Monday, April 29, 2024

Peringati Hari Remaja Internasional, Pj Ketua Tim PKK Aceh Ajak Generasi Muda Cegah Kekerasan

Nukilan.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Aceh mengelar acara peringatan International Youth Day atau peringatan Hari Remaja Internasional 2023 yang mengankat tema Green Youth Festival dan diikuti oleh seratusan remaja Aceh dari berbagai kalangan.

Pada peringatan Hari Remaja Internasional 2023 tersebut, Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Ayu Candra Febiola Nazuar, meminta generasi muda agar lebih menjaga lingkungan dan mencegah kekerasan terhadap sesama remaja, termasuk kekerasan seksual, dalam upaya mempersiapkan mereka menjadi generasi pembangun bangsa di masa depan.

“Kesadaran remaja Aceh terhadap lingkungan cenderung masih terbagi dua, ada kubu remaja yang sangat konsen terhadap lingkungan, dan sebahagian lagi masih banyak juga remaja yang apatis terhadap hal-hal seperti itu. Tentu ini menjadi PR besar bagi Aceh untuk meningkatkan kesadaran ini pada remaja, agar mereka bisa merawat dan menjaga lingkungan, ini sangat perlu digerakkan dari semua lini,” kata dia.

Menurutnya, angka kekerasan terhadap remaja juga relatif tinggi berdasarkan laporan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh (DP3A). Sehingga hal itu membuat kesehatan remaja baik fisik maupun mental terganggu, yang berdampak jangka panjang terhadap kaum muda.

Oleh karena hal itu, dia mengajak semua pihak khususnya Ketua TP PKK kabupaten/ kota se-Aceh, untuk terus bergerak melakukan penguatan-penguatan pola asuh terhadap anak, hingga mereka beranjak dewasa. Terutama penyiapan di masa pubertas mereka.

Baca Juga: Pemkab Aceh Besar Ikuti Zoom Meeting Dengan Dirjen Otda

Ayu menjelaskan, pubertas merupakan masa transisi anak menuju dewasa. Di masa ini waktu penting untuk membentuk dan memperkenalkan pendidikan seksual sejak usia dini atau PAUD.

“Di masa ini anak sudah diajarkan secara bertahap pengenalan bagian penting dari tubuhnya, kemudian apa yang boleh disentuh dan tidak. Ketika mendekati masa pubertas ini orang tua dan pihak sekolah harus mengajarkan itu dengan baik,” jelasnya.

Selanjutnya, ia menambahkan, bahwa di era digitalisasi ini, akses informasi yang kian mudah digapai membuat anak-anak akan mencari tahu segala informasi sendiri, sehingga pemahaman mereka tentang seksualitas akan sangat vulgar lantaran tidak adanya bimbingan.

“Kita anggap pendidikan seksual itu tabu, tapi justru kita kebobolan dari medsos dan internet, karena pornografi ada digenggaman kita (gadget) dan siapapun bisa mengakses bahkan anak-anak,” tambahnya.

Sementara itu, Ayu juga meminta kepada para orang tua agar lebih sadar dan peka terhadap tingkah laku anak, kemudian dan tidak lagi menganggap pendidikan seksual bertahap itu tabu, sehingga mampu bangun komunikasi hangat dengan anak, dengan benar-benar mempersiapkan masa pubertasnya.

Kemudian ia mengungkapkan, pentingnya edukasi kepada generasi muda sanga diperlukan salah satunya edukasi tentang seksual yang disampaikan secara bertahap dengan bahasa ibu dan kehangatan orang tua akan lebih efektif dibandingkan, kasih informasi dadakan yang diperoleh dari luar. Walaupun proses pendidikan ini butuh waktu panjang dan harus dimulai sedini mungkin, yakni dari usia 0 hingga 10.

“Jadi peran orang tua dalam pola asuh harus digencarkan,” tutupnya. []

Baca Juga: Walikota Banda Aceh Diminta Evaluasi Kinerja BKPSDM

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img