Nukilan.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry mengelar seminar nationaal dengan tema Indonesia Sebagai Pusat Eisata Halal Dunia dan Prospek Ekonomi Wisata Halal Dalam Kebijakan Pemerintah Jokowi pada Kamis (13/1/2022) di Aula Gedung B FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Bentindak sebagai keynote speech dalam acara itu, langsung Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.Ā Rektor UIN Ar-Raniry, Dr. Warul Walidin, Wakil Rektor, Dr. Saifullah Idris, M.Ag, Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UIN Ar-Raniry, Dr. Zaky Fuad, M. Ag, Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI), H. M Fadhil Rahmi Lc, Budayawan Aceh, Imam Juani MA, Duta Wisata Indonesia Muhammad Akkral, dan Presma UIN Ar-Raniry, Ahmad JAden serta yang menjadi Moderator, Latifanny Yulanar, dan diikuti raturan mahasiswa UIN Ar-Raniry.
Dalam paparannya, Senator Aceh, Fadhil Rahmi menyampaikan, bahwa
wisata halal bukanlah hal yang baru di Aceh, wisata halal ini terus digiatkan oleh pemerintah maupun masyarakat di Aceh, karena sejak awal Bumi Serambi Mekkah ini sudah berlabel halal destination.
āSecara umum di Indonesia, wisata halal ini masih manjadi hal baru yang harus digencarkan lagi,ā ujarnya.
Selain itu, kata Fadhil, Qanun Aceh tentang Pariwisata juga hadir sebagai regulasi dan eksistensi wisata halal di Aceh.
āBahkan, akhir akhir ini, Qanun Kota Banda Aceh juga telah mengatur tentang wisata halal di Banda Aceh,ā ungkapnya.
Kendati demikian, Fadhil menyebutkan, bahwa implementasi wisata halal di Aceh belum cukup maksimal disebabkan masih adanya kekurangan pada komunikasi di destinasi wisata Aceh.
āKarena itu, Aceh sebagai daerah destinasi wisata halal harus mulai konsen terhadap pengembangan wisata halal itu secara spesifik dan suistinable,ā harap Senator Aceh itu.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudbar) Aceh, Ismail mengatakan, Aceh membutuh peningkatan dari infrastruktur wisata halal termasuk fasilitas internet dan tour guidennya, serta pengembangan sertifikasi produk halal di Aceh harus terus digiatkan.
āDan kita juga mengajak seluruh masyarakat Aceh yang ingin bersama membantu pariwisata untuk menjaga kebersihan wisatanya, agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan,ā tutur Ismail.
Sementara itu, Duta Wisata Indonesia, Muhammad Akkral menjelaskan, bahwa sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa kedua terbesar di Indonesia.
āKita sebagai kawula muda adalah semuanya duta wisata, baik sebagai promotor, edukator maupun inovator,ā jelasnya.
Selanjutnya, Akkral juga menjelaskan 3 strategi promosi pariwisata, yaitu adaptasi, inovasi, dan promosi.
Oleh karena itu, Duta Wisata Indonesia asal Aceh ini mengajak seluruh pemuda Aceh untuk lebih giat dalam mempromosikan pariwisata Aceh.
āKarena kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi,ā pungkas Akkral.
Reporter: Hadiansyah