Penjelasan Kepala SMAN Modal Bangsa soal Biaya Komite Sekolah

Share

Nukilan.id – Baru-baru ini akun facebook bernama Syakya Meirizal menyebutkan biaya masuk Sekolah Menangah Atas Negeri (SMAN) Modal Bangsa Aceh tidak memiliki rincian lengkap penggunaan dana komite.

“Uang Komite masuk SMA Fajar Harapan 8 juta, lengkap dengan rinciannya. SMA Modal Bangsa 15 juta, tanpa ada rincian penggunaannya (tidak transparan). Padahal sama-sama sekolah berasrama (boarding school),” kata Syakya Meirizal dalam postingan akun facebooknya, Senin 30 Januari 2022.

Selain itu, Ia juga mengatakan, Kepala Sekolah dan Ketua Komite SMAN Modal Bangsa layak diganti karena SMAN tersebut sekolah negeri bukan sekolah pribadi.

“Entah siapa Kepala Sekolah dan Ketua Komite SMA Mosa saat ini? Sungguh mereka layak diganti! Karena SMA Mosa itu sekolah negeri, bukan sekolah pribadi,” sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah SMAN Modal Bangsa Misra M.Pd mengatakan, sebaiknya bila mendapatkan sesuatu informasi maunya diklarsifikasi dulu. Jangan langsung dimuat disebarkan tanpa klarifikasi. Jangan menjelakan sekolah.

Dijelaskan Misra, pengutipan uang itu berdasarkan hasil rapat komite. Keputusan bersama. Ada absen ada notulen, ada perincian biaya semuanya. Rapatnya juga demokratis, ada tanya jawab dan pembahasan.

“Sekolah kita kegiatannya dari sore sampai malam hari. Kegiatan itu untuk kegiatan khusus, ektra kurikuler. Ya tentu untuk kegiatan itu uangnya dari murid. Ada juga kegiatan keagamaan di malam hari,” jelasnya.

Di sekolah ini juga ada tenaga honor, tenaga honor di sini 17 orang. Ada tenaga lapangan sekuriti. Ada kebutuhan yang pembiayaanya diluar dana yang disiapkan pemerintah, jelasnya.

“Uang yang diambil Rp 15 juta itu untuk tiga tahun. Tahun lalu Rp 13 juta, namun setelah rapat komite ditambah 2 juta. Rencana karena kita tidak punya asrama lagi. Jadi kami mau bangun asrama, kalau diharapkan kepada pemerintah kan perlu proses,” ujar Misra.

Asrama SMAN Modal bangsa ini, baru baru ini terbakar. Kalau dulu asramanya semi permanen, setengahnya triplek, rencana tahun ini dibangun permanen, jelasnya.

“Sebaiknya bila mendapatkan sesuatu informasi maunya diklarsifikasi dulu. Jangan langsung dimuat disebarkan tanpa klarifikasi. Jangan menjelakan sekolah. Padahal semuanya dilakukan sesuai dengan rapat komite,” tegasnya.

Misra mengakui, ada yang menelpon ke sekolah dan mengatakan anak orang miskin tidak boleh sekolah di Modal bangsa. Pihak sekolah menjawab bukan tidak boleh tetapi boleh.

Namun yang perlu menjadi perhatian, sekolah kita ini berbayar, sejak berdiri sampai sekarang berbayar. Kegiatan yang berbayar itu untuk kegiatan yang dananya diluar dana yang disiapkan pemerintah melalui dana BOS.

Sebenarnya pihak sekolah sudah menawarkan solusi soal pembayaranya. Apa perlu dicicil sampai tiga atau empat kali. Pada saat rapat komite juga sudah sampaikan. Apabila anak bapak ibu yang kurang mampu boleh hubungi kami. Prosedurnya bisa dicicil tiga atau empat kali, jelas Misra.

Kalau penggunaan biaya yang dikutip sangat jelas dan transparan. Misalnya ada kegiatan olimpiade sembilan cabang lomba. SMA Modal Bangsa harus mempersiapkan diri untuk kegiatan itu. Didatangkan guru dari luar, makanya membutuhkan biaya.

“Baru baru ini kita mendapat dua medali emas di level nasional tingkat madrasyah. Alhamdulilah siswa kita menunjukan kemampuanya, namun untuk mengapai semua itu membutuhkan persiapan,” jelas Misra.

Dijelaskan juga soal biaya yang dipungut komite senilai Rp 2.975.000. Peruntukanya jelas. Untuk perlengkapan baju seregam saja lima pasang. Kemudian sepatu, baju olahraga, jadi semuanya diperuntukan sesuai dengan kebutuhan, hasil kesepakatan, jelasnya.

Pihak sekolah sangat berharap, apabila ada kendala atau miskomunikasi, agar sebaiknya dibicarakan dengan baik ke pihak sekolah. Sama sama dicarikan jalan keluar, tidak harus diekpos, apalagi tidak ada konfirmasi, sehingga informasinya keliru. []

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News