NUKILAN.id | Banda Aceh – Penjabat Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal, M.Si., menegaskan komitmennya terhadap pengelolaan zakat yang responsif dalam rapat kerja evaluasi bersama Baitul Mal Aceh (BMA) pada Kamis, 24 Oktober 2024, di Pendopo Gubernur Aceh. Rapat ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian program BMA selama tahun 2024 dan dihadiri oleh pimpinan BMA serta pejabat terkait lainnya.
Dalam arahannya, Safrizal menggarisbawahi pentingnya pengelolaan dana zakat dan infak yang tepat sasaran agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
“Zakat dan infak adalah amanah yang harus dikelola secara optimal. Responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat miskin menjadi kunci membangun kepercayaan publik terhadap lembaga pengelola zakat,” tegasnya.
Selama rapat, BMA memaparkan pencapaian signifikan sepanjang tahun ini, termasuk peningkatan jumlah penerima manfaat serta optimalisasi aset wakaf. Rencana program kerja BMA ke depan akan lebih fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui pelatihan keterampilan, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta penyediaan pembiayaan produktif bagi kelompok ekonomi lemah.
Safrizal juga menyoroti pentingnya rehabilitasi aset wakaf Al-Munawwarah di Lhoong, Aceh Besar. Ia berharap agar aset tersebut segera dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
“Aset wakaf harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan umat. Rehabilitasi Al-Munawwarah perlu menjadi prioritas,” imbuhnya.
Dengan penekanan pada peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan, Safrizal berharap BMA dapat mengelola zakat dan infak yang terkumpul secara optimal, sehingga memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Aceh. Rapat ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam menciptakan sinergi antara pemerintah dan lembaga pengelola zakat untuk memberdayakan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan di Aceh.
Editor: Akil