Beranda blog Halaman 15

KPK Serahkan Barang Rampasan Negara kepada Pemerintah Aceh

0
KPK Serahkan Barang Rampasan Negara kepada Pemerintah Aceh. (Foto: BKPA)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia menyerahkan sejumlah barang rampasan negara kepada Pemerintah Aceh. Penyerahan tersebut berlangsung dalam acara resmi yang dipimpin langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf, di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh.

Kegiatan ini turut dirangkaikan dengan sosialisasi tentang tindak pidana korupsi dan pemulihan aset, yang diikuti oleh seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh (BPKA), Reza Saputra, S.STP., M.Si., hadir dalam kegiatan tersebut mewakili Pemerintah Aceh. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara Pemerintah Aceh dan KPK dalam upaya pencegahan serta penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi.

Acara penyerahan barang rampasan negara ini menandai komitmen bersama dalam mendukung tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel. Selain itu, sosialisasi yang dilakukan oleh KPK diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pejabat daerah terhadap mekanisme pemulihan aset serta langkah-langkah pencegahan korupsi di lingkungan pemerintahan.

Kegiatan berlangsung dengan khidmat dan diakhiri dengan sesi foto bersama antara Gubernur Aceh, perwakilan KPK RI, dan seluruh kepala SKPA yang hadir.

Bireuen Sabet 7 Penghargaan di Ajang Apresiasi GTK Aceh 2025, Dua Guru Melaju ke Tingkat Nasional

0
Bireuen Dominasi Ajang Apresiasi GTK Aceh 2025. (Foto: Disdikbud Bireuen)

NUKILAN.ID | BIREUEN – Kabupaten Bireuen kembali menunjukkan kiprahnya di dunia pendidikan Aceh. Dalam ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Aceh Tahun 2025, para pendidik asal “Kota Juang” tampil gemilang dengan menyabet tujuh penghargaan dari delapan kategori yang diikuti. Bahkan, dua di antaranya berhasil melangkah ke tingkat nasional.

Kompetisi bergengsi yang digelar Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Aceh ini berlangsung pada 2–5 November 2025 di Hotel Permata Hati, Banda Aceh, dan diikuti perwakilan guru serta tenaga kependidikan dari seluruh kabupaten/kota di Aceh. Malam puncak penganugerahan dilaksanakan di Hotel The Pade, Selasa malam (4/11/2025).

Dalam ajang yang bertujuan memberikan apresiasi atas dedikasi dan inovasi para pendidik tersebut, kontingen Bireuen tampil luar biasa. Berikut para penerima penghargaan dari Bireuen:

  • Lidiana, Juara I kategori Dedikatif Kepala SD

  • Nailil Husna, Juara I kategori Pelopor Komunitas Belajar (Kombel) Guru SD/SMP

  • Sella Sandirlila, Juara II kategori Transformatif Guru SD

  • Putri Mizanna, Juara II kategori Dedikatif Kepala PAUD

  • Yuli Dama Yanti, Juara II kategori Transformatif Guru SMP

  • Azwani, Juara III kategori Pelopor Komunitas Belajar (Kombel) Kepala SD/SMP

  • Darmuni, Juara III kategori Dedikatif Kepala SMP

Dua peserta terbaik, Lidiana dan Nailil Husna, akan mewakili Provinsi Aceh di ajang Apresiasi GTK Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 25 November 2025 mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen, Dr. Muslim, M.Si, melalui Widyaprada GTK Dr. Yusmadi, M.Pd, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas capaian tersebut.

“Kami sangat bangga dengan prestasi para guru dan kepala sekolah dari Bireuen. Mereka telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam meningkatkan mutu pendidikan, sekaligus menjadi teladan bagi GTK lainnya di Aceh,” ujar Yusmadi.

Ia menegaskan, ajang Apresiasi GTK bukan sekadar kompetisi, melainkan wadah kolaborasi, inovasi, dan inspirasi bagi seluruh tenaga pendidik di Aceh.

Salah satu penerima penghargaan, Azwani, Kepala UPTD SDN 18 Peusangan sekaligus Ketua Komunitas Belajar KKKS Peusangan, turut mengungkapkan rasa syukurnya.

“Saya sangat bersyukur bisa membawa nama Bireuen di ajang ini. Komunitas belajar adalah wadah penting bagi guru untuk saling menguatkan, berbagi praktik baik, dan tumbuh bersama,” tuturnya.

Sementara itu, Darmuni, Juara III kategori Dedikatif Kepala SMP, mempersembahkan penghargaan yang diraihnya untuk seluruh rekan kepala sekolah dan guru di Bireuen.

“Semoga semangat dedikatif ini terus menginspirasi kita semua untuk menjadikan pendidikan lebih berkualitas dan bermakna,” ujarnya.

Dengan torehan tujuh gelar juara, Kabupaten Bireuen menegaskan posisinya sebagai salah satu daerah dengan guru dan tenaga kependidikan paling inspiratif di Aceh — berdedikasi, transformatif, dan berkomitmen tinggi dalam memajukan dunia pendidikan.

Tertekan Akibat Dibully, Santri di Aceh Besar Nekat Bakar Asrama Pesantren

0
Ilustrasi Bullying (Foto: .daaruttauhiid.org)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Seorang santri Dayah (Pesantren) Babul Maghfirah di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, nekat membakar asrama tempat ia belajar. Aksi itu dilakukan pada Jumat (31/10/2025), karena pelaku mengaku tak tahan terus-menerus menjadi korban perundungan dari teman-temannya.

Api yang disulut oleh santri berinisial M (17) itu membakar gedung asrama putra hingga menjalar ke bangunan kantin dan rumah salah satu pembina yayasan pesantren tersebut.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono, mengatakan pihaknya telah memeriksa 10 saksi dalam kasus ini. Mereka terdiri atas tiga pengasuh dayah, lima santri, seorang penjaga, serta orangtua pelaku.

“Berdasarkan olah tempat kejadian perkara, ditemukan beberapa bukti petunjuk seperti rekaman kamera CCTV serta pakaian milik terduga pelaku yang akhirnya hasil penyelidikan mengarah kepada satu orang santri kelas 12,” ujar Joko dalam konferensi pers di Mapolresta Banda Aceh, Kamis (6/11/2025).

Dari hasil pemeriksaan, lanjut Joko, pelaku mengaku sengaja membakar gedung asrama putra dengan menggunakan korek mancis. Ia membakar kabel di lantai dua asrama hingga api dengan cepat menjalar ke seluruh bangunan.

“Hasil pemeriksaan sang anak, ia mengaku telah dengan sengaja membakar gedung asrama putra dengan menggunakan korek mancis yang dipakai untuk membakar kabel yang terdapat di lantai dua gedung asrama putra tersebut,” kata Joko.

Pelaku mengaku melakukan aksi nekat itu karena tak kuat menghadapi ejekan dan hinaan dari teman-temannya di dayah.

“Tindakan bullying yang dialami anak pelaku di antaranya sering dikatakan idiot ataupun tolol, hal tersebut menyebabkan ia merasa tertekan secara mental sehingga timbul niat untuk membakar gedung asrama, dengan tujuan agar semua barang-barang milik teman-temannya yang selama ini sering melakukan bullying terhadap dirinya agar habis terbakar,” tutur Joko.

Beruntung, peristiwa itu tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, sejumlah bangunan di kompleks pesantren mengalami kerusakan cukup parah.

Polisi memastikan, karena pelaku masih di bawah umur, penanganan kasusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

“Selama proses penyidikan, pelaku akan ditahan dan ditempatkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Banda Aceh,” kata Joko.

Kasus ini menjadi perhatian publik, terutama soal fenomena perundungan di lingkungan pendidikan, termasuk pesantren. Aparat kepolisian mengimbau pihak pesantren dan masyarakat untuk lebih aktif mencegah terjadinya tindakan serupa dengan memperkuat pengawasan dan pembinaan terhadap para santri.

Atlet Taekwondo Muda Sabang, Zahara Sumaya Persembahkan Perunggu untuk Aceh di Popnas 2025

0
Taekwondoin Muda Sabang, Zahara Sumaya Persembahkan Perunggu untuk Aceh di Popnas 2025. (Foto: RRI)

NUKILAN.ID | SABANG – Prestasi membanggakan kembali datang dari Kota Sabang. Zahara Sumaya, atlet taekwondo muda asal kota paling barat Indonesia itu, berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk Aceh pada ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025.

Zahara yang turun di kelas under 42 kilogram tampil konsisten sepanjang pertandingan hingga berhasil menembus podium nasional. Raihan ini menjadi catatan manis bagi kontingen Aceh sekaligus bukti kerja keras pembinaan olahraga di daerah kepulauan tersebut.

Pelatih Taekwondo Kota Sabang, Fachrizal Ambia, mengaku bangga atas pencapaian anak asuhnya itu. Ia menilai medali perunggu yang diraih Zahara bukanlah hasil instan, melainkan buah dari proses panjang yang ditempa dengan disiplin dan ketekunan.

“Bagi sebagian orang mungkin terlihat biasa, tapi bagi kami yang mendampingi dari awal, medali ini adalah simbol dari perjalanan yang tidak sederhana. Perjalanan menuju podium bukan hanya soal kemampuan teknik dan kesiapan fisik, melainkan juga tentang daya tahan mental, sosial, dan emosional,” ungkap Fachrizal, Rabu (5/11/2025).

Ia menuturkan, selama proses latihan, Zahara kerap menghadapi berbagai tantangan dan keraguan dari sekitar. Namun hal itu justru menjadi sumber motivasi bagi sang atlet muda untuk terus membuktikan kemampuan terbaiknya.

“Ia menilai, setiap keraguan dan pandangan yang meremehkan justru menjadi bahan bakar bagi semangat Zahara untuk terus berlatih dan membuktikan diri. Tegasnya, setiap tantangan yang datang membuatnya semakin tangguh. Resiliensi itu yang kini mulai berbuah.”

Lebih lanjut, Fachrizal mengungkapkan bahwa dukungan dari keluarga dan lingkungan terdekat menjadi faktor penting yang menjaga semangat Zahara tetap menyala di tengah berbagai keterbatasan.

“Support sistem dari sekitar membuatnya tetap percaya diri dan fokus pada target. Itu hal yang kadang luput dari perhatian, padahal sangat menentukan. Benar, ini belum emas. Tapi bagi kami, capaian ini adalah validasi dari proses pembinaan yang berjalan sesuai arah,” tegasnya.

Bagi dunia olahraga Sabang, capaian Zahara bukan hanya tentang medali perunggu, melainkan tentang semangat dan dedikasi seorang pelajar yang mampu menembus batas dirinya. Keberhasilannya kini menjadi inspirasi bagi generasi muda Sabang untuk berani bermimpi dan berjuang di level nasional.

Dengan langkah yang masih panjang di depan, Zahara Sumaya telah menunjukkan bahwa tekad kuat dan latihan yang konsisten mampu mengantar siapa pun menuju prestasi — bahkan dari ujung paling barat negeri.

Sekda Minta KPI Aceh Tegas Awasi Konten Digital: Banyak yang Tak Cerminkan Nilai Masyarakat Kita

0
Sekda Minta KPI Aceh Tegas Awasi Konten Digital. (Foto: Humas Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, mendorong Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh untuk segera menyiapkan regulasi pengawasan terhadap penyiaran dan konten media sosial di Aceh. Langkah ini menindaklanjuti amanat Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penyiaran yang memperluas peran KPI hingga ranah media digital.

Menurut Nasir, maraknya konten negatif di media sosial menjadi tantangan serius bagi Aceh, sebab dinilai tidak sejalan dengan nilai keislaman dan budaya masyarakat setempat.

“Kawan-kawan KPI harus lebih berani dan tanggap. Tugas KPI sudah jelas, yaitu mengawasi penyiaran di internet sesuai Qanun Nomor 2 Tahun 2024. Saat ini banyak konten yang tidak mencerminkan etika dan moral masyarakat Aceh, serta syariat Islam yang berlaku di Aceh, sehingga perlu langkah nyata untuk menertibkannya,” ujar Nasir dalam rapat bersama KPI Aceh di Kantor Gubernur Aceh, Rabu (5/11/2025).

Ia menegaskan, Pasal 25 qanun tersebut mengamanatkan KPI Aceh untuk menyusun peraturan pelaksana yang berisi pedoman etika bermedia sosial serta sanksi bagi pelanggar norma.

“Qanun ini hadir untuk menjawab fenomena konten yang tidak sesuai nilai kita, seperti penggunaan bahasa kasar atau peran yang menyalahi etika. Saya harap dalam dua bulan ke depan, peraturan ini sudah bisa dirampungkan agar dapat kita bahas bersama lagi,” tambahnya.

Nasir memastikan Pemerintah Aceh akan memberi dukungan penuh terhadap langkah KPI Aceh, termasuk dalam bentuk kebijakan anggaran.

“Ketika KPI sudah menunjukkan kerja nyata, tentu pemerintah akan mendukung melalui kebijakan yang produktif,” tegasnya.

Ia berharap sinergi antara Pemerintah Aceh dan KPI dapat memperkuat upaya perlindungan generasi muda dari dampak negatif konten digital.

Sementara itu, Ketua KPI Aceh, Muhammad Reza Falevi, menyambut baik arahan tersebut. Ia menjelaskan, kewenangan KPI Aceh kini tidak hanya berlandaskan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, tetapi juga diperkuat dengan Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2024 yang memberikan mandat tambahan untuk mengawasi media baru, termasuk internet.

“Khusus di Aceh, kita memiliki dasar hukum yang lebih kuat. Karena itu, kami juga berharap Pemerintah Aceh dapat segera menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penyiaran Internet sebagai turunan dari qanun ini,” ujar Reza.

Selain memperkuat pengawasan konten digital, KPI Aceh juga menyiapkan sejumlah program strategis untuk tahun 2025. Di antaranya, penyelenggaraan KPI Aceh Award bagi lembaga penyiaran dan influencer edukatif, penambahan tujuh tenaga ahli bidang penyiaran, pembentukan tim pemantau di 23 kabupaten/kota, penetapan Hari Radio Aceh setiap 20 Desember melalui Keputusan Gubernur, serta penyusunan Peraturan Gubernur tentang Penyiaran Internet.

Melalui langkah-langkah ini, KPI Aceh menargetkan terciptanya ruang digital yang sehat, edukatif, dan selaras dengan karakter serta nilai-nilai masyarakat Aceh.

Haji Uma Kutuk Keras Pembunuhan Pemuda Asal Aceh di Masjid Sibolga

0
Sudirman Haji Uma, Senator Aceh. (Foto: Dok Pribadi).

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma, mengecam keras peristiwa tragis yang menimpa Arjun (21), pemuda asal Kabupaten Simeulue, Aceh, yang meninggal dunia akibat diduga menjadi korban penyiksaan dan kekerasan brutal di Masjid Agung Kota Sibolga, Sumatera Utara.

“Saya menerima kabar duka tentang pemuda asal Aceh yang menjadi korban kekerasan hingga meninggal dunia di Sibolga,” ujar Haji Uma kepada RRI, Selasa (4/11/2025).

Menurutnya, setelah mendapatkan informasi tersebut, ia langsung melakukan koordinasi dengan DPD RI Perwakilan Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara, untuk memperoleh kontak dan informasi dari pihak setempat.

“Setelah mendengar informasi tersebut, saya langsung berkoordinasi dengan DPD RI Perwakilan Sumatera Utara, Bapak Dedi Iskandar Batubara, untuk mendapatkan kontak perwakilan di wilayah setempat,” jelasnya.

Dari hasil komunikasi dengan sejumlah ormas keagamaan di Sibolga, diperoleh keterangan yang membenarkan bahwa telah terjadi pemukulan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap korban Arjun, yang saat itu sedang beristirahat di teras masjid.

“Kita juga melakukan koordinasi dengan Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga, Jamil Z. Simauri, yang turut mengonfirmasi kebenaran peristiwa tersebut. Korban diketahui merupakan warga Simeulue yang bermaksud beristirahat di masjid sebelum melanjutkan perjalanan melaut pada keesokan harinya,” ungkap Haji Uma.

Sebelum peristiwa tragis itu, Arjun diketahui sempat membeli nasi goreng di sekitar masjid. Karena malam sudah larut, ia meminta izin kepada penjual nasi goreng untuk menumpang tidur di masjid, dan permintaan itu diizinkan.

Namun tak lama berselang, seorang penjual sate datang dan melarang Arjun tidur di sana. Adu mulut pun terjadi, hingga penjual sate tersebut diduga melaporkan kejadian itu kepada beberapa pemuda.

“Beberapa saat kemudian, lima orang pemuda mendatangi masjid dan memaksa Arjun pergi. Karena menolak, para pelaku kemudian melakukan pemukulan secara brutal dan diseret hingga kepalanya membentur tangga masjid, menyebabkan luka pecah di bagian belakang kepala,” lanjutnya.

Haji Uma menegaskan, peristiwa tersebut bukan hanya tindakan kekerasan semata, tetapi juga tindakan biadab yang mencoreng kesucian rumah ibadah.

“Masjid seharusnya menjadi tempat perlindungan, bukan tempat pertumpahan darah. Apa yang dilakukan para pelaku telah menginjak nilai-nilai kemanusiaan dan keimanan,” tegasnya.

Ia mendesak aparat kepolisian, khususnya Kapolres Sibolga, agar menindak tegas seluruh pelaku dan mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya.

“Saya mengutuk keras tindakan keji ini dan mendesak aparat kepolisian, khususnya Kapolres Sibolga, untuk menindak tegas seluruh pelaku serta mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya. Kita juga mengapresiasi pimpinan DPRD Kota Sibolga yang telah melakukan koordinasi dan rapat bersama Polres Sibolga untuk mempercepat penanganan serta memastikan proses hukum terhadap para pelaku berjalan transparan dan tuntas,” pungkasnya.

Raih Juara 1 GTK Transformatif Aceh, Luthfi Arkan Kembali Melaju ke Ajang GTK Hebat Nasional 2025

0
Luthfi Arkan, A.Md, Tenaga Perpustakaan Sekolah dari SMK Negeri 1 Banda Aceh, berhasil meraih Juara 1 kategori GTK Transformatif dalam ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Hebat 2025 tingkat Provinsi Aceh. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.IDBANDA ACEH – Prestasi membanggakan kembali datang dari dunia pendidikan Aceh. Luthfi Arkan, A.Md, Tenaga Perpustakaan Sekolah dari SMK Negeri 1 Banda Aceh, berhasil meraih Juara 1 kategori GTK Transformatif dalam ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Hebat 2025 tingkat Provinsi Aceh. Dengan capaian itu, Luthfi akan mewakili Aceh ke tingkat nasional untuk bersaing dengan perwakilan terbaik dari seluruh Indonesia.

Ajang bergengsi tahunan yang digelar oleh Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Aceh ini menjadi wadah apresiasi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan atas dedikasi serta inovasinya dalam memajukan pendidikan. Tahun ini, kegiatan tersebut mengusung tema “GTK Hebat, Indonesia Kuat”, bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional 2025.

Sebanyak 169 kandidat terbaik dari berbagai kabupaten/kota di Aceh berkompetisi dalam tahap final berupa presentasi dan wawancara yang berlangsung di Hotel Grand Permata Hati, Banda Aceh, pada 2–5 November 2025. Para pemenang di tingkat provinsi selanjutnya akan melaju ke tingkat nasional untuk membawa nama daerah masing-masing.

Tiga Tahap Seleksi Ketat

Kegiatan ini diikuti oleh tenaga pendidik dan kependidikan di bawah binaan Kemendikdasmen, meliputi guru, tenaga nonformal, kepala satuan pendidikan, pengawas, dan tenaga kependidikan. Untuk tahun ini, Aceh melombakan tiga kategori utama, yakni GTK Transformatif (20 kandidat), GTK Dedikatif (14 kandidat), dan GTK Pelopor Komunitas Belajar (5 kandidat).

Proses seleksi berlangsung dalam tiga tahap:

  1. Seleksi Administrasi (19–21 Oktober 2025) diikuti oleh 389 kandidat.

  2. Seleksi Substansi yang meliputi penilaian naskah dan video praktik baik (23–26 Oktober 2025) dengan 313 kandidat.

  3. Seleksi Presentasi dan Wawancara (2–4 November 2025) yang mempertemukan 169 kandidat terbaik dari seluruh Aceh.

Dari total 443 pendaftar melalui aplikasi GTK Hebat, hanya 169 peserta yang dinyatakan lulus tahap akhir dan tampil di babak final.

Lima Terbaik Tenaga Perpustakaan Sekolah

Pada kategori Tenaga Perpustakaan Sekolah (TPS), Luthfi Arkan berhasil menjadi yang terbaik di antara peserta lainnya. Berikut lima besar peserta terbaik dari kategori TPS tingkat Provinsi Aceh:

  1. Luthfi Arkan, A.Md – SMK Negeri 1 Banda Aceh (Terbaik 1)

  2. Yuna Rizky, S.IP – SMP Negeri 10 Banda Aceh (Terbaik 2)

  3. Shilva Widya Sari – SMP Negeri 5 Seruway, Aceh Tamiang (Terbaik 3)

  4. Dimas Kedeng Putera, A.Md – SMA Negeri 4 Langsa

  5. Maulidaini, S.Sos – SMP Negeri 1 Takengon, Aceh Tengah

Capaian ini menjadi bukti nyata komitmen Aceh dalam memperkuat kualitas pendidikan melalui apresiasi terhadap para pendidik dan tenaga kependidikan yang berdedikasi tinggi.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, para perwakilan GTK Aceh siap membawa semangat “GTK Hebat, Indonesia Kuat” ke tingkat nasional dan memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan pendidikan Indonesia. (XRQ)

Gudang Tabung Gas Meledak di Aceh Barat, Dua Warga Tewas dan Rumah Sekitar Rusak

0
Gudang Tabung Gas Meledak di Aceh Barat, Dua Warga Tewas dan Rumah Sekitar Rusak. (Foto: BPBD)

NUKILAN.ID | MEULABOH – Ledakan dahsyat mengguncang Desa Gampa, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (5/11/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. Peristiwa itu menimbulkan kepanikan warga sekitar dan menyebabkan dua orang meninggal dunia.

“Saya kaget, rumah saya jauh dari sini berjatuhan semua botol dan perabotan, terus saya datang lihat. Sampai sini ada korban dibawa ke luar tidak sadar, kakinya putus,” ujar Miftahul, warga setempat.

Dari informasi yang dihimpun Nukilan.id, ledakan tersebut diduga berasal dari salah satu gudang penyimpanan tabung gas milik pengusaha lokal. Ledakan sangat kuat hingga terdengar ke radius beberapa kilometer. Sejumlah warga menyebut, ledakan itu juga menyebabkan potongan tubuh korban terpental ke berbagai arah.

“Masih ada bagian badan di atas bangunan itu, ada juga terbang sampai ke rumah warga sini, sudah diambil tadi,” tutur seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi.

Tim Inafis Polres Aceh Barat, BPBD, dan petugas terkait langsung melakukan evakuasi serta mengamankan area kejadian dengan memasang garis polisi. Mereka juga mengumpulkan potongan tubuh korban yang berserakan di lokasi. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab pasti ledakan maupun identitas para korban.

Sementara itu, sejumlah rumah warga di sekitar lokasi turut mengalami kerusakan. Beberapa genteng rumah jebol akibat terdampak tabung gas yang terlempar dari lokasi ledakan.

“Ada rumah warga dan juga bangunan di sekitar lokasi mengalami kerusakan ringan karena ledakan keras dari gudang itu,” kata salah satu petugas di lapangan.

Pantauan di lokasi menunjukkan masih terdapat sisa api yang membakar sebagian konstruksi bangunan gudang. Petugas BPBD tampak berhati-hati dalam melakukan pendinginan karena masih banyak tabung gas medis yang belum meledak.

Warga sekitar kini masih trauma dengan peristiwa tersebut. Suasana di Desa Gampa tampak dipenuhi aparat dan warga yang berdatangan untuk melihat langsung lokasi kejadian. Polisi telah menutup akses menuju area gudang untuk mencegah risiko ledakan susulan. (XRQ)

Reporter: Akil

PW PII Aceh dan Sejumlah Ormas Islam Laporkan Dugaan Penistaan Agama di Medsos ke Polda Aceh

0
PW PII Aceh dan Sejumlah Ormas Islam Laporkan Dugaan Penistaan Agama di Medsos ke Polda Aceh. (Foto: Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam bersama Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh dan Satpol PP/WH Aceh resmi melaporkan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh seorang warga Aceh bernama Dedi Saputra, melalui akun TikTok @tersadarkan5758, ke Polda Aceh pada Rabu (5/11/2025).

Kasus ini mencuat setelah unggahan Dedi yang telah murtad tersebut menjadi viral di media sosial dan menuai kecaman luas dari masyarakat Aceh. Laporan ke pihak kepolisian ini merupakan bentuk tanggapan serius dari berbagai pihak terhadap dugaan penghinaan terhadap ajaran Islam yang dinilai melukai perasaan umat.

Dalam pelaporan itu, Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Aceh turut hadir dan bahkan dipercaya sebagai pelapor utama mewakili ormas Islam.

Ketua Umum PW PII Aceh, Mohd Rendi Febriansyah, kepada Nukilan.id menyebutkan bahwa langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan spiritual sebagai umat Islam.

“Selaku organisasi Islam PII Aceh merasa ini merupakan kejahatan luar biasa. Makanya ketika pemerintah Aceh memfasilitasi untuk advokasi persoalan ini kami merespon dengan cepat. Kami juga dipercayai untuk menjadi pelapor utama dalam kasus ini,” ujar Rendi di Banda Aceh, Rabu (5/11/2025).

Rendi menjelaskan, ada dua dasar hukum yang digunakan dalam laporan tersebut, yakni Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) serta Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang keduanya mengatur tentang penistaan agama.

“Dengan dua pasal ini, pelaku dapat dikenakan hukuman lima hingga enam tahun penjara,” tambahnya.

Menurutnya, motif pelaku dalam video yang diunggahnya sudah jelas mengarah pada kebencian terhadap Islam. Hal itu, kata Rendi, menjadi dasar kuat untuk memperkuat proses hukum terhadap pelaku.

“Nanti dikenakan dua pasal undang undang, tidak bisa dijerat dengan Qanun karena lokus kejadian diduga bukan di Aceh. Namun kita tetap mendesak agar tidak terjadi restorative justice, jangan hanya minta maaf dan selesai. Pelaku harus dihukum seberat beratnya,” tegasnya.

Rendi juga berharap agar Polda Aceh dapat segera memproses laporan tersebut secara cepat dan transparan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut mendukung agar kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

“PII berkomitmen dalam membela agama. Kita akan melakukan upaya apapun agar pelaku bisa dihukum. Kita juga mengajak berkolaborasi dengan elemen lainnya agar kasus ini dapat menjadi atensi publik,” tutup Rendi.

Laporan bersama ini menjadi salah satu langkah konkret sinergi antara pemerintah daerah dan ormas Islam di Aceh dalam menjaga marwah dan nilai-nilai keislaman di Tanah Rencong. (XRQ)

Reporter: Akil

Kapolda Marzuki: 80 Persen Titik SPPG di Aceh Sudah Terbentuk

0
Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah. (Foto: RRI)

NUKILAN.ID | MEULABOH – Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah mengungkapkan bahwa hingga awal November 2025, sebanyak 80 persen titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah terbentuk di berbagai kabupaten dan kota di Aceh. Pembentukan SPPG ini merupakan bagian dari upaya mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat.

“Dari total target 300-an titik SPPG, sebanyak 80 persen titiknya sudah terpenuhi,” ujar Marzuki Ali Basyah kepada wartawan di Mapolres Aceh Barat, Meulaboh, Rabu (5/11/2025).

Menurutnya, pembentukan SPPG menjadi langkah strategis dalam memastikan kebutuhan pangan untuk program MBG dapat terpenuhi secara merata di seluruh wilayah Aceh. Kapolda juga menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak dalam menyiapkan sumber bahan pangan yang berkelanjutan.

“Kebutuhan MBG kan sangat besar, jadi harus kita siapkan ketahanan pangannya,” tambahnya.

Irjen Marzuki menilai, dari hasil pemetaan sementara, sebagian besar titik dapur MBG di Aceh sudah berada pada tahap operasional awal. “Saya rasa 80 persen titik dapur MBG (di Aceh) sudah cukup sementara ini,” katanya.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sendiri merupakan salah satu program prioritas nasional yang bertujuan meningkatkan asupan gizi bagi anak-anak usia sekolah dan masyarakat rentan, dengan melibatkan berbagai pihak termasuk kepolisian dalam pengawasan dan fasilitasi di lapangan.

Dengan capaian 80 persen tersebut, Polda Aceh optimistis seluruh target SPPG di wilayahnya akan rampung dalam waktu dekat, sehingga implementasi program MBG di Aceh dapat berjalan optimal.