Saturday, April 27, 2024

PKBI Aceh: Budaya Diam Salah Satu Sebab Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

Nukilan.id – Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Aceh, Eva Khovivah mengatakan, peran keluarga dan masyarakat sangat penting sebagai pagar utama dalam upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kasus kekerasan.

“Peran keluarga dan masyarakat sangatlah penting sebagai pagar pertama dalam upaya perlindungan,” kata Eva Khovivah, kepada Nukilan.id media online di Aceh, ketika dihubungi di Banda Aceh, Senin (23/2/2021).

Menurut Eva, salah satu faktor penyebab kasus kekerasan terjadi karena kita dilingkari oleh budaya diam. Itu disebabkan korban penuh tekanan dan ancaman bila melaporkan kasus yang dialaminya.

Maka dari itu, ujar Eva, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Aceh terus bertindak dan berperan aktif dalam memberikan edukasi dan informasi terkait pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi, pengenalan dan hak-hak perempuan, anak, dan kelompok rentan yang lain.

Selain itu, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi terkait pentingnya pencegahan kekerasan seksual pada kelompok perempuan, anak, remaja, guru dan orang tua.

Eva mengatakan, kasus kekerasan yang banyak terjadi selama ini adalah kasus kekerasan seksual. PKBI Aceh terus berupaya memberi pelayanan kepada korban, seperti konseling dan apabila terkait medis ataupun hukum, pihaknya akan merujuk ke RS atau lembaga pendampingan atau pihak berwajib.

Direktur PKBI berharap semoga angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh bisa menurun dengan dibarengi keseriusan dari semua pihak dalam pemberian layanan hukum, pendampingan dan pemulihan bagi korban.

Reporter: Akhi Wanda

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here