Beranda blog Halaman 140

Bahas Keberlanjutan Industri Semen, Wagub Aceh Temui Dirut SIG di Jakarta

0
Wagub Aceh. Fadhlullah Temui Dirut SIG di Jakarta. (Foto: MC Aceh)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE, melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pusat PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) di South Quarter, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025) sore.

Dalam pertemuan yang berlangsung pukul 16.00 WIB itu, Fadhlullah berdiskusi langsung dengan Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra, mengenai sejumlah isu strategis terkait industri semen di Aceh.

Salah satu topik utama yang dibahas adalah keberlanjutan operasional PT Semen Indonesia Aceh (SIA) yang berlokasi di Laweung, Kabupaten Pidie. Selain itu, keduanya juga menyoroti potensi pemanfaatan pelabuhan milik perusahaan yang dinilai strategis untuk mendukung aktivitas logistik di kawasan pesisir timur Aceh.

Wagub Aceh menyampaikan harapan agar pelabuhan tersebut dapat dibuka untuk kepentingan umum, sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

“Kami berharap pelabuhan yang ada di Laweung bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan industri, tapi juga untuk kebutuhan masyarakat luas dan sektor usaha lainnya. Letaknya sangat strategis dan berpotensi menjadi simpul logistik kawasan timur Aceh,” ujar Wagub Fadhlullah.

Menanggapi usulan tersebut, Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra, menyambut positif langkah Pemerintah Aceh. Ia menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan di daerah.

“SIG berkomitmen untuk terus hadir dalam kegiatan sosial dan pembangunan daerah. Dalam waktu dekat, kami akan berkunjung langsung ke Aceh untuk meninjau fasilitas SIA di Laweung dan PT Solusi Bangun Andalas (SBA) di Lhoknga,” ungkap Indrieffouny.

Kunjungan ini menjadi sinyal positif bagi penguatan sinergi antara pemerintah daerah dan pelaku industri. Diharapkan, kolaborasi ini dapat memperluas akses logistik, mengakselerasi pembangunan infrastruktur, serta menggerakkan roda ekonomi masyarakat secara inklusif dan berkelanjutan.

Editor: Akil

Disdik Aceh dan Disdik Aceh Timur Perkuat Langkah Tekan Kekerasan dan Bullying di Sekolah

0
Ilustrasi bullying. (Foto: Bully Awareness Resistance Education)

NUKILAN.ID | IDI – Kekerasan dan perundungan (bullying) di kalangan pelajar masih menjadi persoalan serius di Aceh Timur. Namun, langkah penanganan kini semakin terstruktur, dengan keterlibatan Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh melalui Cabang Dinas Pendidikan (Cabdisdik) Wilayah Aceh Timur dan Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh Timur.

Kepala Disdik Aceh Timur, Bustami, menegaskan pihaknya melakukan penanganan cepat di tingkat sekolah hingga pengawasan rutin oleh dinas.

“Kami melakukan langkah-langkah yang pasti dan komprehensif dalam menanggani kasus itu,” ujarnya, Jumat (1/8/2025).

Ia menjelaskan, ketika terjadi perkelahian atau perundungan, guru wajib sigap menghentikan tindakan. Siswa yang terlibat, termasuk saksi mata, akan dimintai keterangan secara terpisah. Bukti tambahan, seperti rekaman CCTV, juga dikumpulkan sebelum memanggil orang tua pelajar yang bersangkutan.

Bustami menambahkan, di tingkat dinas telah dibentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah-sekolah serta Satuan Tugas (Satgas) di tingkat kabupaten.

“Saya secara aktif mendorong sekolah-sekolah untuk mencegah kasus perundungan, khususnya saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS),” katanya.

Ia juga menegaskan pentingnya peran guru dan orang tua dalam pengawasan, serta memberi peringatan keras bagi guru yang terlibat dalam praktik perundungan.

“Pembentukan TPPK di semua satuan pendidikan di Aceh Timur merupakan wujud komitmen kami untuk memastikan sekolah menjadi tempat yang aman bagi seluruh siswa. TPPK bertugas tidak hanya menindak kasus, tetapi juga melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala,” jelas Bustami.

Sementara itu, Kepala Cabdisdik Wilayah Aceh Timur, Rahmadsyah, menyebut pihaknya siap menindak tegas perilaku bullying maupun kekerasan di sekolah.

“Tentunya proses dimulai dari pihak sekolah ke Cabang Dinas. Laporan ini bisa disampaikan melalui surat resmi, telepon, atau sistem daring,” katanya.

Setelah laporan diverifikasi, Cabdisdik akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Kepala sekolah dan guru diminta memberikan keterangan resmi, sementara kasus yang tergolong pidana akan diteruskan ke kepolisian.

“Jika kasus tersebut tergolong tindak pidana, seperti pengeroyokan berat atau penggunaan senjata, Cabang Dinas akan bekerja sama dengan pihak kepolisian,” ungkap Rahmadsyah.

Ia menambahkan, komite sekolah dan dewan pendidikan juga dilibatkan dalam evaluasi kebijakan. Sanksi administratif hingga skorsing dapat dijatuhkan sesuai tingkat pelanggaran.

“Dengan begitu kita harap tindakan-tindakan kekerasan dirung lingkup sekolah tidak ada lagi kedepannya,” tuturnya.

Kasus Pemukulan Masih Berlanjut

Meski berbagai upaya sudah dilakukan, kasus kekerasan antar pelajar belum sepenuhnya hilang. Salah satunya adalah insiden pemukulan terhadap seorang siswa SMA di Aceh Timur pada 19 Mei 2025 lalu, yang hingga kini masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Aceh Timur.

Kasatreskrim Polres Aceh Timur, Iptu Adi Wahyu Nurhidayat, membenarkan bahwa kasus tersebut masih dalam proses hukum.

“Saat ini masih dalam proses, kita masih memanggil saksi-saksi untuk dimintai keterangan tentang kejadian itu,” ujarnya.

Kasus yang sempat viral di media sosial itu memperlihatkan sekelompok remaja memukul seorang pemuda yang hanya mengenakan sarung di rumahnya, Gampong Pangoe, Kecamatan Banda Alam. Polisi menyebut pemicu kejadian adalah persoalan utang piutang.

Adi menegaskan, kasus kekerasan antar pelajar tidak bisa diselesaikan dengan damai atau restorative justice.

“Perkelahian yang korbannya anak kami proses semua, tidak ada RJ untuk kekerasan terhadap anak,” katanya.

Dalam setahun terakhir, Polres Aceh Timur menangani tiga kasus kekerasan pelajar. Selain proses hukum, polisi juga rutin melakukan sosialisasi di sekolah bersama lintas sektor untuk memberi pemahaman bahwa kekerasan melanggar hukum dan dapat dipidana.

“Kita memberikan pemahaman ini agar mereka tidak terlibat dalam tawuran atau perkelahian serta bullying sesama pelajar, juga kita beharap dunia pendidikan di Aceh Timur semakin bermutu,” pungkas Adi.

Lion Air Resmi Buka Rute Umrah Langsung dari Aceh ke Jeddah

0
Makapai Lion Air. (Foto: TeropongBisnis)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH Kabar gembira datang bagi masyarakat Aceh yang hendak menunaikan ibadah umrah. Maskapai Lion Air secara resmi membuka layanan penerbangan langsung dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.

Penerbangan perdana dimulai pada Kamis (31/7/2025), sekaligus menandai dimulainya program perjalanan umrah berdurasi 13 hari.

“Penerbangan perdana dimulai hari ini, membawa program perjalanan umrah berdurasi 13 hari,” ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro di Aceh Besar.

Layanan penerbangan ini dijadwalkan beroperasi sekali dalam sepekan. Menurut Danang, hal ini merupakan bagian dari komitmen Lion Air untuk mempermudah akses ibadah ke Tanah Suci, khususnya bagi masyarakat Aceh dan wilayah Sumatera bagian utara.

“Penerbangan ini dioperasikan menggunakan Boeing 737-9 berkapasitas 215 jamaah, menghadirkan suasana kabin yang nyaman, aman dan sesuai kebutuhan perjalanan jarak jauh,” tambah Danang.

Meski rutenya langsung, pesawat akan singgah terlebih dahulu untuk pengisian bahan bakar di Bandara Internasional Thiruvananthapuram (TRV), India. Namun, jamaah tetap berada di dalam pesawat selama proses tersebut berlangsung, sehingga kenyamanan tetap terjaga.

Adapun untuk penerbangan kembali, Lion Air dengan nomor penerbangan JT-055 dijadwalkan lepas landas dari Jeddah pada pukul 19.50 waktu setempat dan diperkirakan tiba di Banda Aceh pada Jumat pagi sekitar pukul 09.55 WIB.

Setiap jamaah akan mendapatkan fasilitas penunjang ibadah, seperti bagasi 25 kg, kabin tujuh kg, air zamzam lima liter, serta berbagai kenyamanan lainnya.

Lion Air juga mengimbau seluruh jamaah untuk memperhatikan ketentuan keselamatan selama penerbangan, termasuk menyimpan dokumen penting di tas kabin, membawa powerbank maksimal 32.000 mAh hanya di kabin, serta tidak membawa cairan lebih dari 100 ml atau barang berbahaya.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran program penerbangan umrah ini, termasuk mitra travel, otoritas bandara, regulator, serta masyarakat yang telah memberikan kepercayaan,” tutup Danang.

Editor: AKil

DPKA Siap Tampung Arsip dari Masyarakat, Jamin Keamanan dan Perawatan Optimal

0
edi yandra
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Edi Yandra. (Foto: Arpus Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Arsip memiliki peran penting dalam merekam jejak sejarah dan perkembangan peradaban suatu daerah. Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk merawat arsip masih tergolong minim. Padahal, banyak arsip pribadi yang sesungguhnya menyimpan nilai sejarah yang tinggi.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Dr. Edi Yandra, S.STP, MSP, dalam wawancara eksklusif bersama Nukilan.id pada Kamis (10/7/2025) lalu menegaskan bahwa lembaganya sangat terbuka menerima arsip-arsip milik masyarakat yang memiliki nilai penting.

“Kalau misalnya masyarakat memiliki arsip-arsip yang bernilai, kami sangat terbuka untuk menerimanya. Arsip itu bisa diserahkan ke lembaga kami (DPKA) untuk kami simpan dan rawat dengan baik,” kata Edi Yandra.

Menurutnya, setelah arsip diserahkan, tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan DPKA. Pihaknya akan memastikan arsip-arsip tersebut tidak hanya disimpan secara fisik, tetapi juga dilestarikan melalui proses digitalisasi.

“Setelah arsip itu diserahkan, maka akan menjadi tanggung jawab kami. Kami juga akan mendigitalisasikannya,” sambungnya.

Proses digitalisasi ini, lanjut Edi Yandra, menjadi bagian dari upaya untuk menjaga arsip dari kerusakan atau kehilangan. DPKA pun telah menyiapkan infrastruktur yang memadai untuk memastikan keamanan maksimal terhadap setiap arsip yang diterima.

“Jadi, bisa dipastikan arsip tersebut tidak akan hilang, karena sarana dan prasarana yang kami miliki sudah memenuhi standar keamanan maksimal. Ada sistem backup, ruang penyimpanan anti-bakar, dan sebagainya,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Edi Yandra mengajak generasi muda untuk turut ambil bagian dalam upaya pelestarian arsip. Kesadaran sejak dini tentang pentingnya menyimpan dokumen-dokumen berharga akan berdampak besar bagi masa depan sejarah daerah.

“Kami berharap generasi ke depan ini memiliki kesadaran untuk selalu menjaga dan merawat arsip. Baik itu arsip pribadi maupun arsip-arsip yang bernilai sejarah, catatan perkembangan daerah, atau peristiwa-peristiwa penting yang memiliki nilai historis,” katanya.

Ia menekankan, arsip bukan sekadar dokumen lama yang tak terpakai, melainkan warisan pengetahuan yang harus dijaga agar tetap utuh dan dapat diakses oleh generasi mendatang.

“Ini penting agar arsip-arsip tersebut tidak hilang dan tetap terjaga dengan baik,” pungkas Edi Yandra.

Dengan keterbukaan DPKA terhadap arsip dari masyarakat, serta kesiapan infrastruktur penyimpanan dan digitalisasi, harapannya kekayaan sejarah Aceh bisa tetap lestari dan tidak lekang oleh waktu. (XRQ)

Reporter: Akil

Bupati Pidie Temui MenEkraf, Sampaikan Kesiapan Daerah Wujudkan Program Asta Ekraf

0
Bupati Pidie, H. Sarjani Abdullah, didampingi jajaran Pemerintah Kabupaten Pidie dan unsur legislatif, menemui Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Teuku Riefky Harsya, di Jakarta pada Rabu (30/7/2025). (Foto: FB Al Kautsar)

NUKILAN.ID | JAKARTA — Bupati Pidie, H. Sarjani Abdullah, didampingi jajaran Pemerintah Kabupaten Pidie dan unsur legislatif, menemui Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Teuku Riefky Harsya, di Jakarta pada Rabu (30/7/2025). Pertemuan tersebut menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan pusat dalam mendorong pengembangan ekonomi kreatif di Pidie.

Dalam kesempatan itu, Bupati menyampaikan bahwa Pidie telah menyiapkan berbagai hal guna menyambut beragam program yang tertuang dalam Asta Ekraf, kebijakan strategis Kemenparekraf untuk pembangunan ekonomi kreatif berbasis potensi daerah.

Bahkan, menurutnya, pemerintah daerah tengah mempersiapkan perangkat dinas guna menghadirkan nomenklatur tersendiri yang akan secara khusus menangani sektor ekonomi kreatif.

Informasi ini disampaikan oleh Al Kautsar, anggota DPRK Pidie, melalui unggahan di akun Facebook pribadinya pada hari yang sama. Ia menyebut, dirinya bersama Ketua DPRK Pidie turut memfasilitasi pertemuan tersebut sebagai bentuk dukungan konkret terhadap percepatan pembangunan daerah.

“Berhubung Pak Menteri adalah putra kelahiran Pidie, insyaallah Pidie akan masuk ke dalam frame priority,” tulis Al Kautsar dikutip Nukilan.id dari unggahan tersebut.

Usai pertemuan resmi berakhir, diskusi pun berlanjut ke berbagai topik yang menyangkut pembangunan daerah secara umum. Para pemangku kepentingan tak melewatkan kesempatan untuk mengangkat sejumlah isu prioritas yang selama ini menjadi pekerjaan rumah bersama.

“Seusai rapat ditutup, diskusi dilanjutkan tak lagi seputar Ekraf, tetapi tentang Pidie secara keseluruhan. Kami memulai melanjutkan perjuangan Masjid Al-Falah, alhamdulillah memiliki progres yang baik,” lanjutnya.

Tidak hanya persoalan spiritual dan sosial keagamaan, kebutuhan dasar infrastruktur turut menjadi sorotan penting dalam perbincangan tersebut. Hal ini mencakup sektor vital seperti konektivitas jalan, jaringan irigasi, hingga jembatan penghubung antarwilayah.

“Selain itu, Pidie juga memiliki banyak (pekerjaan rumah) dalam bidang infrastruktur yang tentu harus mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Mulai sektor jalan, irigasi, jembatan, dan lainnya. Tak hanya itu, Bupati Pidie juga menyampaikan persoalan kawasan transmigrasi yang juga perlu mendapatkan dukungan ke depan,” tambah Al Kautsar.

Mengakhiri unggahannya, Al Kautsar mengajak masyarakat untuk terus mendoakan upaya yang tengah dilakukan bersama demi kemajuan Pidie ke depan.

“Mohon doa nya, agar apa yang kita mimpikan dan ikhtiarkan ini dimudahkan oleh Allah SWT. Salam,” tutupnya. (XRQ)

Reporter: Akil

Kasus Gugat Cerai oleh Istri Meningkat di Aceh, Ustaz Khairuddin Tawarkan 6 Langkah Solutif

0
Ilustrasi cerai. (Foto: Inilah.com)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH Angka perceraian di Aceh kembali menjadi sorotan publik. Data yang dilansir SerambiNews.com pada Selasa (29/7/2025) menyebutkan, sepanjang semester pertama tahun 2025, sebanyak 612 kasus cerai talak dan 2.311 kasus gugat cerai tercatat di seluruh pengadilan tingkat pertama di Aceh.

Fakta mencengangkan lainnya, mayoritas perkara perceraian justru diajukan oleh pihak istri, dengan penyebab utama adalah praktik judi online yang dilakukan oleh suami, yang merusak ekonomi rumah tangga dan menghancurkan kepercayaan istri terhadap pasangan.

Fenomena ini mendapat perhatian serius dari Ustaz Dr. Khairuddin, S.Ag., MA, dosen dan dai asal Aceh. Melalui akun Facebook pribadinya, pada Rabu (30/7/2025), ia menulis sebuah refleksi berjudul “Menjaga Keluarga dalam Syariat: Jawaban atas Lonjakan Cerai Gugat di Aceh”.

Dalam tulisannya, Ustaz Khairuddin menyampaikan keprihatinan mendalam atas fenomena ini, yang menurutnya justru memperlihatkan paradoks terhadap identitas Aceh sebagai daerah bersyariat.

“Hal ini tentu menjadi kontradiktif dengan wajah Aceh sebagai provinsi bersyariat Islam, yang seharusnya menjadi contoh ketahanan keluarga dan keteladanan moral dalam kehidupan rumah tangga,” tulisnya dikutip Nukilan.id dari unggahan tersebut.

Menyikapi kenyataan yang memprihatinkan ini, Ustaz Khairuddin mengusulkan enam ide dan solusi strategis untuk menekan angka gugat cerai di Aceh, serta memperkuat kembali nilai-nilai syariat dalam kehidupan rumah tangga masyarakat.

Ia memulai dengan menekankan pentingnya penguatan edukasi pranikah. Menurutnya, pendidikan pranikah tidak boleh hanya menjadi formalitas administratif, tetapi harus benar-benar membekali pasangan dengan landasan keilmuan dan spiritual.

“Pertama, penguatan pendidikan pranikah yang islami dan realistis perlu dilakukan. Program bimbingan pranikah harus dikembangkan tidak hanya sebagai formalitas, tetapi sebagai ruang untuk membekali calon pasangan dengan pemahaman syariat, psikologi pernikahan, manajemen konflik, dan keterampilan komunikasi rumah tangga,” tulisnya dalam bagian awal.

Solusi kedua yang ia tawarkan berkaitan erat dengan ketimpangan ekonomi dalam keluarga, yang sering menjadi pemicu keretakan rumah tangga. Ia menilai, perlu ada langkah konkret untuk memberdayakan ekonomi rumah tangga, terutama dari sisi suami.

“Kedua, perlu adanya pemberdayaan ekonomi keluarga. Banyak kasus gugat cerai terjadi karena ketimpangan ekonomi. Pemerintah Aceh bersama instansi terkait bisa mengembangkan program pelatihan keterampilan bagi suami, serta pembinaan UMKM untuk keluarga muda,” ungkapnya dalam tulisan tersebut.

Ustaz Khairuddin juga menyoroti langsung akar masalah yang banyak disebut dalam kasus-kasus gugat cerai, yakni judi online. Menurutnya, praktik ini bukan hanya melanggar hukum agama dan negara, tetapi juga telah menjadi penyakit sosial yang menghancurkan struktur keluarga.

“Ketiga, harus ada pencegahan dan penindakan judi online. Harus ada kolaborasi antara lembaga syariat, kepolisian, dan tokoh agama untuk mencegah dan menindak praktik judi online yang menjadi akar kerusakan moral dan ekonomi rumah tangga,” paparnya dalam tulisan itu.

Ia pun mendorong hadirnya pendekatan berbasis komunitas untuk menangani konflik rumah tangga secara preventif sebelum sampai ke pengadilan. Gampong sebagai unit sosial terkecil dinilainya memiliki potensi besar untuk menjadi ruang penyelesaian damai.

“Keempat, dengan membuat Majelis Konseling dan Mediasi berbasis gampong. Gampong sebagai unit sosial terkecil di Aceh harus didorong membentuk Majelis Keluarga Islami, yang terdiri dari tokoh agama, perangkat desa, dan konselor keluarga untuk menyelesaikan konflik rumah tangga sebelum masuk ke meja sidang,” tulisnya memberi solusi berbasis masyarakat.

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum bagi pelaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) maupun perselingkuhan. Menurutnya, hukum yang berlaku di Aceh harus benar-benar digunakan untuk melindungi perempuan dan anak dari ketidakadilan dalam rumah tangga.

“Selanjutnya, penegakan hukum terhadap pelaku KDRT dan perselingkuhan harus diberlakukan. Qanun Jinayat dan hukum Islam yang berlaku di Aceh harus digunakan untuk melindungi hak perempuan dan anak, serta memberi efek jera bagi suami yang lalai atau berkhianat,” tegasnya dalam tulisan tersebut.

Solusi terakhir yang ia usulkan adalah pentingnya kampanye publik yang massif dan konsisten tentang nilai-nilai syariat dalam rumah tangga, yang menurutnya harus disuarakan di berbagai platform, mulai dari media massa hingga mimbar-mimbar keagamaan.

“Terakhir, harus ada kampanye publik tentang nilai syariat dalam rumah tangga. Media lokal, khutbah Jumat, pengajian rutin, dan sosial media harus dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai syariah dalam peran suami, tanggung jawab sebagai ayah, serta kemuliaan menjaga keutuhan rumah tangga,” sarannya dalam penutup tulisan.

Ustaz Khairuddin pun menutup refleksinya dengan satu pernyataan kuat yang mengajak semua pihak untuk melihat keluarga bukan hanya sebagai urusan pribadi, tetapi juga sebagai pilar utama dalam membangun masyarakat yang bermoral.

“Membangun keluarga adalah jihad, dan mencegah perceraian adalah bagian dari menjaga masyarakat dari kehancuran moral,” tutupnya dalam unggahan yang kini ramai dibagikan ulang oleh warganet.

Seruan ini menjadi pengingat bahwa membangun rumah tangga bukan hanya persoalan cinta dan komitmen, tetapi juga tanggung jawab spiritual dan sosial. Di tengah lonjakan angka gugat cerai yang makin memprihatinkan, solusi berbasis syariat seperti yang disampaikan Ustaz Khairuddin dapat menjadi pijakan penting bagi Aceh untuk kembali menata ketahanan keluarga sebagai pondasi masyarakat. (XRQ)

Reporter: Akil

Aceh Barat Hadapi Inflasi Tertinggi di Aceh, BI Dorong Inovasi Perikanan dan Digitalisasi

0

NUKILAN.id | Meulaboh Bank Indonesia bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan mendorong transformasi ekonomi digital di wilayah tersebut.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Bupati Aceh Barat, Tarmizi, S.P., M.M., dan dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Agus Chusaini, unsur Forkopimda, OPD, instansi vertikal anggota TPID–TP2DD, serta Bank Aceh Syariah Cabang Meulaboh.

HLM TPID – TP2DD ini diselenggarakan sebagai wujud penguatan koordinasi dan sinergi antar-instansi dan mitra dalam upaya menjaga kestabilan harga, serta mempercepat transformasi ekonomi digital di wilayah Aceh Barat. 

Dalam kesemoatan tersebut, Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Agus Chusaini menyampaikan pengendalian inflasi yang efektif dan digitalisasi yang inklusif merupakan dua pilar penting dalam memperkuat daya saing ekonomi daerah.

“Inflasi yang stabil memperkuat daya beli masyarakat, sementara digitalisasi menjadi katalisator peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan efisiensi tata kelola fiskal. Oleh sebab itu, sinergi lintas lembaga dan peningkatan kapasitas kelembagaan menjadi sangat krusial,” ungkap Agus Chusaini.

Data hingga Juni 2025 menunjukkan inflasi tahunan Kabupaten Aceh Barat mencapai 3,07 persen, angka tertinggi di antara kabupaten/kota penghitung inflasi di Provinsi Aceh. Angka ini mendekati batas atas sasaran inflasi nasional sebesar 2,5 plus minus 1 persen.

Tekanan inflasi tersebut didominasi komoditas pangan bergejolak seperti ikan tongkol, ikan dencis, dan ikan kembung yang merupakan konsumsi khas masyarakat pesisir barat.

TPID Aceh Barat menekankan penerapan strategi 4K dalam pengendalian inflasi daerah, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

Sebagai solusi jangka menengah, BI mendorong implementasi teknologi Rumpon Ijuk untuk meningkatkan hasil tangkapan dan efisiensi perikanan lokal. Peningkatan kapasitas pascapanen dan hilirisasi sektor perikanan juga menjadi fokus penguatan ketahanan pangan berkelanjutan.

Data Kementerian Dalam Negeri menunjukkan hingga Mei 2025, Aceh Barat telah melaksanakan empat dari sembilan langkah konkret pengendalian inflasi dengan tingkat kepatuhan pelaporan mencapai 95 persen.

“Pada 18 Juni 2025, kami telah menandatangani MoU dengan Aceh Tengah, baik G2G (Government to Government) maupun B2B (Business to Business). Kita menerima cabai, dan mengirim ikan ke sana. Lalu kita lanjut ke Pidie untuk bawang merah,” jelas Bupati Tarmizi terkait upaya pengendalian inflasi yang telah dilakukan.

TPID Aceh Barat juga mendorong optimalisasi langkah strategis lain, termasuk memperbarui Roadmap Pengendalian Inflasi Aceh 2026-2030 dan pembentukan Neraca Pangan Daerah dengan sistem pelaporan mingguan sebagai early warning system inflasi.

Dalam agenda TP2DD, evaluasi indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) 2024 menunjukkan Aceh Barat telah mencapai kategori Pemda Digital dengan skor di atas 80 persen, meningkat 30 basis poin dari tahun sebelumnya.

Namun tantangan masih dihadapi, antara lain rendahnya literasi digital masyarakat, keterbatasan infrastruktur jaringan di wilayah terpencil, dan keterjangkauan layanan perbankan.

Strategi penguatan ekosistem digital yang direncanakan meliputi penyusunan Roadmap ETPD 2026-2030, aktivasi Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD) hingga perangkat desa, penguatan peran perbankan sebagai penyedia kanal pembayaran digital, dan penambahan kanal QRIS di sektor publik.

Sebagai pembelajaran, Kota Banda Aceh telah berhasil menerapkan QRIS dinamis dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), retribusi parkir, dan destinasi wisata. Inovasi serupa di Kota Mataram, NTB berhasil meningkatkan penerimaan retribusi parkir 50 persen melalui Sistem Informasi Juru Parkir (SIJUKIR) berbasis QRIS.

BI mengapresiasi komitmen Pemkab Aceh Barat dalam menjaga stabilitas harga dan transformasi digital. Melalui HLM ini diharapkan terbangun sinergi berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif, stabil, dan berdaya saing. []

Kejari Aceh Besar Selesaikan Kasus Pencurian Lewat Restorative Justice

0
Penyelesaian kasus pencurian melalui Restorative Justice di Kejaksaan Negeri Aceh Besar, pada Kamis 31 Juli 2025. (Foto: Dok. Kejari Aceh Besar)

NUKILAN.id | Aceh Besar – Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Besar kembali menyelesaikan kasus dugaan tindak pidana pencurian melalui pendekatan Restorative Justice. Kali ini, penghentian penuntutan dilakukan terhadap kasus dugaan pencurian sepeda motor yang melibatkan tersangka Jakfar (48), seorang buruh harian lepas yang juga ayah dari dua anak kecil.

Kepala Seksi Intelijen Kejari Aceh Besar, Filman Ramadhan menjelaskan, peristiwa pencurian terjadi di Desa Lampaseh Lhok, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar. Tersangka diduga mengambil satu unit sepeda motor milik Muhammad, yang menyebabkan kerugian sekitar Rp5 juta.

“Korban Muhammad telah memaafkan tersangka Jakfar, dan keduanya memiliki hubungan pertemanan,” kata Filman dalam keterangan tertulisnya yang diterima Nukilan, Kamis (31/7/2025).

Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Besar, Jemmy Novian Tirayudi, S.H., M.H., M.Si., secara resmi menyerahkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh tersangka, korban, serta jaksa fasilitator.

“Penyelesaian perkara ini dilakukan berdasarkan Peraturan Kejaksaan RI Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif,” jelas Filman.

Filman berharap melalui pendekatan Restorative Justice ini dapat memberikan ruang bagi pelaku untuk memperbaiki kesalahannya, serta menghadirkan keadilan yang lebih manusiawi bagi korban. 

“Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen kejaksaan dalam membangun sistem penegakan hukum yang humanis dan mengedepankan hati nurani,” pungkasnya.

Reporter: Rezi

Vidio.com Cabut Laporan, Pengusaha Warkop di Aceh Bebas dari Tuntutan Hak Siar

0

NUKILAN.id | Jakarta — Sebanyak 15 pengusaha warung kopi (warkop) di Aceh akhirnya dibebaskan dari tuntutan hukum oleh platform penyiaran digital Vidio.com terkait dugaan pelanggaran hak siar. Keputusan tersebut diambil setelah proses mediasi yang berlangsung di Kantor Kementerian Ekonomi Kreatif RI pada Rabu (31/7/2025).

Mediasi ini difasilitasi langsung oleh Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya bersama Arif Fadillah, Sekretaris Komisi I DPR Aceh dan Staf Khusus Menekraf, Rian Syaf. 

Dalam suasana yang penuh dialog dan semangat solusi, pihak pengusaha warkop menyampaikan permohonan maaf kepada Vidio.com dan mengakui bahwa pelanggaran yang terjadi dilakukan karena ketidaktahuan terhadap regulasi hak siar.

“Kita sudah bisa nobar lagi,” ujar Arif Fadillah. “Tapi tentu saja, dengan syarat bahwa kegiatan itu dilakukan di warkop yang memiliki izin siar dan bekerja sama langsung dengan Vidio.com sebagai pemegang hak.”

Pihak Vidio.com, dalam pertemuan tersebut, menyatakan kesediaannya untuk mencabut laporan secara resmi, seraya tetap menekankan pentingnya edukasi mengenai hak siar kepada pelaku usaha, khususnya dalam konteks pemutaran pertandingan olahraga secara publik.

Dengan dicabutnya laporan tersebut, pengusaha warkop di Aceh kini dapat kembali menggelar kegiatan nonton bareng (nobar)—yang selama ini menjadi bagian dari kultur sosial masyarakat—dengan catatan tetap memperhatikan aturan hukum yang berlaku.

Langkah ini disambut baik oleh berbagai pihak, terutama pegiat UMKM dan pengusaha warung kopi di Aceh yang sebelumnya merasa cemas atas jeratan pidana. []

Festival Kemerdekaan Pasar Aceh Siap Meriahkan HUT ke-80 RI dengan Beragam Kegiatan

0
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal saat konferensi pers kegiatan Festival Kemerdekaan Pasar Aceh, pada Kamis 31 Juli 2025. (Foto: Nukilan/Rezi)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Dalam rangka menyemarakkan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Kota Banda Aceh akan menggelar Festival Kemerdekaan Pasar Aceh bertajuk “Kembali ke Pasar” yang akan berlangsung mulai 11 hingga 17 Agustus 2025. Festival ini diselenggarakan berkolaborasi dengan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Bank Aceh Syariah, dan Telkom Indonesia wilayah Aceh.

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menggairahkan kembali semangat masyarakat berbelanja di pasar tradisional sekaligus meningkatkan kesejahteraan pedagang lokal.

“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-80 dan HUT Bank Aceh Syariah ke-52, dengan harapan menggairahkan kembali semangat masyarakat kita untuk berbelanja di Pasar Aceh ini,” ujar Illiza saat konferensi pers di Pasar Aceh, Kamis (31/7/2025).

Illiza juga mengharapkan para pedagang dapat bertransformasi dari sistem penjualan konvensional menuju platform digital, termasuk dalam sistem pembayaran menggunakan QRIS.

“Kami berharap mereka mau bertransformasi dari berjualan secara konvensional juga bisa berjualan menggunakan platform digital. Begitu juga transaksi menggunakan platform digital seperti QRIS,” jelasnya.

Festival ini akan diisi dengan beragam agenda menarik, antara lain doorprize, pembagian voucher belanja, hingga fashion show busana muslim hasil kolaborasi antara pedagang dan Dekranas Banda Aceh.

Tak hanya itu, sebanyak 30 model profesional dijadwalkan akan tampil memeriahkan acara di Pasar Aceh. Sementara bagi anak-anak, tersedia lomba mewarnai sebagai bentuk edukasi visual untuk menumbuhkan kecintaan terhadap pasar tradisional sejak dini.

Dalam upaya penguatan kapasitas digital, panitia juga akan menggelar pelatihan bagi 200 pedagang tentang pembuatan konten kreatif untuk pemasaran produk secara daring.

Ia menambahkan, rangkaian kegiatan juga akan mencakup talkshow interaktif yang menghadirkan narasumber dari unsur sponsor dan pemerintah. Acara ini diperkirakan akan dihadiri oleh lebih dari 500 pedagang.

“Tidak hanya terpusat di Pasar Aceh, kegiatan lainnya seperti lomba membuat bekal bergizi akan berlangsung di Al-Mahirah Lamdingin, melibatkan 9 tim PKK kecamatan dan 90 penggerak PKK gampong,” kata Illiza.

Acara ini juga akan diramaikan oleh Community Fest yang melibatkan 100 komunitas lokal untuk mendorong kolaborasi dan inisiatif baru dalam mendukung eksistensi Pasar Aceh. Selain itu, akan tersedia 20 booth UMKM yang menampilkan produk-produk unggulan lokal yang diprediksi menarik minat lebih dari 1.000 pengunjung.

Festival ini pun menghadirkan beragam hadiah menarik dalam undian doorprize, termasuk satu unit sepeda listrik, dua sepeda biasa, enam keping logam mulia, satu unit kulkas dua pintu, satu smart TV 30 inci, serta berbagai perlengkapan rumah tangga dan kebutuhan sekolah.

Reporter: Rezi