Beranda blog Halaman 2241

KPK Undang Gubernur Aceh dan Walikota Terkait Tumpang Tindih Aset

0
Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Gedung KPK Jakarta.

Nukilan.id – Kedeputian Koordinasi Supervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengundang Gubernur Aceh Ir. H. Nova Iriansyah, MT dan Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, SE, Ak, MM untuk menyelesaikan aset tumpang tindih antara Pemerintah Provinsi Aceh dengan Pemerintah Kota Banda Aceh di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta. Kamis (11/2/2021)

“Melalui pertemuan ini KPK memfasilitasi kesepakatan penyelesaian permasalahan terkait kepemilikan delapan aset antara lain gedung, sekolah SD dan pelabuhan,” kata pelaksana tugas (Plt) juru bicara KPK bidang pencegahan, Ipi Maryati dikonfirmasi.

Katanya, pertemuan ini akan didampingi oleh Kedeputian Koordinasi Supervisi untuk menyelesaikan sejumlah aset yang tumpang tindih antara Pemerintah Provinsi Aceh dengan Pemerintah Kota Banda Aceh.

“Gubernur Aceh dan Walikota Banda Aceh beserta jajaran diterima Deputi Kooordinasi Supervisi Wilayah Herry Muryanto, Direktur Koordinasi Supervisi 1 KPK Didik Agung Widjanarko beserta jajaran,” ujar Ipi Maryati.

Hingga kini KPK belum memberikan keterangan hasil dari pertemuan ini. []

Laporan: Akhi Wanda

Survei Facebook, 74,59 Persen Masyarakat Indonesia Bersedia Vaksin Covid-19.

0

Nukilan.id – Hasil survey global terbaru dilakukan Facebook berkerjasama dengan University of Maryland terkait vaksinasi Covid-19 bahwa 74,59 persen masyarakat Indonesia memberi respons bersedia menerima vaksin Covid-19.

Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tekno Liputan6, Kamis (11/2/2021)

Pihak Facebook mengambil sampel dari masyarakat yang menggunakan platformnya untuk berpartisipasi terhadap survei terpisah.

“Sebagai bagian dari program Data for Good kami, Facebook bekerja sama dengan mitra akademis,” kata Facebook.

Survei dilakukan di 200 negara sejak April 2020 lalu dan survey ini disebut sebagai survei terbesar yang dilakukan Facebook untuk membantu peneliti kesehatan. Gunanya, untuk memantau dan memperkirakan penyebaran Covid-19.

“Dengan lebih dari 39 juta respons hingga saat ini,” tutur Facebook menambahkan.

Kesediaan masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19 sangat bervariasi di seluruh dunia. Misalnya, di Vietnam tingkat rata-rata kesediaan menerima vaksin mencapai 86 persen, sementara di Filipina hanya 60 persen.

Dukung Upaya Vaksinasi Covid-19

Pada awal pekan lalu, Facebook juga mengumumkan beberapa langkahnya untuk mendukung vaksinasi di seluruh dunia. Di antaranya, perusahaan mengeluarkan 120 juta dolar AS dalam bentuk kredit iklan untuk membantu kementerian kesehatan, LSM dan badan-badan PBB menjangkau miliaran orang di seluruh dunia dengan informasi tentang pencegahan penyakit dan vaksin Covid-19.

Kemudian, facebook juga menyediakan data untuk menginformasikan pemberian vaksin yang efektif dan upaya edukasi untuk membangun kepercayaan pada vaksin COVID-19 serta Memperluas upaya perusahaan untuk menghapus klaim palsu di Facebook dan Instagram tentang Covid-19 dan vaksin.

“Selama setahun terakhir, lebih dari 2 miliar orang dari 189 negara terhubung ke informasi tepercaya tentang virus Corona melalui Pusat Informasi Covid-19 kami,” tulisnya.

Facebook telah menghapus lebih dari 12 juta konten di Facebook dan Instagram yang berisi misinformasi yang membahayakan hingga menyebabkan cedera fisik.[]

Sumber:stories-id.feednews.com

Aksi APBA, Tuntut Nova Iriansyah dan Taqwallah Netral dalam Seleksi Eselon II

0
Aliansi Pemuda Bergerak Aceh (APBA) di Depan Kantor Gubernur Aceh, Kamis (11/2/2021)

Nukilan.id – Aliansi Pemuda Bergerak Aceh (APBA) meminta Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Sekda Taqwallah untuk bersikap netral dalam pelaksanaan seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II). Aksi berlangsung di Halaman Kantor Gubernur Aceh, Kamis (11/2/2021).

“Jangan ada istilah titipan khusus di belakang layar. Kami minta Gubernur dan Sekda Aceh bersikap netral dalam seleksi Eselon II. Jika ada istilah titipan khusus atau KKN dalam seleksi eselon II nantinya, maka nama Gubernur ikut menjadi rusak.” Kata Hardiansyah, Penganggung jawab aksi unjuk rasa tersebut.

Makanya–lanjut Herdian–Aliansi Pemuda Bergerak Aceh (APBA) meminta Gubernur Aceh dan Sekda Aceh untuk membiarkan peserta mengikuti setiap proses tahapan seleksi, agar dalam seleksi nantinya dapat berpacu dengan sportif.

“Karena siapapun yang terpilih sebagai Pimpinan Tinggi Pratama, sifatnya mutlak karena kemampuannya, tanpa ada tekanan dari pihak manapun,” lanjutnya.

Untuk itu APBA mengecam keras apabila ada pihak yang memperjual belikan jabatan kepala dinas, karena hal itu tidak sesuai dengan nilai-nilai ke Islaman dan ke Acehan. Selain itu, pihaknya juga mengecam jika ada penyimpangan atau titipan kepala dinas dalam tahapan seleksi terbuka pengisian jabatan Pimpinan Tinggi Pratama,” tegas Hardiansyah.

“Kami tidak main-main dalam hal ini, jika ada ditemukan permainan dan kecurangan dalam seleksi pejabat Pratama ini, maka kami akan laporkan kasus ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), KASN, Kejagung dan Kapolri,” demikian Hardiansyah.[]

Laporan: Akhi Wanda

Seorang Pemuda, Jadi Mualaf Usai Bertemu Rombongan Haji, Bagaimana kisahnya?

0
Foto: Ilustrasi/net

Nukilan.id | Diceritakan Syekh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Haji, bahwa Ibrahim Al-Khawash  rah.a jika hendak bepergian tidak pernah memberitahu atau mengatakan kepada siapapun. Dia hanya mengambil tongkatnya untuk berjalan. 

Hamid al-Aswad berkata, “Ketika aku sedang bersamanya di masjid, tiba-tiba ia mengambil tongkatnya dan berjalan. Maka Hamid mengikutinya dari belakang.”

Ketika keduanya telah sampai di Qadisiyah, ia berkata. “Wahai Hamid, engkau hendak ke mana?”

Hamid menjawab. “Wahai Tuanku, saya keluar hanya untuk mengikuti kepergianmu.”

Ibrahim berkata  “Sesungguhnya aku hendak pergi ke Makkah, Insya Allah.”

Hamid pun berkata. “Aku juga hendak pergi ke Makkah, Insya Allah.”

Tiga hari kemudian ada seorang pemuda bergabung bersama keduanya dalam sebuah perjalanan. Pemuda itu telah berjalan bersama mereka sehari semalam. 

Hamid heran terhadap pemuda tersebut yang tidak pernah menjalankan sholat, tidak sujud kepada Allah SWT. Atas keadaan itu Hamid memberitahunya kepada Ibrahim. 

“Sesungguhnya anak muda itu tidak sholat,” katanya.

Ibrahim menghampiri anak muda itu lalu duduk dan berkata kepadanya. “Wahai anak muda mengapa engkau tidak sholat, sedangkan sholat itu adalah kewajiban pertama kali sebelum haji.”

Anak muda itu berkata, “Wahai Syekh, Aku memang tidak berkewajiban sholat.”

Ibrahim bertanya, “Apakah kamu bukan seorang muslim? Apakah agamamu?”

Pemuda itu menjawab, “Aku seorang Nasrani. Dalam agamaku diajarkan tawakal namun aku tidak bisa membuktikan tawakal yang sebenarnya, sehingga aku keluar ke daratan yang tidak ada apa-apa seperti ini kecuali Dzat Yang Disembah agar teruji dalam hatiku dan pikiran untuk.”

Ibrahim lalu berdiri dan berjalan sambil berkata kepada Hamid,  “biarkan ia bersamamu.”

Maka pemuda itu berjalan bersama keduanya sampai di suatu tempat. Ibrahim mencuci pakaiannya yang kotor, kemudian duduk, lalu berkata kepadanya. “Siapa namamu?”

Pemuda itu menjawab, “Abdul Masih.”

Ibrahim berkata. “Wahai Abdul Masih tempat ini adalah pintu masuk Makkah. Tempat ini termasuk Tanah Haram. Sesungguhnya Allah SWT telah mengharamkan orang seperti kamu memasukinya. 

“Sesungguhnya orang yang musyrik itu najis maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram,”  Kata Ibrahim membacakan QS Attaubah ayat 28.

“Sedangkan apa yang engkau maksudkan untuk melatih dirimu telah terlaksana, maka jangan engkau masuk ke Makkah.”

Ibrahim mewanti-wanti kepada Al-Masih jika mereka melihatnya ada di sana, maka orang-orang Muslim akan menolaknya. 

Dan kemudian Syekh Ibrahim dan Hamid meninggalkannya dan segera masuk ke Makkah. Ketika keduanya pergi ke tempat wukuf dan berhenti duduk di Arafah, tiba-tiba mereka berjumpa dengan pemuda itu. Ia mengenakan pakaian ihram dengan wajah berseri.

“Ketika telah berdiri di depan kami ia langsung memeluk Syekh Ibrahim dan mencium kepalanya.”

Syekh Ibrahim bertanya. “Apa yang terjadi denganmu perubahanmu?”

Al-Masih ia menjawab, “Sekarang aku bukanlah hamba sesembahan Al-Masih.”

Ibrahim berkata, “Ceritakan kepadaku mengenai kisahmu.”

Maka pemuda itu bercerita. Kata dia, ketika Ibrahim dan Hamid pergi meninggalkannya, ia duduk di tempat itu hingga datang rombongan haji, maka ia berdiri dan mengenakan pakaian seperti orang miskin sehingga tampak seolah-olah aku sedang berpakaian ihram. 

“Sesaat kemudian aku melihat Ka’bah, kemudian tampak olehku semua agama itu rusak, kecuali agama Islam,” katanya.

“Kemudian aku memeluk Islam, mandi lalu berpakaian Ihram dan hari ini aku memang ingin mencari.”

Kemudian mereka bertiga selalu bersamanya sampai meninggal dunia di tengah-tengah fakir miskin. Semoga Allah SWT merahmatinya [republika.co.id].

Wujud Anjing Ajag Sekilas Mirip Serigala, Jangan Keliru?

0
Foto: Wikimedia Commons/David Raju/Creative Commons Atribusi-Berbagi Serupa 4.0 Internasional/Free to share

Nukilan.id | Bagi sebagian orang, anjing adalah hewan peliharaan yang menggemaskan. Kesetiaan dan kepintarannya selalu membuat jatuh cinta.

Namun, ada satu jenis anjing asli Indonesia yang jarang disebut namanya. Jenis ini hidup di hutan belantara hingga wilayah pegunungan. Perawakannya sedang, berwarna cokelat kemerahan. Bagian bawah dagu, leher, hingga ujung perutnya putih, sedangkan ekornya panjang dan berbulu tebal kehitaman.

Namanya anjing ajag, yang pastinya berbeda dengan serigala. Fauna ini berasal dari spesies Cuon alpinus. Di Indonesia, ada dua jenis yaitu Cuon alpinus javanicus [anjing hutan jawa] dan Cuon alpinus sumatrensis [anjing hutan sumatera]. Di beberapa daerah Jawa, ajag sering disebut asu kikik.

Secara luas Cuon alpinus, mengutip Greeners, tersebar di kawasan Asia mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Russia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam.

Ajag memiliki lolongan keras dan jelas. Biasanya hidup berkelompok dalam lima hingga dua belas ekor, tergantung lingkungannya. Dalam kondisi tertentu, ia dapat hidup soliter [sendiri]. Jenis ini merupakan pemburu yang menyukai kelinci, kancil, babi hutan, kijang, dan rusa.

Sejauh ini, penelitian tentang ajag di Indonesia masih terbatas. Belum ada data pasti mengenai populasinya di Sumatera dan Jawa. Keberadaan ajag di Jawa diketahui berada di Taman Nasional Alas Purwo, Baluran, Gede Pangrango, Halimun Salak, dan Ujung Kulon. Di Sumatera kehadirannya terdeteksi di di Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat.

Heboh

Akhir Desember 2020 lalu, anjing ajag menjadi buah bibir di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ia diduga menyebabkan matinya 15 kambing dan satu ekor anak sapi di Desa Ciangir dan Desa Cipondok.

Mengutip Tribun Cirebon, Plt Camat Cibingbin Imas Minardih mengatakan matinya ternak warga itu akibat koloni ajag. “Warga melihat jelas koloni ajag berwarna kuning kecokelatan tersebut,” kata Imas, Minggu [20/12/2020].

Tak hanya dua desa, menurut keterangan Kepala Desa Cipondok Rudiyanto, warganya juga mengalami kejadian yang sama. Total, 25 ekor kambing mati di desanya.

Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, merupakan wilayah pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ciremai [3.078 meter]. Gunung ini adalah yang tertinggi di Jawa Barat. Fenomena anjing ajag memangsa hewan ternak warga di Kuningan bisa menjadi peringatan awal akan berukurangnya mangsa di hutan.

Pastinya, anjing ajag memiliki peran penting dalam ekosistem hutan. Penelitian berjudul “Studi Pakan Ajag [Cuon alpinus javanicus] dengan Fecal Analisis di Taman Nasional Baluran Jawa Timur” oleh R. Teja Suryo Nugraha, Satyawan Pudyatmoko, Bambang Agus Suripto [UGM 2010], menunjukkan, ajag mengendalikan populasi mangsa [prey] dengan proses pemangsaan. Namun, salah satu ancaman keberlangsungan hidup ajag adalah menurunnya populasi prey yang dimangsanya.

Ajag dapat bertahan hidup dengan memangsa beberapa jenis prey untuk memenuhi kebutuhan energinya. Untuk itu, mempertahankan populasi mangsanya harus dilakukan. “Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui jenis apa saja mangsanya, khusunya di Pulau Jawa,” jelas penelitian itu.

Populasi

Penelitian Anxious Yoga Perdana berjudul “Sebaran Spasial Ajag [Cuon alpinus Pallas 1811] di Taman Nasional Baluran” dari Depertemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor [2014], menunjukkan ajag lebih memilih berburu   secara berkelompok untuk mendapatkan mangsa besar seperti rusa timor. Namun, ajag juga dapat berburu sendiri atau berpasangan. “Tergantung pada ketersediaan mangsa,” tulis Yoga.

Ajag menyukai perburuan terhadap mangsa yang masih hidup, namun dijumpai juga memakan sisa-sisa bangkai banteng, rusa, dan babi.

“Bedasarkan hasil pengamatan lapangan, ajag selalu ditemukan berburu mangsa hidup yaitu rusa timor. Kelompok ajag akan memakan mangsa buruan yang sudah tertangkap secara bersama tanpa adanya kompetisi.”

Populasi ajag dewasa pada habitat alami di seluruh dunia, berdasarkan IUCN, diperkirakan tidak lebih dari 2.200 ekor, dan diprediksi menurun. Satu hal penyebab menurunnya populasi ajag adalah adanya anggapan masyarakat bahwa jenis ini merupakan satwa yang merugikan, sehingga dijadikan satwa buruan untuk dimusnahkan. Selain itu, kerusakan habitat satwa mangsa juga memberikan pengaruh terhadap berkurangnya populasi.

Yoga menjelaskan, data mengenai sebaran spasial aktivitas ajag sangat diperlukan untuk mengetahui pengaruh ancaman tersebut. “Identifikasi sebaran spasial aktivitas ajag mencakup yang terlihat secara perjumpaan langsung maupun tidak, dari jejak yang ditinggalkan. Dengan begitu, diharapkan dapat mendukung pengelolaan ajag, sehingga terjamin kelestarian dan keseimbangan ekosistemnya.”

Di Taman Nasional Baluran, sebaran spasial aktivitas ajag dipengaruhi tipe penutupan vegetasi. Menurut Yoga, perjumpaan langsung dengan ajag berpeluang ditemukan di savana dibandingkan tipe vegetasi lainnya.

Lembaga Konservasi Dunia [IUCN] menetapkan status ajag pada kategori Genting [Endangered/En] atau dua langkah menuju kepunahan di alam liar. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, anjing ajag merupakan jenis satwa dilindungi [mongabay.co.id].

Tidak ada Penangkapan Kejari Bireuen, Ini Klarifikasi Kejati Aceh

0
Ilustrasi

Nukilan.id – Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Aceh Munawal Hadi menjelaskan, tidak ada penangkapan Kejari Bireuen oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun Satuan Tugas (Satgas) 53 seperti isu yang beredar Rabu kemarin.

“Itu tidak benar,” kata Munawal Hadi ketika dikonfirmasi, Kamis, (11/2/2021).

Dijelaskannya, Tidak ada penangkapan kejari bireuen yang dilakukan oleh KPK maupun Satgas 53 karena setelah dicek dapat dipastikan tidak ada kegiatan satgas 53 di Banda Aceh Rabu kemarin.

“Saya sudah cek, saya pastikan tidak ada. Informasi itu tidak benar.” jelasnya.

Untuk itu, Munawal Hadi meminta agar berita penangkapan kajari Bireuen tidak dipublis lagi.

Sebelumnya tersiar kabar melalui beberapa media online dan media sosial soal penangkapan Kejari Bireuen oleh satuan tugas 53, dan dihari yang sama sudah diterbangkan ke Jakarta, Rabu (10/2/2021). []

Beredar isu kemarin rabu, 10 Februari 2021 bahwa Kajari Bireuen berinisial MJ diamankan Tim Satuan Tugas (Satgas) 53 Kejaksaan Agung (Kejagung). Rabu,

Laporan: Akhi Wanda

13 Februari, Ibu Dyah dan Teknos Gelar Lomba Try Out Online SMA se-Aceh

0
Dyah Erti Idawati (Foto: For Nukilan)

Nukilan.id – Praktisi pendidikan, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, M.T bekerjasama dengan Lembaga Teknos akan melaksanakan try out online bagi siswa SMA sederajat se Aceh. Kegiatan ini memperebutkan piala bergilir Gubernur Aceh yang akan dilaksanakan serentak pada 13 Februari 2021.

“Kami mengajak kepada seluruh siswa jenjang SMA sederajat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Para peserta tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis,” ungkap Dyah Erti Idawati saat memantau kesiapan pelaksanaan try out gratis, Rabu (10/20/2021) di Ruang Opsroom Dinas Pendididikan Aceh.

Istri dari Gubernur Aceh itu mendengar secara langsung kesiapan dari pihak Lembaga Teknos dan Dinas Pendidikan Aceh, Cabang Dinas Pendidikan Aceh serta Dinas Komunikasi dan Persandian Aceh yang dilakukan secara virtual. Seluruh penanggung jawab kegiatan mengaku telah siap untuk melaksanakan try out tersebut.

“Hingga hari ini pihak panitia telah mencatat ada sekitar 16.000 peserta yang telah mendaftarkan diri untuk unjuk kemampuan pada try out akbar ini. Jumlah ini akan terus bertambah hingga hari akhir pendaftaran nanti pada tanggal 12 Februari mendatang,” ujarnya.

Dyah Erti Idawati meminta pihak sekolah untuk memfasilitasi pendaftaran siswa untuk mengikuti try out online Sekolah Kedinasan, Polri dan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada link http://to.teknosaceh.com. Pelaksanaan kegiatan ini akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Try out ini bersifat ujicoba sebagai acuan tes aslinya dan menjadi evaluasi bagi siswa, guru dan orang tua serta pemerintah dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa untuk bersaing dalam mengisi perguruan tinggi terbaik di Indonesia,”ucap istri dari Gubernur Aceh.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Alhudri, MM meminta jajarannya untuk dapat menyukseskan kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu dan kualitas lulusan sekolah di Aceh sesuai dengan visi misi Pemerintah Aceh untuk mewujudkan “Aceh Carong”.

“Kita memiliki target lulusan SMA dapat lulus pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit di Indonesia sedangkan untuk lulusan SMK dapat lebih banyak terserap di Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), kemudian lulusan PKLK agar dapat lebih banyak yang mandiri,” jelasnya.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dirinya, dan sekaligus untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tes masuk perguruan tinggi dan sekolah kedinasan.

Sebelum pelaksanaan try out ini para peserta juga diberikan arahan oleh panitia terkait tata cara try out melalui video tutorial serta akan diadakan talkshow pada 11 Februari 2021 Pukul 09.00 di Inews TV Aceh dan live melalui channel Youtube Teknos Aceh.[]

Ini Kriteria Orang yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19

0
Ilustrasi

Nukilan. id – Di Indonesia, Vaksinasi Covid-19 sudah dimulai sejak Rabu, (13/1/2021. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang disuntik vaksin dengan menggunakan vaksin buatan China, Sinovac.

Sementara di Aceh, Vaksinasi dilakukan Jum’at, 15 Januari 2021 lalu, dan Gubernur Aceh Ir. H. Nova Iriansyah, MT menjadi penerima Vaksin Covid-19 perdana bersama Pangdam Iskandar Muda, Wakapolda Aceh, Sekda Aceh, Anggota DPRA, Wakil Ketua MPU dan beberapa pejabat SKPA lainnya.

Namun sebelum melakukan vaksinasi Covid-19, perlu diperhatikan kondisi diri, termasuk mereka yang tidak diperbolehkan vaksin seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 Tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

Berikut kriteria orang yang tidak boleh divaksin COVID-19:

  1. Pernah teekonfirmasi menderita covid-19
  2. Ibu Hamil dan Menyusui
  3. Menjalani Terapi Jangka Panjang Terhadap Penyakit Kelainan Darah
  4. Penderita Penyakit Jantung
  5. Penyandang masalah autoimun (Lupus, Sjogren, Vasculitis, Graves disease, Reumatik Autoimun/Rhematoid Arthritis)
  6. Penderita Penyakit Ginjal
  7. Penderita Penyakit Pencernaan Kronis
  8. Penderita Penyakit Hipertiroid
  9. Penderita Penyakit Kanker, Kelainan Darah, Defisiensi Imunitas, Penerima Transfusi Darah
  10. Mengalami Gejala Ispa (Batuk, Pilek, Sesak Nafas) Dalam Tujuh Hari Terakhir Sebelum Vaksinasi
  11. Penderita Diabetes Melitus*
  12. Penyandang HIV*
  13. Penderita Penyakit Paru (Asma, Tuberkolosis)*

Tetapi untuk Penderita Diabetes Melitus, Penyandang HIV dan Penderita Penyakit Paru (Asma, Tuberkolosis) Dalam kondisi tertentu bisa di beri Vaksinasi COVID-19. []

Mantan Bupati Aceh Besar Bukhari Daud Meninggal Dunia

0
Alm. Bukhari Daud, mantan bupati Aceh Besar

Nukilan.id – Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, telah berpulang ke Rahmatullah . Mantan bupati Aceh Besar, Dr. H. Bukhari Daud di kediamannya, Lampeuneurut, Aceh Besar, pukul 02.00 WIB dini hari, Kamis (11/2/2021).

Dosen Program Studi Bahasa Inggris pada FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) itu meninggal belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya, namun informasi yang diterima Almarhum belakangan memang sering mengeluh gangguan jantung. Besar.

Pernah juga diopname di rumah sakit, dan kondisinya membaik sehingga dokter menganjurkan cukup minum obat saja.

Jadi–seperti yang dikutip media–menjelang mengembuskan napas terakhir, kondisi fisik Dr Bukhari dalam keadaan normal.

Bukhari meninggalkan satu istri, tiga putri, dan satu putra.[]

Temuan Situs Makam Raja dan Ulama Besar Aceh di Gerbang Tol Kajhu

0
Situs makam raja dan para ulama besar Aceh era kesultanan Aceh Darussalam. Foto: Istimewa

Nukilan.id – Situs makam purbakala ditemukan di kawasan pengerjaan Gerbang Tol Kajhu, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Makam tersebut adalah makam raja-raja dan makam para ulama besar Aceh era Kesultanan Aceh Darussalam.

“Situs makam purbakala ini adalah makam raja-raja dan makam para ulama besar Aceh era Kesultanan Aceh Darussalam yang berusia sekitar ratusan tahun,” kata Ketua Peusaba Aceh, Mawardi Usma, Rabu, 10 Februari 2021.

Kawasan situs sejarah Kajhu yang ada di Baitussalam adalah kawasan khusus era kesultanan Aceh Darussalam yang tunduk dan diperintah langsung di bawah sultan di antaranya meliputi kawasan Kajhu, Cadek, Lambada, Kuala Gigeng dan sekitarnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?HappyInspireConfuseSad
“Kawasan ini merupakan kawasan penting era Kesultanan Aceh Darussalam,” ujarnya.

Mawardi menjelaskan, kawasan Kajhu sejak dulu terkenal sebagai tempat kediaman para keluarga Raja. Sejarah mencatat Tuanku Hasyim Banta Muda (1848-1897) Wali Sultan Muhammad Dawod Syah dan Panglima Perang Aceh yang melawan Van Swieten, dilahirkan di kawasan tersebut.

“Kawasan ini juga dikenal sebagai tempat berdiam Wazir Sultan Panglima Paduka Sinara yang juga Ulebalang Pulau Weh atau yang disebut (kepala pemerintah dalam kesultanan Aceh yang memimpin sebuah daerah atau sagoë),” ucap Mawardi.

Terdapat juga Ulebalang lain yang terkenal Teuku Paya Ulebalang Mukim Paya dan Lambada adalah anggota Dewan Delapan yaitu 8 pembesar Aceh yang melakukan lobi melawan Belanda di Penang.

“Ketika Perang Aceh terjadi, Teuku Paya mengirimkan surat kepada Presiden Amerika U.S. Grant (1869-1877) dan kepada Presiden Perancis (1873-1879) Marshal Mc Mahon,” jelasnya.

Sumber: Medcom.id