Beranda blog Halaman 122

Sekelompok Orang Ngaku Keluar dari Hutan Ngamuk di Kantor Dinas Perkim Aceh

0
Sekelompok Orang Ngaku Keluar dari Hutan Ngamuk di Kantor Dinas Perkim Aceh. (Foto: Detik.com)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sebuah video yang menampilkan sekelompok orang mengamuk di Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh menjadi viral di media sosial. Salah satu pria dalam video itu mengaku baru keluar dari hutan dan sempat menendang kursi.

Rekaman yang dilihat Rabu (13/8/2025) itu menunjukkan belasan orang berada di salah satu ruangan di kantor Perkim Aceh. Terlihat seorang pria mengenakan seragam aparatur sipil negara (ASN) duduk di kursi, terpisah oleh meja dari kerumunan tersebut.

Awalnya, seorang pria berbicara dengan nada tinggi sambil menunjuk ke arah ASN tersebut. Seorang pria berkemeja sempat mencoba menenangkan situasi, namun diminta duduk oleh pria lainnya.

Mereka berbicara dalam bahasa Aceh, sesekali disertai suara tendangan kursi. Dalam momen tersebut, terdengar permintaan agar mereka dihargai.

“Panggil Kapolda-kapolda, hargai kami sedikit, kami keluar dari hutan,” ucap salah seorang pria dalam video.

Di rekaman itu juga terdengar ancaman untuk membawa ASN tersebut ke mobil. Sang ASN tetap berada di posisinya sambil mengangkat kedua tangannya.

Kepala Dinas Perkim Aceh, Teuku Aznal Zahri, membenarkan insiden itu. Ia menyebut kejadian terjadi pada Selasa (12/8/2025) siang di ruang Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Perkim Aceh. Saat itu, ada sekitar 15 orang di lokasi.

“Beberapa di antara mereka mempertanyakan proyek kepada Arief dengan nada tinggi sambil menggertak, menyepak kursi dan juga mengeluarkan kata-kata mengancam,” kata Aznal dalam keterangannya.

Menurut Aznal, kelompok tersebut akhirnya meninggalkan kantor setelah berdialog langsung dengannya dan mendapatkan penjelasan. Namun, mereka sempat menyampaikan tuntutan.

“Salah seorang dari mereka sempat mengatakan wajib ada keputusan terkait proyek untuk mereka,” jelasnya.

Editor: Akil

Disdik Aceh dan SV IPB Siapkan Program Kerja di Jepang

0
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Marthunis berdiskusi dengan tim Sekolah Vokasi IPB membahas kerja sama pendidikan vokasi di Banda Aceh. (Foto: SV IPB)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dinas Pendidikan Aceh menjajaki kerja sama strategis dengan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (SV IPB) dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Aceh melalui pendidikan vokasi dan penempatan tenaga kerja di Jepang.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A., menerima langsung kunjungan tim SV IPB yang dipimpin Dekan, Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT, di Kantor Disdik Aceh, Jumat (8/8).

Dalam pertemuan itu, SV IPB mengusulkan program bagi pemuda Aceh, khususnya dari Aceh Selatan, yang mencakup pendidikan bahasa Jepang hingga level JLPT N4/N3, pelatihan keterampilan teknis di sektor pertanian modern, manufaktur, perawatan lansia, serta pembekalan budaya dan etika kerja Jepang.

Program berdurasi 12 bulan tersebut terbagi atas sembilan bulan masa studi dan tiga bulan persiapan keberangkatan. Setiap tahun ditargetkan dapat merekrut 100 hingga 250 peserta, dengan tingkat penempatan minimal 80 persen lulusan di Jepang.

Skema pembiayaan rencananya akan menggunakan sistem syariah, termasuk melalui dana talangan Qardh Hasan dari Baitulmal, Bank Aceh Syariah, dan Bank Syariah Indonesia.

“Kami menyambut baik inisiatif ini karena sejalan dengan upaya Pemerintah Aceh dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing alumni vokasi Aceh,” ujar Marthunis.

SV IPB menargetkan penandatanganan nota kesepahaman dan pembentukan tim koordinasi dalam waktu dekat, agar program ini dapat berjalan pada tahun ajaran berikutnya.

“Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan ini serta kepada kawan-kawan yang telah menyukseskan kegiatan ini,” ujarnya. (xrq)

Inflasi Banda Aceh Capai 1,97 Persen, Harga Makanan dan Perawatan Pribadi Jadi Pemicu Utama

0
Ilustrasi inflasi. (Foto: Freepik)

Nukilan | Banda Aceh – Kota Banda Aceh mencatat inflasi tahunan (year-on-year) sebesar 1,97 persen pada Juli 2025, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh. Inflasi ini ditopang oleh kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran utama, terutama makanan, minuman, dan tembakau serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Dikutip Nukilan dari laporan terbaru BPS Banda Aceh, Indeks Harga Konsumen (IHK) Banda Aceh per Juli 2025 tercatat sebesar 108,86, naik dari 106,76 pada periode yang sama tahun sebelumnya. Secara bulanan (month-to-month), inflasi mencapai 0,42 persen, sementara secara tahunan hingga Juli 2025 (year-to-date), tercatat sebesar 2,30 persen.

“Kelompok pengeluaran yang paling mendorong laju inflasi tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 5,36 persen dan andil inflasi sebesar 1,56 persen,” tulis laporan tersebut, dikutip Nukilan, Rabu (13/8/2025).

Komoditas penyumbang inflasi utama di kelompok ini meliputi ikan tongkol, beras, tomat, ikan dencis, dan sigaret kretek mesin (SKM). Ikan tongkol sendiri menyumbang 0,27 persen dari inflasi tahunan.

Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi tahunan paling tinggi, yakni mencapai 12,98 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,79 persen. Komoditas yang paling mendorong kenaikan harga di kelompok ini adalah emas perhiasan, yang menyumbang inflasi sebesar 0,70 persen.

Di sisi lain, terdapat beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi sebesar 3,67 persen, memberikan andil deflasi sebesar -0,71 persen. Penurunan tarif air minum PAM menjadi penyumbang deflasi terbesar di kelompok ini, dengan andil -0,76 persen.

Kelompok pendidikan juga mencatat deflasi sebesar 1,47 persen, terutama karena turunnya biaya sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama. Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta perlengkapan rumah tangga masing-masing mengalami deflasi 0,93 persen dan 0,61 persen.

Jika dibandingkan dengan beberapa kota lain di Aceh, Banda Aceh mencatat inflasi yang relatif lebih rendah. Sebagai perbandingan, Meulaboh mencatat inflasi tahunan tertinggi di Provinsi Aceh pada Juli 2025 sebesar 3,82 persen, hampir dua kali lipat dari inflasi di Banda Aceh.

BPS juga mencatat bahwa beberapa komoditas yang sempat menyumbang inflasi bulan lalu seperti beras, bawang merah, dan telur ayam ras masih memberi tekanan pada Juli ini, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Di sisi lain, penurunan harga pada komoditas seperti cabai merah, tomat, dan beberapa jenis ikan ikut menahan laju inflasi bulanan.

Dengan kondisi tersebut, BPS menilai inflasi di Banda Aceh masih dalam batas aman dan terkendali, meskipun tetap diperlukan perhatian terhadap komoditas pangan dan jasa yang memiliki fluktuasi tinggi, terutama menjelang akhir tahun. []

Reporter: Sammy

Kejati Aceh Tahan Tiga Tersangka Korupsi PSR Senilai Rp 38 Miliar

0
Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Aceh, Muhammad Ali Akbar. (Foto: Nukilan/Rezi)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Kejaksaan Tinggi Aceh menahan tiga tersangka tindak pidana korupsi dalam kasus dugaan penyimpangan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kabupaten Aceh Jaya senilai Rp38,4 miliar, Rabu (13/8/2025).

Ketiga tersangka yang ditahan adalah S, seorang wiraswasta mantan Ketua Koperasi Sama Mangat dan Anggota DPRK aktif periode 2024-2029, TM yang merupakan mantan Kepala Dinas Pertanian Aceh Jaya periode 2021-2023, dan TR, mantan Kadis di dinas yang sama pada 2017-2022 yang saat ini menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Jaya.

“Penahanan dilakukan untuk mempercepat proses penyidikan sekaligus mencegah kemungkinan tersangka melarikan diri, menghilangkan barang bukti, atau memengaruhi saksi,” kata Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Aceh, Muhammad Ali Akbar kepada awak media, termasuk Nukilan.

Ali Akbar menambahkan, mengingat posisi para tersangka di pemerintahan, potensi intervensi sangat besar. Penahanan akan berlangsung selama 20 hari hingga 1 September 2025 di Rutan Kelas IIB Banda Aceh dan dapat diperpanjang jika penyidikan belum selesai.

Dalam operasi yang sama, penyidik juga menyita barang bukti senilai lebih dari Rp17 miliar dari koperasi pihak ketiga. Para tersangka dijerat Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 jo. Pasal 18 UU Tipikor dengan ancaman pidana minimal 1 tahun hingga maksimal penjara seumur hidup.

Kasus bermula ketika S mengusulkan bantuan PSR untuk 599 pekebun dengan total lahan 1.536,7 hektare dalam empat tahap selama periode 2019-2021. Proposal tersebut lolos verifikasi Dinas Pertanian Aceh Jaya yang menerbitkan rekomendasi teknis dan melanjutkannya ke Kementerian Pertanian RI hingga BPDPKS. Berdasarkan rekomendasi tersebut, dana sebesar Rp38,4 miliar kemudian dicairkan ke rekening Koperasi Produsen Sama Mangat.

Namun, penyelidikan mengungkap fakta mengejutkan di lapangan. Berdasarkan data Kementerian Transmigrasi RI dan hasil analisis citra satelit periode 2018-2024, sebagian besar lahan PSR yang diajukan ternyata bukan milik pekebun, melainkan eks lahan PT Tiga Mitra yang masih berstatus Hak Pengelolaan (HPL) Kementerian Transmigrasi RI.

Rekaman drone dan analisis dari Ahli Geographic Information System (GIS) Universitas Syiah Kuala semakin memperkuat bukti bahwa lokasi tersebut hanya berupa hutan dan semak belukar tanpa satu pun tanaman sawit milik masyarakat.

Meski demikian, Dinas Pertanian Aceh Jaya tetap menerbitkan rekomendasi dan SK CP/CL yang menjadi dasar penyaluran dana PSR. Akibatnya, dana bantuan miliaran rupiah tersebut tidak menghasilkan kebun sawit baru sebagaimana yang diatur dalam regulasi.

Reporter: Rezi

Kejari Sabang Geledah Kantor Keuchik Cot Ba’u Terkait Dugaan Korupsi Dana Desa

0
Tim penyik saat menggeledah Kantor Keuchik Gampong Cot Ba'u, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Rabu (13/8/2025). Foto: Dok. Kejari Sabang

NUKILAN.id | Sabang – Tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Sabang menggeledah Kantor Keuchik Gampong Cot Ba’u, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Rabu (13/8/2025).

Penggeledahan ini dilakukan terkait dugaan penyimpangan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG) periode 2019-2023.

Penggeledahan yang dipimpin langsung oleh Kepala Kejari Sabang Milono Raharjo berlangsung selama empat jam, mulai pukul 10.30 hingga 13.30 WIB.

Dalam penggeledahan tersebut, tim penyidik berhasil menemukan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk memperkuat bukti dugaan penyimpangan.

Kepala Kejari Sabang melalui Kasi Intelijen, Mohamad Rizky mengatakan, penggeledahan ini merupakan bentuk komitmen kejaksaan dalam menegakkan hukum secara profesional, transparan, dan akuntabel.

“Kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami memastikan kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat,” kata Rizky dalam keterangan tertulisnya yang diterima Nukilan.

Rizky menambahkan, sejak November 2024, penyidik telah melakukan penyidikan terhadap dugaan penyimpangan tersebut dan kini berkoordinasi dengan auditor guna menghitung potensi kerugian keuangan negara. Seluruh dokumen hasil penggeledahan dibawa ke Kantor Kejari Sabang untuk diteliti lebih lanjut.

“Setelah menerima hasil perhitungan kerugian negara dari tim auditor, penyidik akan segera menetapkan pihak yang bertanggung jawab dan melimpahkan perkara ini ke Pengadilan Tipikor Banda Aceh,” tegasnya.

Reporter: Rezi

Danrem 011/Lilawangsa Lepas Kepala Staf, Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto Pindah Tugas ke Kodam II/Sriwijaya

0
Danrem 011/Lilawangsa Lepas Kepala Staf, Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto Pindah Tugas ke Kodam II/Sriwijaya. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | LHOKSUMAWE – Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, memimpin tradisi satuan pelepasan pejabat Kepala Staf Korem di Gedung Jenderal Ahmad Yani Korem 011/Lilawangsa, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Rabu (13/8/2025).

Acara tersebut menjadi momen perpisahan bagi Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto yang akan mengakhiri masa tugasnya sebagai Kepala Staf Korem 011/Lilawangsa. Selanjutnya, ia akan mengemban amanah baru sebagai Inspektur Utama Umum (Irutum) Inspektorat Kodam (Itdam) II/Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan.

Dalam sambutannya, Danrem Ali Imran menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kinerja Eko Wahyu selama mendampinginya memimpin Korem 011/Lilawangsa.

“Saya dan seluruh keluarga besar Korem menyampaikan terima kasih kepada Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto beserta istri, dan selamat atas kepercayaan dan amanah dari pimpinan akan mengemban jabatan baru sebagai Irutum Itdam, di Kodam II/Sriwijaya,” ujarnya.

Ia juga berpesan agar Eko Wahyu menjalankan tugas di satuan baru dengan penuh tanggung jawab dan tetap membawa semangat positif yang telah terjalin selama di Korem 011/Lilawangsa.

“Bawa hal yang positif sebagai bekal di satuan baru, kebersamaan ini jadikan warna kekeluargaan di mana pun bertugas, selalu berdoa semoga kita semua senantiasa mendapat petunjuk dan kemudahan dalam melanjutkan pengabdian kepada bangsa dan negara,” harapnya.

Ali Imran menambahkan, rotasi jabatan merupakan bagian dari penyegaran organisasi untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas satuan serta menjadi momentum penting dalam berinovasi demi kemajuan TNI AD.

Acara pelepasan ini turut dihadiri para Dandim jajaran Korem 011/Lilawangsa, para Kasi dan Pasi Korem, para komandan satuan dinas jawatan, serta prajurit TNI.

Abu Paya Pasi Dikukuhkan sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman

0
Prosesi pengukuhan Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman. (Foto: Nukilan/Rezi)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, resmi mengukuhkan Tgk. H. Muhammad Ali atau akrab disapa Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Banda Aceh, Rabu (13/8/2025).

Pengukuhan tersebut didasarkan pada Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 400.8/978/2025 tentang Penunjukan Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Tahun 2025.

Amatan Nukilan di lokasi, acara pengukuhan yang berlangsung di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh tersebut berjalan dengan aman dan tertib. pengukuhan juga dihadiri para ulama, Forkopimda, anggota legislatif, serta ratusan santri yang memadati area masjid bersejarah tersebut.

“Saya Gubernur Aceh, mengukuhkan Tgk. H. Muhammad Ali atau Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Aceh tahun 2025. Saya percaya bahwa Abu Paya Pasi mampu melaksanakan amanah dan kewajiban dengan sebaik-baiknya,” kata Mualem.

Usai pengukuhan, Mualem menyerahkan surat penunjukan dan menyematkan syal Imam Besar kepada Abu Paya Pasi. Prosesi dilanjutkan dengan peusijuk oleh sejumlah ulama sebagai bentuk doa dan restu.

Reporter: Rezi

Kesalahpahaman Oknum Brimob dan Warga di PT Bapco Berakhir Damai 

0
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto. (Foto: Dok. Polda Aceh)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol. Joko Krisdiyanto menyampaikan bahwa kesalahpahaman antara oknum personel Brimob yang melaksanakan pengamanan di PT Bahruny Plantation Company (Bapco) dengan warga telah diselesaikan secara baik melalui mediasi oleh Muspika Paya Bakong, Aceh Utara.

“Benar, sempat terjadi kesalahpahaman antara personel pengamanan PT. Bapco dengan warga terkait hewan ternak yang sempat ditahan oleh pihak perusahaan. Namun, hal itu sudah dimediasi oleh Muspika setempat. Terkait adanya beberapa tuntutan tambahan dari warga, maka akan dibahas lagi dalam pertemuan atau mediasi lanjutan pada 19 Agustus mendatang,” ujar Joko, Rabu, 13 Agustus 2025.

Joko menjelaskan, personel Brimob yang bertugas di PT Bapco ditugaskan untuk memastikan keamanan di area tersebut. Pada hari kejadian, terjadi interaksi yang memicu ketegangan, sehingga sempat muncul tindakan yang terkesan kurang humanis.

Namun, ia menegaskan, hal tersebut bukan bermaksud untuk melukai atau merugikan warga, melainkan sebagai upaya meredam situasi agar tidak berkembang menjadi kericuhan yang lebih besar.

“Atas nama institusi, kami memohon maaf apabila ada tindakan anggota kami yang dirasakan kurang humanis. Perlu kami tegaskan, tujuan utama personel di lapangan adalah menjaga situasi tetap aman dan kondusif,” jelasnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap tenang serta mengedepankan musyawarah dan menahan diri dari sikap yang dapat memicu provokasi.

“Mari kita semua menjaga suasana yang aman, apalagi saat ini kita sedang bersiap menyambut peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Semua persoalan akan lebih baik diselesaikan melalui komunikasi dan musyawarah,” imbau Joko.

Peace Forum II: Perdamaian Aceh Harus Dirasakan Seluruh Lapisan Masyarakat

0
Plt Kepala Sekretariat Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Mahdi Effendi saat membuka Aceh Peach Forum II di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, pada Rabu 13 Agustu 2025. (Foto: Nukilan/Rezi)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) bekerja sama dengan Pemerintah Aceh menggelar Aceh Peace Forum (APF) ke-II dengan mengusung tema “Strategi Menuju Kesejahteraan dan Keadilan Rakyat Aceh, serta Perdamaian Dunia.”

Kegiatan yang berlangsung di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, pada Rabu (13/8/2025) ini dibuka oleh Gubernur Aceh yang diwakili Plt Kepala Sekretariat Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Mahdi Effendi.

Dalam kesempatan tersebut, Mahdi mengatakan, APF II menjadi momentum penting untuk merefleksikan 20 tahun perdamaian Aceh sekaligus mengumpulkan gagasan strategis dalam memperkuat agenda pembangunan kesejahteraan dan keadilan rakyat, serta mempromosikan perdamaian dunia.

“Forum ini mengajak kita untuk berpikir melampaui masa lalu, merancang langkah-langkah nyata untuk hari esok. Dua dekade perdamaian adalah bukti ketabahan dan kebersamaan, namun perjalanan kita belum selesai,” ujarnya.

Ia menegaskan, tugas besar ke depan adalah memastikan hasil perdamaian dapat dirasakan di seluruh pelosok dan lapisan masyarakat. 

Hal itu, kata Mahdi, mencakup pengurangan kesenjangan, penguatan layanan dasar, penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan generasi muda dan perempuan, serta memastikan pembangunan berjalan inklusif.

Ketua Panitia kegiatan, Nina Noviana menjelaskan, Aceh Peace Forum II bertujuan untuk merefleksikan dan mengkritisi 20 tahun pelaksanaan perdamaian Aceh guna mendapatkan gagasan strategis dan konseptual dalam memperkuat perdamaian Aceh di 20 tahun ke depan.

“Forum ini menjadi ajang untuk berbagi pembelajaran dari berbagai tantangan dan keberhasilan yang telah dilewati selama dua dekade terakhir. Kelemahan yang ada harus dikoreksi, sementara kekuatan yang telah dibangun harus terus dijaga dan dikembangkan,” katanya

Lebih lanjut, Nina menyampaikan bahwa pembelajaran dari perdamaian Aceh dapat menjadi contoh bagi wilayah konflik lain, seperti Patani, Papua, dan Kashmir.

Forum ini dihadiri 60 peserta yang terdiri dari civil society Aceh, akademisi, dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam advokasi Undang-Undang Pemerintahan Aceh.

Sebagai informasi, Aceh Peace Forum pertama telah diselenggarakan pada 2015 dalam peringatan 10 tahun perdamaian Aceh oleh Aceh Nisi Fiososan Ipaskos, ACSTF, bersama organisasi masyarakat sipil lainnya.

Pada peringatan ke-20 perdamaian Aceh ini, Aceh Peace Forum II diselenggarakan dengan berkolaborasi bersama beberapa lembaga swadaya yang ada di Aceh.

Reporter: Rezi

Prof Didin Soroti Program Ekonomi Prabowo: Harus Jadi Subject of Control

0
Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo), Prof Didin Damanhuri. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO), Prof Didin, menilai sejumlah program ekonomi era Presiden Prabowo Subianto perlu diawasi secara ketat agar benar-benar menyejahterakan rakyat.

Menurutnya, selama satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo, strategi big push yang berfokus pada pembangunan infrastruktur justru meninggalkan rakyat. Sementara pada masa Prabowo, meski mengusung ekonomi kerakyatan, permasalahan mendasar belum sepenuhnya teratasi.

“Ada MBG yang sudah menyedot Rp171 triliun, walaupun yang direalisasikan baru Rp4,4 triliun. Lalu Koperasi Desa Merah Putih yang dinyatakan akan hadir di lebih dari 80 ribu desa untuk mendorong pergerakan ekonomi rakyat di pedesaan dengan pendampingan. Kalau itu berjalan, maka itu sangat bagus. Namun yang jadi pertanyaan, apakah SDM yang ada di desa itu memadai untuk mengelola koperasi desa dengan 6 outletnya itu. Managementnya bagaimana?” ujarnya.

Prof Didin mengingatkan bahwa koperasi harus tetap mengedepankan prinsip gotong royong, bukan sekadar entitas liberal. Ia meragukan kemampuan sebagian anggota koperasi desa dalam mengelola dana Rp2 hingga Rp5 miliar yang disalurkan pemerintah.

“Kalau program Koperasi Desa dijalankan dengan pendampingan dalam ketrampilan manajemen serta penyadaran ruh koperasi, maka itu bisa menimbulkan multiflier effect yang besar di pedesaan. Ada anggaran besar yang masuk ke desa. Lalu bagaimana pengawasannya? Jika tidak dibimbing dengan baik, maka akan berujung pada kredit macet. Perhitungan yang ada menyatakan nilai kredit macetnya bisa mencapai Rp85 triliun dalam 5 tahun. Ini bukan sinisme ya, tapi masukan pada pemerintah. Agar risiko itu bisa dimimalisir,” jelasnya.

Hal serupa ia sampaikan untuk program Sekolah Rakyat. Menurutnya, pemerintah sebaiknya memperkuat sekolah inpres yang sudah ada di pedesaan, ketimbang membangun program baru dengan sistem gratis yang berpotensi mematikan sekolah lama.

“Masalah sekolah-sekolah itu ditinggalkan, karena kurangnya fasilitas, kurangnya guru, kurikulumnya tidak berkembang. Lalu kenapa tidak memperbaiki yang ada. Renew saja harusnya. Saya khawatir, dengan sistem gratis pada Sekolah Rakyat, akan semakin mematikan sekolah inpres yang kondisinya semakin memburuk,” katanya.

Prof Didin juga menyoroti konsep Danantara, gagasan mendiang Soemitro Djojohadikusumo yang mengedepankan state-led development. Ia mengingatkan, sistem ini hanya akan berhasil jika didukung politik yang bersih dari transaksi dan kebocoran.

“Negara-negara Skandinavia dan Jepang berhasil dengan sistem tersebut. Yang perlu ditekankan, sistem ini membutuhkan sistem politik yang tidak transaksional. Sistem yang tidak mengizinkan kebocoran sedikit pun. Sementara, dari hasil penelitian saya, kebocoran APBN saat ini mencapai 40 hingga 57 persen. Lebih bocor dibandingkan era Soeharto. Kalau mau berhasil, pemerintah harus serius memberantas korupsi,” tegasnya.

Menurutnya, Soemitro pernah mendorong pemilihan enam BUMN terbaik sebagai alat kesejahteraan rakyat. Ia menilai konsep sovereign wealth fund seperti Danantara berpotensi luar biasa, asalkan tidak menyimpang dari amanat UUD 1945.

“Dana abadi negara yang bersumber dari aset dan omset dari sekitar 1.000 BUMN dengan aset total Rp15.000 triliun yang diserahkan, atas dasar UU 1 Tahun 2025. Kemarin itu ada Rp90 triliun dividen BUMN yang diserahkan ke Danantara. Sebelumnya Rp80 triliun. Tambahan lagi, ada pernyataan dari politisi PDIP, bahwa Danantara meminjam 10 miliar Dollar ke Bank Asing. Pertanyaannya, kerugian mis-management Danantara kan tidak bisa dipidanakan, jadi kok seperti entitas swasta,” ujarnya.

Ia juga mempertanyakan apakah fungsi public service obligation (PSO) dan corporate social responsibility (CSR) BUMN akan tetap berjalan jika fokus beralih ke investasi melalui Danantara.

“Terlepas dari banyaknya kritik, tetap ada yang sampai ke rakyat. Dengan ada Danantara, apalah fungsi PSO dan CSR itu tetap melekat pada BUMN atau lebih berfokus pada investasi yang relasi pada kesejahteraan pada rakyatnya tidak terlihat. Saya berharap, Danantara ini tidak menyimpang dari UUD 1945. Tapi, kalau Danantara itu berhasil dikelola, seperti layaknya Temasek, maka itu sangat bagus,” ujarnya lagi.

Di akhir, Prof Didin menegaskan pentingnya pengawasan menyeluruh terhadap seluruh program pemerintah, baik oleh presiden, DPR, maupun masyarakat.

“Pemerintah, rakyat, cendekiawan harus mengawasi seluruh program ini, agar benar-benar memberi kesejahteraan pada rakyat, jangan sampai bocor, kalau rugi harus bisa diaudit dan dipertanggungjawabkan. Jangan sampai aset milik rakyat ini tidak perform,” tutupnya.

Editor: Akil