Nukilan.id – Survei Indikator Politik Indonesia melakukan survei Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik Dalam Dua Survei Nasional (Surnas) yang menetapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai sosok yang menempati elektabilitas tertinggi sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024, Minggu (26/3/2023).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, bahwa elektabilitas Ridwan Kamil sebagai cawapres masih lebih tinggi dari kandidat lain seperti Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Erick Thohir yang selisihnya tidak terlalu jauh.
Baca Juga: Koalisi Perubahan Resmi Terbitkan Piagam Kerjasama Tiga Partai
”Ridwan Kamil peringkat pertama. Tapi, selisihnya tidak terlalu jauh dibanding Sandi, AHY, dan Mas Erick,” Kata Burhanuddin melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu (26/3/2023).
Adapun, pelaksaan survei mulai dilaksanakan sejak Februari dan Maret 2023 dengan total 2020 responden dari seluruh provinsi. Oleh karena itu, dari hasil dilapangan di temukan bahwa Ridwan Kamil memiliki elektabilitas tertiggi dan dinilai pantas menjadi cawapres dalam menurut survei tersebut.
Ia melanjutkan, bahwa Ridwan Kamil unggul dalam survei dengan simulasi 18 nama, yang terbagai menjadi dua tahapan yakni simulasi 8 nama dan simulasi 5 nama. Kemudian, hasil pilihan dari responden meempatkan Ridwan Kamil sebagai cawapres yang tertinggi mengungguli yang lain.
Baca Juga: 27 Bakal Calon DPD RI Asal Aceh Penuhi Syarat Verifikasi Administrasi
“Rinciannya adalah 22 persen responden menilai RK paling pantas jadi cawapres, 17,6 persen memilih Erick Thohir, 17,2 persen memilih AHY, dan 16,3 persen memilih Sandi Uno,” ungkapnya.
Jajak pendapat Indikator kali ini dilakukan dalam dua periode. Survei dilakukan pada periode Februari dan Maret 2023. Pada periode pertama, survei dilakukan pada 9-16 Februari 2023 dengan 1.220 responden. Periode kedua, jajak pendapat berlangsung pada 12-18 Maret 2023 dengan menempatkan 800 responden. Sementara itu, Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
DIketahui, Pada periode pertama, asumsi metode simple random sampling dengan responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan, pada periode kedua memiliki toleransi kesalahan sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. [Azril]