Kamanpye Stop Kekerasan terhadap Perempuan, Kopri PMII Aceh Soroti Kepemimpinan Perempuan Muda

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Kekerasan terhadap perempuan masih menjadi permasalahan serius di Aceh. Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Aceh per Oktober 2024, tercatat 1.098 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan Banda Aceh sebagai wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 135 kasus. Dari total tersebut, 164 kasus berupa pelecehan seksual, sementara kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi kasus terbanyak dengan 330 laporan.

Menanggapi hal ini, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Aceh menggelar kampanye “16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan” (16 HAKTP) yang digabungkan dengan peringatan Hari Lahir Kopri ke-57. Acara tersebut berlangsung pada Jumat (6/12/2024) di SMEA Jeulingke Premium, Banda Aceh, dengan tema Kepemimpinan Perempuan Muda dalam Pemerintahan Baru Aceh.

Peran Strategis Perempuan Muda

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Nora Idah Nita, Anggota DPRA periode 2024-2029, dan Lia Nurhilaliah, aktivis perempuan Fatayat NU Aceh. Dalam diskusi, para pembicara menyoroti pentingnya kepemimpinan perempuan muda yang memiliki visi jelas, komunikasi efektif, integritas tinggi, serta kemampuan untuk terus mengembangkan diri.

“Dengan tema ini, kami ingin mendorong perempuan muda untuk berani mengambil peran kepemimpinan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional,” ujar Desi Hartika, Sekretaris Kopri Aceh.

Desi menambahkan bahwa acara ini menjadi momen refleksi atas capaian yang telah diraih sekaligus langkah awal menyusun strategi baru menghadapi tantangan masa depan.

“Kami berharap kampanye ini bisa menciptakan resonansi yang lebih besar dalam perjuangan hak perempuan, sekaligus menjadi sarana strategis untuk mengangkat narasi positif tentang peran perempuan muda di pemerintahan baru,” katanya.

Kolaborasi dan Dukungan

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Forum Alumni Aktivis Mahasiswa Islam (FAAM-I) dan melibatkan kolaborasi berbagai pihak. Menurut Lia Nurhilaliah, penting bagi perempuan untuk saling mendukung dalam berbagai sektor kehidupan.

“Sebagai perempuan, kita harus saling mendukung, baik dalam ranah pemerintahan, kampus, maupun komunitas. Tidak boleh ada diskriminasi di antara kita,” ujarnya.

Lia juga mendorong perempuan muda untuk berani mengambil peran, termasuk dalam posisi strategis di berbagai bidang.

Momentum untuk Perubahan

Kopri Aceh berharap, dengan semangat kolaborasi dan kepemimpinan perempuan muda, lahir generasi baru yang visioner dan mampu menciptakan perubahan positif.

“Ini adalah komitmen kami untuk terus memperjuangkan keadilan dan kesetaraan gender, tidak hanya di Aceh tetapi juga di seluruh Indonesia,” tutup Desi.

Dengan perpaduan kampanye dan perayaan, acara ini menjadi tonggak penting dalam memperjuangkan hak perempuan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News