Tuesday, July 2, 2024

Transformasi Pendidikan di Indonesia Menyongsong Masa Depan yang Lebih Cerah

Nukilan.id – Podcast “Curhatan Merry Riana” baru-baru ini merilis episode spesial yang mengupas tuntas tantangan dan perubahan yang perlu dilakukan dalam sistem pendidikan Indonesia. Dalam podcast tersebut Merry Riana, seorang pengusaha, konten kreator, dan motivator yang juga pernah kuliah di Singapura berbicara tentang kelemahan pendidikan di Indonesia dan membandingkannya dengan Singapura.

Kemudian Nukilan.id mengutip dari kanal Youtube Dr. Indrawan Nugroho pada Sabtu (6/1/2023). Dalam wawancara Dr. Indrawan, Merry Riana menyoroti masalah utama pendidikan formal di Indonesia. Menurutnya, fokus pendidikan Indonesia terlalu banyak pada keterampilan akademis yang terkait dengan bidang ilmu tertentu, sedangkan aspek seperti mindset, soft skill, dan pola pikir tidak mendapatkan perhatian yang cukup, padahal itu sangat penting.

Merry mengatakan, ketika kita melihat pendidikan di Google, kita akan menemukan banyak informasi tentang apa yang salah dengan pendidikan kita. Namun, kata Merry yang paling penting adalah fokus terlalu berlebihan pada keterampilan akademis.

Tidak hanya itu, ia juga menyoroti perubahan cepat dalam dunia saat ini yang membuat kurikulum menjadi ketinggalan zaman. Pada hakikatnya, lebih penting membentuk pola pikir dan mindset yang kokoh sejak dini daripada hanya fokus pada keterampilan teknis yang mungkin cepat berubah.

“Yang harus difokuskan bukan hanya keterampilan, tetapi juga mindset, dari awal anak-anak perlu diajarkan bahwa nilai di satu bidang tertentu bukanlah batasan untuk mencapai kesuksesan di bidang lain,” ucapnya dalam podcast tersebut.

Merry Riana juga berbagi pengalaman pribadinya selama kuliah di Singapura, di mana budaya kompetitif dan semangat juang tinggi sangat ditekankan. Ia menyebut bahwa lingkungan belajar yang ketat dan kompetitif telah membentuk karakternya. Di Singapura, budaya kompetitif sangat kental. Anak-anak di sana sudah diajarkan untuk bersaing sejak usia dini. Ini memberi dorongan besar untuk mencapai kesuksesan.

Namun, Merry Riana juga mengingatkan tentang potensi tekanan berlebihan yang dapat timbul dari budaya kompetitif tersebut. Ia berpendapat sementara semangat juang dan kompetitivitas dapat membantu dalam pembentukan karakter, namun perlu diimbangi dengan rasa tanggung jawab diri sendiri. Pandangannya tentang peran institusi pendidikan dan pemerintah dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik. Ia menekankan pentingnya proyek-proyek nyata yang melibatkan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh.

“Jika saya menjadi menteri pendidikan di Indonesia, saya akan fokus pada proyek-proyek pendidikan, pendidikan bukan hanya tentang transfer informasi, tetapi transformasi, artinya setiap siswa perlu memiliki proyek sebagai hasil nyata dari pembelajaran mereka,” ujarnya lagi.

Podcast ini memberikan sudut pandang yang segar dan solusi konkret terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia. Merry menegaskan bahwa perubahan perlu dimulai dari mindset dan pola pikir serta perlunya melibatkan siswa dalam proyek-proyek pendidikan yang dapat membentuk mereka menjadi individu yang berkompeten dan siap menghadapi tantangan di masa depan. [Auliana Rizky]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img