NUKILAN.id | Meulaboh – Seorang santri Pesantren Darul Hasanah, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, bernama Teuku, mengalami dugaan kekerasan setelah disiram dengan air cabai. Kondisi tubuhnya kini mengalami luka perih, memerah, dan membengkak. Kasus ini menjadi viral di media sosial di Aceh dan menuai simpati dari masyarakat.
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin sore di lingkungan pesantren. Pelaku kekerasan diduga adalah NN, istri dari pimpinan pesantren Darul Hasanah, yang memberikan hukuman tersebut karena menuduh korban melakukan pelanggaran aturan pesantren.
Marnita, ibu kandung Teuku, menceritakan bahwa anaknya disiram air cabai oleh NN sebagai bentuk sanksi. Akibat kejadian tersebut, Teuku kini dirawat di rumah neneknya karena mengalami pembengkakan di beberapa bagian tubuh dan trauma atas kejadian tersebut.
“Anak saya disiram dengan air cabai oleh NN karena dia dituduh melanggar aturan pesantren. Kejadiannya kemarin sore, dan sekarang anak saya sedang dirawat di rumah neneknya,” ujar Marnita kepada wartawan, Selasa (1/10/2024).
Video yang menunjukkan kondisi Teuku saat dimandikan oleh neneknya untuk menghilangkan rasa perih akibat siraman air cabai tersebar di media sosial dan mengundang empati banyak orang. Masyarakat mengecam keras tindakan tersebut yang dinilai tidak manusiawi.
Tidak tinggal diam, keluarga korban telah melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian.
“Kejadian ini sudah kami laporkan kepada Polsek Pante Ceureumen. Kami berharap pihak kepolisian dapat menindaklanjuti dan memproses hukum pelaku atas dugaan kekerasan ini,” jelas Marnita.
Pihak kepolisian Polsek Pante Ceureumen sendiri sudah menerima laporan tersebut dan sedang melakukan penanganan lebih lanjut. Kasus ini juga menjadi perhatian masyarakat Aceh Barat, khususnya para wali santri, yang mempertanyakan keamanan dan kenyamanan anak-anak mereka di lingkungan pesantren.
Kasus dugaan kekerasan terhadap santri ini menambah deretan permasalahan yang menyoroti perlakuan terhadap siswa di lingkungan pendidikan, terutama di pesantren yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu dan pendidikan karakter. Keluarga berharap pihak terkait dapat menyelesaikan masalah ini agar kejadian serupa tidak terulang.
Editor: Akil