Beranda blog Halaman 1874

BIN Aceh Gelar Vaksinasi Bagi Santri dan Door To Door ke Masyarakat di Aceh Besar

0

Nukilan.id – Badan Intelijen Negara Daerah (Binda Aceh) melanjutkan pelaksanaan “serbuan” vaksinasi massal di wilayah Provinsi Aceh. Sasaran serbuan vaksinasi selain masyarakat umum yang dilakukan secara Door To Door, juga terhadap para santri dan pengajar di dayah serta elemen pelajar dan remaja.

Binda Aceh bekerjasama dengan Pemkab dan Dinkes Aceh Besar didukung TNI dan Polri kembali menggelar vaksinasi lanjutan untuk Dosis-2 di Komplek Pesantren Istiqamatuddin Darul Mu’arrif dan Desa Lambaro Bileu Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar dengan target total 1500 Orang, Kamis (14/10/2021).

Selain itu juga menggelar vaksinasi Dosis-1 di Desa Babah Jurong, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar dengan target 350 Orang. Adapun sebelumnya pelaksanaan vaksinasi Dosis-1 Pesantren Istiqamatuddin Darul Mu’arrif pada tanggal 16 September 2021, sempat dikunjungi oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo.

Sehari sebelumnya pada 13 Oktober 2021, Binda Aceh sukses menggelar vaksinasi bagi kalangan santri dan pelajar di Pondok Pesantren Dayah Ulumul Quran Kota Langs dimana tervaksin sebanyak 330 Orang, dan seminggu sebelumnya secara intensif “serbuan” vaksin di gelar di Kabupaten Aceh Barat dengan partisipasi masyarakat dari berbagai elemen sekitar 800 Orang

Dalam kesempatan tersebut, Kabinda Aceh, Abduh Ras, mengatakan bahwa dirinya bangga melihat animo masyarakat yang cukup tinggi dalam melaksanakan vaksinasi.

Menurutnya, hal tersebut membuktikan bahwa saat ini masyarakat mulai sadar dan memahami tentang manfaat vaksin dalam menangkal dampak yang ditimbulkan dari Covid 19 ujarnya.

“Kami bahagia melihat animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap vaksin, ini membuktikan upaya preventif yang dilakukan oleh pemerintah selama ini sudah mulai membuahkan hasil” ucap Abduh Ras kepada Nukilan.id, Kamis.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa vaksin ini berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap paparan virus Covid 19, sama halnya seperti vaksin folio dan vaksin meningitis. Menurutnya, tubuh yang telah di vaksin akan lebih kuat dalam menghadapi virus covid 19, dibandingkan dengan yang belum menerima vaksin ujarnya.

“Walaupun tubuh terpapar Covid 19, namun apabila sudah divaksin resiko kesehatan terhadap dampak dari virus tersebut bisa diminimalisir” terang Abduh Ras.

Disamping itu, ia juga meyakinkan kepada seluruh elemen masyarakat bahwa vaksin itu aman dan sehat serta dijamin kehalalannya.

Untuk itu, ia menghimbau agar masyarakat jangan ragu lagi untuk melakukan vaksin, baik diri sendiri maupun keluarga guna mencegah terjadinya penyebaran Covid 19.

“Ajaklah teman dan keluarga untuk segera melakukan vaksinasi dengan memberikan pemahaman dan edukasi kepada mereka bahwa vaksin itu aman, sehat, dan halal” pintanya. []

Museum Aceh Gelar Pameran Senjata 2021

0

Nukilan.id – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui UPTD Museum Aceh mengelar Pameran Senjata 2021 untuk pertama kalinya secara virtual, Sabtu, 16 Oktober 2021 mendatang.

Pameran ini menampilkan 176 jenis senjata yang merupakan koleksi Museum Aceh.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin, mengungkapkan, setidaknya ada 176 sejata koleksi Museum Aceh yang dipamerkan. Mulai dari Siwaih, Rencong, Pedang, Tombak, Meriam, Perisai dan masih banyak senjata lainnya.

Dijelaskannya, pameran senjatan ini akan disiarkan secara langsung dalam sebuah kegiatan virtual mulai pukul 10.00-11.00 WIB.

“Ini bagian dari pameran temporer Museum Aceh yang biasanya digelar setahun sekali, guna menampilkan koleksi yang jarang dipamerkan pada hari-hari biasa. Tahun ini, karena masih dalam masa pandemi Covid-19, kita menggelar secara virtual,” papar Jamaluddin.

Kepala UPTD Museum Aceh Mudha Farsya menambahkan, Aceh adalah satu bangsa yang dalam perjalanan sejarahnya mengalami berbagai peperangan, baik menyerang pada saat penaklukkan ataupun diserang ketika hendak ditaklukan, sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia.

Karenanya, lanjut Mudha, kali ini Museum Aceh sengaja mengelar Pameran Senjata dengan mengangkat tema “Semangat, Simbol dan Identitas”.

Kegiatan ini juga sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Museum yang jatuh pada 12 Oktober 2021.

Mudha menambahkan, setiap peperangan membutuhkan senjata sebagai alat untuk menyerang musuh dan mempertahankan diri. Seiring waktu, berbagai jenis senjata diciptakan dan berkembang. Sebelum era senjata api, senjata tajam merupakan alat perang utama bagi setiap pasukan. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah pedang dan pisau.

Di pameran senjata kali ini, Museum Aceh akan menampilan sejumlah senjata masa kerajaan Aceh pada masa kira-kira 500 tahun yang lalu atau masa pemerintahan Ali Mughayat Syah (1511-1530).

“Bagi masyarakat silahkan mengikuti jalanya Pameran Senjata 2021 secara virtual melalui kanal YouTube Disbudpar Aceh dan kanal YouTube Museum Aceh,” ajak Mudha.

Tiba di Papua, Sekda Aceh Taqwallah Disambut dengan Topi Kehormatan

0
Sekda Aceh, dr.Taqwallah, M.Kes, saat disambut kedatangannya oleh Ketua Adat Aceh Papua, Dr. Ichsan Ansari Ibrahim dengan penyematan topi kehormatan khas Papua, di Jayapura, Papua, Kamis (14/10/2021).

Nukilan.id – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh dr Taqwallah MKes tiba di Papua, Jayapura, Kamis, 14 Oktober 2021 sekira pukul 06.40 waktu setempat. Ia disambut dengan penyematan topi kehormatan Khas Papua dari Ketua Adat Aceh di Papua, Dr. Ichsan Ansari Ibrahim.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora), Dedy Yuswadi, AP mengatakan, Sekda Taqwallah hadir dalam rangka mewakili Gubernur Aceh pada penutupan PON Papua 2021, yang tentu saja juga memberi spirit untuk Rencong Muda Aceh yang berlaga di partai final cabang sepakbola, siang ini. “Pak Sekda hadir mewakili Pak Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah MT dalam penutupan PON Papua,” ujar Dedy, Kamis pagi.

Dedy mengatakan, Sekda Aceh juga akan mengikuti sejumlah agenda yang telah dipersiapkan panitia PON Papua. “Nanti Pak Sekda juga akan menonton pertandingan final bola kaki antara Aceh melawan tim tuan rumah,” jelas dia.

Penyambutan di Bandara itu dihadiri juga oleh Wakil Ketua KONI Aceh, Bachtiar, Sekretaris Umum KONI Aceh, M Nasir Syamaun, dan Kabid P3O Dispora Aceh, Teuku Bustamam, MT. []

Sekda Aceh, dr.Taqwallah, M.Kes, saat disambut kedatangannya oleh Ketua Adat Aceh Papua, Dr. Ichsan Ansari Ibrahim dengan penyematan topi kehormatan khas Papua, di Jayapura, Papua, Kamis (14/10/2021).

Pembukaan MQK Ke–II, Ditandai dengan Pemukulan Rapai

0
(Foto: Dok.Nukilan)

Nukilan.id – Asisten I Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh Dr. M Jafar SH M.Hum mewakili Pemerintah Aceh membuka kegiatan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) ke – II Tahun 2021 Dinas Pendidikan Dayah Aceh, tandai dengan pemukulan Rapai.

Kegiatan MQK  merupakan kegiatan tahun ke- II Pemerintah Aceh, dengan mempogramkan dua tahun sekali diselenggaranya acara ini. Kata M Jafar saat di wawancarai nukilan.id di Aula Asrama Haji Misfalah Banda Aceh, Rabu malam, (13/10/2021).

“Kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan, karna sudah merupakan pogram rutin dari Pemerintah Aceh”. Sebut M Jakfar

Di MQK tahun ini, ada beberapa Kabupaten tidak mengikuti dan mengirim peserta, hanya 20 Kabupaten-kota yang  bisa mengikuti. Berharap untuk  kedepan pada MQK ke-III bisa ikut andil semuanya.

M Jafar berharap, semoga kegiatan ini terselenggara dengan sukses dan para peserta  juga akan sukses meraih prestasi sesuai dengan apa yang di  harapkan.

Dengan disediakan nya penghargaan berupa hadiah oleh panitia penyelenggara, ini bisa memotivasi peserta, bukan hanya yang mengikuti MQK-II tahun 2021 tapi seluruh santri di Aceh juga ikut termotivasi, agar untuk kedepannya bisa mempersiapkan diri semaksimal mungkin.

Kegiatan  ini, terus di  lakukan  pembinaan,  baik dari Pimpinan Dayah maupun dari Pemerintah Aceh. Ungkap nya

Dengan posisi Banda Aceh sudah  masuk ke dalam level 2 di aceh, sebagian besar zona  kuning, maka boleh di laksanakan kegiatan, dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan. Tuturnya [JR]

Tingkatkan Kecintaan Kepada Kitab Kuning, Perkuat Ukhuwah Antar Sesama Santri

0
Asisten I Pemerintahan Aceh (Foto: Dok.Nukilan)

Nukilan.id – Gubernur Aceh Ir H Nova Iriansyah MT diwakili oleh Asisten I Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh Dr.M Jafar SH M.Hum dalam kata sammbutannya menyampaikan, perlombaan Musabaqah Qiraatil Kutub – II Tahun 2021 tidaklah dipandang sebagai kegiatan rutinitas Pemerintah Aceh dan juga bukan sebagai ajang perlombaan saja, tapi berkompetisi dalam membaca dan menela’ah kitab kuning berbahasa arab.

Mesti dilihat dari esensi pergelaran perlombaan ini, di samping sebagai sarana meningkatkan kecintaan para santri kepada kitab kuning, juga sebagai ajang memperkuat ukhuwah dan mempererat silaturahim antar sesama santri untuk melahirkan kesadaran guna mewujudkan persatuan dan kesatuan umat. Banda Aceh, Rabu (13/10/2021)

“Dikarnakan masih dalam kondisi pandemi Covid-19, maka perlombaan tahun ini diadakan dengan tetap menjaga protokol kesehatan”.

Pemerintah Aceh mengharapkan, agar kegiatan ini dapat menambah minat para santri untuk terus meningkatkan kemampuan dalam membaca kitab serta mengupayakan agar kandungan dan isi kitab kuning benar-benar tertanam dalam pikiran dan hati para santri.

Penyelenggaraan perlombaan ini dipastikan dapat menjadi salah satu sarana untuk menjaga kemurnian warisan ulama dan guru-guru kita melalui tradisi membaca, mengkaji dan menalaah kitab kuning, sehingga tetap terawat eksistensi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebut M Jakfar

Upaya menjaga kemurnian tradisi inilah yang menjadi misi dan tujuan penting Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah untuk mengadakan Musabaqah Qiraatil Kutub – II Tahun 2021 ini,

Gubernur Nova Irianyah juga menyampaikan bahwa atas nama pribadi dan Pemerintah Aceh, mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada panitia pelaksana serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan penyelenggaraan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Ke-II Aceh Tahun 2021 ini.

Menurut Gubernur, event MQK ini memiliki makna yang sangat penting, dalam rangka mendorong semangat para santri dayah atau pesantren untuk gemar, mahir membaca, serta mempelajari kandungan kitab kuning berbahasa Arab.

Oleh karena itu, Gubernur berharap agar pelaksanaan event MQK-II tahun ini bukanlah sekedar mempertahankan tradisi dan menghidupkan budaya kelimuan di kalangan para santri dayah/pesantren. Namun kegiatan ini harus berdampak positif bagi para santri, untuk sedini mungkin mempersiapkan diri menjadi ulama, teungku dan ahli ilmu agama, harapnya.

Terakhir, Gubernur mengucapkan selamat kepada Kafilah MQK yang mengikuti perlombaan, semoga mendapatkan nilai dan hasil yang terbaik. Begitu juga kepada seluruh dewan hakim, kami mengucapkan selamat bertugas menjadi tim penilai yang jujur, objektif dan akuntabel, ucapnya yang dibaca M Jafar.[]

Pemerintah Aceh Gelar MQK Ke-2 Tahun 2021

0
(foto: Dok.Nukilan.id)

Nukilan.id – Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh menggelar acara Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) ke-2 Tahun 2021, selama 4 hari berlangsung dari tanggal 13 sampai 16 Oktober 2021.

Dengan Tema “Santri Hebat, Aceh Bersyari’at”. di Aula Asrama Haji Misfalah Banda Aceh, Rabu (13/10/2021).

Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Zahrol Fajri S.Ag MH,  menyampaikan bahwa pelaksanaan MQK ini merupakan sebagai ajang evaluasi dalam rangka melahirkan kader-kader ulama muda di masa yang akan datang.

Sementara itu, ajang ini juga memiliki tujuan agar santri dayah Aceh terseleksi dengan baik untuk mengikuti kegiatan MQK tingkat nasional dalam rangka Mengharumkan nama Aceh di kancah nasional, ujarnya.

Selanjutnya Zahrol melaporkan, pada MQK kedua ini diperlombakan 10 Cabang, yaitu Tingkat Ula 2 Cabang (Ahklak dan Tauhid), Tingkat Wustha 4 Cabang (Fiqh, Tarikh, Tafsir dan Hadist) dan Tingkat Ulya 4 Cabang (Nahwu, Ushul Fiqh, Ilmu Tafsir dan Balaghah) dengan total peserta 380 orang, Pendamping 80 orang dan official 80 orang.

Acara ini akan berlangsung di asrama Haji Banda Aceh dari tanggal 13 Oktober sampai dengan 16 Oktober 2021, jelasnya.

Zahrol juga menjelaskan panitia penyelenggara yaitu Dinas Pendidikan Dayah Aceh menyediakan hadiah berupa Piala dan Dana Pembinaan yang diberikan kepada Juara I Sebesar Rp 20.000.000, Juara II Sebesar Rp 15.000.000, Juara III Sebesar Rp 12.000.000, Juara Harapan I Sebesar Rp 10.000.000, Juara Harapan II Sebesar  Rp 8.000.000 dan Juara Harapan III Sebesar Rp 6.000.000.

“Total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp 1,4 Milyar lebih”, sebutnya.

Acara ini diselenggarakan dengan penerapan covid-19  yang  ketat, dan acara ini pun dilaksanakan dengan kesederhanaan berdasarkan hasil kesepakatan  dengan Kabupaten-Kota pada bulan yang lalu.

Dari 23 kabupaten-kota yang ikut serta dalam kegiatan ini, hanya 20 kabupaten yang mengitinya, sedangkan 3 kabupaten masih ada pertimbangan-perting yang tidak mungkin untuk mengikutinya.

Sedangkan Anggaran keseluruhan yang di habiskan untuk penyelenggaraan acara MQK sebanyak 3 Milyar pada tahun 2021. Tuturnya []

Seleksi Calon Anggota KPU dan Bawaslu Lebih dari Sekadar Seleksi

0
(Foto: Dok. Ist)

Nukilan.id – Anggota Komisi II DPR RI Prasetyo Hadi mengungkapkan, seleksi calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) prosesnya lebih dari sekadar melakukan seleksi. Karena, kata dia, tugas dari penyelenggara Pemilu tersebut demikian berat, yakni melahirkan pemimpin baik di tingkat nasional, provinsi, maupun di tingkat kabupaten/kota, termasuk para wakil rakyat di legislatif.

“Tugas Pansel (pansel) ini sedemikian mulia, tidak bisa main-main, karena Pansel inilah yang akan menghasilkan orang-orang yang nanti kita berikan tanggung jawab untuk menyelenggarakan Pemilu, di mana hasil Pemilunya akan menentukan nasib kita semua,” kata Prasetyo Hadi pada Rabu (13/10/2021) dalam webinar “Mencari Calon Anggota KPU RI dan Bawaslu RI Periode 2022-2027 Menuju Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 di Tengah Pandemi Covid-19”.

Prasetyo berharap, Tim Seleksi (Timsel) yang telah dibentuk dapat menemukan dan menyeleksi figur atau tokoh yang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi persoalan kepemiluan yang demikian kompleks. Adapun problem yang ada selama ini terjadi, misalnya, terkait besarnya jumlah pemilih, kondisi geografis yang tidak mudah, sistem multipartai, kemudian juga menyangkut keserentakan pelaksanaan Pilpres, Pileg, dan Pilkada.

“Makin rumit, makin kompleks, itu menjadi salah satu catatan saya, syarat khusus yang harus dimiliki, yang harus kita temukan kepada figur-figur yang nanti akan menjadi komisioner KPU maupun Bawaslu,” tandasnya.

Di sisi lain, Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Farida Pattinggi menjelaskan, secara filosofis tujuan pemilu yakni sebagai sarana pencapaian cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana yang dimaksudkan dalam UUD 1945. Kemudian secara sosiologis, tujuannya untuk menjadi wadah penyaluran suara rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia. Dengan begitu, rakyat percaya bahwa suara mereka tersalurkan dengan baik dan tidak dimanipulasi. Sedangkan tujuan yuridis Pemilu adalah demi terciptanya tata kenegaraan yang demokratis, menjamin konstitusi dan kepastian hukum.

“Untuk sampai ke sana ada proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan, dan saling berkaitan, termasuk dari unsur penyelenggara Pemilu itu sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyampaikan, di tengah kondisi pandemi, sense of crisis penyelenggara Pemilu perlu dimunculkan. Apalagi, Pemilu 2024 dilakukan secara serentak di berbagai level. Selain dalam keadaan darurat akibat pandemi Covid-19, negara juga dalam kondisi yang sulit.

“Kondisi pandemi Covid-19 ini membawa kondisi khusus ke dalam problem khusus. Beban fiskal misalnya, pemerintah pasti punya beban,” ujarnya. []

Kempo Tambah Medali Emas untuk Aceh di Ajang PON Papua

0
Maisarah dari Aceh (kanan) melawan Nor Lolita May dari Riau (biru) saat berlaga di semifinal Randori putri kelas 55kg di GOR Stt Gidi Sentani yg di menangkan team dari Aceh Selasa 12/10/2021. (Foto : PB PON XX PAPUA/M. Basry Rusman).

Nukilan.id – Perjuangan keras kenshi (atlet kempo) di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021 Papua berhasil meraih prestasi gemilang. Di hari terakhir helatan cabang kempo, atlet putri asal Aceh Besar sukses merebut medali emas bagi Kontingen Aceh.

Dengan tambahan medali emas dari cabang kempo, saat ini Aceh telah mengoleksi 11 medali emas.

Adalah Maisarah, kenshi Aceh yang turun di nomor randori putri kelas 55 kg berhasil menciptakan satu wazari saat menghadapi lawannya atas nama Siska, kenshi asal Nusa Tenggara Timur, pada partai final yang berlangsung di GOR STT Gidi, Kabupaten Sentani, Rabu 13 Oktober 2021.

Satu wazari oleh Maisarah melalui tendangan adalannya, choku geri (tendangan dengan ujung tapak kaki) pada babak perpanjangan waktu membuat lawannya harus mengakui keunggulan kenshi asal Aceh Besar tersebut.

Medali emas sah milik Maisarah

Sejak babak penyisihan, semifinal dan final, choku geri selalu menjadi andalan Maisarah dalam menghadapi lawan-lawannya.

“Alhamdulillah kita berhasil memenuhi target untuk merebut medali emas,” kata Sekum Persaudaraan Shorinji Kempo Aceh, Ahyar Daud usai pengalungan medali, sembari menambahkan bahwa di ajang PON Papua, Kempo Aceh menurunkan dua atlet putri, dan keduanya berhasil meraih medali.

Pengalungan medali untuk Maisarah dilakukan oleh Sekum KONI Aceh M. Nasir Syamaun, MPA.

Selain itu, sehari sebelumnya kenshi Aceh atas nama Lismarita juga berhasil meraih medali perunggu di nomor randori 50 kg putri. []

Perkuat Pendidikan Karakter, Disdik Aceh Sosialisasi Bahaya Narkoba Kepada Pelajar

0
Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, MM. (Foto: Ist)

Nukilan.id – Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh, dalam upaya menguatkan pendidikan karakter, salah satunya dengan bekerjasama dengan DPP Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) untuk memberikan pemahaman bahaya narkoba kepada pelajar.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM diwakili Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, MM saat membuka pelatihan dan pendidikan dasar konselor sebaya bagi peserta didik dalam upaya pencegahan dini terhadap bahaya narkoba di Aula Kantor Cabang Disdik Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Rabu (13/10/2021).

“Pendidikan karakter ini terhadap siswa menjadi benteng dan faktor penting untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, karena generasi muda rentan dan muda terpengaruh dengan barang haram itu, karena ketidak mengertian dan informasi yang kurang akan bahaya mengkonsumsi narkoba,” katanya.

Sadar akan bahaya narkoba, Fariyal mengajak semua elemen bangsa, seperti pemerintah, aparat penegak hukum, institusi pendidikan, masyarakat dan pelajar untuk melakukan usaha pencegahan, memperkecil ruang gerak peredaran narkoba serta gerakan perangi narkoba secara serius dan terus menerus.

“Baik dengan pendekatan preventif maupun represif, sehingga upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba ini dapat berjalan efektif di Aceh. Khusus untuk pencegahan di kalangan pelajar, Disdik Aceh melakukan sosialisasi langsung di kalangan siswa terkait bahaya narkoba,” terang Kepala UPTD Balai Tekkomdik Aceh.

Sementara Ketua Umum DPP IKAN, Syahrul Maulidi, SE, M.Si mengatakan narkoba merupakan musuh nomor satu bangsa Indonesia. Hal ini tak terlepas dari fakta bahwa setiap hari 30-50 orang Indonesia meninggal akibat narkoba. Sosialisasi ini dilakukan agar siswa mampu membentengi diri dari ancaman bahaya narkoba.

“Generasi muda saat ini merupakan sasaran utama para bandar narkoba dengan berbagai macam modus yang mereka lakukan. Begitu besar potensi dari para bandar narkoba menjadikan remaja sebagai target mereka,” ungkapnya.

Syahrul menegaskan apabila remaja sudah mulai menggunakan narkoba maka para bandar narkoba akan mendapatkan beberapa keuntungan di antaranya jumlah pemakai bisa semakin meningkat karena memanfaatkan rasa keingintahuan dan rasa penasaran yang tinggi dari remaja.

“Kami mengimbau kepada para siswa untuk tidak memiliki rasa penasaran terhadap narkoba dan jangan pernah coba- coba memakai narkoba. Sekali mencoba maka akan ada coba coba yg berikutnya sampai ketahap ketergantungan terhadap narkoba,” pintanya. []

Pedagang Ikan Asin di Lhok Sedu Akui Mulai Kembali Ada Pembeli

0
(Foto: Nukilan/irfan)

Nukilan.id – Seorang pedagang Ikan Asin di Lhok Sedu, Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, mengakui dengan longgarnya sedikit aturan dan menurunnya wabah Covid -19, pelaku usaha Ikan Asin ikut terbantu, di bandingkan dengan masa-masa ketatnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sangat terasa hari-hari saat berjualan tidak ada pembeli sama sekali.

“Alhamdulilah dalam minggu ini sudah ada pembeli”. Kata Nuraini dengan usia 70 tahun selaku pedagang Ikan Asin di kawasan Lhok sedu, Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, Rabu (13/10/2021).

Pedagang ikan asin yang sudah 16 tahun, dari tahun 2005 sampai sekarang berjualan, mengatakan harga jual ikan asin bervariatif tergantung harga beli ikan kepada awak nelayan di Lhok sedu, contoh seperti sekarang, lagi musim angin harga beli ikan mahal dikarnakan awak nelayan tidak turun ke laut. Kata Nuraini

Kata dia – Nuraini, Ikan-ikan tersebut di beli dari nelayan Lhok Sedu, dengan harga bermacam ragam, ada yang per kilo denga harga Rp. 60.000- 40.000 sedangkan 50 ribu satu ekor di beli kepada awak nelayan dengan kondisi ikan basah.

“Setelah itu, baru di olah dan di jemur biar kering sehingga bisa di jual”. Katanya

Jenis Ikan Teri dengan modal 150 ribu 1 kilo, usai di proses menjadi ikan teri kering  bisa di jual dalam satu bambu Rp 70 ribu kepada pembeli. Ungkapnya

Dari Jenis Ikan yang jual, Taleng, Tanggiri, Rambe, Ikan Sebelah, bagok, bicum, ikan teri, udang sabu dan cumi-cumi.

Dari segi banyaknya pembeli biasanya pada hari minggu, bisa mencapai pendapatan Rp. 400-500 Ribu rupiah, di bandingkan dengan hari-hari yang lain, seperti kemarin hari selasa, tidak ada sama sekali orang yang membeli ikan Asin.

“mulai jualan Ikan Asin, dari jam 07.00 pagi sampai malam pukul 20.00 wib baru kembali kerumah”, dengan harapan wabah covid -19 bisa segera hilang, agar kami selaku pedagang ini jangan susah sekali dalam berjualan dan mencari rejeki. Tuturnya [JR]