Beranda blog Halaman 139

Sumur Minyak Rakyat Mulai Legal Berproduksi, Aceh Jadi Prioritas Pengawasan

0
Kepala Dinas ESDM Aceh, Taufik, ST, M.Si (Foto: Dok. Pribadi)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pemerintah resmi mengizinkan produksi dari sumur minyak rakyat mulai Agustus 2025. Kebijakan ini menjadi angin segar bagi Aceh, salah satu daerah dengan sebaran sumur minyak rakyat terbanyak di Indonesia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada sekitar 30.000 sumur minyak rakyat di seluruh Indonesia. Konsentrasi tertinggi berada di Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, dan Jawa Tengah.

“Sebaran sumur minyak rakyat itu ada di Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, termasuk juga Jawa Tengah,” ujar Juru Bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/8/2025).

Hanya Sumur Eksisting

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Migas, hanya sumur eksisting yang telah terdata dan memenuhi standar teknis serta keselamatan yang diizinkan beroperasi.

“Keamanan, aspek teknis, dan teknologi menjadi pertimbangan utama. Ini mulai berlaku efektif sejak bulan ini,” jelas Dwi.

Kebijakan ini membuka ruang bagi masyarakat untuk mengelola sumur minyak secara legal, baik melalui koperasi, UMKM, maupun kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah tidak ingin koperasi fiktif terlibat dalam pengelolaan.

“Ini bukan koperasi fiktif, bukan koperasi jual kerupuk atau sembako. Harus koperasi yang serius dan punya kapasitas usaha,” tegas Bahlil saat memberikan keterangan pers di Kantor Kementerian ESDM.

Pertamina Jadi Off-taker

Untuk menjamin kelangsungan produksi, pemerintah menunjuk PT Pertamina (Persero) sebagai pembeli resmi atau off-taker dari minyak rakyat. Harga pembelian ditetapkan pada kisaran 70–80 persen dari harga minyak mentah acuan Indonesia (ICP).

“Jika produksinya sudah tersedia, Pertamina akan membeli pada kisaran harga 70 sampai 80 persen dari ICP,” jelas Bahlil.

Namun, hingga kini pemerintah belum merilis data resmi jumlah sumur yang sudah menandatangani kontrak dengan Pertamina.

“Belum ada update daftar sumur yang sudah terkontrak,” ujar Dwi.

Aceh Sambut dengan Optimisme

Kepala Dinas ESDM Aceh, Taufik, ST, M.Si, menyambut baik regulasi baru ini. Menurutnya, Aceh yang memiliki sejarah panjang dalam industri perminyakan sejak masa kolonial kini mendapat peluang untuk mengelola sumur-sumur tua secara legal dan lebih produktif.

“Ini bukan hanya soal peran pemerintah daerah, tapi semua elemen masyarakat Aceh harus ikut terlibat aktif dan mengawasi,” kata Taufik, Sabtu (2/8/2025).

Ia mengingatkan pentingnya literasi hukum agar masyarakat tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

“Kita perlu memahami regulasi ini dengan baik. Ini ujian bagi lembaga-lembaga lokal untuk membuktikan bahwa mereka mampu mengelola sumber daya secara transparan dan berkelanjutan,” tegasnya.

Momentum Keadilan Energi

Selain soal legalitas, Taufik menekankan pentingnya standar keselamatan. Selama ini, banyak sumur dikelola tanpa sistem pengamanan memadai sehingga rawan menimbulkan kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan.

“Dengan adanya regulasi baru ini, seluruh hasil produksi dari sumur rakyat juga akan dicatat sebagai bagian dari produksi nasional. Ini bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan produksi migas tanpa harus eksplorasi besar-besaran,” jelasnya.

Bagi Aceh, kata Taufik, isu ini bukan sekadar urusan energi.

“Ini tentang bagaimana sumber daya dikelola untuk kesejahteraan rakyat secara adil dan berkelanjutan. Legalitas sumur rakyat adalah momentum penting yang perlu disambut dengan kebijakan daerah yang berpihak kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia menegaskan, legalitas sumur rakyat bisa menjadi batu loncatan menuju kemandirian energi berbasis rakyat—atau justru babak baru eksploitasi yang merugikan masyarakat.

“Waktu yang akan menjawab. Tapi satu hal pasti, Aceh kembali punya posisi strategis dalam peta energi nasional. Peran ini harus dijalani dengan akal sehat dan komitmen jangka panjang,” tutup alumni Lemhannas tersebut.

BPS: NTP Aceh pada Juli 2025 Capai 126,52

0
Ilustrasi petani. (Foto: Pixabay)

Nukilan | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh untuk periode Juli 2025. Pada bulan tersebut, NTP mencapai 126,52 atau naik sebesar 2,70 persen secara month-to-month jika dibandingkan dengan Juni 2025.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin mengatakan, jika dilihat menurut subsektor, kenaikan NTB terjadi pada seluruh subsektor, kecuali sektor peternakan.

“Sementara itu, NTP secara nasional berada pada angka 122,64 atau mengalami peningkatan sebesar 0,76 persen dari bulan sebelumnya,” ujar Tasdik dalam konferensi pers virtual, dikutip Nukilan, Jumat (1/8/2025).

Sementara itu, indeks harga yang diterima petani pada Juli 2025 152,43. Indeks ini mengalami kenaikan sebesar 2,95 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Komoditas yang menjadi penyumbang Utama kenaikan indeks harga yang diterima oleh petani adalah gabah, kopi, dan pinang.

Sedangkan indeks harga yang dibayar petani sebesar 120,47 atau mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Komoditas dominan yang menjadi penyumbang penurunan indeks harga yang dibayar petani adalah beras, bawang merah, dan sigaret kretek mesin. []

Reporter: Sammy

Inflasi Aceh pada Juli 2025 Naik 0,68 Persen

0
Ilustrasi inflasi. (Foto: Freepik)

Nukilan | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat inflasi Aceh pada bulan Juli 2025 mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen secara month-to-month dibandingkan dengan Juni 2025.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin mengatakan, kelompok pengeluaran inflasi bulanan tertinggi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,49 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,56 persen.

“Beberapa komoditas yang mempengaruhi inflasi bulanan adalah beras, bawang merah, daging ayam, ikan bandeng, dan bensin,” ujar Tasdik dalam konferensi pers virtual, dikutip Nukilan, Jumat (1/8/2025).

Sementara itu, terdapat beberapa komoditas yang masih memberikan andil terhadap inflasi bulanan, di antaranya udang basah, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Pertama, cabai merah, dan tomat.

Secara tahunan atau year-on-year, pada Juli 2025, Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 3 persen atau dibandingkan dengan Juli tahun sebelumnya. Berdasarkan data inflasi menurut kelompok pengeluaran, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi tahunan tertinggi, yaitu sebesar 2,14 persen.

Pada Juli 2025, inflasi tahunan terutama didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas, seperti beras, emas perhiasan, sigaret kretek mesin, ikan dencis, dan ikan tongkol. Sementara komoditas yang memberikan pengaruh deflasi yaitu cabai merah, tarif air minum PAM, cabai rawit, kentang, dan cabai hijau. []

Reporter: Sammy

Aset BSI di Aceh Tembus Rp 24 Triliun, Investasi Emas Makin Diminati

0
Gedung Landmark BSI Aceh. (Foto: Humas BSI)

NUKILAN.id | Banda Aceh – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat pertumbuhan aset yang signifikan secara nasional dengan total mencapai Rp400 triliun hingga pertengahan 2025, atau meningkat sebesar 10,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya. BSI menargetkan aset dapat tumbuh hingga Rp500 triliun pada akhir tahun ini.

Hal tersebut disampaikan oleh CEO BSI Aceh, Imsak Ramadhan, dalam kegiatan media gathering bersama awak media di Landmark BSI Aceh, Banda Aceh, pada Jumat (1/8/2025).

“Alhamdulillah, masyarakat Aceh sangat mendukung lahirnya bank yang sepenuhnya syariah. Mohon doanya agar tahun ini kami bisa menargetkan pertumbuhan aset hingga Rp500 triliun,” ujar Imsak.

Di wilayah Aceh sendiri, total aset BSI telah menembus angka Rp24 triliun, sebuah lonjakan yang disebut Imsak sebagai pencapaian luar biasa. Dalam kesempatan tersebut, ia juga memperkenalkan layanan investasi emas yang kini menjadi salah satu fokus pengembangan BSI.

“Berinvestasi emas itu mudah, cepat, dan aman. Harganya dalam jangka panjang tidak pernah turun, selalu naik. Dengan menabung emas di BSI, kita cerdas mengatur masa depan,” jelasnya.

BSI kini menyediakan berbagai layanan investasi emas, termasuk jual beli emas digital melalui aplikasi BYOND BSI, pembelian fisik di cabang tertentu seperti Banda Aceh, Meulaboh, dan Lhokseumawe, hingga layanan ATM Emas dengan nominal pembelian mulai dari 0,1 gram hingga 5 gram.

Nasabah juga dapat memanfaatkan fasilitas penitipan emas, pembelian secara cicilan digital, dan layanan gadai emas dengan biaya rendah yang sesuai standar nasional.

Sementara itu, Deputy Funding BSI Regional Aceh, Agung Rahardjo, menyampaikan bahwa sejak ditetapkan sebagai Bullion Bank pada 26 Februari 2025, BSI terus mengembangkan layanan investasi berbasis emas secara nasional, termasuk di Aceh.

“Hingga awal Agustus ini, nilai tabungan emas di Regional BSI Aceh telah menembus Rp50 miliar. Selama kurang lebih lima bulan ini, minat masyarakat terhadap tabungan emas terus meningkat,” ungkap Agung.

BSI saat ini menghadirkan berbagai produk emas seperti BSI Emas, BSI Gold, dan ATM Emas, yang dapat diakses secara digital maupun fisik. Semua layanan ini terintegrasi dalam ekosistem BSI Emas Digital melalui aplikasi BYOND by BSI.

Agung juga menyebutkan, BSI telah mengantongi izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Nomor S-53/PB.22/2025 tanggal 12 Februari 2025 untuk menyelenggarakan Kegiatan Usaha Bullion yang mencakup empat aspek: penitipan emas, perdagangan emas, simpanan emas, dan pembiayaan emas.

“Investasi emas di BSI dapat dimulai dengan sangat terjangkau, yaitu dari 0,1 gram untuk pembelian pertama dan 0,05 gram untuk pembelian selanjutnya. Proses transaksi juga berlangsung cepat, mudah, serta aman karena emas dapat ditarik kapan pun dibutuhkan,” pungkasnya.

Reporter: Rezi

TP-PKK Banda Aceh Matangkan Persiapan Hadapi Penilaian Gelari Pelangi Provinsi

0
TP-PKK Banda Aceh Matangkan Persiapan Hadapi Penilaian Gelari Pelangi Provinsi. (Foto: HUMAS BNA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Menjelang pelaksanaan Penilaian Gelari Pelangi (Gerakan Keluarga Indonesia dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pengelolaan Ekonomi) tingkat Provinsi Aceh, Tim Penggerak PKK Kota Banda Aceh menggelar rapat koordinasi di Pendopo Wakil Wali Kota, Selasa (29/7/2025).

Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua TP-PKK Kota Banda Aceh, Dessy Maulidha Azwar, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan. Hadir dalam pertemuan itu Camat Banda Raya, Ketua TP-PKK Banda Raya, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Banda Aceh, serta perwakilan TP-PKK Gampong Peunyeurat—gampong yang ditunjuk sebagai lokasi percontohan penilaian.

Sejumlah dinas terkait juga turut serta, antara lain Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong, Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota, Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan, Dinas Pendidikan, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.

Dalam arahannya, Dessy menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan kesiapan Banda Aceh menghadapi penilaian di tingkat provinsi. “Ia juga mendorong kolaborasi dan inovasi dalam penguatan pendidikan keluarga serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.”

Rapat ini menjadi langkah strategis untuk mematangkan seluruh aspek penilaian, mulai dari pendidikan keluarga, pengelolaan lingkungan, kesehatan, ekonomi kreatif, hingga literasi masyarakat. Dengan kerja sama yang solid antar pihak, diharapkan Banda Aceh mampu menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Gelari Pelangi 2025.

Ibnu Syahwal Harumkan Aceh Selatan, Raih Perak di Gulat Benjang FORNAS 2025

0
Ibnu Syahwal Peraih Medali Perak di Gulat Benjang FORNAS 2025. (Foto: Larasnews.com)

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Atlet muda asal Aceh Selatan, Ibnu Syahwal, berhasil mengharumkan nama daerahnya setelah meraih medali perak pada cabang olahraga Gulat Benjang di ajang Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) VII Tahun 2025 yang berlangsung di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ibnu tampil membela Kontingen Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Aceh. Dalam pertandingan tersebut, ia menunjukkan performa gemilang dengan teknik tinggi dalam menghadapi lawan-lawannya di cabang olahraga tradisional khas budaya Sunda itu.

Dikutip dari Larasnews.com, Ketua KORMI Aceh Selatan, Boy Andika, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas pencapaian Ibnu di ajang nasional ini.

“Kami bangga atas perjuangan dan semangat Ibnu Syahwal. Ini adalah bukti bahwa putra daerah mampu bersaing di kancah nasional, bahkan di cabang olahraga yang berasal dari luar Aceh. Semoga ini menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk turut aktif dalam olahraga masyarakat dan budaya,” ujar Boy.

Keikutsertaan Ibnu di cabang Gulat Benjang menjadi sorotan tersendiri, mengingat masih jarang atlet asal Aceh yang tampil dalam cabang olahraga budaya seperti ini. Gulat Benjang sendiri merupakan olahraga tradisional asal Sunda yang rutin dilombakan dalam FORNAS sebagai bentuk pelestarian kekayaan budaya bangsa.

Partisipasi Ibnu dinilai bukan hanya mencerminkan kemampuannya secara teknis, tetapi juga menjadi simbol semangat kebhinekaan yang dijunjung oleh KORMI. KORMI Aceh Selatan pun menegaskan komitmennya untuk terus mendukung para atlet dan pegiat olahraga rekreasi, termasuk pada bidang seni dan olahraga tradisional yang menjadi bagian dari identitas budaya nasional.

Dengan torehan medali perak ini, Ibnu Syahwal tak hanya mencatat prestasi pribadi, namun juga memberi semangat baru bagi para pemuda Aceh Selatan untuk terus berprestasi dan membawa nama daerah ke pentas nasional.

Editor: Akil

Disdik Aceh dan USK Gelar Pelatihan STEM-C untuk Guru SMA/SMK

0
Disdik Aceh dan USK Gelar Pelatihan STEM-C untuk Guru SMA/SMK. (Foto: Disdik Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dinas Pendidikan Aceh bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar pelatihan Training of Trainers (ToT) STEM-C bagi para guru SMA dan SMK. Kegiatan yang berlangsung pada 30 Juli hingga 2 Agustus 2025 ini dihelat di Hotel Mita Mulia, Banda Aceh, dan diikuti oleh 20 guru terpilih dari berbagai kabupaten/kota di Aceh.

Pelatihan ini mengusung pendekatan interdisipliner berbasis Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM) yang dipadukan dengan pendidikan karakter. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USK melalui Pusat Riset STEM, bersama Bidang Pembinaan SMA dan PKLK Disdik Aceh.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST., D.E.A., yang secara resmi membuka pelatihan tersebut, menegaskan pentingnya transformasi pendidikan untuk menjawab tantangan abad ke-21.

“Dunia pendidikan kini dituntut untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, serta karakter yang kuat,” ujar Marthunis dalam sambutannya, Kamis (31/7/2025).

Ia menjelaskan, pendekatan STEM-C menjadi salah satu solusi dalam menyiapkan generasi unggul. Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan konsep dasar STEM, tetapi juga mendorong guru untuk merancang pembelajaran kontekstual dan berbasis proyek yang relevan dengan dunia nyata.

“Pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam membentuk ekosistem pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menginspirasi dan memberdayakan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelatihan STEM-C, Lukman, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program strategis Disdik Aceh untuk meningkatkan kompetensi guru di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi.

“Pelatihan ini bertujuan untuk menjawab tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang menuntut peserta didik memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif,” ujarnya.

Menurut Lukman, pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam tentang konsep pembelajaran STEM-C serta memperkuat kemampuan guru dalam menyusun pembelajaran berbasis proyek.

Ia juga menyampaikan harapan agar peserta pelatihan dapat mewakili sekolah masing-masing dalam ajang Innovation Government Award (IGA), sebagai langkah lanjutan dalam pengembangan inovasi pendidikan di Aceh.

“Kami berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi guru-guru di Aceh,” kata Lukman.

Sebanyak 20 peserta yang mengikuti pelatihan ini telah melalui proses seleksi oleh Tim Pusat Riset STEM USK. Diharapkan, pelatihan ini dapat menjadi titik awal lahirnya inovasi pembelajaran baru di sekolah-sekolah, sekaligus membentuk generasi pelajar Aceh yang tangguh, unggul, dan berkarakter kuat dalam menghadapi tantangan zaman.

Editor: Akil

Cuaca Buruk Tekan Produksi Ikan di Perairan Aceh

0
Ilustrasi Gelombang Laut. (Foto: Ist)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Cuaca buruk yang melanda perairan Aceh sejak awal Juni 2025 berdampak serius terhadap aktivitas nelayan dan produksi hasil laut. Di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kutaraja Banda Aceh, penurunan tangkapan ikan terjadi akibat gelombang tinggi, angin kencang, dan arus laut yang tidak menentu.

Kepala UPTD PPS Kutaraja, Dr. Rahimah Khairi Isfani, ST, M.Eng, dalam perbincangan bersama RRI Banda Aceh, Selasa (29/7/2025) lalu, menyebut cuaca ekstrem mulai terasa sejak menjelang Idul Adha lalu.

“Sejak awal Juni angin sangat kencang, gelombang tinggi, dan arus tidak menentu. Ini berlangsung hampir dua bulan hingga akhir Juli,” ujar Rahimah dikutip dari RRI.

Situasi ini membuat banyak kapal nelayan memilih tidak melaut karena faktor keselamatan. Akibatnya, distribusi ikan ke pasar menurun dan penghasilan nelayan ikut terdampak.

“Nelayan sangat prihatin dengan kondisi ini, karena langsung memengaruhi penghasilan dan rantai pasok ikan di pasar. Beberapa hari terakhir baru terlihat ada sedikit perbaikan cuaca,” tambahnya.

Sebagai salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Aceh, PPS Kutaraja berperan penting dalam mendukung aktivitas industri perikanan lokal. Namun, gangguan pada pelayaran nelayan menyebabkan alur distribusi hasil laut terganggu.

Rahimah menegaskan bahwa pihaknya terus menjalin koordinasi dengan dinas terkait dan BMKG untuk memastikan informasi cuaca diterima secara berkala oleh nelayan.

“Kami juga mengimbau nelayan agar selalu memperhatikan peringatan dini cuaca sebelum melaut,” katanya.

Editor: Akil

Vidio.com Cabut Somasi, Warkop di Aceh Kini Bisa Gelar Nobar Lagi

0
Ilustrasi nobar (Foto: ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Polemik somasi terhadap sejumlah pemilik warung kopi (warkop) di Aceh yang menayangkan pertandingan sepak bola secara publik tanpa lisensi resmi akhirnya menemui titik terang. Setelah proses mediasi, Vidio.com sepakat mencabut somasi yang sempat membuat resah para pelaku usaha tersebut.

Mediasi antara kedua pihak difasilitasi oleh Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Sekretaris Komisi I DPR Aceh Arif Fadillah, serta Staf Khusus Menparekraf, Rian Syaf. Pertemuan berlangsung di Kantor Kementerian Ekonomi Kreatif RI, Jakarta, Kamis (31/7/2025).

“Dalam suasana yang penuh dialog dan semangat solusi, pihak pengusaha warkop menyampaikan permohonan maaf kepada vidio.com dan mengakui bahwa pelanggaran yang terjadi dilakukan karena ketidaktahuan terhadap regulasi hak siar,” ujar Arif dalam keterangannya.

Pihak Vidio.com menyambut permohonan maaf tersebut dengan baik dan menyatakan kesediaannya mencabut laporan secara resmi. Mereka juga menegaskan pentingnya edukasi terkait hak siar kepada para pelaku usaha, khususnya dalam konteks pemutaran pertandingan olahraga secara publik.

Dengan dicabutnya somasi, pengusaha warkop di Aceh kini kembali diperbolehkan menggelar kegiatan nonton bareng (nobar). Namun, Arif menekankan bahwa kegiatan tersebut harus dilakukan sesuai aturan yang berlaku.

“Kita sudah bisa nobar lagi. Tapi tentu saja, dengan syarat bahwa kegiatan itu dilakukan di warkop yang memiliki izin siar dan bekerja sama langsung dengan vidio.com sebagai pemegang hak,” ujar politikus Partai Demokrat itu.

Sebelumnya, sekitar 20 pemilik warkop di Banda Aceh mendapat somasi dari Vidio.com karena menayangkan pertandingan Liga Champions dan Liga Inggris tanpa izin resmi. Mereka dikenakan denda hingga ratusan juta rupiah.

“Sekitar 20 warkop di Banda Aceh disomasi karena menayangkan pertandingan Liga Champions dan Liga Inggris secara publik tanpa lisensi resmi. Pihak Vidio.com menilai hal tersebut sebagai pelanggaran hak siar eksklusif,” kata Arif Fadillah, Jumat (23/5/2025).

Permasalahan ini mencuat usai para pemilik warkop mengadu ke DPR Aceh. Audiensi bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh berlangsung di ruang kerja Komisi I DPR Aceh, Kamis (22/5). Para pemilik warkop disebut telah menerima beberapa kali somasi dan kasus tersebut sempat ditangani oleh Polda Aceh.

“Meski telah melalui mediasi, denda yang semula dipatok sebesar Rp 250 juta kini diturunkan menjadi Rp150 juta, dan para pemilik warkop sedang menjalani proses permintaan keterangan (BAP) oleh Polda Aceh,” jelas Arif.

Dengan penyelesaian ini, diharapkan para pelaku usaha di Aceh lebih memahami pentingnya kepatuhan terhadap aturan hak siar demi menghindari permasalahan hukum serupa di masa mendatang.

Editor: Akil

Forbina Desak Pemerintah Tidak Setengah Hati Bangun Ekonomi Aceh

0
Muhammad Nur, SH, Direktur Forum Bangun Investasi (ForBINA). (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH Direktur Forum Pemerhati Investasi Aceh (Forbina), Muhammad Nur, menegaskan perlunya langkah konkret dalam pembangunan ekonomi dan investasi di Aceh.

Hal itu ia sampaikan dalam dialog bersama RRI Banda Aceh, pada Selasa (15/7/2025) lalu. Ia menilai selama ini yang dilakukan pemerintah masih sebatas seremoni tanpa dampak nyata bagi masyarakat.

“Saya bangga dengan semua rencana yang telah dipaparkan, tapi hingga kini belum satu pun terealisasi secara nyata di Aceh,” ujarnya dikutip dari RRI.

Muhammad Nur menyoroti belum hadirnya perusahaan besar di Aceh serta lemahnya aktivitas pelayaran. Ia mengingatkan bahwa dulunya kapal dari Aceh bahkan sempat berlayar hingga ke Jakarta, namun kini geliat itu nyaris hilang.

Salah satu contoh yang disorotnya adalah pelabuhan Calang, yang awalnya diharapkan menjadi pusat ekspor Crude Palm Oil (CPO) ke India. Namun, pelabuhan itu kini justru berubah fungsi menjadi tempat wisata.

“Aceh bukan butuh seremoni. Masyarakat sudah jenuh. Yang dibutuhkan sekarang adalah aksi nyata,” katanya tegas.

Ia mendorong pemerintah pusat menunjukkan komitmen penuh dalam membantu pembangunan Aceh. Salah satu langkah penting menurutnya adalah memastikan Kawasan Perdagangan Bebas Sabang berjalan sesuai tujuan awal sebagai gerbang ekonomi Aceh ke dunia internasional.

Selain itu, ia juga menilai pengalokasian anggaran selama ini kurang tepat sasaran. Ia menyinggung mahalnya biaya perawatan pelabuhan dan kapal yang menurutnya bisa dialihkan ke sektor produktif seperti pertanian dan perikanan.

“Bayangkan jika anggaran perawatan kapal yang miliaran rupiah itu dialihkan ke sektor pertanian atau nelayan. Berapa juta ton hasil panen dan ikan berkualitas yang bisa dihasilkan?” tukasnya.

Muhammad Nur turut menekankan pentingnya dukungan terhadap legalitas produk ekspor masyarakat. Ia berharap pemerintah menyederhanakan proses perizinan dan memfasilitasi kebutuhan administrasi ekspor.

“Jangan setengah-setengah. Kalau mau bantu, bantu sampai tuntas,” ujarnya.

Ia menutup pernyataannya dengan ajakan agar pembangunan ekonomi berpihak pada akar rumput.

“Negara ini tidak dibangun dari hal besar, tapi dari tangan petani dan nelayan. Jika ingin membangun, bangunlah yang sempurna,” pungkasnya.

Editor: Akil