Thursday, March 28, 2024

Kelicikan Snouck Hurgronje Melemahkan Islam di Aceh

Nukilan.id – Muslihat Snouck Hurgronje menjadi muslim untuk melemahkan Islam di Aceh. Siasat Snouck Hurgronje sebagai aktor jahat dalam perang Aceh melawan pemerintah kolonial Belanda Snouck Hurgronje benar-benar melemahkan Islam di masa itu.

Siapa Snouck Hurgronje hingga menjadi tokoh fenomenal yang melegenda. Christiaan Snouck Hurgronje lahir di Oosterhout pada 8 Februari 1857 dan meninggal pada 26 Juni 1936. Semasa hidup, Hurgronje dibesarkan dalam keluarga Protestan yang taat.

Dia menjadi mahasiswa teologi diUniversitas Leidenpada tahun 1874 hingga menerima gelar doktor di Leiden pada tahun 1880 dengan disertasinya’Het Mekkaansche feest’ (“Perayaan Mekah”). Dengan kefasihannya berbahasa Arab dan keluwesan dalam bergaul, Hurgronje diizinkan masuk Mekkah pada tahun 1884.

Hurgronje menjadi sarjana budaya Oriental Barat pertama yang melakukannya. Menurut Algadri, Hamid (1994) melalui Dutch Policy Against Islam and Indonesians of Arab Descent in Indonesia yang diterbitkan LP3ES, Hugronje membuat kesan kepada orang-orang bahwa ia masukIslam.

Dalam buku “Snouck Hurgronje, Seorang Agnostik & Munafik Tulen (bag 1)” yang terbit 19 Mei 2013, dia mengaku berpura-pura menjadi Muslim seperti yang dijelaskannya dalam surat yang dia kirim kepada teman kuliah, Carl Bezold pada 18 Februari 1886 yang kini diarsipkan diPerpustakaan Universitas Heidelberg.

Hurgronje menjadi profesor Melayu pada 1889 di Universitas Leidendan penasihat resmi pemerintah Belanda untuk urusan kolonial. Dia menulis lebih dari 1.400 makalah tentang situasi di Aceh dan posis Islam di Hindia Belanda, serta pada layanan sipil kolonial dan nasionalisme.

Dalam perang Aceh(1873-1913), Hurgronje memainkan peran merancang strategi untuk menghancurkan perlawanan penduduk Aceh, mengakhiri perang 40 tahun dengan perkiraan korban sekitar 50.000 dan 100.000 penduduk tewas dan sekitar satu juta terluka. Kesuksesannya dalamPerang Acehmemberinya kekuasaan dalam membentuk kebijakan pemerintahan kolonial.

Ketika koloni Hindia Belanda (sekarang: Indonesia) didirikan pada 1800, agama monoteistik dominan bagi sebagian besar masyarakat adat di Hindia Belanda adalahIslam. Karena sinkretisme agama yang kuat, bentuk Islam dicampur dengan unsur-unsur dari agama yang lebih tua. [Sindonews]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img