Tampak rumah warga setelah dilalap si jago merah. (Foto: Dok. BPBD Aceh Besar)
NUKILAN.id | Aceh Besar – Satu unit rumah berkontruksi kayu milik warga di Dusun Kopri, Desa Garot, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, habis terbakar pada Selasa (29/7/2025) siang.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil menyampaikan bahwa informasi kebakaran diterima pada pukul 14.11 WIB melalui grup WhatsApp Garda Damkar Abes.
“Bangunan rumah yang terbakar milik Balia (53), dihuni oleh satu keluarga dengan lima jiwa. Rumah berbahan kayu itu membuat api cepat membesar dan menghanguskan seluruh bagian rumah,” kata Ridwan Jamil kepada Nukilan.
Ia menyebutkan, BPBD Aceh Besar mengerahkan tiga unit armada pemadam kebakaran dari Pos Induk Sibreh dan Pos Peukan Bada. Selain itu, lima unit bantuan armada juga dikerahkan dari Kota Banda Aceh untuk mempercepat proses pemadaman.
“Setiba di lokasi, petugas langsung melakukan pemadaman dan pendinginan yang berlangsung hingga pukul 15.30 WIB. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” tambahnya.
Proses pemadaman turut dibantu oleh personel TNI dari Koramil setempat, Polsek Darul Imarah, relawan RAPI dan ERPA, serta masyarakat sekitar. Sementara itu, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Bupati Aceh Utara, Provinsi Aceh, menemui Menteri Transmigrasi RI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara di Jakarta, Jumat (25/7/2025). (FOTO: HUMAS ACEH UTARA)
NUKILAN.ID | JAKARTA – Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil, yang akrab disapa Ayahwa, menemui Menteri Transmigrasi RI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Dalam pertemuan itu, Ayahwa mengajukan permohonan dukungan anggaran untuk penataan kawasan transmigrasi di Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara.
“Kami minta dukungan Menteri Transmigrasi untuk pembangunan saluran drainase lingkungan, jalan, dan jembatan di Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara. Kawasan ini merupakan transmigrasi sejak lama, jadi penataannya dan pelengkapan sarana dan prasarana kita minta dukungan pusat,” terang Ayahwa.
Total anggaran yang diajukan mencapai Rp 58 miliar. Namun, Ayahwa menyatakan bahwa besaran dana yang akan disetujui sepenuhnya menjadi kewenangan Kementerian Transmigrasi.
Ayahwa juga menyoroti pentingnya perhatian pemerintah pusat terhadap Aceh Utara sebagai kabupaten terluas di Provinsi Aceh, dengan 852 desa yang tersebar di 27 kecamatan. Ia menilai penyediaan infrastruktur di kawasan transmigrasi perlu mendapat dukungan serius.
Menurut Ayahwa, usulan yang disampaikan disambut positif oleh Menteri Transmigrasi. “Saya berterima kasih pada Pak Menteri untuk perhatiannya terhadap Kabupaten Aceh Utara,” ucapnya.
Kementerian Transmigrasi berjanji akan mengupayakan alokasi anggaran tersebut dalam APBN 2026.
Biro Pengadaan Barang dan Jasa Setda Aceh Sosialisasikan Perpres 46/2025. (Foto: Humas Biro PBJ Aceh)
NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Pemerintah Aceh melalui Biro Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Sekretariat Daerah Aceh menyelenggarakan sosialisasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 46 Tahun 2025. Regulasi ini merupakan perubahan kedua atas Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (29/7/2025) ini diikuti oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan perwakilan dari pemerintah kabupaten/kota se-Aceh. Sosialisasi tersebut menjadi bagian dari upaya meningkatkan pemahaman serta mendorong implementasi pengadaan yang lebih transparan dan akuntabel di lingkungan Pemerintah Aceh.
Plh. Kepala Biro PBJ Setda Aceh, Said Mardhatillah, S.STP., MM., menjelaskan bahwa Perpres yang baru ini menekankan pentingnya penyederhanaan proses pengadaan, efisiensi, serta penguatan pengawasan.
“Melalui sosialisasi ini, diharapkan seluruh pihak yang terlibat dalam pengadaan di lingkungan Pemerintah Aceh dapat memahami substansi perubahan dan menerapkannya sesuai ketentuan, demi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik,” ujarnya.
Selain menjadi ajang sosialisasi, kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai forum diskusi interaktif. Para peserta diberi ruang untuk menyampaikan masukan serta membahas berbagai tantangan teknis yang kerap muncul dalam pelaksanaan pengadaan di daerah.
Acara dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur, Restu Andi Surya, S.STP., M.PA.
Mahasiswa Aceh di Turkiye, Surya Al Firdaus. (Foto: Dok. Pribadi)
NUKILAN.ID | ISTANBUL – Di sudut-sudut kota Istanbul yang sibuk, tersembunyi sebuah tradisi tua yang tetap hidup meski zaman telah berganti. Di sebuah toko roti sederhana di kawasan Fatih, seorang pria membeli dua ekmek, tapi hanya satu yang dibawanya pulang. Sisanya? Ia titipkan kepada penjual sembari berkata pelan: “Askıda kalsın.” Biarkan satu digantung.
Askıda Ekmek bukan sekadar kebiasaan. Ia adalah filosofi. Tradisi ini tidak dibentuk oleh sistem bantuan sosial formal, apalagi digerakkan oleh panggung sorotan dan plakat nama donatur. Ia mengalir alami dari denyut kehidupan masyarakat Türkiye. Satu ekmek ditinggalkan, satu perut kenyang, dan satu harga diri tetap utuh.
Askıda Ekmek, tradisi berbagi di Turkiye. (Foto: For Nukilan)
Warisan ini tak lahir dalam ruang kosong. Ia tumbuh dari akar nilai Islam yang mengajarkan bahwa memberi bukan sekadar amal, tetapi bentuk syukur. Askıda Ekmek adalah pengejawantahan paling sederhana dari konsep infak dan sedekah dalam Islam, di mana pemberian seharusnya tidak menyakiti perasaan penerima.
Dalam sejarahnya, baik Sultan maupun rakyat biasa turut serta. Hari ini, di tengah gemuruh modernitas Türkiye, praktik ini justru tumbuh dalam diam, melawan derasnya arus individualisme dan materialisme.
Lebih dari sekadar sepotong roti, Askıda Ekmek adalah cara berbagi yang menjaga martabat. Tidak ada nama yang dipampang. Tidak ada penerima yang perlu menjelaskan siapa mereka. Roti yang digantung itu bebas diambil oleh siapa saja yang membutuhkan, tanpa merasa menjadi objek belas kasihan. Inilah nilai luhur yang menjadikannya istimewa: ikhlas dan tersembunyi.
Kita hidup di dunia yang semakin riuh oleh pencitraan. Bantuan sering kali datang dengan syarat: harus terlihat, harus diketahui, harus dibalas. Dalam konteks itu, Askıda Ekmek menjadi kritik yang lembut namun tajam terhadap praktik amal yang kehilangan substansi karena terjerat logika popularitas.
Yang lebih menarik, tradisi ini tidak stagnan. Ia tumbuh, beradaptasi, dan berkembang. Dari sekadar roti, kini menjelma dalam bentuk Askıda Fatura—membayar tagihan listrik atau air orang lain tanpa nama. Ada pula Askıda Alışveriş, tempat orang menitipkan belanjaan untuk mereka yang membutuhkan. Bahkan secangkir kopi hangat pun bisa menjadi medium berbagi lewat Askıda Kahve. Pemerintah kota dan masjid-masjid turut mendukung, menjadikannya program sosial yang tetap menjaga ruh kebaikan: sunyi, tapi penuh makna.
Di tengah krisis global, inflasi, dan ketimpangan sosial yang kian tajam, dunia seakan lupa bahwa membantu tidak harus selalu formal, apalagi dengan birokrasi rumit. Askıda Ekmek mengajarkan, bahwa satu roti cukup untuk menjaga harga diri manusia. Bahwa berbagi bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dan yang terpenting: tanpa pamrih.
Ahmet Usta, pemilik toko roti generasi ketiga di Üsküdar, menyebutkan dengan kalimat sederhana tapi dalam: “Kami tidak tahu siapa yang memberi, kami juga tidak tahu siapa yang mengambil. Yang penting, tak ada yang tidur dalam keadaan lapar.” Pernyataan ini, jika direnungkan, bukan hanya ungkapan kebaikan, tapi juga pernyataan politik yang melampaui sekat identitas dan status sosial.
Dunia butuh lebih banyak Askıda Ekmek. Bukan hanya sebagai tradisi lokal Türkiye, tapi sebagai inspirasi global. Dalam sunyi, dalam kesederhanaan, dan dalam penghormatan terhadap sesama, ia memberi kita pelajaran: bahwa kebaikan sejati tak butuh nama. Ia hanya butuh niat, tindakan kecil, dan hati yang besar.
Askıda kalsın—biarkan kebaikan itu tetap tergantung. Biarkan ia menjangkau siapa saja yang memerlukan, tanpa harus menundukkan kepala.
Nurmahni Harahap, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Umum, dan Muhammad Putra Aprullah, S.E., Ak., M.Si., selaku Ketua IV, berhasil meraih PGM Award 2025 pada peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-17 PGM Indonesia tingkat nasional. (Foto: PGM/Humas)
NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Dua pengurus Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia Kota Banda Aceh meraih penghargaan bergengsi di tingkat nasional. Ketua Umum PGM Banda Aceh, Nurmahni Harahap, S.Pd., M.Pd., dan Ketua IV, Muhammad Putra Aprullah, S.E., Ak., M.Si., dinobatkan sebagai penerima PGM Award 2025 dalam rangka Hari Lahir ke-17 PGM Indonesia.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Pusat PGM Indonesia, Ir. H. Yaya Ropandi, S.Pd.I., M.Si., pada 23–24 Juli 2025 di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama RI dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Pusat.
Acara tersebut dihadiri ratusan pengurus dan perwakilan PGM dari seluruh Indonesia, termasuk pejabat Kementerian Agama dan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. Azhari, M.Si.
Dalam sambutannya, Yaya Ropandi menegaskan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi guru-guru madrasah di Indonesia.
“PGM Award merupakan bentuk apresiasi terhadap guru-guru madrasah yang dinilai memiliki dedikasi tinggi, integritas, dan kontribusi luar biasa dalam mengembangkan madrasah yang mandiri, berprestasi, dan berdaya saing global,” ujar Yaya.
Kepala MTsN 1 Banda Aceh, Dr. Hj. Ummiyani, M.Pd., turut menyampaikan kebanggaannya atas capaian yang diraih Nurmahni Harahap.
“Kami sangat bangga atas penghargaan yang diraih oleh Ibu Nurmahni Harahap. Semoga ini menjadi motivasi bagi seluruh guru madrasah untuk terus berinovasi, berprestasi, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang unggul dan inspiratif,” kata Ummiyani di ruang kerjanya, Senin (28/7/2025).
Sementara itu, Nurmahni Harahap, yang juga menjabat sebagai Koordinator Riset MTsN 1 Banda Aceh, menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut.
“Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas kerja keras bersama seluruh pengurus PGM Banda Aceh. Kami berharap ini menjadi semangat baru untuk terus berkarya dan mengabdi bagi kemajuan madrasah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Muhammad Putra Aprullah, guru MAN 1 Banda Aceh. Ia menyebut penghargaan ini sebagai buah kerja kolektif para guru madrasah di Banda Aceh.
“Alhamdulillah, sebuah kehormatan bagi kami bisa masuk dalam jajaran penerima PGM Award 2025. Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tapi juga bukti nyata dari sinergi seluruh elemen guru madrasah di Banda Aceh,” ucapnya.
Direktur Utama PT PEMA, Mawardi Nur. (Foto: For Nukilan)
NUKILAN.ID | BANDA ACEH – PT Pembangunan Aceh (PEMA), Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) yang bergerak di berbagai bidang usaha, meraih penghargaan bergengsi dalam ajang The Aceh Post Awards 5th Anniversary. Malam penganugerahan ini berlangsung di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Sabtu malam (26/7/2025).
Acara yang digelar dalam rangka lima tahun kiprah The Aceh Post sebagai media lokal kredibel dan independen itu turut dihadiri Gubernur Aceh, Muzakir Manaf bersama Bunda Salma, jajaran pimpinan daerah, tokoh ulama, hingga musisi Aceh maupun nasional. Penyanyi religi Opick ikut memeriahkan suasana lewat lantunan lagu bernuansa spiritual.
Dalam kesempatan tersebut, PEMA dianugerahi penghargaan untuk kategori “Perusahaan Peduli Pembangunan dan Masyarakat”. Apresiasi ini diberikan atas konsistensi perusahaan dalam mendukung program pembangunan berkelanjutan serta pemberdayaan masyarakat Aceh melalui investasi strategis dan kolaboratif.
Direktur Utama PT PEMA, Mawardi Nur, menyampaikan rasa syukur sekaligus terima kasih atas penghargaan yang diterima.
“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus mengambil peran aktif dalam pembangunan ekonomi Aceh yang inklusif dan berkeadilan. Kami percaya, kolaborasi antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci dalam mewujudkan Aceh yang maju dan mandiri,” ujarnya.
Mawardi menambahkan, capaian ini tidak lepas dari kerja keras seluruh jajaran direksi, manajemen, karyawan, dan staf yang berkomitmen menjadikan PEMA sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat.
Pengakuan ini sekaligus mempertegas peran PEMA sebagai BUMD yang tidak hanya berfokus pada sektor ekonomi dan investasi, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap pembangunan sosial serta kesejahteraan masyarakat Aceh.
Asrama Haji Embarkasi Aceh Raih Tiga Penghargaan Sekaligus di Rakernas Haji 2025. (Foto: Kemenag Aceh)
NUKILAN.ID | TANGERANG – Asrama Haji Embarkasi Aceh (BTJ) mencatat prestasi membanggakan dengan meraih tiga penghargaan sekaligus dalam ajang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1446 H/2025 M. Penghargaan tersebut diserahkan pada pembukaan Rakernas yang digelar di Atria Hotel Gading Serpong, Tangerang, Banten, Senin malam, 28 Juli 2025.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) H. Muhammad Syafii menyerahkan langsung penghargaan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh, Drs. H. Azhari, M.Si. Asrama Haji Embarkasi Aceh dinobatkan sebagai Terbaik I dalam Memberikan Layanan bagi Jemaah Haji Reguler, Terbaik dalam Kategori Kepuasan Jemaah Haji, serta Terbaik dalam Kategori Kesehatan Lingkungan.
Penghargaan tersebut turut disaksikan dan diterima bersama oleh Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Drs. H. Arijal, M.Si dan Kepala UPT Asrama Haji Aceh, H. Irsyadi, SE, Ak., M.Si. Hadir pula jajaran Kanwil lainnya seperti H. Sanaul Khair, S.H.I., M.Si dan H. Darwin, S.E., yang juga merupakan bagian dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) BTJ 2025.
Dalam kesempatan itu, Kakanwil menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut.
“Ini rahmat yang patut disyukuri dan menjadi penyemangat di masa mendatang, serta ini buah baik berkat kebersamaan dan kerja sama jajaran dan mitra terkait dalam layani jemaah dan umat,” ujar Azhari.
Rakernas Penyelenggaraan Haji 2025 yang dibuka secara resmi oleh Menteri Agama (Menag) Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA, diikuti oleh pejabat Kementerian Agama, para Kakanwil, Kabid PHU, serta Kepala UPT Asrama Haji dari seluruh Indonesia. Rangkaian kegiatan berlangsung hingga Kamis, 31 Juli 2025.
Menurut Azhari, Rakernas ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi penyelenggaraan haji secara menyeluruh, baik pada tahap embarkasi dan debarkasi, maupun dalam persiapan menjelang puncak ibadah haji. “Rakernas Penyelenggaraan Haji ini penting dalam rangka mengevaluasi penyelenggaraan haji bersama mitra, baik Embarkasi dan Debarkasi Aceh, juga persiapan sebelum puncak haji,” katanya.
Ia menambahkan, Rakernas yang digelar usai operasional ibadah haji 1446 H/2025 M ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pada musim haji yang akan datang.
Sejumlah tokoh turut hadir dan memberikan arahan dalam Rakernas tersebut, antara lain Direktur Jenderal PHU Prof. H. Hilman Latief, MA., Ph.D., Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dr. KH Mochamad Irfan Yusuf, M.Si., dan Ketua Komisi VIII DPR RI H. Marwan Dasopang, M.Si.
Turut hadir pula Wamenag, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri dan Dalam Negeri, Direktur Bina Haji, Wakil Kepala BP Haji, Kepala BPKH, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Inspektur Jenderal Kementerian Agama.
Fatih Bilingual School, Lahirkan Pendidikan Aceh Bertaraf Internasional. (Foto: Fatih)
NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Fatih Bilingual School menandai dua dekade kehadirannya di Aceh. Didirikan pada 2005, tak lama setelah bencana tsunami melanda Tanah Rencong, sekolah ini hadir bukan sekadar sebagai institusi pendidikan, melainkan simbol kebangkitan dan harapan baru bagi masa depan Aceh.
Selama 20 tahun perjalanan, Fatih Bilingual School konsisten membangun ekosistem pendidikan yang progresif dengan filosofi “The Right Environment for Learning”. Prinsip ini diterapkan melalui kurikulum bilingual yang inovatif, pendekatan psiko-sosial yang mendalam, serta lingkungan belajar yang mendorong kreativitas dan nalar kritis siswa.
Didukung oleh tenaga pendidik nasional dan internasional, sistem pembelajaran berbasis proyek di Fatih membuat para siswa tak hanya unggul di tingkat nasional, tapi juga mampu bersaing secara global.
Prestasi Global Sejak Awal Berdiri
Sejak tahun-tahun awal berdirinya, Fatih telah mencatatkan prestasi membanggakan di ajang internasional. Pada 2007, siswa Fatih meraih medali perak dan perunggu dalam bidang komputer dan fisika di ajang BUSEF yang digelar di Turki, Bosnia, dan Rumania. Tahun berikutnya, medali emas dan perak kembali diraih di BUSEF dan IYIPO di Turki, disusul capaian lainnya di bidang komputer dan biologi pada 2009.
Deretan prestasi ini memperkuat posisi Fatih sebagai wadah yang mampu menggali dan mengasah potensi siswa Aceh di bidang sains dan teknologi.
Dari Olimpiade Sains hingga Stanford
Sejak 2010, Fatih secara konsisten mengirimkan perwakilannya ke ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), dan berhasil membawa pulang medali emas, perak, dan perunggu di berbagai bidang seperti komputer, fisika, matematika, ekonomi, dan biologi.
Tahun 2023 menjadi tonggak penting, saat salah satu siswa Fatih meraih medali perunggu di International Physics Olympiad (IPhO) yang diselenggarakan di Jepang, sekaligus diterima di Stanford University. Prestasi ini mencerminkan kualitas akademik Fatih di kancah internasional.
Tak hanya di bidang sains, Fatih juga unggul di ranah humaniora. Pada 2024, siswa Fatih meraih Gold Medal dan predikat Best Speaker dalam National Schools Debating Championship (NSDC).
Di bidang inovasi ilmiah, Fatih menyabet berbagai penghargaan di ajang internasional, antara lain:
WYIE (Malaysia, 2022 & 2024): Gold Medal & Special Award
SIIF (Korea Selatan, 2024): Silver Medal
ISTEC (2022): Silver Award
GYIIF (2025): Medali emas, perak, dan perunggu
WSEEC (2024): Gold Medal
Keseimbangan Akademik dan Non-akademik
Fatih Bilingual School memegang prinsip pendidikan holistik, menyeimbangkan pencapaian akademik dan non-akademik. Melalui kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler, para siswa dibentuk menjadi pribadi tangguh dan sportif.
Tim basket SMA Fatih yang dikenal dengan nama FatihWolves, berhasil menjadi juara dalam ajang Honda DBL Aceh Region pada 2021, 2023, dan 2024. Mereka juga meraih Juara 1 di Walikota Cup Banda Aceh pada 2018 dan 2025.
Dua dekade bukan sekadar catatan waktu, melainkan bukti nyata dedikasi Fatih Bilingual School dalam menghadirkan pendidikan berkualitas dari Aceh. Dengan semangat inklusif dan visi global, sekolah ini terus melahirkan generasi pemimpin masa depan. “Dari Aceh, untuk Indonesia. Dari kelas, menuju dunia.”
NUKILAN.ID | JAKARTA – Laga panas antara Timnas Indonesia U-23 melawan Vietnam U-23 di partai final Piala AFF U-23 2025 resmi bergulir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Selasa (29/7/2025) malam.
Indonesia langsung tampil agresif sejak menit awal. Pelatih menurunkan sejumlah nama yang sebelumnya tak jadi starter, termasuk Muhammad Ferarri dan Dominikus Dion yang kali ini dimainkan sejak awal.
Saling menekan terjadi sejak peluit awal dibunyikan. Vietnam sempat kesulitan menembus pertahanan Indonesia, sementara Garuda Muda beberapa kali berhasil menciptakan peluang.
Peluang pertama hadir di menit ke-5 lewat Jens Raven. Memanfaatkan lemparan jarak jauh, sundulan Raven masih melayang di atas mistar gawang Vietnam.
Amatan Nukilan.id, ketegangan terjadi pada menit ke-9 saat Rayhan Hannan melakukan pelanggaran dari belakang terhadap pemain Vietnam. Wasit asal Jepang, Takasaki Koji, kemudian menggunakan teknologi VAR untuk meninjau insiden tersebut.
Usai melakukan peninjauan, wasit memutuskan hanya memberikan kartu kuning kepada Rayhan Hannan, meski sempat muncul kemungkinan kartu merah. (XRQ)
Atlet e-Football Mobile, Muhammad Putra Ramadhan (kiri) mengharumkan nama Aceh di panggung nasional usai meraih medali perak dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII 2025 berlangsung di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/7/2025). (Foto: For Nukilan)
NUKILAN.ID | MATARAM – Atlet e-Football Mobile asal Aceh, Muhammad Putra Ramadhan, berhasil mengharumkan nama daerahnya di kancah nasional dengan meraih medali perak dalam Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII 2025 yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (27/7/2025).
Putra, yang dibina oleh Indonesia Esports Association (IESPA) Aceh, melaju mulus hingga partai final setelah menyingkirkan sejumlah lawan tangguh dari berbagai provinsi. Ia tercatat mengalahkan wakil dari Sulawesi Barat dan Sumatera Selatan di babak penyisihan, lalu menumbangkan atlet Jawa Timur di perempat final, serta mengungguli utusan Sumatera Barat pada semifinal.
Sayangnya, di laga puncak, Putra harus mengakui keunggulan atlet dari DKI Jakarta dengan skor tipis 2-1.
Ketua IESPA Aceh, Muhammad Irfan, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas capaian tersebut. Menurutnya, prestasi ini merupakan buah dari kerja keras dan dukungan penuh masyarakat Aceh.
“Kami tetap menghargai regulasi-regulasi di Aceh, makanya kami ditugaskan untuk membuktikan bahwa cabor ini memang positif untuk membuat prestasi bagi anak-anak Aceh, potensinya sangat bagus,” ujar Irfan saat dihubungi pada Senin sore.
Ia juga menambahkan bahwa perjuangan membesarkan olahraga esports di Aceh menghadapi tantangan tersendiri jika dibandingkan dengan daerah lain. Namun, medali perak yang diraih Putra membuktikan bahwa anak muda Aceh mampu bersaing dan berprestasi di tingkat nasional.