Nukilan.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan rukyat hilal awal Sya’ban 1442 H pada Ahad (14/3) saat matahari terbenam paling awal di Waris (Papua) pukul 17.50 WIT atau pukul 18.50 WIB di Sabang (Aceh).
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (13/3), mengatakan konjungsi atau ijtimak awal bulan Syakban 1442 H terjadi Sabtu (13/3) pukul 17.21.05 WIB.
Baca juga: Dana Operasional Pemerintah Aceh 3,9 Miliar
Menurut dia, karena sebagian wilayah Indonesia konjungsi/ijtimak terjadi setelah matahari terbenam, maka BMKG melaksanakan rukyat hilal pada Ahad (14/3). Dengan data tinggi hilal berkisar antara 9,92 derajat di Merauke (Papua) sampai dengan 11,29 derajat di Calang (Aceh).
Elongasi berkisar antara 10,77 derajat di Waris (Papua) sampai dengan 12,06 derajat di Banda Aceh (Aceh). Umur bulan berkisar antara 22,48 jam di Waris (Papua) sampai dengan 25,49 jam di Banda Aceh (Aceh). Lag berkisar antara 44,26 menit di Merauke (Papua) sampai dengan 49,84 menit di Sabang (Aceh).
Baca juga: Akhir 2021, Mesjid Giok Jadi Destinasi Wisata Islami Baru di Aceh
FIB berkisar antara 0,89 di Waris (Papua) sampai dengan 1,11 persen di Banda Aceh (Aceh). Pada bulan ini, BMKG akan melaksanakan rukyat di 22 lokasi di Indonesia.
Mekanisme rukyat hilal penentu awal bulan Hijriyah oleh BMKG adalah dengan memanfaatkan teleskop terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.
Saat pengamatan dilaksanakan, redupnya cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop, secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk barat.
Dengan teknologi informasi, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal.
Baca juga: Kisah Turunnya Perintah Sholat Saat Isra Mi’raj
Berdasarkan data hilal awal Sya’ban 1442 H pada 14 Maret 2021, ilmu atsronomi dan data rekor hilal di BMKG, hilal awal Sya’ban 1442 H berpotensi untuk teramati.
Meskipun demikian, hilal bisa saja tidak teramati jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, yaitu jika ufuk barat berawan atau hujan, sehingga menghalangi arah pandang teleskop ke posisi hilal berada.
Masyarakat luas dapat turut melihat hilal penentu awal Sya’ban 1442 H pada Ahad sore, 14 Maret 2021 secara live streaming dengan mengakses laman BMKG http://www.bmkg.go.id/hilal.
Baca juga: Isra’ Mi’raj, Peristiwa Penting Umat Islam