Beranda blog Halaman 123

BPOM Aceh: Belum Ada Temuan Kosmetik yang Tidak Sesuai Norma Kesusilaan di Aceh

0
Ilustrasi kosmetik ilegal. (Foto: Antara)

Nukilan | Banda Aceh – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) mengatakan hingga saat ini belum menemukan peredaran produk kosmetik yang dipromosikan dengan klaim menyesatkan atau tidak sesuai norma kesusilaan di wilayah Aceh.

Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi, mengatakan pihaknya selalu melakukan pengecekan setelah laporan resmi terkait temuan kosmetik bermasalah dirilis secara nasional.

“Biasanya habis dirilis laporannya, kami mengecek dulu apakah produk tersebut juga ditemukan beredar di Aceh. Sementara ini yang bisa kami sampaikan, tidak ada,” ujarnya kepada Nukilan, Rabu (13/8/2025).

Menurut Yudi, klaim yang dilarang tersebut biasanya muncul dalam bentuk iklan atau promosi penjualan, baik melalui tulisan maupun gambar. “Begitu kami mendapatkan kalimat-kalimat seperti itu, kita tahu itu dilarang, baik dalam bentuk tulisan maupun iklannya,” jelasnya.

Ia menambahkan, meski belum ditemukan di Aceh, pihaknya tetap akan melakukan pemantauan aktif di lapangan. “Itu sebenarnya rata-rata iklan, bahasa orang jualan. Sementara di Aceh belum ada, tapi dengan adanya penegasan dari BPOM, kami keliling lagi,” kata Yudi.

Sebelumnya diberitakan, BPOM mengungkap adanya 14 produk kosmetik wanita yang dipasarkan dengan klaim menyesatkan dan bertentangan dengan norma kesusilaan. Promosi produk dilakukan dengan menggunakan klaim seperti “mengencangkan payudara”, “membesarkan payudara”, “mengatasi keputihan”, serta “merapatkan organ intim wanita”.

Klaim-klaim ini tidak sesuai dengan definisi kosmetik yang diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 18 Tahun 2024 tentang Penandaan, Promosi, dan Iklan Kosmetik. Dalam regulasi tersebut disebutkan bahwa kosmetik adalah produk yang digunakan untuk membersihkan, memberi aroma, mengubah penampilan, dan/atau menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

“BPOM telah menindaklanjuti temuan ini dengan mencabut izin edar produk. BPOM juga telah menginstruksikan pelaku usaha untuk menarik dan memusnahkan produk yang tidak sesuai dari peredaran, serta menghentikan seluruh bentuk promosi di berbagai media,” ujar Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, Senin (11/8/2025).[]

Reporter: Sammy

BMKG: Sejumlah Wilayah di Aceh Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Tiga Hari ke Depan

0
Ilustrasi Hujan. (foto: Shutterstock)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk periode tiga hari ke depan, 13 hingga 15 Agustus 2025. Sejumlah wilayah di Provinsi Aceh diperkirakan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang.

Prakirawan yang bertugas, Satya Juangga Dirta menyebutkan, kondisi ini dipicu oleh aktifnya Dipole Mode negatif yang meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia bagian barat.

“Selain itu, adanya daerah belokan angin (shearline) dan konvergensi, serta suhu muka laut yang hangat di perairan Aceh, memperbesar peluang terjadinya penguapan dan pembentukan awan hujan,” ujar Dirta kepada Nukilan, Rabu (13/8/2025).

Pada 13 Agustus, wilayah yang berpotensi hujan lebat meliputi Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan Aceh Selatan. Pada 14 Agustus, potensi serupa terjadi di Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Sementara pada 15 Agustus, wilayah terdampak meliputi Aceh Besar, Aceh Jaya, dan Aceh Utara.

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir, tanah longsor, dan angin kencang akibat perubahan dinamika atmosfer tersebut. “Jika melihat awan tebal berwarna hitam dan hujan mulai rintik-rintik di daerah pegunungan, masyarakat disarankan segera meninggalkan area lereng maupun wilayah aliran sungai,” kata Dirta. []

Reporter: Sammy

Jelang HUT RI ke-80, Aceh Singkil Belum Merdeka dari Jalan Berlubang

0
Kondisi jalan di Aceh Singkil. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | SINGKIL — Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, kritik tajam dilontarkan aktivis Aceh Singkil, Rahman S.H., terkait kondisi infrastruktur di daerah tersebut. Rahman menilai, kemerdekaan belum sepenuhnya dirasakan masyarakat karena berbagai persoalan mendasar tak kunjung teratasi.

Aceh Singkil Satu Juta Lubang, Satu Juta Dosa,” tulis Rahman dalam keterangannya yang diterima Nukilan.id, Rabu (13/8/2025). Ia menuturkan, jalan-jalan di Aceh Singkil dipenuhi lubang, bukan hanya satu atau dua, tetapi begitu banyak hingga warga menjulukinya “satu juta lubang”.

Kondisi itu, kata dia, membuat pengendara motor dan mobil harus ekstra hati-hati setiap hari agar terhindar dari kecelakaan.

“Lubang-lubang ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi simbol nyata kegagalan pemerintah memprioritaskan kebutuhan rakyat,” kata Rahman.

Rahman juga menyoroti kondisi jalan di jalan di Desa Buluara yang menurut informasi masyarakat setempat merupakan tanah kelahiran Bupati Aceh Singkil saat ini. Ia mengungkapkan, sejak kemerdekaan RI hingga kini, jalan menuju desa tersebut belum pernah tersentuh aspal.

Kondisi jalan di Desa Buluara. (Foto: For Nukilan)

“Saat musim hujan, jalannya berlumpur dan tergenang air. Musim kemarau, debu beterbangan. Generasi demi generasi di sana hidup dengan harapan yang terus diulur,” ungkapnya.

Ironisnya, lanjut Rahman, di tengah kondisi infrastruktur yang memprihatinkan, pemerintah daerah justru mengalokasikan anggaran Rp 2,2 miliar untuk membeli mobil dinas baru dan Rp 90 juta untuk iPad. Menurutnya, dana tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki jalan, mengaspal desa, dan memperlancar akses warga.

“Kita merdeka dari penjajah sejak 1945, tapi belum merdeka dari mentalitas feodal dan pemborosan anggaran. Setiap lubang di jalan adalah luka yang menganga, dan setiap pengadaan mewah adalah garam yang ditaburkan di atasnya,” tegasnya.

Rahman menegaskan, kemerdekaan seharusnya berarti bebas dari jalan rusak, polusi, dan kebijakan yang mengorbankan kepentingan rakyat demi gengsi pejabat.

“Jika pemerintah tak segera membenahi prioritasnya, maka perayaan kemerdekaan di Aceh Singkil hanyalah pesta di atas penderitaan,” katanya.

Ia menutup pernyataannya dengan mengingatkan, “Merdeka bukan hanya tentang mengibarkan bendera, tapi memastikan rakyat berjalan di jalan yang aman, bukan di jalan penuh lubang dan penuh dosa kebijakan.” (XRQ)

Reporter: Akil

Kepala Biro Isra Aceh Buka Kejuaraan PORLASI Aceh Open 2025

0
Suasana semarak tampak di Venue Layar, Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh, Rabu (13/8/2025), saat Kepala Biro Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat (Isra) Setda Aceh, Yusrizal, resmi membuka Kejuaraan PORLASI Aceh Open 2025. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Suasana semarak tampak di Venue Layar, Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh, Rabu (13/8/2025), saat Kepala Biro Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat (Isra) Setda Aceh, Yusrizal, resmi membuka Kejuaraan PORLASI Aceh Open 2025.

Kegiatan yang diikuti puluhan atlet dari berbagai kabupaten/kota di Aceh ini turut dihadiri unsur Forkopimda Aceh serta sejumlah pejabat terkait. Dalam sambutannya, Yusrizal yang hadir mewakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh, mengingatkan para atlet untuk menjunjung tinggi sportivitas dan menanamkan nilai-nilai Islami dalam setiap pertandingan.

“Kita tidak bisa melawan kehendak angin, namun kita bisa mengatur arah layar agar sampai ke tujuan, yakni garis finish,” pesannya kepada peserta kejuaraan.

Yusrizal berharap melalui ajang ini para atlet dapat menunjukkan kemampuan terbaik sekaligus memperkuat semangat pembinaan olahraga layar di Aceh.

Sementara itu, Ketua Pengprov PORLASI Aceh, Dedy Pawang, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Aceh melalui Dispora. Ia menilai kejuaraan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pembinaan dan pembibitan atlet layar di Tanah Rencong.

“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Aceh yang terus mendukung upaya kami dalam membina atlet layar. Harapannya, mereka kelak mampu berprestasi di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional,” ujarnya.

Kejuaraan PORLASI Aceh Open 2025 akan berlangsung hingga 16 Agustus 2025. Selain menjadi ajang kompetisi, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana seleksi dan evaluasi pembinaan olahraga layar di Aceh — sebuah langkah penting untuk melahirkan atlet-atlet berprestasi yang mampu mengharumkan nama daerah di masa mendatang.

Pemkab Aceh Barat dan Aceh Jaya Larang Lomba Panjat Pinang di HUT ke-80 RI

0
Ilustrasi panjat pinang. (Foto: Canva)

NUKILAN.ID | MEULABOH – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Aceh Barat dan Aceh Jaya tahun ini tidak akan diramaikan dengan lomba panjat pinang. Kedua pemerintah kabupaten tersebut resmi melarang warganya menggelar tradisi tersebut, dengan alasan keamanan dan minimnya nilai edukasi.

Bupati Aceh Barat, Tarmizi, meminta masyarakat menyesuaikan kegiatan perayaan kemerdekaan dengan kemampuan masing-masing, sekaligus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

“Berkenaan dengan hal tersebut, saudara para camat agar dapat menginformasikan kepada seluruh keuchik (kepala desa) di wilayahnya masing-masing untuk melarang dan tidak melaksanakan kegiatan panjat pinang,” ujarnya dalam keterangan kepada Nukilan.id, Selasa (12/8/2025).

Menurut Tarmizi, lomba panjat pinang dinilai berisiko membahayakan peserta dan tidak memberikan manfaat edukatif. Ia mendorong masyarakat mencari alternatif perlombaan yang lebih aman dan kreatif.

“Sebagai gantinya dapat melaksanakan kegiatan lainnya yang lebih kreatif dan bermanfaat serta lebih meriah,” tambahnya.

Kebijakan serupa juga diterapkan di Aceh Jaya. Bupati Safwandi mengeluarkan Instruksi bernomor 400.14.1.1/757/2025 yang ditujukan kepada para kepala desa.

Dalam instruksi tersebut, kepala desa diminta menggelar program atau kegiatan untuk menyemarakkan bulan kemerdekaan.

Namun, mereka juga diwajibkan “melarang dan tidak melaksanakan kegiatan panjat pinang pada peringatan hari ulang tahun Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2025 di wilayahnya dikarenakan kegiatan dimaksud tidak ada nilai edukasinya dan membahayakan peserta perlombaan.”

Dengan aturan ini, perayaan kemerdekaan di kedua kabupaten dipastikan akan hadir dengan warna baru melalui lomba-lomba yang lebih kreatif dan aman bagi masyarakat. (XRQ)

Reporter: Akil

Aceh Darurat HIV/AIDS, DPRK Banda Aceh Serukan Aksi Bersama

0
Wakil Ketua Komisi I DPRK Banda Aceh, Aiyub Bukhari. (Foto: Humas DPRK Banda Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Wakil Ketua Komisi I DPRK Banda Aceh, Aiyub Bukhari, menyatakan keprihatinannya atas lonjakan kasus HIV/AIDS di Banda Aceh pada 2025. Menurutnya, situasi ini sudah memasuki tahap darurat, sebagaimana diberitakan salah satu media.

Banda Aceh kini menjadi pusat penanganan kasus HIV/AIDS, tidak hanya karena tingginya temuan di ibu kota provinsi, tetapi juga lantaran banyak pasien dari kabupaten/kota lain memilih berobat ke fasilitas kesehatan di kota ini.

“Kami sangat prihatinan terhadap peningkatan kasus HIV/AIDS khususnya di Banda Aceh, terutama karena angka yang ditemukan cukup mengkhawatirkan,” ujar Aiyub Bukhari di sela rapat pembahasan anggaran bersama mitra kerja di kantor DPRK, Senin (11/8/2025).

Aiyub mengajak seluruh pihak, terutama kalangan muda di Banda Aceh, untuk mengambil peran aktif dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Ia juga menekankan pentingnya kontribusi orang tua dalam mengatasi masalah serius tersebut demi menyelamatkan Banda Aceh dari ancaman HIV/AIDS.

“Kemi mengharapkan dukungan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan tersebut baik dari pemerintah daerah, masyarakat, swasta, dan media serta semua pihak agar bersama-sama berperan aktif dalam mengakhiri epidemic HIV,” katanya.

Lebih lanjut, Aiyub berharap peran para pemuka agama dan ulama dapat bersinergi dengan pemerintah kota serta lembaga masyarakat. Sinergi ini dinilainya krusial dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Banda Aceh.

Editor: Akil

Kodim Aceh Selatan Bentuk Gugus Tugas untuk Perkuat Kedaulatan Pangan

0
Kodim 0107/Aceh Selatan menggelar kegiatan pembentukan koordinasi Gugus Tugas Kedaulatan Pangan di Aula Makodim, Selasa (12/8/2025). (Foto: Kodim AS)

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Kodim 0107/Aceh Selatan membentuk koordinasi Gugus Tugas Kedaulatan Pangan sebagai langkah strategis memperkuat ketahanan sekaligus mewujudkan kedaulatan pangan di wilayah setempat.

Kegiatan ini berlangsung di Aula Makodim, Selasa (12/8/2025), dihadiri Plt Kepala Dinas Pangan Aceh Selatan, unsur instansi terkait, Kepala Staf Kodim, para perwira staf, Danramil, Batuud, serta perwakilan personel dari seluruh Koramil jajaran.

Dandim 0107/Aceh Selatan, Letkol Inf Faiq Fahmi, menegaskan bahwa kedaulatan pangan menjadi salah satu pilar penting bagi kemandirian daerah. Ia berharap Gugus Tugas ini dapat menjadi wadah koordinasi dan sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi pertanian.

“Dengan adanya Gugus Tugas Kedaulatan Pangan, kita ingin memastikan bahwa setiap langkah strategis, mulai dari pengolahan lahan, distribusi pupuk, hingga pemasaran hasil panen, dapat berjalan terpadu dan efektif,” ujarnya.

Selain pembentukan struktur organisasi, kegiatan tersebut juga diisi dengan diskusi dan pemaparan rencana kerja. Program yang dibahas meliputi pendampingan petani, pemanfaatan teknologi pertanian modern, serta pengembangan komoditas unggulan daerah.

“Kodim 0107/Aceh Selatan berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Sinergi ini diharapkan mampu menjaga ketersediaan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di Aceh Selatan,” pungkas Letkol Inf Faiq Fahmi.

Populasi Gajah Sumatra di Aceh Capai 500–600 Individu

0
Ilustrasi habitat gajah sumatera (Foto: Betahita)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat populasi gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis) di provinsi ujung barat Indonesia diperkirakan mencapai 500 hingga 600 individu.

“Saat ini, populasi gajah sumatra di Aceh berkisar 500 hingga 600 individu. Pada beberapa kelompok gajah masih dijumpai bayi dan anak satwa dilindungi tersebut,” kata Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata di Banda Aceh, Selasa (12/8/2025).

Ujang menjelaskan, pihaknya terus berupaya mencegah interaksi negatif antara gajah dan masyarakat sebagai langkah menjaga kelestarian satwa dilindungi itu. Upaya tersebut dilakukan melalui patroli bersama warga untuk mengamankan habitat, penguatan koridor kehidupan liar sebagai wilayah jelajah gajah, serta penyosialisasian pentingnya konservasi.

“Termasuk pembuatan pembatas kawasan antara budi daya masyarakat dengan wilayah jelajah gajah,” ujarnya.

Ia juga mengajak warga menyesuaikan komoditas yang ditanam di lahan budi daya dengan jenis tanaman yang tidak disukai gajah, agar terhindar dari potensi gangguan satwa tersebut.

Ujang mengingatkan masyarakat untuk menjaga jarak aman dari kawanan gajah, tidak memprovokasi satwa liar, serta menghindari aktivitas malam hari di jalur lintas gajah.

“Kami mengingat masyarakat tidak melakukan tindakan melukai gajah seperti memasang jerat, racun, atau menembak. Semua perbuatan tersebut melanggar hukum dan membahayakan keselamatan,” tegasnya.

BKSDA Aceh juga meminta masyarakat segera melaporkan jika menemukan atau melihat keberadaan gajah liar kepada aparat desa maupun petugas konservasi terdekat.

Editor: Akil

Wali Nanggroe: 20 Tahun MoU Helsinki, Momentum Evaluasi dan Revitalisasi Perdamaian

0
Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haytar. (Foto: Dok. Pribadi)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar menegaskan bahwa peringatan dua dekade penandatanganan MoU Helsinki harus dijadikan sebagai titik evaluasi dan revitalisasi semangat perdamaian di Aceh.

Penegasan itu ia sampaikan saat menjadi pembicara pada kegiatan Commemoration of the 20th Anniversary of the Aceh Peace Agreement, sesi bertajuk Refleksi dari Kepemimpinan Aceh dalam Proses Perundingan, yang digelar di Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Kabag Kerja Sama dan Humas Wali Nanggroe, Zulfikar Idris, menyebutkan acara tersebut dilaksanakan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), sebuah organisasi internasional yang berdiri sejak 2008 di Jakarta.

Turut hadir dalam kesempatan itu antara lain mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla; mantan Menteri Hukum dan HAM RI sekaligus Ketua Juru Runding RI pada perundingan MoU Helsinki, Hamid Awaluddin; serta Juha Christensen, salah seorang inisiator perdamaian Aceh asal Finlandia. Hadir pula sejumlah menteri Kabinet Merah Putih Prabowo–Gibran, perwakilan negara sahabat, lembaga donor, tokoh nasional, hingga akademisi dari berbagai universitas di Indonesia.

“Dua puluh tahun yang lalu, saya berdiri di meja perundingan sebagai Kepala Delegasi dari Gerakan Aceh Merdeka. Itu bukan posisi yang mudah. Kami datang membawa luka panjang rakyat Aceh, dengan harapan besar namun juga kekhawatiran mendalam. Namun di tengah ketegangan dan perbedaan, ada satu hal yang menyatukan kita, keinginan untuk menghentikan pertumpahan darah dan membuka jalan menuju masa depan yang damai dan bermartabat,” ujar Wali Nanggroe.

Menurutnya, proses perundingan di Helsinki bukan sekadar urusan politik, tetapi juga sebuah proses batin dan penyembuhan kolektif. “Kami menyadari bahwa perjuangan sejati bukan hanya di medan perlawanan, tetapi di medan keberanian untuk berdialog, untuk mengakui luka masing-masing, dan untuk bersama-sama membangun harapan baru bagi generasi Aceh dan Indonesia yang akan datang.”

Ia menegaskan, perdamaian yang lahir dari perundingan tidak pernah lahir dari rasa menang atau kalah. “Perdamaian sejati lahir dari keberanian untuk memahami dan menghargai satu sama lain. Karena itu, Perjanjian Helsinki bukan hanya hasil dari negosiasi dua pihak, tetapi merupakan warisan bersama antara Aceh dan Indonesia, yang menandai kemenangan akal sehat, kebijaksanaan, dan cinta kepada rakyat.”

Kini, lanjutnya, ia berdiri sebagai Wali Nanggroe Aceh—bukan lagi negosiator—dengan amanah untuk menjaga warisan perdamaian. “Sebagai Wali Nanggroe, saya berkewajiban untuk menjaga kesinambungan adat, sejarah, dan budaya Aceh, serta menjadi pengingat hidup bahwa perdamaian yang kita miliki hari ini adalah hasil dari keberanian di masa lalu.”

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa perdamaian bukanlah akhir, melainkan awal perjuangan baru. “Kita telah mencapai banyak hal. Tapi kita juga harus mengakui masih banyak pekerjaan rumah, mulai dari implementasi butir-butir perjanjian yang belum tuntas, pemenuhan hak-hak korban konflik, dan penguatan lembaga-lembaga lokal agar mampu berdiri tegak dalam sistem otonomi yang bermartabat. Oleh karena itu, momentum 20 tahun ini harus kita jadikan titik evaluasi dan revitalisasi semangat perdamaian.”

Wali Nanggroe menekankan pentingnya menjaga perdamaian di berbagai lini. “Perdamaian tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang selesai, namun harus terus dipelihara, ditumbuhkan, dan diperjuangkan di ruang-ruang kebijakan, di ruang publik, dan terutama di hati setiap anak bangsa.”

Kepada Pemerintah RI, ia mengajak untuk merawat komitmen yang telah dibangun. “Implementasi perjanjian damai bukan semata soal administrasi atau politik, tetapi soal menjaga kepercayaan, soal membangun masa depan yang damai dan setara.”

Ia juga berpesan kepada generasi muda Aceh dan Indonesia untuk menjadi “penjaga damai, bukan pewaris luka.” Mereka diminta untuk mengenang sejarah, menghormati pengorbanan syuhada, dan melangkah maju dengan visi baru menuju Aceh yang damai, maju, serta bermartabat dalam bingkai keindonesiaan yang adil dan demokratis.

Dalam kesempatan itu, ia turut menyampaikan apresiasi kepada semua pihak—baik dari Aceh, Pemerintah RI, maupun komunitas internasional—yang telah menjaga perdamaian selama dua dekade terakhir, khususnya Crisis Management Initiative (CMI) dan Pemerintah Finlandia.

Mengakhiri pernyataannya, Wali Nanggroe mengutip sebuah hikmah:

“Orang yang paling kuat bukanlah yang mampu menaklukkan musuh, tetapi yang mampu menaklukkan egonya demi perdamaian.”

“Semoga Allah SWT meridhai setiap ikhtiar kita untuk menjaga dan memperkuat perdamaian ini, untuk Aceh, untuk Indonesia, dan untuk dunia,” tutupnya.

Pada kegiatan itu, Wali Nanggroe turut didampingi Anggota Majelis Tuha Peut Prof. Syahrizal Abbas; Anggota Tuha Lapan Drs. Kamaruddin; Staf Khusus Teuku Kamaruzzaman (Ampon Man), Dr. Muhammad Raviq, dan Dr. Rustam Efendi; serta Khatibul Wali Abdullah Habusllah. []

Bupati Aceh Tengah Resmikan Bulan Imunisasi Anak Sekolah dan Layanan Cek Kesehatan Gratis

0
upati Aceh Tengah Drs. Haili Yoga, M.Si secara resmi meluncurkan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan layanan cek kesehatan gratis di MIN 8 Takengon, Selasa Pagi (12/08/2025). (Foto: HUMAS Pemkab Aceh Tengah)

NUKILAN.ID | TAKENGON – Bupati Aceh Tengah, Drs. Haili Yoga, M.Si, secara resmi meluncurkan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2025 sekaligus layanan cek kesehatan gratis di MIN 8 Takengon, Selasa pagi (12/8/2025).

Kegiatan ini dihadiri Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Tengah, unsur MPU, Ketua TP PKK, para camat, kepala puskesmas, petugas imunisasi, kepala sekolah, guru, dan ratusan siswa-siswi.

Dalam sambutannya, Bupati Haili Yoga menekankan bahwa imunisasi merupakan investasi penting bagi masa depan anak.

“Semua anak harus imunisasi agar dapat mencapai cita-citanya. Mari kita dukung penuh program ini demi terwujudnya generasi yang sehat, kuat, dan cerdas,” ujarnya.

Ia mengimbau seluruh petugas imunisasi untuk memastikan layanan menjangkau semua anak sekolah di Aceh Tengah.

“Kegiatan BIAS ini harus menjangkau semua anak, agar kita semua sehat,” tambahnya.

Bupati juga mengingatkan peran orang tua dalam mendukung imunisasi. Untuk itu, ia meminta camat dan kepala puskesmas menyebarluaskan informasi, MPU memberikan fatwa yang mendorong partisipasi, serta Kementerian Agama mengedukasi orang tua melalui sekolah dan madrasah.

Menurut Haili Yoga, sinergi semua pihak menjadi kunci keberhasilan program ini. “Kesehatan anak-anak hari ini adalah bekal mereka untuk menjadi pemimpin masa depan,” katanya.

Peresmian BIAS ditandai pemukulan gong, dilanjutkan pelepasan balon oleh Ketua TP PKK Aceh Tengah yang disambut riuh tepuk tangan para siswa. Bupati Haili juga melakukan penyuntikan imunisasi secara simbolis kepada salah satu siswa, diikuti tenaga kesehatan yang langsung melayani anak-anak di lokasi.

Selain imunisasi, tersedia layanan cek kesehatan gratis meliputi pemeriksaan umum, pengukuran tinggi dan berat badan, serta konsultasi gizi. Para siswa tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tengah menyampaikan bahwa BIAS 2025 akan digelar di seluruh kecamatan dengan target 100 persen anak usia sekolah mendapatkan imunisasi sesuai jadwal.

“Dengan dukungan semua pihak, kami optimistis pelaksanaan BIAS 2025 di Aceh Tengah akan sukses, dan anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang sehat dan tangguh,” tutup Bupati Haili Yoga.

Editor: Akil