Nukilan.id – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Aceh Teuku Taufiqulhadi mengatakan, ada gerakan sistematis untuk memframing negative partainya, sehingga Nasdem kalah di Aceh pada Pemilihan Umum 2019 lalu.
“Ada framing negative dilakukan secara sistematis di Aceh, melakukan demonstrasi, menyerang sesuatu yang tidak benar. Ada mobilisasi massa untuk menyerang kita, melakukan framing negative, menyebut partai penista agama, dan lain-lain. Sekarang, saya serukan kader Nasdem untuk melawan itu, karena kita tidak seperti mereka tuduhkan,” kata Taufiqulhadi lewat rilis yang diterima Nukilan.id, Kamis (16/9/2021).
Menurut Taufiq, framing negative merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu. Penonjolan aspek-aspek tertentu itu untuk membenamkan realitas sebenarnya, sehingga orang-orang memahami suatu hal secara negative.
Taufiqulhadi mengatakan itu merespon Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. H. Faisal Ali yang menyampaikan, framing negative bukan hanya dialami oleh Partai Nasdem, melainkan dialami juga oleh banyak partai lain. Hanya saja, partai-partai lain tetap membangun komunikasi positif, sering silaturahmi dan berkunjung ke dayah-dayah, sehingga mereka juga mendapat respon positif masyarakat dan akhirnya mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.
Di sisi lain, menurut Lem Faisal – panggilan akrab Tgk H Faisal Ali, seperti ada komunikasi yang terputus, antara kader-kader Nasdem di Aceh dengan ulama.
“Di masa lalu (waktu Pemilu 2019 -red), jarang kita lihat kiprah mereka dengan ulama, dan jarang juga kita dengar mereka bersilaturrahmi dan mendengar pendapat ulama,” ujarnya.
Untuk itu, Taufiqulhadi sependapat dengan Lem Faisal, dan mengajak seluruh kader Nasdem untuk melawan framing negative terhadap partai Nasdem, salah satu caranya adalah dengan melakukan konsolidasi partai.
“Melawan, bukan berarti dengan cara arogan, tetapi dengan melakukan komunikasi politik yang baik, Kader-kader Nasdem harus turun ke basis masing-masing, sering-sering kunjungi dayah dan bertanya kepada ulama,” tegasnya.
Kader Nasdem, menurutnya jangan eksklusif, tetapi harus turun ke gampong-gampong, ngobrol dan tanya pendapat Abu-Abu, bekerja maksimal dengan mendengar ulama.
“Dari sini kita akan perbaiki struktur dan kepengurusan partai, mengurangi perbedaan dan perbanyak persamaan. Bicara Aceh, adalah bicara ulama, kita akan membangun Aceh dengan restu ulama. Jika kader melakukan ini, insha Allah, partai ini Kembali gemilang di masa depan,” ujar Taufifqulhadi.(red)