NUKILAN.id | Jakarta – Pemerintah terus berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi guna mengurangi ketergantungan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk kebutuhan domestik. Salah satu proyek utama adalah pembangunan jaringan pipa transmisi gas bumi yang menghubungkan wilayah Aceh hingga Jawa Timur.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah saat ini sedang melanjutkan pembangunan pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II sepanjang 245 km, yang mencakup ruas Batang, Cirebon, hingga Kandang Haur Timur. Proyek ini melanjutkan Cisem Tahap I yang selesai pada 2023.
“Jaringan gas ini ada dua bagian, dari Jawa Timur ke Jawa Tengah. Cisem I sudah selesai, sekarang kita lanjutkan Cisem II,” kata Bahlil saat ditemui di Jakarta, Rabu (9/10/2024).
Setelah proyek Cisem II rampung, Bahlil menambahkan, pemerintah akan berfokus pada pembangunan ruas Dumai-Sei Mangkei di Sumatera. Langkah ini akan memperkuat konektivitas di jalur transmisi gas nasional, terutama dalam mengintegrasikan sumber gas di Jawa Timur dan Sumatera.
“Jika ini berhasil, kita bisa menyeimbangkan pasokan gas. Kalau pasokan di Jawa Timur berkurang, gas bisa dibawa dari Sumatera,” tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menjelaskan bahwa proyek Cisem merupakan langkah penting pemerintah dalam menghubungkan bagian-bagian jalur transmisi gas yang belum terintegrasi. Ini akan mendukung penggunaan energi bersih, namun gas bumi diproyeksikan tetap menjadi komoditas strategis selama masa transisi energi.
“Kalau 10 tahun lalu kita masih banyak ekspor gas, sekarang kita lebih banyak memanfaatkannya untuk kebutuhan domestik,” kata Laode dalam acara Energy Corner yang diselenggarakan CNBC Indonesia.
Meski begitu, Laode mengakui masih ada dua jalur transmisi yang belum tersambung, yakni ruas Cirebon-Semarang dan Dumai-Sei Mangkei. Pemerintah, lanjutnya, akan mempercepat pembangunan dua ruas ini untuk memastikan integrasi penuh di jaringan transmisi nasional.
“Tantangannya ada dua ruas yang belum tersambung, yaitu Cirebon-Semarang dan Dumai-Sei Mangkei di Sumatera,” jelas Laode.
Ia juga menyinggung laporan Global Energy Mix yang dirilis oleh International Energy Agency (IEA) pada 2022, yang memproyeksikan penurunan penggunaan batu bara dan minyak hingga 2030, sementara energi terbarukan akan mengalami peningkatan signifikan. Gas bumi, meski sedikit menurun, masih akan menjadi komoditas utama yang menopang transisi energi global.
“Pemerintah tentunya perlu menyiapkan regulasi yang sesuai agar kita bisa mempercepat pembangunan infrastruktur gas ini,” pungkasnya.
Salah satu regulasi yang sedang ditinjau ulang adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2019 terkait pengelolaan gas bumi, yang diharapkan dapat mempercepat perkembangan infrastruktur gas di Indonesia.
Editor: Akil