Flower Aceh Sebut Kasus Santri Disiram Air Cabai Langgar Nilai Kemanusiaan

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh — Kasus dugaan kekerasan terhadap seorang santri di Pesantren Darul Hasanah, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial. Seorang santri bernama Teuku mengalami luka perih, memerah, dan pembengkakan di tubuhnya akibat disiram air cabai pada Senin (30/9/2024) sore di lingkungan pesantren tersebut.

Dilansir dari RRI, pelaku kekerasan diduga adalah NN, istri dari pimpinan pesantren Darul Hasanah. Hukuman itu diberikan kepada Teuku karena ia dituduh melanggar aturan pesantren. Kasus ini menuai kecaman dan simpati dari masyarakat, terutama terkait isu perlindungan anak di lembaga pendidikan.

Menanggapi kasus tersebut, Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati, menyatakan bahwa tindakan kekerasan yang menyakiti anak merupakan pelanggaran hak anak dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan.

“Tindakan apa pun yang menyakiti dan merugikan anak adalah pelanggaran hak-hak anak dan mengabaikan nilai kemanusiaan, termasuk pada kasus ini,” kata Riswati kepada Nukilan.id, Kamis (3/10/2024).

Riswati, yang juga merupakan aktivis perempuan dan anak, menegaskan bahwa kekerasan yang dialami Teuku bukan hanya berdampak pada fisik, tetapi juga psikologis yang bisa bertahan lama.

“Korban bisa mengalami trauma, kecemasan, depresi, ketakutan, serta hilangnya rasa percaya. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menghambat perkembangan mental dan emosional korban dalam jangka panjang,” tambahnya.

Sebagai lembaga pendidikan, ia berpendapat bahwa pesantren seharusnya memiliki peran penting dalam mendidik dan melindungi anak-anak yang belajar di dalamnya.

“Banyak dayah dan pesantren lainnya yang berhasil menerapkan proses pendidikan yang melindungi dan responsif terhadap anak. Seharusnya ini bisa menjadi contoh dan direplikasi,” ungkap Riswati.

Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kesadaran kritis dan komitmen untuk penyelenggaraan pengasuhan positif di lingkungan lembaga pendidikan. Sistem pengawasan yang kuat dan independen diperlukan untuk memastikan bahwa santri mendapatkan perlindungan yang layak di pesantren. (XRQ)

Reporter: Akil Rahmatillah

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News