Pakar: Business Entry Singapura Lebih Unggul Dibanding Indonesia

Share

NUKILAN.id | Jakarta – Keunggulan regulasi dan kebijakan ekonomi di Singapura semakin menarik minat dunia usaha. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan lebih memilih berinvestasi di negara kota itu ketimbang di Indonesia. Terbaru, maskapai Indonesia Airlines (INA), yang didirikan oleh Iskandar, pengusaha asal Aceh, juga memilih berbasis di sana.

Untuk memahami fenomena ini, Nukilan.id menghubungi Gading Kevin Simarmata, Analis Utama Bidang Perekonomian, Investasi Pariwisata, dan Ekraf Asah Kebijakan Indonesia. Ia menyoroti sejumlah keunggulan regulasi dan kebijakan ekonomi Singapura yang membuatnya lebih menarik bagi dunia usaha dibandingkan Indonesia.

“Terkait keunggulan, tentu regulasi dan kebijakan ekonomi di Singapura sangat mendukung dunia usaha,” kata Gading kepada Nukilan.id pada Jumat (14/3/2025).

Ia merujuk pada laporan Business Ready dari Bank Dunia yang membandingkan iklim bisnis di berbagai negara. Dari laporan tersebut, terlihat bahwa posisi Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan Singapura.

“Kita bisa melihat laporan Business Ready dari Bank Dunia, antara Indonesia dan Singapura itu kan memang jauh ya, dalam artian mereka relatif lebih bagus,” jelasnya.

Meski demikian, Gading menjelaskan bahwa Indonesia tetap memiliki beberapa keunggulan dalam aspek tertentu.

“Skor tertinggi kita unggulnya terkait pekerja, penyediaan pelatihan peluang kerja, layanan utilitas, dan juga terkait lokasi bisnis,” katanya.

Namun, keunggulan tersebut belum cukup untuk menyaingi daya tarik Singapura dalam aspek-aspek krusial bagi dunia usaha. Menurut Gading, salah satu faktor utama yang membuat investor lebih memilih Singapura adalah kemudahan dalam memulai bisnis.

“Dalam laporan tersebut, Singapura unggul sekali dalam hal kemudahan memulai bisnis atau business entry, hak kredit dalam likuidasi, termasuk layanan utilitas seperti listrik dan layanan pendukung lainnya,” papar Gading.

Sementara itu, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam beberapa indikator yang turut memengaruhi rendahnya investasi.

“Dan jika kita lihat di Indonesia, skor terendahnya itu di persaingan pasar. Hal ini sama juga di Singapura,” katanya.

Selain itu, Gading mengatakan bahwa sektor layanan keuangan di Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan Singapura, yang berimbas pada rendahnya minat investasi.

“Kemudian di kita ini, layanan keuangan juga relatif rendah ya dibandingkan Singapura, sehingga memang akan berujung pada investasi yang rendah juga,” pungkasnya.

Dengan keunggulan regulasi yang lebih ramah bagi dunia usaha, bukan hal yang mengejutkan jika semakin banyak perusahaan, termasuk yang berasal dari Indonesia, memilih untuk berekspansi atau bahkan berbasis di Singapura. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News