Friday, April 26, 2024

Aceh Dinilai Strategis Jadi Pintu Masuk Perdagangan Global

Nukilan.id – Pengusaha asal Aceh yang juga calon Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh Ismail Rasyid menilai letak Aceh di pintu masuk Selat Malaka sangat strategis bagi perdagangan global, ditambah lagi Tanah Rencong ini memiliki sumber daya alam yang melimpah.

“Letak Aceh yang strategis ini maka kita perlu membangun konektivitas sektor transportasi, sehingga nantinya menjadi penghubung tumbuhnya ekonomi daerah, nasional, dan internasional,” katanya dalam silaturahmi dengan pimpinan media di Aceh Besar, dikutip dari Antara, Senin 20 Juni.

Ismail Rasyid mengatakan potensi sumber daya alam Aceh harus dimanfaatkan dengan baik. Melalui Kadin Aceh, dirinya ingin berkontribusi banyak untuk industri di daerah berjulukan Serambi Mekkah itu.

Selain memiliki misi ingin membangun konektivitas sektor transportasi sebagai penghubung pertumbuhan ekonomi nasional dan internasional, CEO Trans Continent itu juga bertekad untuk mengembangkan ekonomi kreatif dalam bentuk kombinasi lintas sektor guna meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan lapangan kerja.

Ia juga siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk mencapai pembangunan ekonomi Aceh yang mandiri dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional. Selanjutnya akan mengoptimalkan hilirisasi komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan tangkap, dan budi daya.

“Ketika hasil tangkapan nelayan banyak atau produksi melimpah, maka nilai jualnya rendah, bahkan ada sebagian yang membusuk. Untuk itu diperlukan mesin pendingin dan jika harganya kembali meningkat maka produksi tersebut dipasarkan kembali,” kata dia.

Kemudian Ismail Rasyid mengatakan banyak produk dan komoditas Aceh yang berpotensi ekspor sehingga dibutuhkan konektivitas. “Kita punya harapan agar bisa menghidupkan kembali perdagangan Aceh seperti kejayaan pada masa lalu, dan Kadin menjadi wadah untuk melakukannya,” kata Ismail Rasyid.

Di sisi lain dia juga mengagas Program Santripreneur dan Yatimpreneur guna mendorong kemajuan Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) di Aceh, yang berorientasi ekspor dan berbasis pada potensi komoditas unggulan daerah.

Menurut alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala itu, santri juga perlu dibekali atau dilatih kewirausahaan dengan harapan ke depan para alumnus lebih mandiri.

“Program Santripreneur dan Yatimpreneur ini menjadi prioritas saya ke depan dan saya merasa terpanggil untuk melakukannya, dengan harapan akhir adalah ekonomi Aceh bisa tumbuh baik dan daerah ini lebih maju,” katanya.

Ismail Rasyid menegaskan terpilih atau tidak dirinya untuk menakhodai Kadin Aceh periode 2022-2027 maka Program Santripreneur dan Yatimpreneur tersebut tetap dijalankan. []

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img