Monday, April 29, 2024

Pimpinan DPRA Minta Gubernur Copot Kadisperindag Aceh

Nukilan.id – Beberapa waktu yang lalu saya membaca pernyataan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Mohd. Tanwier, yang dimuat oleh beberapa media yang menyatakan anjloknya harga tomat di Kabupaten Bener Meriah disebabkan oleh kurangnya kualitas dan waktu panen tomat yang bersamaan. Lebih spesifik, yang bersangkutan menyatakan bahwa tomat Bener Meriah lebih asam dan cepat busuk.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Hendra Budian, SH dalam keterangannya kepada Nukilan.id, Kamis (12/8/2021).

“Ada beberapa poin yang saya garis bawahi dari pernyataan tersebut, Pertama, Kadisperindag Aceh, tidak memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik, bahkan tidak berlebihan jika saya menyebutnya “Buruk”,” kata Hendra Budian.

Menurut Hendra, buruknya kemampuan komunikasi publik para pejabat di jajaran Pemerintah Aceh tersebut semakin menambah deretan kegagalan Pemerintah dalam menyikapi berbagai macam persoalan yang tengah di hadapi oleh masyarakat Aceh.

Kedua, kata dia, pernyataan Kadisperindag Aceh tersebut tidak memiliki “Sense of Crisis” sama sekali, mengingat ditengah kondisi Pandemi Covid-19, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sangatlah memprihatinkan, apalagi di Kab. Bener Meriah misalnya, satu-satunya sumber penghasilan masyarakat bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan.

“Sedangkan, disaat yang bersamaan Disperindag Aceh tidak memberikan solusi konkrit sama sekali, seharusnya mereka memikirkan bagaimana membuat program-program yang dapat memberi Ekonomi “Nilai tambah” bagi masyarakat,” ujarnya.

Kemudian ketiga, Hendra menyebutkan, pernyataan Kadisperindag Aceh tersebut tidak berbasis data dan penelitian yang saintifik, sebagaimana yang tertulis pada salah satu media.

“Saya pernah dengar kalau tomat di Bener Meriah itu lebih asam dan cepat busuk, sehingga pedagang enggan membelinya. Maka, cara mengatasi hal tersebut yaitu dengan rekayasa pertaniaan untuk mengubah kualitasnya. Karena berdagang itu harus kreatif. Jadi, buatlah sesuai yang orang suka, agar produknya laku,”. kata Hendra mengulang perkataan Kadisperindag Aceh.

Pernyataan seperti itu, sambungnya, jelas tidak mencerminkan pernyataan yang disampaikan oleh seorang pejabat publik.

Selanjutnya keempat, pernyataan tersebut berpontensi menimbulkan Preseden buruk bagi produksi tomat Bener Meriah di masa mendatang. Bagaimana tidak, pernyataan asal-asalan seperti itu, apalagi disampaikan oleh seorang pejabat publik, jelas akan menurunkan tingkat kepercayaan pasar terhadap kualitas tomat Bener Meriah.

Terakhir, Hendra mengatakan, ditengah situasi sulit yang dihadapi masyarakat seperti sekarang ini, saya meminta kepada Pemerintah Aceh, untuk memberi respon-respon yang solutif atas setiap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, bukan malah memberi pernyataan ngawur—yang menyalahkan sana-sini.

“Kami meminta kepada saudara Gubernur Aceh untuk memberikan tindakan tegas kepada bawahan-bawahannya yang suka memberikan pernyataan-pernyataan ngawur yang menimbulkan kegaduhan ditengah-tengah masyarakat, bila perlu “Pecat” saja,” tegas Hendra

“Untuk persoalan yang krusial, apalagi bersentuhan langsung dengan Ekonomi masyarakat, saya meminta setiap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Aceh didasari dengan kajian-kajian yang komprehensif,” pungkas Politisi Partai Golkar Ini.[]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img