Syiah Kuala dipindahkan ke suara caleg DPR RI dari Partai PDIP nomor urut 1 atas nama Sofyan Dawood, selain itu suara partai PKS DPR RI sebanyak 493 suara dipindahkan ke nomor urut 1 atas nama Ghufran,” ucap kuasa pengadu, Zahrul.

Dua saksi dari pihak pengadu dihadirkan dalam sidang, yakni Ika Fitriana, operator Sirekap PPK Syiah Kuala, serta Nurmalia, anggota PPK Kuta Raja. Keduanya mengaku mendapat perintah untuk mengubah hasil rekapitulasi suara melalui perantara Ketua PPK.

Para saksi juga menyatakan, mereka dijanjikan perlindungan oleh para teradu jika perubahan suara tersebut menimbulkan persoalan.

Lebih lanjut, Teradu II hingga IV diduga mengetahui sekaligus turut membantu tindakan Teradu I dalam penggelembungan suara yang dinilai sistematis, terstruktur, dan masif.

Namun, Ketua dan anggota KIP Banda Aceh membantah seluruh dalil yang disampaikan oleh pengadu. Mereka menegaskan tidak pernah menginstruksikan penggelembungan suara sebagaimana yang dituduhkan.

“Bahwa terhadap pelaksanaan rekapitulasi yang dilaksanakan pada sembilan kecamatan se-Kota Banda Aceh dihadiri oleh Panwascam dan saksi dari masing-masing partai politik, namun tidak terdapat satupun keberatan dari tingkat kecamatan yang disampaikan oleh saksi partai politik,” kata Yusri.

Ia juga menyampaikan bahwa keberatan dari PKS pada tingkat rekapitulasi kabupaten/kota telah ditindaklanjuti, dan saat rekapitulasi tingkat provinsi, tidak ada keberatan yang diajukan oleh saksi partai politik.

“Terhadap D-Keberatan dari PKS, sebelum rekap di provinsi kami bacakan, saksi dari PKS mencabut D-Keberatan tersebut, sehingga kami anggap nihil, dan ini bisa disaksikan di Live Streaming akun Youtube KIP Aceh dan KIP Banda Aceh disaat rekap tingkat provinsi dan kota,” tambahnya.

Yusri menduga laporan pengadu didasari rasa kecewa karena tidak lulus sebagai calon anggota PPK Syiah Kuala untuk Pilkada 2024.

Sidang ini dipimpin oleh Ketua Majelis Muhammad Tio Aliansyah dan didampingi tiga anggota Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Provinsi Aceh, yakni Vendio Elaffdi dari unsur masyarakat, Khairunnisak dari unsur KPU, serta Safwani dari unsur Bawaslu.

Editor: Akil

Mahasiswa USK Raih Juara Tiga Nasional di Ajang Inovasi Digital ASTRANAUTS 2025

0
Tim “Athena” yang terdiri dari lima mahasiswa lintas disiplin ilmu berhasil meraih Juara 3 Nasional dalam ajang bergengsi ASTRANAUTS 2025 Student Track, yang digelar oleh PT Astra International Tbk di Menara Astra, Jakarta. (Foto: Humas USK)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh. Tim “Athena” yang terdiri dari lima mahasiswa lintas disiplin ilmu berhasil meraih Juara 3 Nasional pada ajang ASTRANAUTS 2025 Student Track yang digelar PT Astra International Tbk di Menara Astra, Jakarta.

Kompetisi inovasi digital tahunan ini diikuti lebih dari 2.200 tim dari berbagai universitas ternama di Indonesia, menjadikannya salah satu ajang teknologi paling prestisius di Tanah Air.

Tim Athena yang mewakili USK beranggotakan Muhammad Ferdian dan Ariel Sucipto dari Teknik Industri, Arman Maulana dari Teknik Sipil, serta Dinda Yumna Nursyadrina dan Nabila Al Karimah dari Akuntansi. Kolaborasi lintas prodi ini melahirkan SANF SCOPE, sebuah solusi digital untuk pengelolaan dokumen keuangan yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk penilaian risiko dan efisiensi manajemen data.

“Ini adalah pengalaman luar biasa. Bisa tampil langsung di panggung nasional dan mendapatkan pengakuan atas solusi yang kami rancang menjadi bukti bahwa talenta dari daerah juga mampu berinovasi dan bersaing di level nasional,” ujar Muhammad Ferdian, ketua Tim Athena, dalam keterangan yang diterima Nukilan.id

Perjalanan mereka menuju podium nasional tidak mudah. Dimulai dari seleksi proposal, semifinal daring, hingga akhirnya masuk 10 besar nasional untuk kategori mahasiswa. Di babak final yang berlangsung 16–17 Juli 2025 di Catur Dharma Hall, Menara Astra, mereka mempresentasikan langsung inovasi mereka di hadapan ratusan audiens, praktisi industri, dan tokoh penting bidang teknologi.

Dewan juri berasal dari kalangan profesional seperti Valentina Maria (PT Astra International), Novianto Dwi Wibowo (PT Lintas Marga Sedaya), Bayuaji Natamijaya (PT SANF), dan Reynir Fauzan (Hexagon Asset Lifecycle Intelligence). Bahkan, sejumlah pimpinan strategis Astra Group turut menyaksikan presentasi, seperti Paul Soegianto, Rudy, dan Sentosa.

Solusi yang dikembangkan Tim Athena dinilai juri memiliki pendekatan teknologi yang menjanjikan dan berpotensi diinkubasi dalam skala industri, terutama dalam sektor ekonomi digital yang berkelanjutan.

Sementara itu, Juara 1 diraih oleh tim EV-OS DOR dari BIOSTIMBOT yang menawarkan solusi perawatan rumput berbasis biosains dan IoT tanpa mesin pemotong maupun bahan kimia. Adapun Juara 2, SUMMON, mengembangkan SANF Credit Agent berbasis AI dan NLP untuk mendukung proses kredit di sektor multifinance.

Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan penuh pihak kampus. Universitas Syiah Kuala memfasilitasi proses keberangkatan dan membimbing tim dalam penyusunan proposal serta pengembangan ide.

“USK sangat bangga atas capaian mahasiswa kami di ASTRANAUTS 2025. Ini menjadi bukti nyata bahwa semangat inovasi, kolaborasi lintas disiplin, dan dukungan institusi dapat menghasilkan prestasi yang luar biasa. Kami berharap keberhasilan ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional,” kata Dr Ir Bambang Setiawan ST MEngSc, Wakil Dekan Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan Fakultas Teknik USK.

Kemenangan ini menjadi simbol semangat baru bagi pendidikan tinggi di Aceh. Meski jauh dari pusat industri nasional, mahasiswa Aceh mampu menunjukkan bahwa batas geografis bukanlah penghalang untuk bersinar di panggung inovasi teknologi nasional.

Ajang ASTRANAUTS sendiri tak hanya menjadi wadah unjuk karya digital terbaik, tetapi juga ruang kolaborasi antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah dalam mendorong transformasi digital Indonesia.

Dengan capaian ini, Tim Athena dari USK membuktikan bahwa generasi muda dari ujung barat Indonesia pun punya peluang yang sama untuk bersaing dan menginspirasi di tingkat nasional. (XRQ)

Reporter: Akil

78 Tahun Lalu, Agresi Militer Belanda I Pecah

0
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda untuk kembali menjajah Indonesia. Berikut sejarah Agresi Militer Belanda I. (Foto: National Museum van Wereldculturen/C.J. Taillie via Wikimedia Commons)

NUKILAN.ID | JAKARTA — Tepat 78 tahun lalu, pada 21 Juli 1947, Belanda melancarkan Agresi Militer I terhadap Indonesia. Serangan ini terjadi hampir dua tahun setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, menandai fase awal dari konflik bersenjata antara dua negara yang berbeda pandangan soal kedaulatan.

Operasi militer yang dikomandoi Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook ini bertujuan menguasai kembali wilayah-wilayah strategis di Indonesia, terutama yang kaya akan sumber daya alam. Hal tersebut dilakukan demi mendukung pemulihan ekonomi Belanda yang porak-poranda akibat Perang Dunia II.

Menyasar Jawa dan Sumatera

Target utama agresi adalah Pulau Jawa dan Sumatera. Di Jawa Barat, serangan dilancarkan melalui dua divisi, yakni Divisi B pimpinan S. De Waal dan Divisi C di bawah komando Mayjen H.J.J.W. Durt Britt. Pasukan Belanda berhasil menembus pertahanan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di sektor Bandung Timur.

Keberhasilan serangan tersebut membuka mata TNI terhadap keterbatasan strategi pertahanan mereka. Persenjataan yang terbatas dan pasukan yang belum siap membuat strategi bertahan frontal sulit dipertahankan.

Belanda juga berhasil merebut Kota Cirebon. Menghadapi situasi ini, pasukan Siliwangi mulai menyusun ulang taktik pada akhir Agustus 1947, dengan memanfaatkan keunggulan geografis dan kemampuan perang gerilya.

Gerilya yang dilakukan pasukan Indonesia menyasar jalur logistik, pos penjagaan, dan jalan penghubung yang digunakan Belanda. Di Jawa Barat, serangan-serangan ini berhasil mengganggu kegiatan ekonomi Belanda, terutama di sektor perkebunan.

Dikutip Nukilan.id dari Jurnal Pendidikan Sejarah yang berjudul “Agresi Militer Belanda I di Bondowoso” Vol. 2(1), hlm. 1–13, serangan militer Belanda di berbagai wilayah juga memperlihatkan lemahnya kesiapan logistik militer Indonesia, namun sekaligus menumbuhkan semangat perlawanan rakyat secara lebih luas melalui strategi gerilya yang efektif.

PBB dan Tekanan Diplomatik

Tindakan militer Belanda mengundang perhatian internasional. India dan Australia membawa isu ini ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 31 Juli 1947. Hanya sehari berselang, PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan penghentian tembak-menembak dan mendorong penyelesaian melalui dialog damai.

Untuk memperkuat posisi Indonesia di forum internasional, Presiden Soekarno menunjuk Sutan Sjahrir sebagai juru bicara dalam sidang Dewan Keamanan yang berlangsung pada 14 Agustus 1947. Sjahrir menyampaikan bahwa proses perundingan sulit dilakukan jika pasukan Belanda tetap bercokol di wilayah Indonesia.

Sutan Sjahrir mendesak agar Belanda menarik tentaranya untuk membuka jalan menuju dialog damai.

Amerika Serikat kemudian mengusulkan pembentukan Committee of Good Offices atau Komisi Jasa-Jasa Baik. Usulan ini diterima PBB pada 25 Agustus 1947 dan menjadi cikal bakal Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri dari Australia, Belgia, dan Amerika Serikat.

Komisi Tiga Negara dan Perjanjian Renville

Komisi Tiga Negara dibentuk dengan representasi masing-masing pihak. Australia, yang diajukan Indonesia, diwakili Richard C. Kirby. Belgia, pilihan Belanda, diwakili Paul Van Zeeland. Sementara Amerika Serikat sebagai pihak netral diwakili Dr. Frank Porter Graham.

KTN berhasil mempertemukan kedua pihak dalam perundingan yang berlangsung di atas kapal perang Amerika, USS Renville, yang berlabuh di Teluk Jakarta. Perundingan ini berjalan beberapa bulan dan menghasilkan Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948.

Perjanjian ini secara resmi menandai berakhirnya Agresi Militer Belanda I. Meskipun tak menyelesaikan seluruh permasalahan, keterlibatan Komisi Tiga Negara dan dukungan Dewan Keamanan PBB menjadi tonggak penting dalam internasionalisasi perjuangan kemerdekaan Indonesia. (XRQ)

Reporter: Akil

Skandal Chromebook: Ketika Digitalisasi Pendidikan Jadi Ladang Korupsi

0
Ilustrasi laptop Chromebook yang terkait dengan dugaan kasus korupsi di Kemendikbudristek di era Nadiem Makarim. (Foto:(9to5google)

Nukilan | Jakarta – Skandal dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memasuki babak baru. Kasus ini tidak hanya menyeret nama sejumlah pejabat tinggi di lingkungan kementerian, tetapi juga mengarah pada potensi keterlibatan korporasi raksasa dunia, Google, melalui program co-investment yang belum pernah diungkap ke publik sebelumnya. Dengan nilai proyek mencapai lebih dari Rp9 triliun dan potensi kerugian negara yang ditaksir Rp1,98 triliun, kasus ini menjadi perhatian publik nasional.

Dalam penyelidikan terbaru, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut terlibat. Mereka membuka penyelidikan awal terkait dugaan korupsi dalam kerja sama Google Cloud di Kemendikbudristek.

“Ini masih lidik [tahap penyelidikan],” ujar Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, dikutip dari CNN Indonesia pada Jumat (18/7/2025).

Menurut Asep, penyelidikan Google Cloud tidak bisa dilepaskan dari perkara pengadaan laptop Chromebook yang kini telah menyeret empat tersangka, yakni Jurist Tan, eks staf khusus Mendikbudristek, Ibrahim Arief, mantan konsultan teknologi, Sri Wahyuningsih, eks Direktur SD, dan Mulyatsyah, eks Direktur SMP. Keempatnya diduga terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek digitalisasi pendidikan yang dinilai sarat penyimpangan sejak awal.

Dimulai Sebelum Pelantikan

Skandal ini bermula dari perencanaan pengadaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk sekolah, yang disebut-sebut sudah mulai dirancang bahkan sebelum Nadiem Makarim dilantik sebagai menteri pendidikan. Dalam grup WhatsApp “Mas Menteri Core Team”, percakapan seputar proyek digitalisasi sudah berlangsung sejak Agustus 2019. Padahal, Nadiem baru resmi menjadi menteri pada Oktober tahun itu.

Desember 2019, Jurist Tan yang mewakili Nadiem bertemu dengan YK dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) untuk membicarakan pengadaan perangkat TIK dengan sistem operasi Chrome OS dari Google. Diskusi kemudian berlanjut dalam berbagai pertemuan, termasuk melalui Zoom meeting yang melibatkan keempat tersangka.

Jurist, meski hanya staf khusus, disebut aktif mengarahkan teknis pengadaan. Padahal, menurut aturan, staf khusus menteri tidak memiliki kewenangan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Arahan-arahan Jurist diduga kuat menjadi bagian dari rangkaian manipulasi perencanaan.

Intervensi dan Skema Investasi

Yang lebih mencurigakan, adalah temuan bahwa Google diduga melakukan skema co-investment sebesar 30 persen ke Kemendikbudristek. Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Abdul Qohar, menjelaskan bahwa investasi itu muncul setelah Nadiem menemui pihak Google pada Februari hingga April 2020. Pertemuan tersebut membahas rencana pengadaan Chromebook dalam proyek digitalisasi.

“Dari hasil penyelidikan, terdapat perjanjian co-investment sebesar 30 persen dari Google kepada Kemendikbud,” ungkap Qohar dalam konferensi pers di Kejaksaan Agung, Selasa (15/7/2025).

Menurut penelusuran Kejagung, anggaran proyek pengadaan laptop sebesar Rp9,3 triliun itu terdiri dari dana APBN senilai Rp3,6 triliun dan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp5,6 triliun. Laptop sebanyak 1,2 juta unit didistribusikan ke sekolah-sekolah dengan menggunakan sistem operasi Chrome OS, mengarah pada dominasi satu vendor tanpa melalui kajian terbuka atau kompetisi sehat.

Dalam pelaksanaan proyek, ditemukan indikasi kuat adanya intervensi langsung terhadap pejabat pembuat komitmen (PPK). Qohar menjelaskan bahwa pada 30 Juni 2020, dalam sebuah pertemuan di Hotel Arosa, Jakarta Selatan, Sri Wahyuningsih memerintahkan Bambang Hadi Waluyo selaku PPK untuk memilih pengadaan laptop berbasis Chrome OS sesuai perintah Nadiem.

Namun karena Bambang dianggap tidak mampu mengeksekusi perintah tersebut, ia langsung diganti oleh Wahyu Haryadi pada hari yang sama.

“Pada tanggal yang sama, 30 Juni 2020, SW mengganti Bambang Hadi Waluyo sebagai PPK dengan PPK yang baru bernama Wahyu Haryadi karena Bambang dianggap tidak mampu melaksanakan perintah NAM (Nadiem),” kata Qohar, dikutip Detik, Rabu (16/7/2025).

Selain penggantian PPK, metode pengadaan juga diubah dari e-katalog menjadi SIPLAH (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah), sebuah platform yang selama ini banyak dikritik karena pengawasan yang lemah dan rawan manipulasi. Perubahan ini dilakukan tanpa dasar teknis yang kuat.

SW dan MUL kemudian diduga membuat petunjuk pelaksanaan dan teknis pengadaan 2021–2022 yang secara eksplisit mengarahkan penggunaan Chrome OS, mengabaikan pilihan sistem lain yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan sekolah-sekolah di Indonesia.

Mangkir dari Pemeriksaan

Salah satu tokoh kunci dalam kasus ini, Jurist Tan, sejauh ini belum memenuhi panggilan penyidik Kejagung. Jurist, yang diketahui berada di luar negeri, beberapa kali meminta agar diperiksa secara online—permintaan yang ditolak oleh penyidik.

“Konfirmasi dari penyidik, per tanggal 15 (Juli 2025) kemarin sudah terjadwal pemanggilan terhadap yang bersangkutan sebagai tersangka untuk hadir di hari ini, tanggal 18 Juli 2025,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, dikutip Kompas, Jumat (18/7/2025).

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Jurist sudah dua kali tidak hadir dalam jadwal pemeriksaan. Ia berdalih memiliki kesibukan dan meminta penjadwalan ulang. Namun saat dijadwalkan ulang pada 17 Juni, ia tetap tidak hadir. Setelah resmi menjadi tersangka, Kejaksaan mulai melakukan pendekatan tegas dan menyiapkan proses penetapan Jurist sebagai buron atau DPO.

Keterlibatan Nadiem

Nama mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, berkali-kali muncul dalam konstruksi perkara. Namun hingga kini, Kejagung belum menetapkannya sebagai tersangka. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, menyebut pihaknya masih mendalami dulu kasus ini.

“Penyidik lagi mendalami dulu sampai cukup barang bukti yang kuat,” ujarnya kepada Tempo, Sabtu (19/7/2025).

Anang menekankan bahwa penetapan tersangka harus dilakukan secara hati-hati, apalagi terhadap mantan pejabat tinggi negara. Pernyataan itu muncul di tengah kritik publik yang membandingkan penanganan kasus Nadiem dengan Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan yang telah divonis dalam kasus impor gula meski tidak terbukti menikmati uang korupsi.

“Kami tidak berdasarkan kepada opini-opini, tapi berdasarkan fakta-fakta hukum,” tambah Anang.

Indonesia Corruption Watch (ICW) juga sudah mendesak Kejaksaan Agung melakukan pemeriksaan dalam rangka menelusuri dugaan keterlibatan berbagai pihak yang berwenang dalam pengadaan, seperti PPK, kuasa pengguna anggaran, dan pengguna anggaran atau Menteri Nadiem Makarim. ICW juga meminta Kejaksaan Agung memperjelas informasi dugaan korupsi laptop Kemendikbud, termasuk didalamnya mengenai bentuk korupsi hingga taksiran dugaan kerugian negara.
Selain itu, ICW mendesak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melakukan evaluasi dan mengumumkan kepada publik mengenai distribusi pengadaan laptop dan analisis atas hasil dan capaian program digitalisasi pendidikan 2019-2024.

“Menggunakan anggaran negara, kementerian ini -terlepas dari menteri atau pimpinannya telah berganti- mempunyai kewajiban untuk melakukan evaluasi kebijakan dan akuntabilitas kepada publik,” tulis ICW dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).

Digitalisasi Tanpa Transparansi

Kasus ini kembali menimbulkan pertanyaan mendasar mengenai program digitalisasi pendidikan yang selama ini digadang-gadang pemerintah. Alih-alih meningkatkan mutu pendidikan, proyek besar ini justru membuka peluang korupsi, pengadaan tidak transparan, serta dominasi vendor tunggal yang berisiko membebani negara dan mencederai kepentingan publik.

Dengan total kerugian negara yang diperkirakan hampir Rp2 triliun, skandal Chromebook bukan hanya soal pengadaan perangkat, tetapi cermin dari kegagalan sistemik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proyek strategis nasional.

Banyak sekolah yang mengeluhkan laptop tidak sesuai spesifikasi, sulit dioperasikan oleh guru, hingga tidak kompatibel dengan kebutuhan kurikulum. Di sisi lain, ribuan siswa tetap tertinggal akses digital meskipun miliaran rupiah telah digelontorkan.

Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa transformasi digital di sektor pendidikan harus disertai dengan transparansi, akuntabilitas, dan pelibatan publik. Tanpa itu, teknologi hanya menjadi topeng baru dari praktek lama: penyalahgunaan wewenang dan uang rakyat. []

Reporter: Sammy

Pohon Tumbang Timpa Ruko di Gampong Niron

0
pohon tumbang dan menimpa atap sebuah ruko di Gampong Niron, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (20/7/2025). (Foto: Dok BPBD Aceh Besar)

Nukilan | Aceh Besar – Hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Aceh Besar pada Minggu pagi (20/7/2025), menyebabkan sebuah pohon tumbang dan menimpa atap sebuah ruko di Gampong Niron, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar.

Kepala Pusdalops BPBD Aceh Besar, Iqbal, mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.20 WIB. Berdasarkan informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar, pohon tumbang mengakibatkan kerusakan ringan pada bagian atap bangunan ruko yang terdampak.

“Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini,”ujar Iqbal dalam keterangannya kepada Nukilan, Minggu (20/7/2025).

Menerima laporan dari masyarakat, tim pemadam kebakaran (Damkar) BPBD Aceh Besar Pos Induk segera bergerak ke lokasi. Sebanyak lima personel diterjunkan untuk melakukan evakuasi dan pembersihan material pohon menggunakan mesin pemotong (chainsaw).

Iqbal mengatakan proses penanganan dan pembersihan pohon tumbang selesai dilakukan pada pukul 11.00 WIB. Situasi di lokasi saat ini telah kembali kondusif.

BPBD Aceh Besar mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana yang dapat dipicu oleh cuaca ekstrem, terutama pada musim pancaroba yang sering kali ditandai dengan hujan disertai angin kencang. []

Reporter: Sammy