Friday, March 29, 2024

Urgensi Interprofessional Collaboration Dalam Menjaga Mutu Pelayanan

*Ira Rizqana

Rumah Sakit sebagai instansi penyedia layanan kesehatan sangat concern terhadap mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Bentuk pelayanan Rumah Sakit kini telah bergeser dari provider-centered care menjadi patient-centered care yang memungkinkan pasien ikut terlibat disepanjang alur perawatan dan pasien menjadi sentral dalam pemberian pelayanan kesehatan. Salah satu cara untuk menjaga mutu pelayanan dan keselamatan pasien adalah dengan penerapan interprofessional collaboration (IPC). IPC yang diterapkan secara kompeten dan efisien dapat membangun hubungan kepercayaan antara tenaga kesehatan dan pasien.

IPC adalah interaksi antara dua atau lebih profesional kesehatan yang bekerja sama dalam tim untuk memberikan perawatan yang komprehensif kepada pasien, berbagi informasi untuk mengambil keputusan bersama, dan mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan kerjasama dalam perawatan pasien. Penerapan IPC bukan hanya sekedar pencatatan bersama dalam satu format pendokumentasian yang dikenal dengan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT), namun lebih luas lagi bahwa penerapan IPC merupakan penatalaksanaan asuhan pelayanan kesehatan pada pasien berdasarkan kolaborasi antar Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang terdiri dari dokter, ahli gizi, fisioterapis, farmasi, dan perawat.

Dalam pelaksanaan IPC diperlukan keterlibatan dari seluruh PPA untuk memperoleh kesepakatan bersama dalam penyelesaian masalah kesehatan (pasien) yang kompleks, hal ini bisa berupa upaya promotif maupun preventif, dan tidak mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif. Namun kenyataannya bahwa tidak sedikit Negara yang masih menerapkan sistem pelayanan kesehatan yang terfragmentasi.

Demikian juga yang terjadi secara umum di Indonesia, masih ada ketimpangan dalam pelayanan kesehatan dimana salah satu dari profesi kesehatan masih sangat mendominasi dalam pelayanan kesehatan. Idealnya tidak ada salah satu profesi yang merasa lebih penting dibanding yang lain, karena setiap PPA memegang peranan penting terhadap kesembuhan pasien sesuai dengan porsinya masing-masing berdasarkan keahlian dan latar belakang pendidikannya. Penerapan IPC dapat terwujud jika PPA saling mengisi peran masing-masing dengan menampilkan kompetensi terbaik yang dimiliki oleh setiap PPA, sehingga pola pasien sebagai sentral layanan kesehatan dapat terlaksana dan mutu layanan kesehatan dapat terjaga.

Penelitian menyatakan bahwa penerapan IPC memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Penerapan IPC yang tidak efektif menjadi pusat kegagalan dalam perawatan pasien, pasien dirugikan karena prosedur yang berlebihan, miskomunikasi dan kurangnya koordinasi dalam pelayanan. Penerapan IPC yang kompeten terbukti dapat menurunkan komplikasi pada pasien, lama rawatan di rumah sakit, ketegangan dan konflik antara tenaga kesehatan, pergantian staf, tingkat kesalahan klinis dan tingkat kematian. Sehingga pelaksanaan IPC perlu menjadi perhatian bagi stakeholder di institusi kesehatan sebagai pendekatan utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Langkah yang dapat dilakukan untuk penerapan IPC dengan efektif adalah melalui pembuatan kebijakan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.

Kualitas pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tenaga kesehatan sebagai sumber daya utama yang menjalankan sistem pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan dituntut untuk terus mengupgrade ilmu dan skillnya melalui pelatihan dan pendidikan, termasuk interprofesional education (IPE). IPE merupakan metode pembelajaran yang interaktif dan berbasis kelompok dengan latar belakang pendidikan kesehatan yang berbeda untuk menciptakan suasana belajar kolaborasi untuk mewujudkan praktik kolaborasi. Melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tenaga kesehatan dapat saling menghargai terhadap budaya dan keunikan profesi lain dan meningkatkan komunikasi antar profesi kesehatan sehingga penerapan IPC dapat terlaksana dengan efektif.

Penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img