Beranda blog Halaman 11

Kisah Cut Vivia Talitha: Bangkit dari Peringkat Terbawah hingga Lolos ke ITB

0
Alumnus SBM ITB, Cut Vivia Talitha menceritakan perhatian gurunya, Ibu Juraidah semasa SMP yang membuatnya bangkit dari ranking 40 di kelas. (Foto: Dok. Pribadi)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Perjalanan pendidikan Cut Vivia Talitha bermula dari titik yang tidak mudah. Pernah berada di peringkat terakhir—ranking 40 dari 40 murid—saat duduk di bangku kelas 3 SMP, alumnus Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) itu mengungkapkan bahwa masa tersebut menjadi titik balik terpenting dalam hidupnya.

Lahir di Denpasar, Bali, Vivia pindah ke Bireuen, Aceh, pada usia 11 tahun. Kepindahan itu terjadi di tengah konflik yang melanda keluarganya. Pada tahun pertama bersekolah di SMPN 1 Peusangan, ia masih mampu masuk 10 besar. Namun keadaan berubah drastis di tahun berikutnya. Konflik keluarga yang berlanjut dan masalah finansial membuat konsentrasinya terpecah. Ia kerap malas mengerjakan tugas, sering dihukum guru, dan prestasinya merosot tajam.

“Hingga semester 1 kelas 3 (SMP), aku jatuh ke ranking 40,” tulisnya sebagaimana dikutip NUKILAN.ID dari akun Instagram miliknya @viviatal. Ia mengenang momen ketika sang wali kelas, Ibu Juraidah, menatapnya dan berkata, “Vi, Vivi ranking 40. Kenapa bisa sejauh ini?” Pertanyaan itulah yang menjadi awal perubahan besar dalam hidupnya.

Perhatian Guru yang Mengubah Segalanya

Vivia bercerita bahwa Ibu Juraidah pernah memergokinya menangis. Saat itu, ia tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Situasi keluarga yang sulit membuatnya tertekan dan mengalami depresi.

“(Karena) konflik keluarga terus diikuti oleh kejatuhan finansial,” ujar Vivia saat dikutip dari Kompas.com.

Sejak itu, Ibu Juraidah mulai lebih sering melibatkan Vivia dalam aktivitas kelas. Ia disapa ketika terlihat melamun dan dipercaya mengerjakan soal di papan tulis. Ketika Vivia mampu menjawab dengan benar, sang guru berkata, “Tuh kan, Vivi bisa jawab. Kawan-kawan aja belum bisa materi ini.”

Teman-teman dengan peringkat atas pun ikut mendukungnya. Walau hanya membalas dengan senyum, pujian itu perlahan menembus dinding yang selama ini membatasi dirinya.

Hari pembagian rapor menjadi momen lain yang tak terlupakan. Rapor untuk siswa yang hendak mendaftar kelas akselerasi di SMAN 1 Bireuen dibagikan bersamaan dengan rapor miliknya. Ketika Vivia mengatakan bahwa ia tak berencana mengikuti kelas akselerasi, ekspresi Ibu Juraidah tiba-tiba berubah murung. Reaksi itu membekas dalam benak Vivia.

Beberapa waktu kemudian, hasil try out Ujian Nasional diumumkan. Di luar dugaan, Vivia meraih peringkat pertama dari 300 siswa seangkatan. Pada pertemuan berikutnya, sang guru menyambutnya dengan penuh semangat dan berkata bahwa Vivia sejatinya adalah anak yang pintar. Ia kembali berpesan, “Vivi kalau memang enggak mau masuk kelas aksel setidaknya nanti harus masuk kelas unggulan di SMA 1, ya?”

Kalimat itu—dan semua perhatian kecil lainnya—menjadi titik penting. “Walau hanya menjawab dengan senyuman, sejak saat itu aku terus berjanji ke diri sendiri ‘Aku harus bangkit. Aku harus penuhin harapan Bu Juraidah’,” ungkapnya.

Bangkit, Bertahan, dan Meraih Mimpi

Setelah lulus SMP pada 2012, Vivia terus membawa semangat itu hingga jenjang SMA. Ia menargetkan untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri di Pulau Jawa setelah lulus pada 2015.

Namun usahanya belum berhasil. Tak memiliki biaya kuliah jika tidak mendapatkan beasiswa, ia memutuskan bekerja sambil menunggu kesempatan berikutnya.

Tahun 2016 menjadi tahun pembuktian. Melalui jalur Bidik Misi, ia berhasil lolos ke Jurusan Kewirausahaan di SBM ITB. Vivia menuntaskan studinya pada 2021 dan terus melangkah maju. Kini ia telah menulis buku berjudul Confidence in You dan aktif sebagai penulis muda.

Bagi Vivia, keberhasilannya tidak terlepas dari peran seorang guru yang mau melihat lebih jauh dari sekadar nilai rapor.

“Anak-anak yang menyembunyikan emosi aslinya, terlihat nakal, berantakan, atau bahkan ranking terakhir dan terlihat bodoh di kelasnya… bukan berarti tidak peduli dengan masa depan mereka. Bisa jadi, mereka sedang menunggu seseorang yang mau bertahan dan percaya,” ujarnya.

Kisah Vivia menjadi pengingat bahwa satu perhatian tulus dari seorang guru dapat mengubah masa depan seorang anak—bahkan dari peringkat paling bawah sekalipun. (XRQ)

Reporter: AKIL

ASN Aceh Dibekali Deteksi Dini Radikalisme, BPKA Libatkan Densus 88 Perkuat Ketahanan Ideologi

0
BPKA Libatkan Densus 88 Perkuat Ketahanan Ideologi pada ASN di Aceh. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Upaya memperkuat ketahanan ideologi di lingkungan birokrasi terus ditingkatkan. Badan Pengelolaan Keuangan Aceh (BPKA) menggelar sosialisasi pencegahan intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), Selasa (11/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri sebagai narasumber utama.

Kombes Pol Fadli Widiyanto, S.I.K., S.H., M.H., dari Satgas Wilayah Aceh Densus 88, memaparkan strategi deteksi dini serta pola penyebaran paham radikal yang kini banyak bergerak melalui ruang digital maupun interaksi sosial sehari-hari.

“Radikalisme bisa tumbuh dari obrolan ringan, grup daring, bahkan aktivitas keseharian. ASN harus cermat memilah informasi dan tetap berpijak pada kepentingan negara,” tegas Fadli.

Kegiatan yang berlangsung di Aula BPKA dan diikuti pula secara daring melalui Zoom itu menghadirkan diskusi interaktif tentang potensi infiltrasi ideologi ekstrem di lingkungan kerja serta langkah-langkah pengendalian yang dapat diterapkan ASN.

Kepala BPKA Reza Saputra, S.STP., M.Si., kepada NUKILAN.ID menekankan bahwa peran ASN tidak hanya sebatas pelayanan publik, tetapi juga penjaga nilai-nilai kebangsaan.

“ASN bukan sekadar pelayan publik, tapi juga penjaga nilai kebangsaan. Mereka harus jadi teladan dalam toleransi dan semangat persatuan,” ujarnya.

BPKA berencana menjadikan kegiatan edukatif seperti ini sebagai program berkelanjutan. Tujuannya, memperkokoh kolaborasi dengan berbagai lembaga untuk menciptakan birokrasi yang sehat, harmonis, dan berintegritas. (XRQ)

Reporter: Akil

Nakes RSJ Aceh Keluhkan Pemotongan Jasa Medis

0
Nakes RSJ Aceh melakukan aksi damai di Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, pada Selasa 11 November 2025. (Foto: Nukilan/Rezi)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Sejumlah tenaga kesehatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh mengeluhkan pemotongan jasa medis yang mencapai 100 persen sejak Januari 2025. Kondisi ini dinilai mengganggu semangat kerja dan berpotensi menurunkan kualitas pelayanan kepada pasien.

Salah satu dokter spesialis berinisial FA mengungkapkan, pihaknya telah melakukan advokasi dan mengirim surat untuk meminta diskusi dengan pihak terkait, namun hingga kini belum ada realisasi.

“Di RSJ Aceh, jasa medis dipotong seluruhnya, padahal di rumah sakit lain tidak ada pemotongan. Kami sudah melakukan advokasi dan mengirim surat untuk meminta diskusi, tapi sampai sekarang belum juga diwujudkan,” ujar FA kepada Nukilan saat aksi damai di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (11/11/2025).

FA menjelaskan, dana jasa medis tersebut bersumber dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan jumlah mencapai miliaran rupiah di masing-masing rumah sakit. Namun, dana tersebut tertahan dan tidak bisa dibayarkan kepada tenaga medis karena adanya regulasi baru.

“Kalau dana ini bersumber dari APBA, tentu kami tidak akan memaksa. Tapi ini dana BPJS yang memang hak tenaga kesehatan. Dana itu ada, hanya tidak bisa dicairkan karena regulasi,” katanya.

Menurutnya, pemotongan jasa medis tidak hanya berdampak pada dokter spesialis, tetapi juga dokter umum, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya. Kondisi ini dinilai sudah tidak kondusif dan berpotensi memengaruhi kinerja tenaga kesehatan.

“Rumah sakit memiliki risiko tinggi. Jangan sampai seorang dokter bedah sedang operasi teringat uang jasa medisnya belum dibayar. Hal-hal seperti ini bisa memengaruhi konsentrasi dan berujung pada kelalaian. Kami ingin ini diantisipasi jauh-jauh hari,” ujarnya.

FA menyebut masalah ini muncul setelah diberlakukannya Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 15 Tahun 2024 yang mewajibkan setiap rumah sakit atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) memilih salah satu skema antara tunjangan kinerja (TPP) bagi PNS atau jasa medis.

Padahal, menurut FA, jasa medis diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 Tahun 2014 yang memperbolehkan 30-50 persen dari total pendapatan BPJS dialokasikan untuk jasa medis.

Pihaknya berharap Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh dapat segera menjumpai perwakilan tenaga kesehatan untuk berdiskusi mencari solusi agar jasa medis tahun 2025 segera dibayarkan dan ada perbaikan regulasi untuk tahun 2026.

“Kami hanya berharap hak kami segera dibayarkan agar pelayanan kepada masyarakat bisa tetap optimal,” pungkasnya.

Reporter: Rezi

Ketua DPRA Jamu Mendagri Tito Karnavian Jelang Penganugerahan Gelar Adat

0
Ketua DPRA, Zulfadhli, berbincang akrab dengan Mendagri Muhammad Tito Karnavian dalam jamuan makan malam di Banda Aceh. Turut hadir Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah, Kapolda Aceh Irjen Marzuki Ali, dan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal. (Foto: ist)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendapat jamuan makan malam dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Zulfadhli, Selasa malam, 11 November 2025, setibanya di Banda Aceh. Kehadiran Tito dilakukan menjelang prosesi penerimaan anugerah adat dari Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Alhaytar, yang dijadwalkan berlangsung Rabu, 12 November 2025.

Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat di salah satu restoran di Banda Aceh. Amatan Nukilan.id, selain Ketua DPRA dan Mendagri, tampak hadir Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah, Kapolda Aceh Irjen Marzuki Ali, dan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal.

“Saya dan Mendagri merupakan sahabat dan mitra dalam kerja-kerja pemerintahan,” kata Zulfadhli di sela jamuan tersebut.

Politisi Partai Aceh itu menyebut dirinya kerap berdiskusi dengan Tito Karnavian terkait berbagai isu politik dan pemerintahan di Aceh. Menurutnya, jamuan makan malam itu merupakan bentuk penghormatan sekaligus simbol kedekatan hubungan antara keduanya.

“Lagi pula ini kan tradisi dan budaya Aceh untuk pemulia jamee,” ujarnya.

Zulfadhli, atau yang akrab disapa Abang Samalanga, turut mengungkapkan bahwa Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) menghubunginya dari Jakarta. Dalam komunikasi itu, Mualem meminta agar ia menyambut langsung kedatangan Mendagri di Banda Aceh.

“Ini juga ada arahan dari Mualem. Selain memang Mendagri ini juga sahabat,” imbuhnya.

Di akhir pertemuan, Zulfadhli menyampaikan ucapan selamat kepada Tito atas anugerah adat yang akan diterima dari Wali Nanggroe Aceh. Ia berharap penghargaan tersebut memperkuat hubungan antara Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat.

“Selamat ya Pak Tito atas gelar adat yang diraih dari PYM Wali Nanggroe Aceh. Semoga anugerah itu hati makin dekat dan cinta Aceh lebih dalam,” pungkasnya. (xrq)

Reporter: Akil

BNNP Aceh Rehabilitasi 11 Warga Lampulo yang Terjaring Operasi Narkotika

0
BNNP Aceh melakukan rehabilitasi terhadap 11 pengguna narkoba yang terjaring operasi pemulihan kampung narkotika di Lampulo, Banda Aceh. Simak detail program rehabilitasi ini. (Foto: AntaraNews)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh kembali menegaskan komitmennya dalam memutus rantai penyalahgunaan narkoba di Banda Aceh. Sebanyak 11 warga Lampulo kini menjalani rehabilitasi setelah terjaring dalam operasi pemulihan kampung narkotika yang digelar pada Jumat (7/11/2025).

Operasi yang dilakukan di kawasan Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, itu menjadi pintu masuk bagi proses deteksi dini penyalahgunaan narkoba. Dari 18 warga yang menjalani pemeriksaan urine, hasilnya menunjukkan 11 orang positif mengonsumsi ganja dan sabu-sabu.

Pelaksana Harian Kepala BNNP Aceh, Saiful, menyebutkan bahwa keputusan rehabilitasi diambil berdasarkan asesmen menyeluruh terhadap para warga tersebut.

“Dari hasil asesmen, mereka pemakai dan positif mengonsumsi narkoba saat operasi pemulihan kampung narkotika. Berdasarkan hasil asesmen, mereka harus menjalani rehabilitasi,” ujar Saiful.

Rawat Jalan di Klinik Pratama BNNP Aceh

Proses rehabilitasi dilaksanakan di Klinik Pratama BNNP Aceh secara rawat jalan. Mayoritas peserta dinilai belum berada pada tahap kecanduan berat sehingga tidak memerlukan rawat inap. Dari 11 orang tersebut, dua di antaranya tergolong pecandu berat, sementara lainnya masih dalam fase coba-coba.

Saiful memastikan program ini diberikan secara gratis bagi seluruh peserta. “Rehabilitasi tidak dipungut biaya. Lama proses rehabilitasi tergantung keyakinan dan proses mereka menjalani pemulihan. Biasanya, proses rehabilitasi berlangsung selama empat bulan,” katanya.

Dukungan Masyarakat Mengalir

Langkah BNNP Aceh ini disambut positif oleh masyarakat. Kesadaran publik untuk ikut memberantas penyalahgunaan narkoba disebut semakin meningkat. Hal ini terlihat dari banyaknya laporan warga yang meminta agar operasi serupa dilakukan di desa mereka.

Plt Kepala Bidang Pemberantasan dan Intelijen BNNP Aceh, Mukhlis, turut mengapresiasi partisipasi masyarakat tersebut.

“Sekarang ini, banyak laporan masyarakat meminta operasi serupa dilakukan di desa mereka guna mendeteksi penyalahgunaan narkoba. Kami merespons laporan tersebut dengan menggelar operasi serupa di sejumlah wilayah di Aceh,” ujarnya.

BNNP Aceh menegaskan akan terus memperluas operasi dan memperkuat program pemulihan sebagai bagian dari strategi pemberantasan narkoba yang humanis dan berkelanjutan.

Peringati Hari Pahlawan 2025, Wagub Fadhlullah Serahkan Bungong Jaroe kepada Keluarga Pejuang Bangsa

0
Wagub Fadhlullah Serahkan Bungong Jaroe kepada Keluarga Pejuang Bangsa. (Foto: Humas Aceh)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pemerintah Aceh memperingati Hari Pahlawan Nasional 2025 dengan menyerahkan Bungong Jaroe kepada keluarga Pahlawan Nasional dan tokoh pejuang kemerdekaan di Anjong Mon Mata, Pendopo Gubernur Aceh, Senin (10/11/2025). Penyerahan yang dipimpin Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah SE, itu berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan Forkopimda Aceh, antara lain Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kajati Aceh, pimpinan DPR Aceh, Staf Ahli Gubernur, para asisten Sekda, Kepala SKPA dan kepala biro di lingkungan Setda Aceh, perwakilan Lembaga Veteran RI Wilayah Aceh, serta keluarga besar para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.

Sebanyak 12 perwakilan ahli waris menerima Bungong Jaroe sebagai bentuk penghormatan Pemerintah Aceh terhadap jasa-jasa para pahlawan. Mereka di antaranya T. Nasruddin, ahli waris Pahlawan Nasional Teuku Umar; T. M. Daud, ahli waris Cut Nyak Dhien; Hanif, ahli waris Tgk. Chik Di Tiro; T. Ardiansyah, ahli waris Cut Meutia; Tengku Putro Gampong Gading, ahli waris Laksamana Malahayati; T. Nyak Arief, ahli waris Pahlawan Nasional T. Nyak Arief; Teuku Iskandar Syah, ahli waris Mr. Muhammad Hasan; Teunku Warul Walidin, ahli waris Sultan Iskandar Muda; Kolonel Purn. HM. Djafar Karim, Pahlawan Pembela Kemerdekaan RI – Banda Aceh; serta Peltu Purn. Abd. Wahab Nain, Pahlawan Perdamaian Bosnia.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Aceh menegaskan bahwa Hari Pahlawan bukan sekadar momen mengenang sejarah, tetapi kesempatan untuk meresapi kembali nilai-nilai perjuangan dalam kehidupan berbangsa.

“Perjuangan hari ini tidak lagi dengan mengangkat senjata, tetapi perjuangan membangun, melahirkan karya, menegakkan keadilan, menjaga integritas, serta berupaya memajukan Aceh dan Indonesia agar semakin sejahtera dan bermartabat,” ujar Fadhlullah.

Ia juga mengingatkan bahwa Aceh memiliki rekam jejak panjang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Semangat rakyat Aceh, katanya, telah menjadi inspirasi bagi generasi masa kini.

“Ketika banyak wilayah telah ditaklukkan, Aceh tetap berdiri tegak sebagai benteng terakhir martabat bangsa. Semangat inilah yang mengalir dalam darah masyarakat Aceh hingga kini,” ujarnya.

Fadhlullah berharap keluarga para pahlawan terus memberikan doa dan dukungan moral bagi upaya pemerintah dalam mewujudkan cita-cita perjuangan para pendahulu.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Menghargai bukan sekadar mengenang, tetapi meneruskan cita-cita dan nilai perjuangan itu dalam kehidupan nyata,” katanya.

Peringatan Hari Pahlawan tahun ini menjadi pengingat bahwa perjuangan para pahlawan tidak berhenti pada masa lalu, melainkan terus hidup di setiap langkah pembangunan Aceh dan Indonesia.

Nailul Arifa, Siswi MIN 6 Geudong Pasee Peraih Juara I Tartil Putri di MTQ Aceh ke-37

0
Nailul Arifa, Siswi MIN 6 Geudong Pasee, Raih Juara I Tartil Putri di MTQ Aceh ke-37. (Foto: For Nukilan)

NUKILAN.ID | MEUREUDU — Gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 Tingkat Provinsi Aceh resmi berakhir pada Jumat, 7 November 2025. Ajang yang berlangsung selama lima hari di Kabupaten Pidie Jaya itu kembali melahirkan talenta muda berbakat, salah satunya Nailul Arifa, siswi MIN 6 Geudong Pasee, Aceh Utara, yang berhasil meraih Juara I pada cabang Tartil Putri.

Kepala Kankemenag Aceh Utara, H. Fadli, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta asal Aceh Utara yang telah tampil membanggakan. Ia menilai capaian tersebut tidak terlepas dari keberhasilan program pembinaan yang dijalankan di tingkat madrasah dan dayah.

Ia menjelaskan bahwa Program Limit (Lima Belas Menit) Mengaji dan Getba (Gerakan Baca Al-Qur’an)—yang digagas Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Azhari, M.Si—berperan besar dalam meningkatkan kemampuan literasi Al-Qur’an para pelajar. Program tersebut mengharuskan siswa memulai aktivitas sekolah dengan membaca Al-Qur’an selama 15 menit, sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

“Program ini mewajibkan seluruh siswa untuk mengawali kegiatan sekolah dengan membaca Al-Qur’an selama 15 menit, sebelum aktivitas belajar mengajar dimulai. Selain itu Getba memberikan solusi tepat bagi rendahnya pemahaman siswa-siswi SD, SMP dan SMA terhadap literasi Al-Qur’an,” kata Fadli.

Menurutnya, pelaksanaan MTQ bukan sekadar kompetisi, tetapi momentum untuk membentuk generasi Qur’ani di Aceh Utara, sekaligus mendorong lahirnya sumber daya manusia yang berakhlak baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dari hasil penetapan 10 besar Juara Umum MTQ ke-37, Kabupaten Aceh Utara menempati posisi kelima dengan raihan total 181 poin. Adapun rincian prestasi yaitu enam Juara I, satu Juara II, dua Juara III, serta beberapa peringkat harapan: lima Harapan I, tiga Harapan II, dan lima Harapan III.

Kebahagiaan juga dirasakan pihak madrasah. Kepala MIN 6 Aceh Utara, Wiwin Hermawan, menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan Nailul Arifa. Ia turut memberikan apresiasi kepada pembimbing dari MIN 4 Aceh Utara, Tgk. H. Yusuf Yasin, M.Pd.

“Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada Tgk H Yusuf Yasin MPd Kepala MIN 4 Aceh Utara yang telah membimbing Siswi kami sampai Meraih juara serta terima kasih atas Doa kita semua,” ujar Wiwin.

Ia menuturkan bahwa Nailul dikenal sebagai siswi yang tekun dan gemar membaca Al-Qur’an.

“Nailul dikenal sebagai sosok yang rajin dan suka membaca Al-quran di Madrasah. Ia merupakan siswi kelas IV anak dari Bapak As’adi bekerja sebagai wiraswasta dan Nurjanah sebagai Ibu rumah tangga,” kata Wiwin.

Untuk meningkatkan kualitas bacaan para siswa, MIN 6 Aceh Utara tidak hanya menerapkan Program Limit Mengaji, tetapi juga menghadirkan ekstrakurikuler Tahsin Al-Qur’an.

“Program ini bertujuan memperbaiki bacaan dan tajwid siswa, agar mereka tidak hanya lancar membaca, tetapi juga memahami adab dan keindahan dalam membaca Al-Qur’an,” ujarnya.

Keberhasilan Nailul menjadi bukti bahwa pembinaan yang berkelanjutan mampu menciptakan generasi muda yang mencintai Al-Qur’an dan berprestasi di tingkat provinsi.

Banjir Rendam Tiga Kecamatan di Aceh Selatan, Aktivitas Warga Terganggu

0
Banjir Rendam Tiga Kecamatan di Aceh Selatan. (Foto: BPBD Aceh Selatan)

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah Aceh Selatan sejak Minggu (9/11) sore hingga Senin (10/11) dini hari menyebabkan tiga kecamatan terendam banjir. Air yang meluap dari aliran sungai masuk ke permukiman warga dengan ketinggian mencapai 80 sentimeter.

Kepala Pelaksana BPBD Aceh Selatan, Zainal, kepada Nukilan.id menyebutkan banjir terjadi akibat hujan lebat yang berlangsung selama berjam-jam hingga memicu luapan sungai di beberapa titik.

“Akibat hujan dengan intensitas lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Aceh Selatan sejak pukul 17:00 WIB pada hari Minggu sampai dengan pukul 05:00 WIB pada hari Senin menyebabkan meluapnya air sungai dan merendam perumahan penduduk di 3 kecamatan,” kata Zainal, Senin (10/11/2025).

Tiga Kecamatan Terdampak

BPBD merinci wilayah yang terendam banjir meliputi:

  • Kecamatan Kluet Tengah
    Desa Jambur Papan dengan ketinggian air 70–80 sentimeter.

  • Kecamatan Kluet Utara
    Desa Limau Purut (10–20 cm) dan Desa Kota Fajar Dusun Takwa (5–15 cm).

  • Kecamatan Kluet Selatan
    Desa Kedai Runding (5–15 cm), Desa Gelumbuk (5–15 cm), dan Desa Pulo Ie (30–60 cm).

Selain merendam rumah, banjir juga menutup akses jalan antar-gampong. Arus transportasi warga terhambat karena beberapa titik jalan ikut tergenang.

“Selain merendam perumahan, banjir juga merendam jalan lintas gampong (desa) yang menghambat arus transportasi masyarakat. Untuk dampak material dan korban terdampak masih dalam pendataan,” ujar Zainal.

Pemantauan dan Penanganan

BPBD Aceh Selatan mengerahkan personel ke lokasi-lokasi terdampak untuk melakukan pemantauan dan asesmen. Petugas Damkar PB 08 Kluet Tengah dan Damkar PB 04 Kluet Utara ikut membantu pendataan bersama unsur muspika setempat.

Menurut Zainal, kondisi air sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan di beberapa lokasi.

“Kondisi terakhir air masih menggenangi permukiman penduduk dan jalan lintas gampong di Kecamatan Kluet Tengah. Air sudah mulai surut dan bisa dilalui seperti biasanya di lintas jalan desa dan di area permukiman penduduk di Kecamatan Kluet Utara, Kluet Selatan dan Kluet Tengah,” jelasnya.

Hingga saat ini BPBD masih mendata dampak kerusakan serta jumlah warga yang terdampak banjir tersebut.

USK Sabet Dua Emas dan Satu Perunggu di Kejuaraan Pencak Silat Internasional Batam

0
USK Sabet Dua Emas dan Satu Perunggu di Kejuaraan Pencak Silat Internasional Batam. (Foto: For NUKILAN)

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) pada ajang internasional. Tiga atlet pencak silat kampus tersebut sukses membawa pulang dua medali emas dan satu perunggu pada 3rd Batam Pencak Silat Open Championship 2025 yang berlangsung pada 5–10 November 2025.

Dua medali emas diraih oleh mahasiswa FKIP USK, masing-masing untuk kategori Tanding Kelas D Dewasa dan Tunggal Putri Dewasa. Kedua atlet tersebut merupakan mahasiswa Departemen Pendidikan Olahraga, yakni Dimas Putra Rizkiansyah dan Silvia Suspri Zaima.

“Kedua mahasiswa FKIP itu berasal dari Departemen Pendidikan Olahraga. Dimas Putra Rizkiansyah untuk ketegori tanding kelas D dan Silvia Suspri Zaima untuk kategori Tunggal putri dewasa. Keduanya dapat emas,” ujar Dr. Fahrul Radhi, S.T., M.Pd., pendamping UKM Pencak Silat USK.

Selain dua emas, satu medali perunggu juga dipersembahkan oleh Alga Sabnu, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USK. Menurut Fahrul, capaian tersebut sangat berarti mengingat tingkat persaingan yang dihadirkan oleh ajang internasional ini.

“Satu orang atas nama Alga Sabnu dari FISIP baru berhasil mendapatkan Perunggu. Meski demikian, ini merupakan capaian luar biasa, mengingat evennya adalah internasional,” tegasnya.

Fahrul menjelaskan bahwa kejuaraan tahun ini diikuti oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Jepang. Ia menambahkan, ketiga atlet USK tersebut menunjukkan antusiasme tinggi sejak masa persiapan hingga menjelang keberangkatan.

Lebih jauh, Fahrul berharap prestasi ini dapat menjadi pemacu semangat bagi mahasiswa lain untuk terus berlatih dan mengembangkan kemampuan.

“Dengan kerja keras, disiplin, dan kolaborasi bersama, bukan tidak mungkin USK akan menjadi salah satu kampus unggul dalam dunia olahraga di masa mendatang. Tetap semangat dan terus raih mimpi!” ujar Fahrul, alumnus S3 IPS USK.

Ia menegaskan kembali bahwa konsistensi latihan dan integritas adalah kunci utama. “Proses tidak pernah mengkhianati hasil,” katanya.

Banda Aceh Perkuat Kerja Sama Kesehatan dengan Turki, Fokus Tingkatkan Layanan dan SDM

0
Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal dalam kunjungannya ke Kedutaan Besar Turki di Jakarta untuk bertemu Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Küçükcan, pada Jumat, 7 November 2025. (FOTO: HUMAS BNA)

NUKILAN.ID | JAKARTA – Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal kembali mendorong terjalinnya kolaborasi strategis dengan Turki, khususnya dalam upaya peningkatan layanan kesehatan di ibu kota Provinsi Aceh. Langkah itu ditandai dengan kunjungannya ke Kedutaan Besar Turki di Jakarta untuk bertemu Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Küçükcan, pada Jumat, 7 November 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Illiza didampingi Plt Direktur RSUD Meuraxa Taufik Wahyudi, Asisten Administrasi Umum Setdako Banda Aceh M. Nurdin, serta Kabag Administrasi Pembangunan Muhammad Ridha. Sejumlah agenda penting dibahas, terutama peluang kemitraan di sektor kesehatan.

Kerja sama yang dijajaki mencakup pembangunan dan pengembangan fasilitas medis yang lebih modern serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di RSUD Meuraxa melalui berbagai program pelatihan.

“Upaya ini kita harapkan dapat meningkatkan standar pelayanan kesehatan di Banda Aceh menuju kualitas internasional,” ujar Illiza sembari menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Turki.

Ia menegaskan komitmennya untuk memanfaatkan peluang kolaborasi ini demi meningkatkan kompetensi tenaga medis dan mengadopsi teknologi kesehatan yang lebih maju. “Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat memperluas wawasan dan kemampuan tenaga kesehatan RSUD Meuraxa, sekaligus mengadopsi teknologi dan sistem pelayanan medis yang lebih maju,” ujarnya.

Lebih jauh, Illiza menyebutkan bahwa kemitraan ini turut membuka kesempatan bagi tenaga kesehatan Banda Aceh untuk mengikuti pelatihan profesional di Turki. “Harapan besarnya: mutu pelayanan kesehatan kita dapat terus meningkat nantinya.”

Selain sektor kesehatan, pertemuan tersebut juga menghasilkan kesepahaman untuk membangun Turkish Centre atau Pusat Turki di Banda Aceh. Fasilitas ini akan difasilitasi oleh Pemerintah Kota Banda Aceh dan diproyeksikan sebagai ruang penguatan hubungan budaya, pendidikan, dan bidang lain yang relevan antara Aceh dan Turki.

Menurut Illiza, langkah kolaboratif ini menjadi penanda eratnya hubungan historis Aceh–Turki yang telah terjalin sejak masa kerajaan dahulu. “Insyaallah ini menjadi modal berharga guna membawa manfaat nyata bagi kemajuan kota dan warga Banda Aceh tercinta,” ujarnya.