Nukilan.id – Beberapa hari ini, kondisi Respiratory Intensif Care Unit atau RICU di Rumah Sakit Zainoel Abidin atau RSUDZA Banda Aceh, dikabarkan telah terisi penuh oleh pasien terpapar Covid-19. Bahkan sejumlah Dokter pun mengakui bahwa situasi saat ini semakin menjadi lebih parah.
Mendengar situasi tersebut, Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) M Rizal Fahlevi Kirani, pertanyakan pemerintah Aceh atas janji penyediaan 11 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Aceh. Hal itu di sampaikannya saat ditanyai Dialeksis.com, Kamis, 20/5/2021.
Menurut politis PNA ini, langkah ini sudah semestinya dilakukan oleh Pemerintah Aceh mengingat lonjakan kasus positif Covid-19 di Aceh saat ini sudah menyentuh angka 10.000 orang.
“sebelumnya pemerintah Aceh telah janjikan 11 rumah sakit di Aceh menjadi rujukan pasien Covid-19, entah kenapa?, hal ini belum juga di lakukan, kita bisa lihat bagaimana kondisi lonjakan pasien Covid-19 ini sekarang, jika hanya RSUZA saja menjadi rujukan, maka bisa kita melihat bagaimana buruknya Pemerintah Aceh dalam menangani pandemi Covid-19.” Lugas nya.
Fahlevi menganggap Pemerintah Aceh seperti abai, hingga saat ini tampak kalang kabut dalam menangani kasus positif dan penanganan dan pencegahan Covid-19 ini.
Sebenarnya, lanjut Fahlevi, sebelumnya skema itu sudah pernah disampaikannya kepada Pemerintah Aceh jauh hari sebelum kasus positif Covid-19 di Aceh melonjak seperti dalam dua pekan terakhir.
“Sudah kami sampaikan sebelumnya, tapi pemerintah terlalu euforia di awal mungkin, tidak melakukan apa-apa hingga saat ini melonjak terus kasusnya. Sekarang 12 ruangan RICU RSUZA sudah penuh, dokter dan perawat kalang kabut terima Pasien Covid-19, ini buktinya sudah terjadi dan tentu kita pemerintah Aceh sadar akan hal ini,” Pungkas Fahlevi.[]